Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN BERACARA

DI LEMBAGA PENGADILAN NEGERI KUALA TUNGKAL


KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PROVINSI JAMBI

OLEH :

M.ANDRIADI

NIM :

031352998

UPBJJ-UT JAMBI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2019

i
SURAT PENGANTAR PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA

Yth. Ketua Pengadilan Negeri


Kuala Tungkal
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : M.ANDRIADI
NIM : 031 352 998
Program Studi : S1 Ilmu Hukum FISIP – UT
Alamat : Kuala Tungkal

Bermaksud akan melaksanakan Praktik Pengalaman Beracara (HKUM 4410) di Pengadilan


Negeri Kuala Tungkal yang Bapak/Ibu pimpin.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terima kasih.

Kuala Tungkal 17 OKTOBER 2019


Kepala UPBJJ-UT Jambi

Drs. MAHYUDIN, M. Pd
Nip. 19590313 198503 1 001

LEMBAR OBSERVASI SIDANG

ii
PERKARA PIDANA

Nama Mahasiswa : M.Andriadi


Nim : 031352998
Mata Kuliah : HKUM 4410
Pembimbing : Hermayanti,SH,MH

No. Perkara 116/Pid.B/2018/PN KLT Hakim :

Penuntut Umum SEFRI HENDRA, S.H


1. ANDI HERMAWAN,SH.,MH.
Penasihat Hukum
2. RICKY EMARZA BASYIR , S.H
Terdakwa JAMOLAN NAMBELA 3. SHERLY RISANTY,SH.,MH.
Als NAMBELA Bin
SIHOL NAMBELA Panitera Pengganti :
FEBRI DWI SAPUTRA, S.H

Keterangan/
Sidang Ke Hari/Tanggal Tahan/Acara Isi Sidang
Komentar

Sidang Pertama Selasa, 16 Apr 2019 Pembacaan Dakwaan Sidang Ditunda

Sidang ke Dua Selasa, 23 Apr 2019 Pemeriksaan Saksi Sidang Ditunda

Sidang ke Tiga Selasa, 30 Apr 2019 Pembacaan Tuntutan Sidang Ditunda

Sidang ke Empat Selasa, 07 Mei 2019 Pembacaan Putusan Sidang Selesai

Kuala Tungkal, November 2019

Pembimbing,

Hermayanti,SH,MH
NIDN:1010127201

iii
LEMBAR OBSERVASI SIDANG
PERKARA PERDATA

Nama Mahasiswa : M.Andriadi


Nim : 031 352 998
Mata Kuliah : HKUM 4410
Pembimbing : Herma Yanti,SH,MH

No. Perkara 35/Pen.Pdt.G/2017/PN.KLT Hakim :

Penggugat RAMSES SIRAIT


1.ACHMAD PATEN SILI, S.H.,M.H

2.DENNY HENDRA ST. PANDUKO, S.H

Tergugat 3.FERI DELIANSYAH, S.H


VERANDINA
SINAGA
Panitera Pengganti :
YULLI ROPIKA HASNITA,S.H.

Keterangan/
Sidang Ke Hari/Tanggal Tahan/Acara Isi Sidang
Komentar

Sidang Ditunda
Sidang Pertama Kamis, 04 Jan 2018 Penetapan Hakim Mediator

Sidang Ke Dua Selasa, 16 Jan 2018 Pembacaan Gugatan Sidang Ditunda

Sidang Ke Tiga Selasa, 23 jan 2018 Jawaban Tergugat Sidang Ditunda

Sidang Ke Empat Selasa, 06 Feb. 2018 Replik Dari Penggugat Sidang Ditunda

Sidang Ke Lima Selasa, 13 Feb. 2018 Replik Dari Penggugat Sidang Ditunda

Bukti Surat Dan Pemeriksaan


Sidang Ke Enam Selasa, 20 Feb. 2018 Sidang Ditunda
Saksi Dari Penggugat

Pemeriksaan Saksi Dari Penggugat


Sidang Ke Tujuh Senin, 26 Feb. 2018 dan Bukti Surat Serta Pemeriksaan Sidang Ditunda
Saksi Dari Tergugat

Sidang Ke Delapan Selasa, 06 Mar. 2018 Pembacaan Putusan Sidang Selesai

Kuala Tungkal, November 2019


Pembimbing,

iv
Hermayanti,SH,M
NIDN:1010127201

v
LEMBAR PENGESAHAN

Kepala UPBJJ-UT Jambi Pembimbing,

Drs. MAHYUDIN, M.Pd Hermayanti,SH,MH


NIP. 19590313 198503 1 001 NIDN.1010127201

Instruktur I

RACHMAWATY,SH,MH
NIP. 197330909 200003 2003

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan praktik pengalaman

beracara kasus pidana dan kasus perdata di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat guna

mencapai gelar Sarjana Hukum Fakultas Universitas Terbuka.

Keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis telah

mendapat banyak bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Ojat Darojat, M. Bus., Ph. D., selaku Rektor Universitas

Terbuka

2. Bapak Drs. Mahyudin., M.Pd, selaku Kepala UPBBJ Univertas Terbuka Jambi

3. Ibu Meri Yarni, SH.,M.H, selaku Dosen Pembimbing di Universitas Terbuka

4. Ibu Hermayanti, SH., M.H, selaku Dosen Pembimbing di Universitas Terbuka

5. Ibu Rachmawati, S.H.,M.H, selaku Instruktur 2 yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan penulis data – data kasus pidana yang disidangkan

di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

6. Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Terbuka

yang telah memberikan ilmunya dan mendidik penulis selama mengikuti

perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Terbuka

7. Orang tua ku tercinta, yang mendoakan penulis serta selalu memberikan

semangat dan dorongan bagi penulis selama penulisan laporan ini

8. Ke dua anak ku tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa buat penulis

dalam menulis laporan ini

vii
9. Rekan kerja di Satuan Polisi Pamong Praja dan rekan-rekan yang ikut proses

observasi siding di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal, yang telah memberikan

data – data pendukung selama penulisan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan

segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian guna

perbaikan dan penyempurnan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang

tidak dapat disebukan satu persatu dan semoga laporan ini dapat berguna bagi kita

semua.

Kuala tungkal, November 2019

Penulis

M.Andriadi

Daftar Isi

Halaman

viii
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
SURAT PENGANTAR PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA................... ii
LEMBAR OBSERVASI PERKARA PIDANA................................................... iii
LEMBAR OBSERVASI PERKARA PERDATA................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PBB................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan PPB........................................................................... 2
C. Tempat Pelaksanaan PPB.......................................................................... 3
D. Jadwal Waktu PPB.................................................................................... 3

BAB II TINJAUN UMUM TEMPAT PPB


A. Kegiatan Umum........................................................................................ 4
B. Proses Penanganan Perkara....................................................................... 4
1. Tahap Penuntutan............................................................................... 5
2. Tahap Surat Dakwaan........................................................................ 5
3. Tahap Eksepsi.................................................................................... 6
4. Tahap Pembuktiaan............................................................................ 6
5. Tahap Tuntutan.................................................................................. 7
6. Tahap Pledoi....................................................................................... 7
7. Tahap Putusan Pengadilan................................................................. 7

BAB III PELAKSANAAN PPB


A. Observasi Proses Peradilan Kasus Pidana dan Perdata............................. 13
1. Observasi Proses Peradialan Kasus Pidana......................................... 13
a. Jenis Kasus.................................................................................... 13
b. Uraian Persidangan........................................................................ 13
2. Observasi Proses Peradialan Kasus Perdata........................................ 14
a. Jenis Kasus.................................................................................... 14
b. Uraian Persidangan........................................................................ 14
B. Simulasi acara kasus pidada…………………………………………… 15
C. Simulasi acara kasus perdata…………………………………………... 15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran – Saran............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PPB

Praktik Pengalaman Beracara merupakan kegiatan rutin yang dicanangkan

oleh Univerisitas Terbuka sebagai salah satu kegiatan pembelajaran dengan

pengalaman (experial learning) untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam pembelajaran secara utuh dan terintegrasi dengan situasi nyata

yang bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang relevan

sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai

dibidangnya. Praktik pengalaman beracara merupakan suatu upaya mengoptimalkan

ilmu yang didapat mahasiswa dari perkuliahan di bidang hukum atau peradilan,

sehingga mahasiswa menjadi lebih berpengalaman dalam duws nia kerja yang

sesungguhnya, disamping itu mahasiswa juga akan lebih mengerti cara kerja Instansi

Peradilana secara riil setelah melakukan Praktik Pengalaman Beracara.

Melalui program ini, pihak Universitas diharapkan mempu meningkatkan

kuallitas dan profesionalitas lulusannya. Oleh karena itu Universtas Terbuka sebagai

salah satu lembaga pendidikan yang akan ikut bertanggung jawab atas kualitas tenaga

ahli Indonesia mengupayakan agar lulusannya berhasil menjadi tenaga ahli yang

professional dan kompeten di masyarakat melalui Praktik Pengalaman Beracara.

Pengalaman yang diperoleh selama Praktik Pengalaman Beracara ini dituangkan

dalam sebuah laporan yang digunkan selain untuk memenuhi tugas mahasiswa juga

dimaksudkan untuk menuangkan hasil Praktik Pengalaman Beracara dalam bentuk

tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya.

Dewasa ini khususnya di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal ada peningkatan

kasus pidana dan kasus perdata yang disidangkan di Pengadilan Negeri Kuala

tungkal. dari jumlah kasus pidana yang disidangkan di Pengadilan Negeri Kuala

1
tungkal, penulis mengambil kasus pidana “Pencurian”, sedangkan untuk kasus

perdata penulis mengambil kasus mengenai “Hutang piutang ataupun Wanprestasi”.

