Anda di halaman 1dari 11

Tugas Perkembangan Gerak dan Motorik Dalam Cabang

Olahraga Futsal

Disusun Oleh :

Adinda Wulandari Putri Junaedi

1601618072

Dosen Pengampu :

Sujarwo M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Permainan futsal merupakan permainan olahraga beregu yang


membutuhkan kerjasama tim dalam sebuah regu. Selain membutuhkan
keterlibatan kerjasama antar individu dalam sebuah tim, permainan futsal
juga merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur gerak yang
kompleks. Dalam pelaksanaannya pada permainan futsal terlibat
beberapa unsur penguasaan keterampilan diantaranya penguasaan
keterampilan teknik, keterampilan taktik, keterampilan fisik, serta
mental. Berdasarkan pada pemahaman di atas, dapat diamati bahwa
dalam permainan olahraga terlibat beberapa aspek keterampilan yang
kompleks dengan demikian dalam pelaksanaannya menuntut akan
adanya penguasaan keterampilan fisik. Dalam sebuah aktivitas fisik
beberapa indikator yang dapat diamati salah satunya adalah aspek gerak.
Kemampuan gerak dasar yang dimiliki seorang pemain dapat berfungsi
sebagai faktor untuk mempermudah penguasaan keterampilan fisik
dalam aktivitas berolahraga. Dengan demikian maka dapat dikatakan
bahwa dengan memiliki kemampuan gerak dasar yang baik, maka akan
memberi kemudahan bagi pemain atau seorang atlet dalam penguasaan
keterampilan fisik. Pada dasarnya dalam pembinaan olahraga futsal usia
dini, pembinaan yang dilakukan tidak sepenuhnya diarahkan pada
pencapaian prestasi. Akan tetapi diarahkan pada pembinaan sikap untuk
membentuk perilaku anak yang lebih baik. Salah satu indikator yang dapat
diamati dalam pembentukan perilaku anak adalah pembelajaran
terhadap komponen fisik anak yang dapat melakukan gerak lebih banyak,
oleh karena itu dalam proses pembinaan permainan futsal lebih
didominasi dengan unsur bermain di dalamnya yang banyak melibatkan
pembelajaranpembelajaran gerak. Pembelajaran gerak yang dilakukan
dalam permainan futsal diharapkan agar anak selanjutnya dapat memiliki
kemempuan gerak yang lebih luas sehingga anak dapat menampilkan
gerakan-gerakan yang terampil sesuai dengan tuntutan gerak yang
diinginkan dalam aktivitas olahraga dalam hal ini permainan futsal.
Disamping itu pula pembelajaran gerak diharapkan dapat menciptakan
keterampilan yang bersifat relatif menetap pada anak. Berkaitan dengan
masalah ini Schmidt (1991), yang dikutip oleh Mahendra dan Ma’mun
(1998:122), menjelaskan sebagai berikut :

Pembelajaran gerak adalah serangkaian proses yang dihubungkan


dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-
perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk
menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa


pembelajaran gerak merupakan suatu proses awal menguasai gerak
dalam berolahraga. Pembelajaran gerak tersebut selanjutnya akan
berkembang ke arah keterampilan gerak seiring dengan pertumbuhan
usia atau perkembangan usia anak tersebut. Proses perkembangan
pembelajaran gerak ke arah keterampilan gerak seseorang dapat terjadi
melalui proses pelatihan atau pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar
anak dalam perkembangannya memiliki kemampuan gerak yang relatif
efektif serta efesien sesuai dengan tujuan dari proses gerak yang
dilakukan. Pembelajaran gerak selanjutnya diterapkan melalui adanya
pembelajaran keterampilan motorik dasar yang relatif melekat ketika
seseorang dalam usia anak-anak. Dalam hal ini Lutan (1988:96),
mengartikan bahwa : “Kemampuan motorik sebagai kapasitas dari
seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu
keterampilan yang relatif melekat setelah masa anak-anak”. Manusia
merupakan makhluk yang membutuhkan pembelajaran gerak, artinya
setiap manusia dalam setiap aktivitasnya tidak lepas dari gerak. Anak-
anak yang merupakan usia awal terhadap perkembangan gerak sudah
selayaknya untuk mendapatkan pelatihan pembelajaran gerak sehingga
pada saat anak lepas dari usia dininya anak tersebut akan mendapatkan
kematangan gerak. Setiap orang mempunyai potensi kemampuan gerak
yang berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan
keterampilan yang akan dipelajarinya. Terdapat delapan aspek
kemampuan gerak yang ada pada diri manusia, di antaranya adalah
kekuatan otot, daya tahan otot, kardiovaskuler, kecepatan, kelincahan,
keseimbangan, power otot, serta koordinasi mata, tangan, dan kaki.
BAB II

PEMBAHASAN
B. PEMBATASAN PENELITIAN

Sebagaimana pada susunan identifikasi masalah yang telah dibentuk


dalam penelitian, maka penelitian ini hanya membatasi pada beberapa
permasalahan saja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perluasan makna
dalam penelitian, sehingga sasaran serta tujuan yang ingin dicapai melalui
penelitian tidak tercapai. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
hanya terbatas pada : 1. Pengaruh permainan permainan futsal terhadap
kemampuan motor ability. 2. Sampel yang digunakan adalah atlet/siswa
yang tergabung dalam ekstrakulikurer cabang olahraga futsal SDIT Bani
Saleh 6 Kota Bekasi tahun ajaran 2011/2012. 3. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif serta alat ukur yang
digunakan adalah tes motor ability untuk tingkat sekolah dasar.
C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan yang telah tersusun


maka penulis memiliki beberapa tujuan penelitian, sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh permainan futsal terhadap
motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi. 2. Untuk mengetahui
apakah permainan futsal dapat meningkatkan pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan motor ability siswa SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi.
D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun hasil dari penelitian ini, dalam pengembangannya dapat pula


digunakan sebagai : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai informasi
serta masukan keilmuan bagi segenaf insan olahraga khususnya untuk
para Pembina dan pelatih cabang olahraga futsal. 2. Secara praktis dapat
dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutama pada para
pelatih bahwa saat melakukan latihan kajian secara mekanika olahraga
perlu diterapkan sehingga dapat menghasilkan pengembangan teknik
yang lebih baik lagi.
E. TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Permainan Futsal

Permainan futsal adalah permainan futsal yang telah dimodifikasi dari


mulai peraturan permainan dan peraturan pertandingan. Futsal masih
dikatakan bagian dari permainan futsal, hal ini dikarenakan teknik serta
karakteristik permainannya masih seperti halnya permainan futsal. Futsal
itu sendiri dilakukan/dimainkan pada lapangan berbentuk persegi
panjang sama seperti halnya futsal, hanya saja dari ukuran lebih diperkecil
lagi tidak seperti ukuran lapangan futsal sebenarnya. Pemain yang
melakukan permainan pun hanya berjumlah lima orang termasuk penjaga
gawang. Sedangkan peraturan permainan yang dimodifikasi adalah teknik
lemparan ke dalam yang semula dilempar dalam futsal menjadi di
tendang ke dalam dalam permainan futsal. 2. Penguasaan Teknik Dasar
Bermain Futsal Permainan futsal merupakan permainan yang sangat
kompleks, di dalamnya terdapat unsur kerja sama serta permainan
beregu yang melibatkan beberapa komponen teknik dasar futsal. Seorang
pemain dalam permainan futsal dituntut untuk dapat menguasai teknik
dasar yang baik hal ini dilakukan untuk mendapatkan efektivitas serta
efesiensi dalam bermain futsal. Beberapa unsur gerak olahraga yang
terlibat diantaranya gerakan berlari, melompat, meloncat, menendang,
menghentikan bola, menggiring bola, serta menangkap bola khusus bagi
penjaga gawang. Keseluruhan unsur gerak tersebut selanjutnya terangkai
dalam sebuah pola rangkaian gerak yang terkoordinasi sehingga tercipta
permainan futsal yang menarik. Dalam olahraga permainan futsal
terdapat tiga macam keterampilan gerak dasar diantaranya gerak
lokomotor, non lokomotor, serta gerak manipulatif. Suherman (2003:11),
dalam hal ini menjelaskan beberapa gerak tersebut sebagai berikut :

