Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mediana

SUB Ke 3 : HAKIKAT MAKNA KODE ETIK


A. Pengertian Kode Etik
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional

B. Fungsi Kode Etik


Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan
dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang
dikemukakan Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada
kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi
masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1.
Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah
terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi
dari kesalahan praktik suatu profesi.
Salah satu contoh diambil contoh empat fungsi kode etik guru bagi guru itu
sendiri, antara lain :
 Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan
pemerintah.
 Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung
jawab pada profesinya.
 Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan
profesinya dalam melaksanakan tugas.
Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan
berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat
membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi
perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku4
empati,penerimaan4dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan
ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru. Seorang guru apabila ingin
menjadi guru yang professional harusnya mendalami serta memiliki etika diatas
tersebut.
Etika Hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya
kepercayaan. Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas dapat dan
sesuai dengan kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan
mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas
yang telah diberikan telah dapat untuk dilaksanakan.Guru sangat perlu
memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan.
Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya.

C. Macam-macam kode Etik


1. Kode Etik Profesi
Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada
saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik.
Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self
control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Sedanglan Kode etik profesi
adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kode Etik Advokat
Kode etik advokat adalah Kode Etik Advokat Indonesia yang ditetapkan pada
tanggal 23 Mei 2002 berdasarkan kesepakatan 7 (tujuh) organisasi advokat
Indonesia yang terdiri dari:
 Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN);
 Asosiasi Advokat Indonesia (AAI);
 Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI);
 Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI);
 Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM);
 Serikat Pengacara Indonesia (SPI);
 Himpunan advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI).
Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat menyatakan Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi
Advokat yang telah ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN),
Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI),
Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara
Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan Himpunan
Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan
mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-Undang
ini sampai ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.
Selanjutnya organisasi advokat Kongres Advokat Indonesia telah menetapkan
Kode Etik Advokat Indonesia dengan surat keputusan kongres advokat indonesia i
tahun 2008 nomor: 08/kai-i/v/2008 tentang kode etik advokat indonesia pada
tanggal 30 mei 2008.

3. Kode Etik Hakim


Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim
berbeda dengan notaris dan advokat. Hakim adalah pegawai negeri sipil yang
mempunyai jabatan fungsional. Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat
3 jenis etika, yaitu :
 Etika kedinasan pegawai negeri sipil
 Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak hukum.
 Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota masyarakat.
Uraian Kode Etik Hakim meliputi :
 Etika keperibadian hakim
 Etika melakukan tugas jabatan
 Etika pelayanan terhadap pencari keadilan
 Etika hubungan sesama rekan hakim
 Etika pengawasan terhadap hakim.

D. Macam-Macam Etika
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai  sesuatu
yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara
apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa
tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu
masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.

2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan
norma- norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
meng- hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai