Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN PENJAS

Disusun Oleh:

Nama : Asmar

Nim : 1831142068

Kelas : PGSD B

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhoNyalah

saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “Makalah Media Pembelajaran

Penjas”.

Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Media

Pembelajaran Penjas dan kepada semua pihak yang telah membimbing dn

membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah yang

telah saya susun dapat memberikan

Makassar, 30 Mei 2021

Asmar,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................ iii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan....................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan.................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Penjas.................................................... 4

B. Tujuan Media Pembelajaran Penjas......................................................... 8

C. Manfaat Media Pembelajaran Penjas....................................................... 10

D. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Penjas................................................... 11

E. Dengan Adanya Alat Bantu (Media) Dalam Pembelajaran Penjas akan bisa

membantu pembelajaran  Di Sekolah....................................................... 15

F. Cara Memodipikasi Media Pembelajaran Penjas..................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... 18

B. Saran......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dengan menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan

pendidik agar dapatterjadi proses transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap (moral) dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu

peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di zaman modern dan era teknologi yang berkembang pesat saat ini,

setiap manusia dapat melakukan sesuatu dengan cepat, kreatif dan inovatif.

Namun pada kenyataanya masih banyak pendidik yang menggunakan sistem

lama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan pendidikan

jasmani yang dilakukan tidak hanya di dalam ruangan saja atau dikelas dalam

arti teori melainkan praktek di lapangan. Dalam praktek di lapangan seringkali

didapati pembelajaran yang kurang efektif dan efesien.

Dalam pengajaran materi, kebanyakan guru tidak menggunakan media

atau alat bantu, padahal jika dikaji lebih mendalam, dengan menggunakan alat

bantu informasi atau pesan yang disampikan akan lebih mudah dimengerti

oleh siswa sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan efesien. Hal ini

disinyalir karena tidak tersediannya lat bantu tersebut dan kurang kreatifitas

para pendidik. Tidak tersediannya media pembelajaran alat bantu di

1
lingkungan pendidikan menjadi salah satu factor penyebab para pendidik

malas dan kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga hanya

bermodalkan pidato, menulis di papan dan mendikte.

Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan pembelajaran penjas yang

sangat kompleks yang seharusnya bertujuan untuk meningkatkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari UU RI

No: 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional pasal 40 Ayat 2A:

“Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana

kependidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian media pembelajaran penjas?

2. Apa tujuan media pembelajaran penjas?

3. Apa manfaat media pembelajaran penjas?

4. Apa jenis-jenis media pembelajaran penjas?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui pengertian media pembelajaran penjas.

2. Untuk Mengetahui tujuan media pembelajaran penjas.

3. Untuk Mengetahui manfaat media pembelajaran penjas.

4. Untuk Mengetahui jenis-jenis media pembelajaran penjas.

2
D. Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan media

pembelajaran penjas.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan media pembelajaran penjas.

3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran penjas.

4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis-jenis media pembelajaran

penjas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Penjas

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium

yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman,

2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media

adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

siswa untuk belajar. Lain lagi menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005:

3).

Dr. Soepartono dalam bukunya, “Media Pembelajaran” (2000:3)

menyatakan bahwa  media adalah kata jamak dari medium, berasal dari

bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian secara

harfiah ini selanjutnya menurunkan berbagai definisi media seirama

dengan perkembangan teknologi dalam pendidikan seperti yang dikatakan

dosen Program D2 PGSD Pendidikan Jasmani (1991), Association for

Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan

media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk memproses

penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA)

mendefinisikan bahwa media adalah segala hal yang dapat dimanipulasi,

dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta penggunaannya untuk

kegiatan tersebut. Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang

4
bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat

tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar dapat terjadi (Sadiman,2002:6)

Latuheru (1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan,

alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa

dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan

definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam

memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar. Sebelum kita mengartikan

apa itu pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa arti

belajar.

Drs. Husdarta dan Drs. Yudha M. Saputra M.Ed menyatakan dalam

bukunya “Belajar dan Pembelajaran” (2000: 2) bahwa belajar itu dimaknai

sebagai proses perubahan tingkahlaku sebagai akibat adanya interaksi

antara individu dengan lingkungannya. Tingkahlaku itu menyangkut aspek

5
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tingkahlaku dapat dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu yang dapat diamati dan yang tidak. Tingkahlaku yang

dapat diamati disebut dengan behavioral performance, sedangkan yang

tidak dapat diamati disebut behavioral tendency.

Muhibbin Syah M.Ed dalam bukunya “Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru” (1995:89) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan

yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa

berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah

maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Beberapa pendapat

dari para pakar tentang belajar yang dikutip dari buku “Psikologi

Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (1995:90) karangan Muhibbin

Syah, M.Ed adalah sebagai berikut: Skinner, seperti yang dikutip Barlow

(1985) dalam bukunya Educational Psychology : The Teaching-Learning

Proces, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkahlaku yang berlangsung secara progesif. Pendapat ini

diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah. a

process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya,

B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan

hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).

Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori

belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat

6
dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara

stimulus (rangsangan) dengan respons. Namun, patut dicatat bahwa

definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen

dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang

menentangnya.

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory

berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can

affect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan

yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh

pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi

organisme.

Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu

menambahkan bahwa pengalaman pengalaman hidup sehari-hari dalam

bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar.

Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar

terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan.

Witting dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan

belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s

behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala

7
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan

dengan pengertian itu perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan

tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk,

lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Berdasarkan definisi dari media dan pembelajaran tersebut, maka

dapat ditarik suatu pengertian bahwa media pembelajaran merupakan

segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat

merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses

interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa

dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

B. Tujuan Media Pembelajaran Penjas

Tujuan utama dari adanya media pembelajaran penjas adalah untuk

dapat membantu penyampaian pembelajaran di Sekolah guna mencapai

Tujuan pendidikan Nasional. Dengan menggunakan media atau alat bantu

dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diyakini akan membantu

proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan

pemikiran secara logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang

tanpa menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya

8
semua siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan

yang diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa

menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya

adalah siswa lebih senang bermain–main dan bahkan sama sekali tidak ikut

dalam proses pembelajaran.

Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14)

menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses

pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan

bermanfaat juga bagi guru.

Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan  Dr. Soepartono “Media

Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Penyampaian materi dapat diseragamkan

2. Proses instruksional menjadi lebih menarik

3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi

5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja

7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar

itu sendiri dapat ditingkatkan

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

9
C. Manfaat Media Pembelajaran Penjas

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan

pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri

keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk

memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi

pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka

materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama

materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 :

245) adalah:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata–

katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif siswa.

4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Selanjutnya menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :

1. Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan

peredaran darah.

2. Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam

lingkungan belajar.

3. Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi.

4. Menampilkan obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.

10
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.

6. Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung dengan

lingkungannya.

7. Membangkitkan motivasi belajar.

8. Memberi kesan perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok

belajar.

9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang

maupun disimpan menurut kebutuhan.

10. Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu dan

ruang).

11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.

D. Jenis-jenis Media Pembelajaran Penjas

Seiring perkembangan jaman dan semakin majunya teknologi maka

media juga semakin berkembang, sekarang ini makin banyak muncul dengan

kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari banyaknya pendapat dari para

ahli, belum ada suatu kesepakatan dalam penggolongan atau taksonomi media

yang berlaku umum dan mencakup segala aspek.

Menurut Sukiman (2012: 85-225), karakteristik media yang dipakai

dalam kegiatan belajar mengajar dibedakan menjadi media pembelajaran

berbasis visual, media pembelajaran berbasis audio, dan media pembelajaran

berbasis audio visual.

11
1. Media pembelajaran berbasis visual

Menurut Sukiman (2012: 85), Media pembelajaran berbasis visual adalah

media pembelajaran yang menyalurkan pesan lewat indera

pandang/penglihatan. Secara umum media pembelajaran berbasis visual

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu media grafis dan media cetak.

Media grafis antara lain meliputi media foto, gambar sketsa, bagan, grafik,

papan tulis, flannel dan bulletin, poster dan kartun, peta dan globe. Media

cetak meliputi transparansi (OHT) dan modul.

2. Media Pembelajaran berbasis audio

Media pembelajaran berbasis audio adalah media pembelajaran yang

digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan lewat indera pendengaran. Ada

beberapa jenis media berbasis audio, antara lain media perekam audio dan

media radio.

3. Media Pembelajaran berbasis audio visual

Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media yang digunakan

untuk menyalurkan pesan lewat indera penglihatan sekaligus pendengaran.

Jenis media ini meliputi media televisi dan media film/video.

E. Fungsi  Media Pembelajaran

1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-

beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan

pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan

12
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika

peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,

maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa

dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar

yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal

yang tidak   mungkin dialami secara langsung di dalam kelas boleh para

peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena 

a. obyek terlalu besar;

b. obyek terlalu kecil;

c. obyek yang bergerak terlalu lambat;

d. obyek yang  bergerak terlalu cepat;

e. obyek  yang terlalu kompleks;

f. obyek yang bunyinya terlalu halus;

g. obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.

3. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat

disajikan kepada peserta didik.

4. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungannya.

5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

6. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

7. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

8. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

13
9. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak.