Lokomotor adalah gerakan yang berpindah tempat. Gerakan yang


termasuk rumpun gerak lokomotor dalam permainan futsal adalah berlari
kesegala arah, meloncat atau melompat keberbagai arah dan meluncur.
Non Lokomotor adalah gerakan yang tidak berpindah tempat. Gerakan
yang termasuk dalam rumpun gerak non lokomotor dalam permainan
futsal adalah menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. Sedangkan
manipulatif adalah gerakan yang menggunakan alat. Gerakan yang
termasuk kedalam rumpun manipulatif dalam permainan futsal, adalah
menendan bola, merampas bola, menangkap bola bagi penjaga gawang,
atau lemparan kedalam untuk memulai permainan. Kompleksitas unsur
gerak dalam olahraga tersebut di atas, merupakan penunjang dalam
berlatih untuk penguasaan teknik dasar dalam bermain futsal.
Penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik dan sempurna dapat
menghasilkan produktivitas yang tinggi dalam permainan olahraga futsal.
Teknik merupakan faktor yang paling esensial, dan faktor yang
mendukung ke arah itu adalah aksi motorik yang dilandasi oleh sistem
lokomotor, non lokomotor, manipulatif, serta kondisi lingkungan dan
pertandingan. Keterampilan merupakan suatu bentuk gambaran dari
sebuah kemampuan gerak. Indikator yang dapat diamati adalah
penguasaan teknik dasar pada cabang olahraga yang bersangkutan.
Teknik dasar adalah suatu gerakan yang sangat sederhana, mudah
dilakukan dan yang mendasari gerak yang selanjutnya, serta sebagai
faktor penunjang untuk dapat bermain futsal dengan baik Selanjutnya
teknik dasar ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
permainan futsal ke arah yang lebih baik. Maka dapat diamati bahwa
teknik dasar yang baik merupakan modal yang utama dalam menentukan
permainan futsal dengan kualitas permainan yang baik. Dalam hal ini
Kosasih dan Nazir (1996:41), mengatakan sebagai berikut : “Kesebelasan
yang baik dan tangguh adalah suatu kesebelasan yang menguasai teknik
dasar…”. Lebih lanjut mengenai beberapa teknik dasar dalam bermain
bola, Kosasih (1985:216), mengatakan bahwa :“Terdapat enam macam
teknik dasar dalam bermain futsal yaitu menendang bola, menghentikan
bola, menggiring bola, gerak tipu, menyundul bola, serta melempar bola.
Sedangkan Sukatamsi (1984:124), mengatakan beberapa teknik dasar
bermain futsal adalah : “Menerima bola, menendang bola, menggiring
bola, menyundul bola, melempar bola, merebut bola, serta teknik-teknik
khusus penjaga gawang”. 3. Pengaruh Kemampuan Motor Ability
Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Bermain futsal Kemampuan gerak
sangat dibutuhkan pada usia anak dalam masa pertumbuhan. Disini
Nurhasan (2000:109), mengatakan pengertian motor ability adalah:
“Kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan
yang memerlukan keberanian dalam olahraga”. Sedangkan Lutan
(1988:115), mengatakan bahwa: “Motor ability adalah Kemampuan
umum untuk mempelajari tugas secara cepat dan cermat”. Sedangkan
Cratty (1964) dalam Lutan (1988:115), mengatakan bahwa : “istilah
Motor ability sering juga disebut dalam istilah lain yakni General Motor
Intellegensi”. Maka jika seorang anak memperlihatkan penampilan
sedemikian cepat menguasai suatu gerakan dengan kualitas atau
kuantitas yang baik, maka anak tersebut mungkin dapat dikatakan
memiliki tingkat motor ability yang baik. Sehingga seseorang atau atlet itu
mungkin dapat mempelajari gerakan lain atau gerakan-gerakan baru
dengan cepat dan dalam proses pembelajaran gerak pun anak itu akan
cepat mempelajari gerakan-gerakan baru yang relatif melekat permanen
pada setiap diri individu. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya
bahwa kemampuan gerak atau motor ability merupakan kapasitas
kemampuan seseorang dalam melakukan beberapa macam gerakan
dalam berolahraga. Olahraga permainan futsal yang memiliki
kompleksitas dari beberapa unsur gerak seperti halnya lari, lompat,
loncat, lempar, serta kecepatan dalam menangkap bola sangat
memerlukan keterampilan yang sangat kompleks dari kemampuan gerak
yang dimiliki oleh seorang pemain futsal. Kemampuan gerak (motor
ability) seorang pemain dapat menjadi suatu indikator utama dalam
pencapaian pola gerak yang terkoordinasi dari beberapa unsur gerak
olahraga dalam permainan futsal. Dengan memiliki kemampuan gerak
motor ability yang baik, maka akan memberikan kemudahan bagi anak
atau seorang pemain futsal dalam menampilkan pola gerak olahraga
futsal. Kompleksitas unsur gerak olahraga futsal yang teraktualisasi dalam
penampilan teknik dasar bermain futsal akan berjalan dengan efektif
apabila seorang pemain atau anak yang bersangkutan memiliki tingkat
kemampuan gerak yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila anak atau
seorang pemain futsal kurang dalam penguasaan kemampuan gerak
motor ability, maka anak atau pemain futsal tersebut akan menemui
kesulitan dalam menampilkan gerakan teknik dasar bermain futsal.
Dengan demikian kemampuan gerak (motor ability) peranannya sangat
dibutuhkan sekali dalam pengembangan pelatihan atau pembelajaran
cabang olahraga futsal, hal ini dikarenakan kemampuan gerak seseorang
dalam prosesnya dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
pemain ketika menampilkan keterampilan teknik dasar bermain futsal
dengan efektif dan efesien.
F. METODE PENELITIAN

