Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH KELOMPOK II

PENGANTAR ILMU MELATIH OLAHRAGA


TRAINING DAN LATIHAN OLAHRAGA

Dosen:
Dr. Erizal N, M.Pd.
Zulbahri, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok II


Nama Anggota:
Dzakwan Daris P (17086117)
Olivia Rizalina (17086450)
Ahmad Shaukani (17086182)

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul “Latihan dan Training Dalam Olahraga” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing serta teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Padang, 2 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan Training dan Latihan............................................................ 4


B. Tujuan Latihan Olahraga....................................................................... 6
C. Tugas Utama Training Olahraga........................................................... 8
D. Latihan Olahraga Sebagai Proses Adaptasi Biologis............................. 12
E. Latihan Olahraga Sebagai Proses Adaptasi Pedagogis.......................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................ 16
B. Saran...................................................................................................... 17
C. Implikasi................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 18

HASIL DISKUSI............................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan latihan adalah sesuatu yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang

pelatih.Seperti banyak yang dilakukan pelatih yang sudah mapan, latihan harus diatur dan

direncanakan dengan baik sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan dari latihan..Jadi,

proses perencanaan latihan menunjukan suatu yang diorganisasi dengan baik, secara

metodologis dan menurut prosedur ilmiah sehingga dapat membantu para atlet untuk

mencapai hasil yang lebih baik berdasarkan latihan dan prestasinya. .Oleh karena

itu,perencanaan merupakan alat yang sangat penting yang dapat dipakai oleh seorang pelatih

dalam usaha mengarahkan program latihan yang terorganisir dengan baik. Sebuah pelatihan

akan menjadi lebih efisien selama pelatih mampu mengorganisir latihannya secara baik.

(Martin, 1977:19)

Perencanaan pelatihan yang baik akan dapat mengubah anggapan bahwa “no pain no

gain” and “intensity all the way”: tidak sakit tidak ada keuntungan dan intensitas adalah jalan

1
yang terbaik. Dalam pencapaian prestasi olahraga tidak ada prestasi yang terjadi secara

kebetulan tetapi semuanya harus direncanakan dan diprogram dengan baik. Penerapan

organisasi perencanaan latihan yang baik berdasarkan pengetahuan ilmiah akan dapat

menghilangkan tujuan latihan yang tidak jelas dan acak-acakan (Bompa, 2009).

Untuk mengefektifkan upaya perencanaannya, seorang pelatih harus memiliki

keahlian yang professional dan memiliki pengalaman pada tingkat yang tinggi.Penyusunan

suatu rencana mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, yang diperoleh dari pengalaman

disemua bidang yang berkaitan dengan pendidikan jasmani, dan pertimbangan terhadap

potensi yang ada pada atletnya, percepatan perkembangan prestasi, sarana, dan prasarana

yang tersedia.Perencanaan latihan harus objektif dan berdasarkan atas prestasi aktual atletnya

baik dalam uji coba maupun pertandingan, kemajuan disemua faktor latihan dan

pertimbangan terhadap kalender pertandingan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan dari training dan latihan ?

2. Apa tujuan training dalam olahraga ?

3. Apa tugas utama dari training olahraga ?

4. Bagaimana latihan olahraga sebagai proses adaptasi biologis ?

5. Bagaimana latihan olahraga sebagai proses adaptasi pedagogis ?

2
C. Tujuan Penulisan

berdasarkan judul tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui perbedaan dari

training dan latihan, apa tujuan dan tugas utama training olahraga, dan bagaimana latihan

olahraga sebagai proses adaptasi biologis dan adaptasi pedagogis seoorang atlet.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perbedaan Training dan Latihan

Menurut Rothig at al (1983:418), training adalah suatu proses aksi/tindakan yang

kompleks dari pengaruh yang terencana dan objektif dengan tujuan meningkatkan prestasi

olahraga. Harre (1989:17) mendefinisikan training sebagai persiapan atlet untuk mencapai

prestasi olahraga terbaiknya. Definisi ini kemudian dibedakan lagi dalam pengertian sempit

dan luas.

