Disusun Oleh :
Andi Lahuwa
2. Kualitas Latihan
Jumlah waktu latihan bukanlah satu-satunya persialan pokok dalam hal
pencapaian keterampilan. Tidak kalah pentingnya dalam hal latihan adalah
kualitas latihan itu sendiri. Oleh kerananya adalah penting bagi kita untuk
mengorganisasikan dan merancangkan kegiatan latihan secara efektif.
4. Metode Latihan
Untuk mempercepat peningkatan prestasi latihan tidak cukup hanya dengan
latihan motorik saja tetapi juga di iringi dengan metode latihan nir- motorik.
Latihan nir-motorik dilakukan dengan cara melihatkan gambar atau film mengenai
gerakan yang akan dilakukan si atlet. Dapat juga dilakukan dengan memvisualkan
atau mencritakan gerakan yang akan dipelajari. Para ahli mengatakan bahwa,
meskipun kita tidak bergerak, kita bisa memperbaiki prilaku kita. Artinya tanpa
bergerak sekalipun kita bisa belajar suatu keterampilan. Syaratnya adalah kita
harus curahkan konsentrasi dan fikiran kita secara itensif pada pola gerakan yang
akan dilakukan.
5. Berfikir Positif
Banyak atlet yang tidak mau ata berani berlatih dengan beban latihan yang
melebihi kemampuannya. Padahal mereka sebenarnya mampu. Persoalannya
terletak pada kata hati (inner speaking). Kalau kita berfikiran negative maka
latihan yang akan dijalani akan terasa berat dan enyiksa, tetapi apabila seorang
atlet tersebut berfikiran pusitif maka seberat apapun program lathan yang
diberikan oleh pelatih akan dijalankan dengan baik dan enjoy. Dan pelatih harus
mempengaruhi pemikiran si atlet dengan dorongan-dorongan semagat yang positif
agar atlet selalu berfikiran positif dan optimis namun realistis.
7. Intensitas Latihan
Sebagai tolak ukur menentukan kadar intensitas latihan, khususnya untuk
perkembangan daya tahan kardiovaskular kita dapat terapkan teori Katch dan
McArdle (1983) adalah :
a. Mula-mula menghitung frekuensi denyut jantung
b. Selanjutnya ukur takaran intensitas latihan
c. Intensitas latihan juga ditentukan lamanya berlatih dalam zona latihan.
Jadi jelas bahwa agar bisa disebut berlatih intensif harus memenuhi syarat
latihan yang tiga tersebut diatas. Latihan tidak akan bermanfaat jika tidak
memenuhi syarat intensitas latihan tersebut diatas.
8. Kualitas Latihan
Beberapa tanda latuhan yang berkualitas adalah sebagai berikut :
a. Latihan atau dril yang diberikan oleh pelatih adalah benar-benar
bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet.
b. Koreksi yang tepat dan konstruktif selalu diberikan manakala atlet
melakukan kesalahan-kesalahan.
c. Pengawasan pada setiap detail gerakan dilakukan secara teliti
d. Setiap kesalahan gerak segera diperbaiki Kekeliruan kebanyakan pelatih
dan atlet dalam mengartikan kualitas latihan adalah bahwa mereka lebih
menekankan kepada lamanya latihan ketimbang pada mutu dan
penambahan beban latihannya.
9. Prinsip Individualisasi
Seluruh konsep latihan haruslah disusun sesuai dengan kekhasan setiap
individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai. Atlet aka memberka
reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan oleh
pelatih. Oleh karena itu, latihan kan menjadi maslah pribadi bagi setiap atlet dan
tidak bisa suatu beban latihan begitusaja disamaratakan bagi semua atlet, karena
kemampuan setiap atlt berbeda-beda. Jadi latihan harus direncanakan dan
disesuaikan bagi setiap indiuvidu atlet agar dapat menghasilakan hasil yang baik
bagi setiap individu atlet.
C. Pengaturan Latihan
a. Latiahan terpusat ( blocked practice) Latiahn servis 50 x ( tugas A)
Latiahan smash 50 x ( tugas B) Latiahan chop 50 x (tugas C) Penatira
latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga
selesai sebelum berpindah ke tuga lainnya.
b. Latihan acak Memukul servis-langsung melakukan smash-kemudian
melakukan chop-lalu melakukan servis lagi. Latihan acak mengkehendaki
atlet melakukan berbagai kegiatan latihannya dalam satu waktu, tanpa
dipisah-pisah oleh jeinis keterampilannya. Siswa seolah berputar untuk
melakukan semua keterampilan dengan acak, sehingga anak tidak pernah
melakuakan tugas lainnya secara berturut-turut.