Proses persidangan di tingkat pengadilan kasus tindak pidana “Pencurian”

sebagaimana di maksud dalam rumusan Pasal 480 Ayat (1) KUHPidana sama dengan

proses persidangan tindak pidana umum lainnya, yakni persidangan dibuka dan

terbuka untuk umum.

Pada proses persidangan kasus perdata di Pengadilan Negeri Kuala tungkal

ada berbagai macam permasalahan yang timbul sehingga memungkinkan proses

persidangan tersebut membutuhkan waktu yang lama, mialnya para pihak (penggugat

maupun tergugat) menghadirkan alat bukti yang kurang lengkap ataupun bahkan

tidak ada.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai praktik pengalaman beracara kasus tindak pidana “Pencurian”

sebagaiman dimaksud dalam rumusan Pasal 480 Ayat (1) KUHP dan kasus perdata

mengenai “Barang yang diperoleh karna kejahatan”.

B. Maksud dan Tujuan PPB

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan Praktik Pengalaman Beracara

kasus tindak pidana “Perjudian” dan kasus perdata mengenai “Perceraian” Adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan proses persidangan kasus tindak pidana “Perjudian” di

Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

2. Untuk mengetahui bagaimana beracara dip roses persidangan kasus tindak pidana

“Perjudian” di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

3. Untuk memperoleh wawasan tentang proses peradilan kasus tindak pidana

“Perjudian” di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

2
4. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui bagaimana proses beracara dalam

persidangan kasus perdata mengenai “Perceraian”di Pengadilan Negeri Kuala

Tungkal

5. Untuk memperoleh wawasan tentang proses peradilan kasus perdata secara

umum di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

6. Untuk memperoleh pengalaman dari proses peradilan kasus pidana dan kasus

perdata dan dari simulasi beracara berdasarkan teori yang di peroleh selama

proses pendidikan

C. Tempat Pelaksanaan PPB

Penulis melakukan Praktik Pengalaman Beracara proses peradilan kasus

tindak pidana “Perjudian” dan kasus perdata mengenai “Perceraian” bertempat di

Kantor Pengadilan Negeri Kuala Tungkal yang beralamat di Jl. Prof. DR. Sri

Soedewi MS, SH Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi

Jambi

D. Jadwal Waktu PPB

Penulis dalam melakukan praktik pengalaman beracara proses peradilan kasus

tindak pidana “Pencurian” dan kasus perdata mengenai “hutang piutang atau

Wanprestasi” Pada tanggal 13 oktober sampai dengan tanggal 27 oktober 2019,di

Pengadilan Negeri Kuala Tungkal,pelaksanaan Peraktik Pengalaman Beracara yang

saya ikuti yaitu 15 hari, dan 4 kali mengikuti/pertemuan sidang di Pengadilan Negeri

Kuala Tungkal.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PPB

A. Kegiatan Umum

Pengadilan Negeri merupakan “ sebuah lembaga peradilan di lingkungan

peradilan umum yang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten atau Kota”. Sebagai

pengadilan tingkat pertama, pengadilan negeri berfungsi “untuk memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan

pada umumnya serta dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat

tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerahnya apabila di minta”. Daerah

hukum pengadilan negeri meliputi wilayah kota atau Kabupaten, kemudian susunan

pengadilan negeri terdiri dari pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua), hakim anggota,

panitera, sekretaris dan juru sita.

Pengadilan Negeri Kuala Tungkal merupakan lembaga peradilan di

lingkungan peradilan umum yang berkedudukan di Kota Kuala Tungkal yang daerah

hukumnya meliputi seluruh wilayah Kota Kuala Tungkal. Sesuai dengan fungsinya,

pengadilan negeri Kuala Tungkal berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara pidana dan perdata yang terjadi di wilayah Kota Kuala

Tungkal serta dapat memberikan keterangan, perimbangan, dan nasihat tentang

hukum kepada instansi Pemerintah Kota Kuala Tungkal apabila diminta, salah satu

kasus atau perkara yang telah disidangkan di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal

adalah kasus tindak pidana “Perjudian” dan salah satu kasus perdata yang

disidangkan di Pengadilan Negeri Kuala Tungkal adalah “Perceraian”

B. Proses Penganganan Perkara

4
Ketika seseorang melakukan tindak pidana, maka dia akan ditangkap, ditahan,

digeledah, disita, diselidiki serta ditindaklanjuti dengan proses penyidikan untuk

membuktikan keabsahan tindakannya itu. Setelah itu, tiba gilirannya memasuki

tahap-tahap penyelesaian perkara di siding pengadilan, tahap-tahap yang di maksud

adalah sebagai berikut :

1. Tahap Penuntutan

Pasal 1 ayat ( 7 ) KUHAP menyatakan bahwa penuntutan adalah

“tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan

negeri yang berwenang dalam hal dan menuntut cara yang diatur dalam undang-

undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang

pengadilan”.

Dari definisi penuntutan di atas, dapat disimpulkan bahwa penuntutan

dalam proses penyelesaian perkara pidana dilakukan untuk mendapatkan

penetapan dari penuntut umum tentang adanya argument yang cukup dan valid

untuk menuntut seorang terdakwa di muka hakim. KUHAP tidak menjelaskan

mengenai kapan suatu penuntutan itu di anggap telah ada, menurutk Moeljatno

“bahwa yang dapat dipandang dalam konkretnya sebagai tindakan penuntutan

adalah:

a. Apabila Jaksa telah mengirimkan daftar perkara kepada hakim disertai surat

tuntutannya untuk mengadili perkara tersebut;

b. Apabila Terdakwa ditahan dan mengenai tempo penahanan dimintakan

perpanjangan kepada hakum sebab kalau sudah lima puluh hari waktu tahanan

masihj dimintakan perpanjangan secara moril boleh dianggap bahwa Jaksa

sudah menganggap cukup alasan untuk menuntut;

c. Apabila dengan salah satu jalan Jaksa memberitahukan kepada Hakim bahwa

ada perkara yang diajukan kepadanya.

2. Tahap Surat Dakwaan

5
Ketika Jaksa Penuntut Umum telah menentukan bahwa hasil dari hasil

pemeriksaan di tingkat penyidikan dapat dilakukan penuntutan, Jaksa Penuntut

Umum dalam waktu dan secepatnya membuat surat dakwaan, surat dakwaan ini

nantinya sebagai dasar pemeriksaan yang dilakukan oleh hakim di pengadilan.

Pada pasal 143 ayat (2) KUHAP menyebutkan bahwa ciri dan isi surat dakwaan

adalah sebagai berikut :

a. Surat dakwaan diberi tanggal dan ditandatangani;

b. Surat dakwaan berisi Nama lengkap Terdakwa, tempat lahir Terdakwa, umur

dan tanggal lahir Terdakwa, jenis kelamin Terdakwa, kebangsaan /

kewarganegaraan Terdakwa, tempat tinggal Terdakwa, agama Terdakwa, dan

pekerjaan Terdakwa;

c. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan.

3. Tahap Eksepsi

Setelah surat dakwaaan dibacakan oleh Penuntu Umum, oleh Hakim

kepada Terdakwa ditanyakan apakah sudah dimengerti dakwaan itu, bagaimana

tanggapannya terhadap dakwaan itu. Sebelum Terdakwa memberikan

tanggapannya, biasanya dalam praktik, begitu juga dalam KUHAP, Terdakwa dan

Penasihat Hukumnya diberi hak dan kesempatan untuk mengajukan eksepsi

(tangkisan), eksepsi yang diajukan dapat menyangkut :”surat dakwaan baik

menyangkut syarat formil maupun syarat materil, kompetensi atau kewenangan

mengadilli”

4. Tahap Pembuktian

Pembuktian dalam hukum acara pidana dan hukum acara perdata,dapat

diartikan sebagai suatu upaya mendapatkan keterangan-keterangan melalui alat

bukti dan barang bukti guna memperoleh suatu keyakinan atas benar tidaknya

6
perbuatan yang didakwakan serta dapat mengetahui ada tidaknya perbuatan yang

didakwakan serta dapat mengetahui ada tidaknya kesalahan pada diri Terdakwa. “

Alat bukti yang sah serta dapat dijadikan pembuktian dalam proses penyelesaian

perkara pidana menurut Pasal 184 ayat (1) KUHAP, ada 5 (lima) macam”, yaitu :

a. Keterangan Saksi;

b. Keterangan Ahli;

c. Surat;

d. Petunjuk;

e. Keterangan Terdakwa

5. Tahap Tuntutan

Tuntutan yang dimaksud disini adalah tuntutan pidana Penuntut Umum.

Tuntutan ini diajukan setelah pemeriksaan terhadap Terdakwa selesai (ditutup),

kemudian Penuntut Umum membuat kesimpulan dengan permintaan (tuntutan)

agar Terdakwa dijatuhi hukuman/dibebaskan/damai. Sebagaimana yang

tercantum dalam Pasal 182 ayat (1) huruf (a) KUHAP “setelah pemeriksaan

dinyatakan selesai, Penuntut Umum mengajukan tuntutan pidana”.

6. Tahap Pledoi

Pledoi berasal dari bahasa Belanda yang artinya “pembelaan, dalam

perkara pidana diartikan sebagai pidato pembelaan”. Tuntutan Penuntut Umum

yang diajukan oleh Terdakwa, pembelaan itu berisi alasan atau dasar hukum yang

diajukan oleh Terdakwa atau Penasihat Hukum Terdakwa untuk melemahkan

pendapat-pendapat Penuntut Umum sebagaimana yang dikemukakan dalam

tuntutan pidana, berdasarkan alasan tersebut Terdakwa/Penasihat Hukum

meminta agar Terdakwa dibebaskan dan dilepaskan dari segala tuntutan hukum.