Dalam arti sempit training merupakan persiapan atlet secara fisik, taktik, dan mental

dengan bantuanlatihan fisik. Sedangkan dalam arti luas, training merupakan seluruh proses

persiapan atlet yang direncakan secara teratur guna meraih prestasi olahraga terbaiknya.

Disamping itu Martin (1977:21) mendefinisikan training sebagai suatu proses yang

dikendalikan secra terencana melalui pendekatan materi, metode dan pengorganisasian pada

proses tersebut dapat dikembangkan tujuan yang diinginkan, perubahan-perubahan keadaan

kemampuan prestasi yang kompleks, kemampuan sikap, kemampuan sikap dan perilaku.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa training

merupakan seluruh proses persiapan atlet secara fisik, teknik, taktik maupun mental (psikis)

4
yang direncanakan secra teratur dan sistematis guna meningkatkan kemampuan prestasi

olahraga atlet tersebut.

Sementara yang dimaksud dengan latihan adalah suatu proses pengolahan atau

penerapaan materi latihan seperti keterampilan-ketarampilan gerakan dalam bentuk

pelaksaan berulang-ulang dan melalui tuntutan yang bervariasi. Dalam pengertian lain juga

dinyatakan bahwa latihan menunjukkan pelaksanaan yang berulang-ulang dari keterampilan

keterampilan yang terotomatisasi melalui tuntutan-tuntutan yang semakin dipersulit guna

memperbaiki kemampuan fisik. Dengan kata lain berarti bahwa latihan merupakan realisasi

atau implementasi dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan

sebelumnya. Realisasi materi atau bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara berulang-ulang

dengan tuntutan yang semakin dipersulit untuk memperbaiki kemampuan fisik dan mental.

Berdasarkan pendapat pendapat yang dikemukakan di atas maka terlihat jelas

perbedaan antara training dan latihan. Training merupakan semua proses persiapan atlet

mulai dari menyusun atau perencanaan latihan merealisasikan ,mengontrol, dan

mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan atau dengan kata lain merupakan rangkaian

proses yang dimulai dari menyusun program latihan sampai ke proses evaluasi kemajuan

prestasi atlet. Sedangkan latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan penerapan dari

materi-materi latihan yang telah direncanakan sebelumnya atau dengan kata lain merupakan

bagian dari pada training. Selain perbedaan yang dikemukakan di atas juga terdapat

5
persamaan dari kedua Pengertian tersebut yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan

prestasi orang yang berlatih.

Letzelter (1978:15) mengatakan bahwa kata training tidak hanya ditemui dalam

olahraga dan tidak hanya berhubungan dengan motorik atau dengan kata lain kata training

tidak selalu dikaitkan dengan gerakan. Sedangkan Martin (1977) mengatakan bahwa proses

training terjadi dalam beberapa bidang kehidupan manusia seperti training penjualan,

training astronot, dan lain-lain. Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian training lebih bersifat umum dan luas karena mencakup sama kegiatan pembinaan

prestasi olahraga termasuk kegiatan menyiapkan program latihan dan evaluasi. Sedangkan

latihan merupakan bagian dari pada training dan merupakan implementasi dari perencanaan

dalam bentuk aktivitas aktivitas fisik dan mental yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan pengaturan beban kerja yang jelas dan terarah.

