Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN MOTORIK

Disusun Oleh :
Andi Lahuwa

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU


2020
PRINSIP DASAR LATIHAN MOTORIK

A. Prisip dasar latihan motorik


1. Jumlah Latihan
Adalah suatu satu ketentuan bahwa variable yang paling penting dalam belajar
adalah latihan. Dengan keterampilan tingkat tinggi yang ditujukan oleh atlet juara,
lamanya waktu, usaha, serta latihan termasuk dalm persiapan amatlah
mengesankan. Umumnya para ahli sepakat, bahwa jumlah latihan ditentukam oleh
adanya overlearning (Singer, 1980; Magil 1985; Scmidt, 1991). Maksudnya,
ketika apa yang disebut pembelajaran (terjadi penguasaan yang diinginkan)
tercapai, maka latihan yang dilakukan harus melebihi tahap itu. Dengan kata lain,
harus ada pengulangan yang lebih maksimal.

2. Kualitas Latihan
Jumlah waktu latihan bukanlah satu-satunya persialan pokok dalam hal
pencapaian keterampilan. Tidak kalah pentingnya dalam hal latihan adalah
kualitas latihan itu sendiri. Oleh kerananya adalah penting bagi kita untuk
mengorganisasikan dan merancangkan kegiatan latihan secara efektif.

3. Pemanasan Tubuh (Warming-up)


Pemanaasan tubuh bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam fungsi
organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat. Kegunaan
pemanasan tubuh lainnya adalah :
- Atlet terhindar dari kemungkinan bahaya cidera
- Terjadi koordinasi gerak yang mulus
- Organ tubuh menyesuaikan diri dengan kerja yang lebih berat
Kesiapan mental atlet lebih meningkat Tata cara pemanassan tubuh yang baik
yaitu :
a. Mula – mula semua sendi dan otot diregangkan dengan memakai metode
latihan peregangan statis.
b. Melakukan jogging beberapa ratus meter
c. Kemudian latihan senam dengan memakai metode latihan peregangan
dinamis, terutama untuk otot dan sendi
d. Diakiri dengan wind sprint Setelah melakukan kegiata latihan inti, maka
diakhiri dengan cooling-down yang bertujuan untuk menghindari otot sakit
atau kaku pada keesokan harinya.

4. Metode Latihan
Untuk mempercepat peningkatan prestasi latihan tidak cukup hanya dengan
latihan motorik saja tetapi juga di iringi dengan metode latihan nir- motorik.
Latihan nir-motorik dilakukan dengan cara melihatkan gambar atau film mengenai
gerakan yang akan dilakukan si atlet. Dapat juga dilakukan dengan memvisualkan
atau mencritakan gerakan yang akan dipelajari. Para ahli mengatakan bahwa,
meskipun kita tidak bergerak, kita bisa memperbaiki prilaku kita. Artinya tanpa
bergerak sekalipun kita bisa belajar suatu keterampilan. Syaratnya adalah kita
harus curahkan konsentrasi dan fikiran kita secara itensif pada pola gerakan yang
akan dilakukan.

5. Berfikir Positif
Banyak atlet yang tidak mau ata berani berlatih dengan beban latihan yang
melebihi kemampuannya. Padahal mereka sebenarnya mampu. Persoalannya
terletak pada kata hati (inner speaking). Kalau kita berfikiran negative maka
latihan yang akan dijalani akan terasa berat dan enyiksa, tetapi apabila seorang
atlet tersebut berfikiran pusitif maka seberat apapun program lathan yang
diberikan oleh pelatih akan dijalankan dengan baik dan enjoy. Dan pelatih harus
mempengaruhi pemikiran si atlet dengan dorongan-dorongan semagat yang positif
agar atlet selalu berfikiran positif dan optimis namun realistis.