7. Tahap Putusan Pengadilan

Setelah menjalani proses pemeriksan saksi-saksi, pemeriksaan Terdakwa,

pemeriksaan barang bukti, dan proses pembuktian dinyatakan selesai oleh Hakim,

7
tibalah saatnya Hakim mengambil keputusan. Pasal 1 butir 11 menyebutkan

“Putusan Pengadilan adalah pernyataan Hakim yang diucapkan dalam sidang

pengadilan terbuka yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari

segala tuntutan hukum maupun damai antara kedua belah pihak,dalam kasus

perdata. dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang hukum

acara pidana”.

Sebelum membahas proses penanganan perkara perdata di Pengadilan

Negeri, terlebih dahulu harus diketahui mengenai Hukum Perdata. Hukum

Perdata disebut juga dengan Hukum privat karena dihadapkan dengan Hukum

Publik, ada juga disebut dengan Hukum Sipil karena dilawankan dengan Hukum

Militer. “Hukum Perdata sesungguhnya merupakan segala peraturan atau norma-

norma yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan, baik kepentingan

perorangan maupun badan hukum’. Hukum Perdata ada dua jenis, yaitu Hukum

Perdata Materil dan Hukum Perdata Formil, Hukum Perdata Materil adalah yang

tersebar dalam Undang-Undang atau peraturan tertulis dan peraturan yang tidak

tertulis (Hukum Adat), Hukum Perdata Formil disebut dengan istilah hukum acara

perdata berwenang mengadili 2 (dua) macam perkara yaitu perkara voluntair dan

perkara contentious. Perkara voluntair sering disebut bukan perkara

sesungguhnya, karena dalam perkara ini hanya ada satu pihak saja, yaitu pihak

pemohon contohnya pemohonan catatan kelahiran, sedangkan “perkara

contentious adalah perkara yang sesungguhnya karena memang ada 2 pihak yang

bersengketa di Pengadilan yaitu pihak penggunat dan pihat tergugat, contohnya

adalah sengketa pembagian warisan, sengketa perbuatan melawan hukum,

sengketa perjanjian, dll”.

Mengenai ke Pengadilan mana seorang penggugat mengajukan gugatan,

pada prinsipnya diatur ke Pengadilan tempat di mana tergugat bertempat tinggal

atau beralamat, akan tetapi ada beberapa pengecualian “kalau gugatan yang

8
obyeknya tanah, maka gugatan diajukan ke Pengadilan dimana tanah itu berada,

ada pula pilihan domisili dalam sautu perjanjian, maka gugatan diajukan ke

Pengadilan yang dipilih tersebut. Kalau ternyata tergugatnya lebih dari satu orang

dan berdomsili dlama suatu perjanjian, maka gugatan diajukan ke Pengadilan

yang dipilih tersebut. Kalau ternyata tergugatnya lebih dari satu orang dan

berdomisili di daerah Pengadilan yang berbeda atau obyek tanahnya banyak,

maka gugatan diajukan ke Pengadilan salah seorang tergugat atau di salah satu

obyek tanah itu berada”. Pada proses penanganan perkara perdata di Pengadilan

Negeri Kuala Tungkal ada tahapan –tahapan, diantaranya sebagai berikut :

1. Tahap Pendaftaran Gugatan

Surat gugatan atau permohonan ke Pengadilan dengan membayar panjer

biaya perkara yang telah ditetapkan pengadilan, dapat juga berperkara dengna

Cuma-Cuma ( prodeo ) karena pihaknya tidak mampu atau miskin,. Para

pihak dapat juga mengusahakan perkaranya kepada advokad atau penasehat

hukum untuk mengahap ke Pengadilan dengan surat kuasa khusus. Surat

gugatan atau permohonan setidaknya memuat “

a. Identitas penggugat dan tergugat;

b. Alasan-alasan gugatan (fundamentum petendi/posita);

c. Petitum gugatan

Setelah pengadilan menerima surat gugatan, Ketua Pengadilan akan

menunjuk Hakim/Majelis Hakim yang ditunjuk memeriksa perkara membuat

penetapan hari sidang dan dengan perintah agar para pihak dipanggil untuk

hadir di persidangan yang telah ditetapkan. Pemanggilan para pihak tersebut

dilakukan oleh seorang juru sita bertemu sendiri dengan para pihak dan

ditandatangani para pihak serta sudah harus diterima 3 hari sebelum sidang

ditetapkan. Bila pihak tidak ditemukan di tempat tinggalnya maka panggilan

disampaikan ke kepala desa dimana tempat tempat para pihak bertempat

9
tinggal dan ditandatangani kades bersangkutan. Pada hari persidangan yang

telah ditetapkan Hakim/Majelis Hakim membuka sidang. Jika penggugat tidak

hadir dan tidak pula menguasakan kepada seseorang setelah dipanggil dengan

sah oleh majelis, sedangkan tergugat hadir maka gugatannya gugur,

sebaliknya jika penggugat hadir sedangkan tergugat tidak hadir maka

perkaranya diperiksa dan diputus tanpa hadirnya tergugat (verstek). Apabila

kedua pihak (penggugat dan tergugat) hadir dipersidangan, maka Hakim akan

memulai memeriksa perkara tersebut dengan tahapan/proses sebagai berikut :

a. Tahap Mediasi;

b. Tahap pembacaan surat gugatan (jawaban tergugat dan replik/dupllik)

c. Tahap pembuktian;

d. Tahap kesimpulan;

e. Tahap pembacaan putusan.