B. Tujuan Training Olahraga

Secara umum training mencakup hal yang sangat luas dan ditujukan terhadap beberapa

aspek kehidupan manusia training tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki prestasi

olahraga atlet melainkan juga bertujuan memperbaiki status sosial atlet itu sendiri. Hal ini

terbukti bila seorang atlet dapat meraih prestasi terbaiknya maka atlet tersebut akan

memperoleh status sosial ekonomi yang lebih baik daripada sebelumnya. Banyak contoh para

6
atlet yang memiliki status sosial ekonomi jauh lebih baik setelah menjadi atlet berprestasi

baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, meskipun terbatas untuk beberapa cabang

olahraga hal ini menunjukkan bahwa prestasi di bidang olahraga juga dapat meningkatkan

taraf hidup seseorang dan mampu menjadikan seseorang kaya raya dengan status sosial yang

lebih baik. Menurut Manfred Letzelter (1978:16) dalam bukunya yang berjudul

“Trainingsgrundlagen” mengemukakan bahwa ada tiga tujuan training olahraga, yaitu:

1. Training olahraga dapat memperbaiki kemampuan dibidang fisik, psikis, dan sosial.

2. Training olahraga bertujuan untuk menstabilkan kemampuan dibindang fisik, psikis,

dan sosial.

3. Training olahraga berusaha menghindari terjadinya penurunan kemampuan fisik,

psikis, dan kualitas sosial.

Di samping itu, Jika diperhatikan tujuan training olahraga dalam olahraga kompetitif

atau olahraga prestasi maka tujuan utamanya adalah mempersiapkan atlet untuk mencapai

prestasi olahraga terbaiknya dalam pertandingan pertandingan atau kompetisi prestasi terbaik

atau prestasi Puncak akan dapat diperoleh tentu melalui proses training yang terencana secara

sistematis terarah dan berkesinambungan sepanjang tahun Oleh karena itu training olahraga

mempunyai tugas utama yaitu untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang

dimiliki para atlet baik dalam arti kemampuan fisik maupun mental.

7
D. Tugas Utama Training Olahraga

Ada lima tugas utama dari training olahraga antara lain sebagai berikut:

1. Membentuk kualitas kepribadian

Sebagai individu mannusia, calon atlet atau atlet memiliki kemampuan yang

sangat kompleks, selain memiliki kemampuan fisik jasmani juga memiliki

kemampuan psikis mental yang keduanya bisa tercermin atau terlihat dalam bentuk

kepribadian seseorang. Kepribadian adalah organisasi dinamis meliputi sistem psiko-

fisis yang menentukan ciri-ciri tingkah laku yang tercermin dalam cita-cita, watak,

sikap, dan sifat-sifat, serta perbuatan individu. Kemampuan kepribadian seorang atlet

terlihat dalam sikap dan perilaku atlet terhadap pelatih sesama atlet maupun terhadap

orang lain. Selain itu yang lebih penting adalah bagaimana sikap dan perilaku yang

positif menghadapi latihan dan pertandingan merupakan salah satu kunci

keberhasilan seorang atlet dalam meningkatkan prestasinya. Sikap dan perilaku yang

positif ini akan dapat dilihat pada kedisiplinan keseriusan, kesungguhan, kemauan,

serta semangat yang tinggi dari atlet baik dalam mengikuti latihan maupun dalam

pertandingan. Semua potensi kepribadian bagian yang dimiliki atlet harus

dikembangkan sejalan dengan pengembangan potensi atau kemampuan yang lain di

dalam proses pembinaan dan latihan.

2. Memperoleh kondisi fisik

8
Kondisi fisik atau kemampuan fisik merupakan salah satu komponen dasar

untuk meraih prestasi olahraga di samping komponen teknik, komponen taktik, dan

komponen mental. Kemampuan atau kondisi fisik dalam olahraga antara lain seperti

kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kelentukan serta bagian-bagiannya.

Kemampuan ini merupakan syarat yang menentukan untuk mencapai prestasi

Puncak baik dalam cabang olahraga yang menjadikan komponen teknik sebagai objek

penilaian dan pertandingan, seperti olahraga senam, dan loncat indah, maupun dalam

cabang olahraga yang hasil pertandingan tergantung dari penguasaan keterampilan

keterampilan teknik dan taktik yang sulit dan bervariasi seperti dalam cabang

olahraga permainan.

Latihan-latihan kondisi fisik yang diberikan terutama harus dapat

mengembangkan kemampuan kondisi fisik umum dan khusus sesuai kebutuhan

olahraganya yang diperlukan untuk pertandingan atau kompetisi. Pembentukan

kondisi fisik yang diperlukan dalam pertandingan memerlukan waktu yang cukup

lama dan harus dilakukan dengan suatu perincian latihan yang terarah dan sistematis.

3. Mempersiapkan keterampilan teknik

Teknik merupakan salah satu komponen prestasi olahraga yang merupakan

ciri atau karakteristik satu cabang olahraga dan oleh sebab itu harus dipersiapkan

9
sebaik mungkin penguasaan teknik yang baik akan dapat menghemat dan

mengoptimalkan penggunaan kondisi fisik dengan kata lain penggunaan teknik yang

baik akan dapat membantu menghemat penggunaan tenaga ini berarti bahwa semakin

baik penguasaan teknik satu cabang olahraga maka semakin hemat dalam pemakaian

tenaga yang dikeluarkan antara teknik dan kondisi fisik mempunyai kaitan satu sama

lain pengembangan dan penguasaan keterampilan teknik sangat ditentukan oleh

tingkat kondisi fisik yang dimiliki dengan kata lain bahwa tanpa kondisi fisik yang

baik tidak mungkin teknik dapat ditingkatkan dan dimanfaatkan.

4. Mempersiapkan kemampuan taktik

Taktik merupakan komponen prestasi olahraga yang ketiga setelah kondisi fisik dan

teknik. Kemampuan taktik dibatasi oleh tingkat penguasaan kondisi fisik ,penguasaan

teknik, kemampuan daya pikir, dan kemampuan mental. Ini berarti bahwa

pengembangan taktik atau strategi sangat ditentukan oleh penguasaan kondisi fisik

dan teknik serta kemampuan daya fikir atau intelektual. Dengan kata lain taktik atau

strategi tidak mungkin dapat dikuasai dan dikembangkan tanpa didukung oleh

kemampuan kondisi fisik teknik dan daya pikir yang baik. Taktik merupakan salah

satu faktor menentukan keberhasilan dalam pertandingan atau kompetisi dan oleh

sebab itu harus dipersiapkan secara terprogram dengan baik melalui proses

pembinaan dan latihan olahraga.

10
5. Mempersiapkan kemampuan daya fikir

Seperti diterangakan diatas untuk dapat menguasai iptek secara optimal salah

satunya ditentukan oleh kemampuan daya fikir. Pengembangan kemampuan daya

pikir ini tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal di sekolah, tetapi juga bisa

melalui proses latihan yang berkesinambungan. Tuntutan-tuntutan terhadap

kemampuan ini dalam olahraga prestasi akan selalu meningkat.

Semakin kompleks dan bervariasinya tuntutan dan kebutuhan suatu cabang

olahraga maka semakin tinggi tuntutan terhadap kemampuan daya pikir. Olahraga

sepak bola menuntut kemampuan daya pikir atlet lebih tinggi dibandingkan dengan

olahraga angkat berat dan nomor lari dalam atletik. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesulitan dan kerumitan suatu cabang olahraga memerlukan daya pikir lebih

tinggi untuk mampu menyelesaikan dan memecahkan persoalan-persoalan yang

ditemui baik pada saat latihan maupun saat pertandingan atau kompetisi.

Kemampuan daya pikir seseorang atau atlet menggambarkan tingkat

kemampuan intelegensi. Seseorang yang memiliki kemampuan intelegensi tinggi

memiliki kemampuan berpikir cepat dan mampu mengambil keputusan dengan cepat

dan tepat. Pada umumnya olahraga olahraga permainan seperti sepak bola basket bola

voli tenis dan lain-lain sangat membutuhkan kemampuan IQ yang tinggi karena setiap

atlet seringkali dihadapkan dengan situasi situasi yang memerlukan pengambilan

11
keputusan cepat dan tepat dalam pertandingan. Jika terlambat yang salah dalam

mengambil keputusan, tentu dapat merugikan atlet itu sendiri dan juga kerugian bagi

tim atau regunya. Setiap atlet dituntut mandiri dalam latihan dan pertandingan serta

mampu merealisasikan konsep-konsep secara kreatif dan efektif dalam pertandingan.