Selain itu media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas

maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi, disebabkan adanya

perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya adalah :

a. Media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses

penyaluran informasi.

b. Media sebagai segala benda yang yang dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan

untuk kegiatan tersebut.

c. Media sebagai “komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik

yang dapat merangsang untuk belajar”.

d. Media sebagai wahana fisik yang mengandung intruksional.

e. Media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan materi

(pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar mengajar.

f. Media sebagai suatu teknik untuk menyampaikan suatu pesan, dimana

media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan intruksional.

g. Bila media dipandang secara luas/makro dalam sistem pendidikan,

maka media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya

proses belajar pada diri peserta didik.

14
E. Dengan Adanya Alat Bantu (Media) Dalam Pembelajaran Penjas akan

bisa membantu pembelajaran  Di Sekolah

Dengan menggunakan media atau alat bantu dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani di SLTP diyakini akan membantu proses pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien. Mengapa? Karena dengan pemikiran secara

logika untuk mengajari jumlah siswa kurang lebih 30 orang tanpa

menggunakan media atau alat bantu, sangat kecil kemungkinannya semua

siswanya dapat menangkap apa yang diajarkan guru. Dari kenyataan yang

diamati Penulis terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani tanpa

menggunakan media, kebanyakan siswanya komplain dan sebagai dampaknya

adalah siswa lebing senang bermain-main dan bahkan sama sekali tidak ikut

dalam proses pembelajaran.

Dr. Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14)

menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses

pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan

bermanfaat juga bagi guru.

Kemp dan Dayton (1985) dalam buku karangan  Dr. Soepartono “Media

Pembelajaran (2000: 15) juga mengatakan bahwa media itu sangat bermanfaat

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Penyampaian materi dapat diseragamkan.

2. Proses instruksional menjadi lebih menarik.

3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi.

15
5. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

6. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

7. Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses

belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

F. Cara Memodipikasi Media Pembelajaran Penjas

Dalam pengadaan media atau alat bantu pembelajaran Pendidikan

Jasmani dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas masyarakat.

contohnya pengadaan media atau alat bantu pembelajaran tolak puluru dan

renang.

Ada dua contoh cara memodifkasi media pembelajaran penjas

diantaranya adalah:

1. Pengadaan Peluru

Peluru dapat dibuat dengan bahan–bahan sebagai berikut: bola

pelastik, pasir, semen, air, timbangan. Proses pembuatannya adalah semen,

pasir, dan air dicampur dan diaduk dengan merata sesuai dengan porsinya.

Setelah agak kering dan merata, dimasukkan ke dalam bola plastik

berukuran sedang kira – kira berdiametr 10 cm yang sudah dibuat lobang

kecil dan diisi penuh kemudian dikeringkan. Setelah kering, bola yang

berisi campuran itu ditimbang dan diujicobakan.

16
2. Pengadaan Pelampung

Pelampung adalah salah satu media atau alat bantu yang dapat

digunakan dalam pembelajaran teknik dasar renang. Dalam hal ini

pelampung dapat dibuat dengan menggunakan botol akua berukuran

sedang, benang pancing (nilon), lem setan, tali pelastik, yang dirancang

dan didesain sedemikian rupa.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan

perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru

(atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan

berdayaguna.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup domain kognitif,

afektif dan psikomotor. Dengan kata lain bahwa melalui aktivitas jasmani

anak diarahkan untuk belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku, tidak saja

menyangkup fisikal, tetapi juga intelektual, emosional, sosial dan moral.

Untuk itu agar beberapa perubahan tercipta, maka guru pendidikan jasmani

lebih kreatif dalam menganalisis setiap bentuk pelayanan pembalajaran.

Jadi, dari pembahasan di atas bahwa media atau alat bantu itu sangat

bermanfaat bagi keefektifan dan keefisienan proses pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan juga bermanfaat bagi guru. Dalam pengadaannya juga tidak

terlalu sulit, hanya butuh kemauan dan kreatifitas dari guru.

Penggolongan media pembelajaran menurut Sukiman (2012: 85-225),

yaitu:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, foto,

buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil

18
cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai

(film stip), transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan,

diagram.

2. Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.

3. Media Audio Visual : televise dan film/video.

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya.

5. Benda –benda hidup, simulasi maupun model.

B. Saran

Dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran

pendidikan jasmani yang lebih melibatkan kegiatan fisik, tentunya diperlukan

media-media yang lebih beragam lagi guna mendukung tercapainya tujuan

pendidikan secara maksimal. Oleh sebab itu saya berharap agar para guru

dapat menggali dan meningkatkan lagi daya kreatvitasnya guna mencapai

tujuan pendidikan tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

D, Idrus.(2011). Pengertian Media Pembelajaran. [Online]. Diakses

dari :http://drusminto.co.id/2011/06/pengertian-media-pembelajaran.html

S, Asep.(2013). Media Pembalajaran Penjas. [Online]. Diakses dari

:https://materipenjasorkes.co.id/2013_03_01_archive.html

(Online)Tersedia Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/ JENIS MEDIA Pembelajaran

(03November2012)

20

Anda mungkin juga menyukai