Pada tahap pertama para pihak diwajibkan menempuh mediasi yaitu

usaha penyelesaian sengketa dengan perdamaian dengan dibantu oleh

mediator (mediator adalah pihak yang netral yang akan membantu usaha

untuk tercapainya perdamaian anra pra pihak). Bila dalam tahap mediasi ini

tercapai perdamaian antara pihak, maka dibuatlah perjanjian perdamaian yang

ditandatangani para pihak dan diketahui mediator. Perjanjian perdamaian itu

dituangkan dalam akte perdamaian dengan suatu putusan Hakim yang

amarnya berbunyi: menghukum para pihak untuk mentaati isi perjanjian.

Putusan perdamaian tidak dapat diajukan upaya banding, akan tetapi sudah

berkekuatan hukum tetap (Inkrach van gewsde). Bila salah satu pihak tidak

melaksanakan isi perjanjian dapat dilakukan upaya eksekusi ke Pengadilan,

sebaliknya apabila mediasi gagal mencapai perdamaian, maka sidang akan

dilanjutkan dengan tahap ke 2 (dua) yaitu pembacaan surat gugatan

penggugat. Tergugat diberi kesempatan untuk menjawab gugatan penggugat.

10
Dalam jawaban terhadap gugatan tersebut dapat berisi jawaban dalam pokok

perkara saja, dapat berisi dalam eksepsi dan dalam pokok perkara dan dapat

juga dalam konpensi (dalam pokok perkara dan dalam eksepsi) dan rekonsepsi

(gugat balik). Jawab menjawab antara pihak dilanjutkan dengan replik dari

penggugat yang merupakan tanggapan penggugat terhadap jawaban tergugat

dan duplik dari tergugat yang merupakan tanggapan tergugat terhadap replik

penggugat. Apabila dalam jawaban tergugat ada eksepsi mengenai

kompetensi (kewenangan mengadili) dari pengadilan, Majelis Hakim akan

menjatuhkan putusan sela yang berisi mengabulkan eksepsi atau menolaknya.

Jika eksepsi dikabulkan maka pemeriksaan perkara sudah selesai sampai tahap

ini, akan tetapi jika eksepsi ditolak maka pemeriksaan perkara dilanjutkan ke

tahap berikutnya. Tahap pembuktian adalah tahap yang penting dari seluruh

proses persidangan, karena dengan pembuktian inilah akan menjadi

pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara, apakah dalil penggugat

yang bernar sehingga gugatan akhirnya dikabulkan atau dalil dari tergugat

yang benar sehingga gugatan akan ditolak oleh Pengadilan. Oleh karenanya

undang-undang mengatur secara liminatif alat-alat bukti apa saja yang boleh

diajukan pada tahap ini. Alat-alat bukti itu adalah : Surat, Saksi, Pengakuan,

Persangkaan, Sumpah. Masing – masing pihak diberi kesempatan untuk

mengajukan alat bukti tersebut secara bergantian dan diberi kesempatan untuk

menanggapi bukti yang diajukan pihak lawan.

Setelah tahap pembuktian selesai maka dilanjutkan dengan kesimpulan.

Kesimpulan merupakan analisis dalil-dalil gugatan atau dalil-dalil jawaban

melalui pembuktian yang didapatkan selama persidangan. Dari analisis yang

dilakukan itu akan mendapatkan suatu kesimpulan apakah dalil gugatan

terbukti atau tidak, dan kuasa penggugat memohon kepada Majelis Hakim

11
agar gugatan dikabulkan. Sebaliknya kuata tergugat memohon kepada Majelis

Hakim agar gugatan penggugat ditolak.

Tahap selanjutnya adalah putusan hakim, putusan hakim adalah suatu

pernyataan yang oleh hakim, sebagai jabatan Negara yang diberi wewenang

untuk itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau

menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. Selanjutnya

dikatakan bahwa suatu putusan hakim terdiri dari 4 (Empat) kesimpulan,

yakni :

a. Kepala Putusan;

b. Identitas Para Pihak;

c. Pertimbangan;

d. Amar

Pihak yang tidak menerima isi putusan dapat mengajukan upaya hukum

berupa banding ke Pengadilan Tinggi dan kalau tidak terima lagi dapat

mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Terhadap putusan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap upaya hukumnya adalah Peninjauan

Kembali (PK) ke Mahkamah Agung.