E. Latihan Olahraga Sebagai Proses Adaptasi Biologis

Proses adaptasi secara biologis dalam latihan olahraga merupakan hal yang

mendasar dan penting sekali. Latihan olahraga dapat diinterpretasikan sebagai proses

ransang dan reaksi (stimulus-respon). Segala aktifitas dan kegiatan latihan yang dilakukan

mengakibatkan timbulnya adaptasi organ-organ tubuh, dimana ransangan atau (stimulus)

sebagai penyebab dan adaptasi sebgai akibat atau efek dari ransangan tersebut. Pelaksanaan

isi/materi sesuai dengan program yang telah direncanakan mengakibatkan terjadinya

ransangan-ransangan gerakan yang dapat menimbulkan adaptasi biologis organ-organ tubuh

dan membawa perubahan-perubahan secara fungsioanal (faal), morphologis dan secara

biokimia. Dengan kata lain latihan dapat membawa perubahan-perubahan secara funsional,

morphologis, dan biokimia.

Perubahan secara fisiologis misalnya, latihan dapat meningkatkan kemampuan fungsi

jantung, paru, paru, sistem peredaran darah, otot rangka dan lain sebagainya. Secara

12
morphologis , latihan dapat merubah bentuk dan struktur tubuh serta organ-organ tubuh.

Ltihan daya tahan dengan intesitas yang relevan dan volume yang cukup dapat memperbesar

jantung atlet dalam arti dilatasi dan hipertrofi. Sedangkan perubahan secar biokimia akibat

latihan adalah meningkatnya jumlah sel-sel otot dalam tubuh seperti dikatakan Markworth

(1983:72) bahwa bentuk adaptasi sel-sel otot yang terpenting pada suatu latihan dayatahan

adalah meningkatnya jumlah mitocondrian (bagiann sel) dalam otot.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa latiha olahraga dapat

meningkatkan kemampuan fungsi tubuh secara menyeluruh baik secara fisiologis,

morphologis, dan biokemis.

F. Latihan Olahraga Sebagai Proses Adaptasi Pedagogis

Melatih dan mendidik merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dalam

proses latihan, kendatipun secara substansial mempunyai perbedaan satu sama lain. Melatih

sebagaimana dipahami selama ini sering dikonotasikan dengan memberikan latihan-latihan

yang menuntuk aktifitas fisik guna meningkatkan kemampuan tubuh. Sedangkan mendidik

pada umumnya berorientasi kepada peningkatan kualitas manusia secara menyeluruh,

dimana peningkatan tersebut terlihat dalam bentuk perubahan sikap dan perilaku.

13
Atlet sebagai individu dan manusia yang kompleks dengan keanekaragaman potensi

yang dimiliki pada dasarnya dapat di bedakan secara dikotomis atas kemampuan fisik

(jasmani) dan psikis (rohani). Kedua dimensi ini harus dikemmbangkan secra seimbang dan

harmonis, jiak ingin menjadikan atlet sebagai olahragawan yang berprestasi dan

berkepribadian yang baik. Sebaik apapun kemampuan prestasi fisik atlet kalau tidak

didukung oleh kemampuan mental yang kuat, maka atlet tersebut belum bisa dikatakan

sebagai seorang atlet yang yang berprestasi baik. Oleh karena itu untuk mengoptimalkan

kemampuan seorang atlet harus dilatih fisik dan dan dididik atau dibina mentalnya.