6. Prinsip Beban Lebih


Prinsip beban lebih atau overload principle adlah prinsip latihan yang
menekankan pada pembebanan latihan yang semakain berat. Atlet harus selalu
berusaha untuk berlatih dengan beban yang lebih berat dari pada yang mampu
dilakukan pada saat itu. Contohnya :
a. Jika seorang atlet sudah mampu berlari sejauh 1000 m, maka pada latihan
berikutnya dia harus mampu berlari lebih dari 1000 m. yang bertujuan agar
daya tahan si atlet lebih meningkat.
b. Seorang petenis yang setiap kali berlatih servis bola 50 kali , secara
berkala dia harus meningkatkan jumlah latihan servisnya, agar pukulan
dan keterampilan servisnya matang, kuat dan matap. Setiap bentuk beban
latihan, baik latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental
sekalipun harus berpedoman kepada prinsip beban lebih ini. Dan yang
harus diperhatikan adalah meskipun beban lebih harus massih berada
dalam batas- batas kemampuan atlet.

7. Intensitas Latihan
Sebagai tolak ukur menentukan kadar intensitas latihan, khususnya untuk
perkembangan daya tahan kardiovaskular kita dapat terapkan teori Katch dan
McArdle (1983) adalah :
a. Mula-mula menghitung frekuensi denyut jantung
b. Selanjutnya ukur takaran intensitas latihan
c. Intensitas latihan juga ditentukan lamanya berlatih dalam zona latihan.
Jadi jelas bahwa agar bisa disebut berlatih intensif harus memenuhi syarat
latihan yang tiga tersebut diatas. Latihan tidak akan bermanfaat jika tidak
memenuhi syarat intensitas latihan tersebut diatas.

8. Kualitas Latihan
Beberapa tanda latuhan yang berkualitas adalah sebagai berikut :
a. Latihan atau dril yang diberikan oleh pelatih adalah benar-benar
bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet.
b. Koreksi yang tepat dan konstruktif selalu diberikan manakala atlet
melakukan kesalahan-kesalahan.
c. Pengawasan pada setiap detail gerakan dilakukan secara teliti
d. Setiap kesalahan gerak segera diperbaiki Kekeliruan kebanyakan pelatih
dan atlet dalam mengartikan kualitas latihan adalah bahwa mereka lebih
menekankan kepada lamanya latihan ketimbang pada mutu dan
penambahan beban latihannya.

9. Prinsip Individualisasi
Seluruh konsep latihan haruslah disusun sesuai dengan kekhasan setiap
individu agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai. Atlet aka memberka
reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan oleh
pelatih. Oleh karena itu, latihan kan menjadi maslah pribadi bagi setiap atlet dan
tidak bisa suatu beban latihan begitusaja disamaratakan bagi semua atlet, karena
kemampuan setiap atlt berbeda-beda. Jadi latihan harus direncanakan dan
disesuaikan bagi setiap indiuvidu atlet agar dapat menghasilakan hasil yang baik
bagi setiap individu atlet.

10. Variasi Latihan


Latihan yang dilakukan dengan benar biasanya menuntut banyak waktu,
fikiran dan tenaga atlet. Oleh karena itu latihan yang secara terus menerus akan
menimbulakan rasa bosan pada siatlet. Hal ini juga dapat mempengaruhi prestasi
si atlet. Untuk itu dilakukan cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan
merencanakan dan menyelenggarakan latihan-latihan bervariasi. Oleh sebab itu
pelatih haruf kreatif dalam membuat dan menyusun program latihan.