12
BAB III

PELAKSANAAN PPB

A. Observasi Proses Peradilan Kasus Pidana dan Perdata

1. Observasi Proses Peradilan Kasus Pidana

a. Jenis Kasus

Dalam penulisan laporan ini, penulis membahas mengenai proses

peradilan perkara/kasua tindak pidana “Perjudian”sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 303 ayat (1) KUHPidana dengan terdakwa JAMOLAN

NAMBELA ALS. NAMBELA Bin SIHOL SINAMBELA (alm) di

Pengadilan Tinggi Kuala Tungkal,dengan SEFRI HENDRA,SH sebagai

Penuntut Umum,ANDI HENDRAWAN,SH,MH sebagai hakim ketua,RICKY

EMARZA BASHIR,SH dan SHERLY RISANTY,SH,MH sebagai hakim

anggota ,serta FEBRI DWI SAPUTRA,SH sebagai panitera.

b. Uraian Persidangan

Uraian atau tata urutan persidangan kasus/perkara tindak pidana

“Perjudian” sebagaiman dimaksud dalam Pasal 303 ayat (1) KUHPidana

dengan terdakwa JAMOLAN NAMBELA ALS. NAMBELA Bin SIHOL

SINAMBELA (alm) di Pengadilan Tinggi Kuala Tungkal, dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan sidang dibuka dan

terbuka untuk umum;

2. Hakim Ketua memerintahkan Penuntut Umum untuk menghadapkan

Terdakwa JAMOLAN NAMBELA ALS. NAMBELA Bin SIHOL

SINAMBELA (alm) ke muka persidangan dalam keadaan bebas;

13
3. Majelis Hakim menanyakan kepada Terdakwa JAMOLAN NAMBELA

ALS. NAMBELA Bin SIHOL SINAMBELA (alm) perihal identitas dan

apakah sudah menerima salinan surat dakwaaan;

4. Terdakwa JAMOLAN NAMBELA ALS. NAMBELA Bin SIHOL

SINAMBELA (alm) ditanya pula oleh Majelis Hakim mengenai apakah

dalam keadaan sehat dan bersedia diperiksa di depan persidangan ( saat

itu Terdakwa menjawab ia-nya dalam keadaan sehat sehingga sidang

dilanjutkan);

5. Majelis Hakim menanyakan kepada Terdakwa JAMOLAN NAMBELA

ALS. NAMBELA Bin SIHOL SINAMBELA (alm) apakah ia-nya

didampingi oleh Penasihat Hukum (saat itu Terdakwa menjawab bahwa

ia tidak didampingi oleh Penasihat Hukum);

6. Penuntut Umum membacakan Surat Dakwaan;

7. Atas pembacaan Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum tadi, Terdakwa

ditanya oleh Majelis Hakim apakah akan mengajukan eksepsi atau tidak

(saat itu Terdakwa menjawab tidak mengajukan eksepsi);

8. Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum;

9. Pemeriksaan terhadap Terdakwa JAMOLAN NAMBELA ALS.

NAMBELA Bin SIHOL SINAMBELA (alm)Tuntutan oleh Penuntut

Umum;

10. Pembelaan (pledoi) oleh Terdakwa;

11. Replik dari Penuntut Umum;

12. Duplik dari Terdakwa;

13. Putusan oleh Majelis Hakim

14
2. Observasi Proses Peradilan Kasus Perdata

a. Jenis Kasus

Dalam penulisan laporan ini, penulis membahas prose peradilan

perkara/kasus perdata “Perceraian” pada Pengadilan Negeri Kuala

Tungkal,yang mana terdapat RAMSES SIRAIT sebagai pihak Penggugat,

VERANDINA SINAGA sebagai Tergugat,ACHMAD PETEN

SILI,S.H.,M.H. sebagai Hakim Ketua,DENIHENDRA ST

PANDUKO,S.H.,M.H dan FERI DELIANSYAH,S.H Sebagai Hakim

Anggota pada persidangan,serta YULLI ROPIKA HASNITA,S.H sebagai

panitera.

b. Uraian Persidangan

Uraian atau tata urutan proses persidangan perkara/kasus perdata

“Perceraian” dengan selaku Pihak Penggugat RAMSES SIRAIT.Alamat

Dusun Kampung Tengah,Rt/Rw008/-,Kelurahan Pematang

Lumut,Kec.Betara,Kab.Tanjung Jabung Barat dan selaku pihak Tergugat

VERANDINA SINAGA.Alamat Dusun Kampung

Tengah,Rt/Rw008/-,Kelurahan Pematang Lumut,Kec.Betara,Kab.Tanjung

Jabung Barat, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan sidang dibuka dan

terbuka untuk umum;

2. Hakim memerintahkan para pihak (penggugat dan tergugat) untuk

memasuki ruangan sidang;

3. Hakim memeriksa identitas para pihak, demikian pula diperiksa surat ijin

praktik dari organisasi advokat (Pihak dikuasakan kepada advokat);

4. Hakim memberikan kesempatan untuk menyelesaikan perkara secara

damai (melalui mediasi);

15
5. Majelis Hakim menawarkan apakah akan menggunakan mediator dari

Lingkungan Pengadilan Negeri atau dari luar (sesuai denga PERMA RI

No. 1 tahun 2008 dan Pasal 20 PERMA No2 Tahun 2015

6. Tidak tercapai kesepatakan damai, maka persidangan dilanjutkan dengan

pembacaan surat gugatan oleh penggugat/kuasanya;