Sehubungan dengan masalah yang penulis ungkapkan dalam penelitian


ini, yaitu pengaruh permainan futsal terhadap motor ability siswa, maka
penulis harus menentukan suatu metode yang tepat untuk membantu
kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini, sehingga jawaban atau
sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat tercapai serta dapat
diketahui oleh penulis dengan hasil yang signifikan berdasarkan
realibilitas serta kevalidan hasil akhir. Adapun metode penelitian yang
penulis tentukan adalah metode penelitian deskriptif. Metode pada
dasarnya adalah suatu cara melakukan sesuatu. Menurut Surakhmad
(1986 : 76) yaitu: “Metode adalah suatu prosedur atau cara yang
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian”. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan teknik komparasi. Sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah permainan futsal sebagai
variabel bebas serta motor ability siswa sebagai variabel terikat. G.
POPULASI DAN SAMPEL Menurut Arikunto (1990 : 102) bahwa : “Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian.” Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler
cabang futsal SDIT Bani Saleh 6 Kota Bekasi yang berjumlah 10 siswa.
Menurut Hadi (1989 : 221) sample adalah; “Sejumlah penduduk yang
jumlahnya kurang dari populasi.” Sedangkan menurut Surakhmad (1982 :
93) sample adalah : “Penarikan dari sebagian populasi keseluruhan untuk
mewakili seluruh populasi.” Dalam penelitian ini penulis mengambil
sampel yaitu anak-anak usia 10-12 tahun yang tergabung dan aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga futsal pada SDIT Bani Saleh 6
Kota Bekasi. Berdasarkan pada data yang ada, maka dalam penelitian ini
keseluruhan dari populasi yang ada penulis jadikan sampel penelitian, hal
ini dilakukan karena jumlah populasi yang ada tidak terlalu banyak dan
disamping itu pula penulis ingin mendapatkan hasil gambaran data serta
fakta yang akurat dari keseluruhan populasi penelitian yang penulis
lakukan. Dalam penelitian seperti ini penulis menyebutnya studi populasi
atau penelitian populasi. Mengenai studi populasi atau penelitian
populasi ini lebih lanjut dijelaskan oleh Arikunto (1998:115), bahwa :
“Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya yang merupakan penelitian sampel atau
juga disebut studi populasi”.

H. ALAT PENGUMPUL DATA

Untuk menghasilkan data dalam penelitian ini, dapat digunakan alat


pengumpul data atau yang disebut instrumen penelitian. Data tersebut
didapat dari hasil pengukuran dan pengetesan melalui alat pengumpulan
data. Adapun tes yang digunakan sebagai alat ukur adalah tes motor
ability untuk anak sekolah dasar. Beberapa item tes motor ability yang
akan diberikan penulis mengambil patokan dari sumber Tes Pengukuran
Nurhasan (2000:112), diantaranya : 1. Tes shuttle Run 4 X 10 meter. 2. Tes
lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok. 3. Tes Stork Stand
Position Balance. 4. Tes Lari Cepat 30 meter.
I. HASIL PENGOLAHAN DATA