B. Pemilihan Metode Pengajaran


1. Metode Bimbingan Teknik atau metode bimbingan adalah metode yang
paling umum dalam latihan, diman sisiwa dituntun dengan berbagai cara
melalui persoalan gerak. Dalam penggunaanya metode ini mempunyai
beberapa tujuan, dan ,yang paling utama adalah mengurangi kesalahan-
kesalahan dan memastikan bahwa pola uang tepat sudah dilakukan.
2. Latihan Padat dan Terdistriusi Dikaitkan dengan penggiunaan waktu
dalam proses latihan, maka metode latihan yang lain dapt ditentukan, yaitu
latihan padat (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed
practice). Latihan padat menunjukan sedikitnya waktu istirahat diantar
ulangan. Misalnya, jika tugas latihan mempunyai waktu 30 detik, latihan
padat menjadwalkan istirahat pada ulangannya hanya sediktu sekali
(misalnya 5 detik) atau tidak istirahat sam sekali. Latihan terdistribusi
akan memerlukan istirahat diantara ulangannya minimal selam waktu
pelaksanaannya, misalnya 30 detik atau lebih lama.
3. Keseluruhan VS Bagian Beberapa keterampilan terdiri dari beberpa
gerakan yang sangat kompleks. Dari kenyataa tersebut jelas bahwa
alangkah sulitnya bagi guru untuk menampilkan ssemua aspek
keterampilann tersebut sekaligus kepada siswa sebab siswa pun akan
merasa dijejali terlalu banyak informasi da tugas dan kemungkinan tidak
akan mampu mengingatnya sam sekali. Guru akan membagi tugas
kedalam unit-unit yang bermakna yang dapat dipisah-pisahkan. Dalam
pelaksanaannya metode global ini mengikuti urutan sebagai berikut :
a. Preview
b. Percobaan
c. Review
d. Retrial
e. Pemantapan

Metode-Metode Pengajaran Dalam Praktek


1. Metode Global
Metode Golabal atau keseluruhan atau whole method adalah suatu cara
mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus. Dalam
mengajarkan keterampilan gerak atau permainan, maka bentuk yang utuh
atau keseluruhan terlebih dahhulu kemudian dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian. Dalam pelaksanaannya metode global ini mengikuti urutan
sebagau berikut :
a. Preview
b. Percobaan
c. Review
d. Retrial
e. Pemantapan
2. Metode Bagian
Metode bagian atau Part Methode adalah suatu cara mengajar yang
beranjak dari suatu bagian ke seluruhan, atau dari yang khusus ke yang
umum. Pada karakternya metode ini dianggap metode yang tradisional,
karena meruoakan metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan
gagasan-gagasan mengajar daro teori behaviourisme. Tahap pelaksanaanya
:
a. Preview
b. Analisis
c. Melatih unit-unit
d. Sintesis
3. Metode Global-Bagian
Metode global-bagian (whole-part method) adalah campuran dari
kedua metode yang sudah dibahas di atas, dengan maksud mencoba
menggabungkan kelebihan- kelebihan dari keduanya. Urutan pelaksanaan :
a. Preview
b. Percbaan
c. Review
d. Melatih bagian
e. Sintesis
f. Pemantapan
4. Metode Progresif
Metode progresif (progresif method) adalah cara mengajar dimana
bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian.
Yan harus dlakukan disini adalah mencoba menari atau menentukan inti
dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan
bagia pertama yag harus dilakukan. Sebagai contoh, unutk mengajar
lompat jauh gaya lenting dengan metode prigresif adalah dengan
menentukan silkap melenting di udara sebagai intinya.

C. Pengaturan Latihan
a. Latiahan terpusat ( blocked practice) Latiahn servis 50 x ( tugas A)
Latiahan smash 50 x ( tugas B) Latiahan chop 50 x (tugas C) Penatira
latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga
selesai sebelum berpindah ke tuga lainnya.
b. Latihan acak Memukul servis-langsung melakukan smash-kemudian
melakukan chop-lalu melakukan servis lagi. Latihan acak mengkehendaki
atlet melakukan berbagai kegiatan latihannya dalam satu waktu, tanpa
dipisah-pisah oleh jeinis keterampilannya. Siswa seolah berputar untuk
melakukan semua keterampilan dengan acak, sehingga anak tidak pernah
melakuakan tugas lainnya secara berturut-turut.

Anda mungkin juga menyukai