Seluruh potensi yang melekat pada seseorang atau atlet seharusnya dapat dibina dan

dikembangkan melalui proses pembinaan dan latihan olahraga secara proporsional dan

terencana dengan baik. Perencanaaan yang sistematis dalam proses latiha dapat diartikan

sebagai pertimbangan terhadap prinsip-prinsip latihan dan aturannya, pengetahuan tentang

struktur prestasi olahraga dan bermacam-macam bidang kemampuan serta penetapan tujuan

latihan secara jelas dan penetapan materi serta pemilihan metode latihan secara tepat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi-materi diatas dapat disimpulkan bahwa training olahraga merupakan

seluruh proses persiapan atlet mulai dari penyusunan program latihan, pelaksanaan program

dan sampai kepada evaluasi program latihan dengan tujuan untuk meningkatkan dan

15
mempertahankan kondisi fisik, teknik, taktik, dan kemampuan mental atlet. Sedangkan

latihan adalah bagian dari training yaitu pelaksanaan materi latihan yang telah direncanakan

sebelumnya dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata di lapangan baik dalam bentuk kegiatan

fisik maupun mental (psikis). Proses latihan yang direncanakan secara baik dan kontinyu

akan dapat menimbulkan adaptasi biologis organ-organ tubuh dan sekaligus membawa

perubahan-perubahan secara fisiologis (faal), morphologis (bentuk) dan biokemis (biokimia).

Kegiatan training dan latihan dalam pembinaan prestasi olahraga tidak hanya diartikan

sebagai suatu proses adaptasi biologis, tetapi seharusnya juga merupakan proses adaptasi

pedagogis karena proses latihan berhubungan dengan upaya memperbaiki potensi manusia

yang berlatih baik dalam bentuk potensi fisik maupun psikis (mental).

B. Saran

Saran kami ialah agar pembinaan atlet di Indonesia semakin berkembang dan berkemajuan

sehingga pelatihan atlet semakin terstruktur dan berkesinambungan, sehingga dapat

menciptakan atlet-atlet berprestasi dan berkepribadian yang baik serta memiliki adaptasi

biologis dan pedagogis yang bagus juga. Dan saran kami juga semoga pembaca dapat

memahami materi yang kami buat. Dan memberikan kritik serta saran kepada makalah kami

jika terdapat ketidaksesuaian materi sebagai pembelajaran bagi kami untuk kedepannya.

C. Implikasi

16
Menghadapi tantangan globalisasi diperlukan sumberdaya manusia berkualitas terutama

yang memiliki semangat juang yang tidak gampang menyerah, memiliki motivasi berpretasi

tinggi dan kepribadian yang baik. Latihan olahraga yang terstruktur dan berkesinambungan

merupakan program pelatihan yang bermakna bagi atlet. Kesemuanya itu berkaitan dengan

pengembangan kualitas diri diantara para atlet, dengan merasakan langsung kerasnya latihan

dan kompetisi yang mereka ikuti, dapat menempa kualitas pribadi dan pada akhirnya kelak

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Pelatih harus merancang dan mengelola pelatihan

bukan hanya pada aspek keterampilan motorik saja , namun semua dampak dari nilai-nilai

keterlibatan dalam aktifitas fisik dan kepribadian, agar atlet tersebut dapat menjadi atlet yang

berprestasi dan kepribadian yang baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Harre, Dietrich (ed.). Trainingslehre. Berlin: Sportverlag, 1982.

Letzelter, Manfred. Trainingsgrundlagen. Hamburg: Rowohlt Taschenbuch

Verlag GmbH, 1978.

Marworth , Peter. Sportmedizine. Hamburg: Rowohlt Taschenbuch Verlag

GmbH, 1983.

Martin, Dietrich. Grundlagen der Trainingslehre. Schorndorf: Verlag Karl

Hofmann, 1977.

18
Rothig, Peter (red). Sportwissenschafliches Lexikon. Schorndorf: Verlag Karl

Hofmann, 1983.

19
HASIL DISKUSI

Pertanyaan

1. Faktor apa saja yang menyebabkan berkualitasnya latihan dan training ? (Elvina)

2. Bolehkah anak usia dini untuk mengikuti latihan olahraga ? (Nurul)

3. Apa perbedaan training dan latihan secara garis besar ? (Yogi)

20

Anda mungkin juga menyukai