Setelah dilakukan penghitungan dan pengukuran data dari beberapa


variable tersebut di atas, maka didapat nilai yang menunjukan nilai rata-
rata dan simpangan baku untuk setiap variabel. Adapun hasil analisis
datanya untuk setiap variabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
 Tabel 1. Nilai Rata-rata Simpangan Baku Variabel N Mea n S
Eksperimen (latihan futsal) 1 0 39,5 4 3,57 Kontrol (tanpa latihan
futsal) 1 0 50,5 9 5,32 Dari rangkuman hasil tes diatas, dapat
diketahui bahwa jumlah sampel 10, untuk variabel eksperimen
(latihan futsal) rata-rata sebesar 39,54 dan simpangan baku
sebesar 3,57, sedangkan untuk variabel control (tanpa latihan
futsal) rata-rata sebesar 50,59 dan simpangan baku sebesar 5,32.
 Tabel 2. Uji Normalitas Data
Variabel Lo Lt 5% Hasil Eksperimen (latihan futsal) 0,1546 0,2580 Normal
Kontrol (tanpa latihan futsal) 0,1587 0,2580 Normal Berdasarkan hasil uji
normalitas menggunakan uji Lilliefors, untuk tes variabel eksperimen
(latihan futsal) diperoleh nilai Lo sebesar 0,1546, untuk test variabel
control (tanpa latihan futsal) nilai Lo sebesar 0,1587 dengan dk sebesar
10 dan taraf nyata α = 0,05, nilai L dalam tabel sebesar 0,2580 berarti
kedua nilai Lo lebih kecil dari L tabel, dengan data dari masing-masing
variabel tersebut berdistribusi normal.
 Tabel 3. Uji Homogenitas Data Variabel F hitung F tabel Hasil Eksperimen
(latihan futsal)

2,23 3,18 Homogen Kontrol ( tanpa latihan futsal)

Berdasarkan hasil seperti tercantum pada table 3 diatas, hasil uji


homogenitas antara variabel eksperimen (latihan futsal) dan variabel
control (tanpa latihan futsal) diperoleh nilai F hitung sebesar 2,23. dengan
dk = (9,9) dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh nilai F tabel sebesar 3,18
berarti nilai F hitung lebih kecil dari F tabel, sehingga variabel tersebut
berdistribusi homogen. Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi (Uji t) Variabel t-
hitung t-tabel Hasil

Eksperimen (latihan futsal) dan Kontrol (tanpa latihan futsal)

2,69 2,23 Signifikan

Berdasarkan table diatas hasil perhitungan uji t pada uji signifikansi antara
variable eksperimen (latihan futsal) dengan variable control (tanpa
latihan futsal) diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,69. Sedangkan nilai t
dalam table pada taraf nyata 0,05 dengan dk = 18 terdapat nilai sebesar
2,23, artinya nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian
variable eksperimen (latihan futsal) mempunyai pengaruh yang
signifikan/berarti dibandingkan dengan variable control (tanpa latihan
futsal). J. Diskusi Penemuan Dari hasil pengolahan dan analisis data yang
telah dilakukan, penulis memperoleh temuantemuan sebagai berikut:
hasil perhitungan uji t pada uji signifikansi antara variable eksperimen
(latihan futsal) dengan variable control (tanpa latihan futsal) diperoleh
nilai t-hitung sebesar 2,69. Sedangkan nilai t dalam table pada taraf nyata
0,05 dengan dk = 18 terdapat nilai sebesar 2,23, artinya nilai t-hitung lebih
besar dari t-tabel. Dengan demikian variable eksperimen (latihan futsal)
mempunyai pengaruh yang signifikan/berarti dibandingkan dengan
variable control (tanpa latihan futsal) dalam hal tingkat motor abilitynya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.

Arikunto Suharsimi. (1997). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Engkos Kosasih. (1985). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta : CV Akademik
Presindo.

Harsono. (1988). Coaching : Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV Tambak


Kusuma.

Harsono. (2000). Perencanaan Program Latihan. FPOK UPI : Bandung.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. FPOK UPI : Bandung.

Mohammad Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nazir Naswar. (1996). Sepak Bola Usia Dini. Bandung.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI : Bandung.

Nurhasan. (1999). Hand Out Statistika. FPOK UPI : Bandung.

Poerwadarminta. (1984), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sucipto. dkk, (1999). Sepak Bola. FPOK UPI : Bandung.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Anda mungkin juga menyukai