7. Jawaban dari tergugat, jawaban berisi eksepsi, bantahan, permohonan

putusan provisional, gugatan rekonvensi;

8. Pembuktian;

9. Penggugat mengajukan bukti surat dn saksi;

10. Tergugat mengajukan bukti surat dan saksi;

11. Kesimpulan dari masing-masing pihak;

12. Musyawarah oleh Majelis Hakim;

13. Pembacaan putusan oleh Majelis Hakim,yaitu,tergugat membayar lunas

sisa Pinjaman/Kreditnya (pokok+Bunga)kepada pihak Penggugat

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB III, maka dapat ditarik beberapa

kesimpualn sebagai berikut :

1. Bahwa proses Pengadilan tindak Pidana “Perjudian” dengan Terdakwa

JAMOLAN NAMBELA ALS. NAMBELA Bin SIHOL SINAMBELA (alm) di

Pengadilan Negeri Kuala Tungkal sama dengan proses peradilan tindak pidana

pada umumnya;

2. Bahwa dalam proses persidangan perkara pidana di Pengadilan Negeri Kuala

Tungkal, Majelis Hakim memberikan hak-hak kepada terdakwa, yaitu hak untuk

didampingi oleh Penasihat Hukum, Hak untuk mengajukan eksepsi, hak untuk

mengajukan Pledoi dan Hak untuk mengajukan Duplik;

3. Bahwa proses Pengadilan Tindak Perdata selaku Pihak Penggugat Ramses

Sirait .Alamat Dusun Kampung Tengah,Rt/Rw008/-,Kelurahan Pematang

Lumut,Kec.Betara,Kab.Tanjung Jabung Barat dan selaku Pihak Tergugat

Verandina Sinaga.Alamat Dusun Kampung Tengah,Rt/Rw008/-,Kelurahan

Pematang Lumut,Kec.Betara,Kab.Tanjung Jabung Barat.pada pengadilan Negeri

Kuala Tungkal;

4. Bahwa obyek gugatan dalam perkara 35/Pen.Pdt.G/2017/PN.Klt. sama dengan

obyek gugatan dalam perkara Perceraian, yaitu yang terkait :

1. Bahwa Penggugat menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh


Tergugat,baik secara tertulis maupun lisan,kecuali yang secara tegas-
tegas Penggugat akui kebenarannya :
2. Bahwa untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil gugatan
Penggugat,Penggugat telah mengajukan akta bukti surat yang diberi
tanda bukti P-1 sampai dengan P-6 ,serta saksi-saksi BUDIMAN
SIRAIT (ayah kandung penggugat) dan Jhon Pretdi Sirait (adik kandung
penggugat).

17
3. Bahwa keterangan para saksi Penggugat sangat mendukung semua dalil-
dalil yang Penggugat paparkan pada Gugatan Penggugat.
4. Bahwa bahkan keterangan saksi-saksi Penggugat sekaligus mematahkan
dalil-dalil Tergugat terutama mengenai tidak adanya pemberian nafkah
kepada istri dan anak-anaknya untuk sekian lamanya sampai detik ini ;
5. Bahwa ternyata keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh tergugat
tersebut tidak dapat mematahkan kebenaran dalii-dalil gugatan
Penggugat terutama mengenai sifat kasar Tergugat kepada Penggugat.
6. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas saksi-saksi yang diajukan oleh
Tergugat,Para saksi Tergugat walaupun mengetahui adanya
pertengkaran tetapi tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab dari
pertengkaran tersebut,karena kedua saksi tersebut tidak perna datang
berkunjung kerumah Penggugat dan Tergugat .
7. Bahwa keterangan para saksi Penggugat sangat mendukung sikap
Tergugat yang tidak menghormati orang tua Penggugat selaku
mertuanya hal tersebut dapat dilihat dari awal ibu saksi sakit hingga
meninggal dunia Tergugat selaku menantu tidak perna datang
menjenguk apalagi memberi bantuan untu biaya pengobatan,sedangkan
jarak antara rumah Tergugat dan orang tua Penggugat cuman berjarak
1(satu) Km.
8. Bahwa Penggugat merasa sudah tidak dapat mempertahankan rumah
tangga Penggugat dan Tergugat karena sifat Tergugat yang sering
berkata-kata kasar seperti hinaan,caci maki,merendahkan mertabat
Penggugat dan mempermalukan Penggugat dan apabila perkawinan
Penggugat danTergugat masih tetap diteruskan Penggugat yakin akan
bertambah mudharat saja dan akan makin banyak yang terluka,terutama
anak Penggugat dan Tergugat
9. Bahwa gugatn Penggugat dan Tergugat telah memenuhi ketentuan pasal
39 ayat (2) undang-undang No.1 tahun 1974,jo.Pasal 19 huruf (F)
peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975,jo. Pasal 116 huruf (F)
Kompilasi Hukum Islam dan berdasarkanYurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia No. 38 K/AG/1990 tanggal 22 agustus
1991,"bahwa apabila perceraian sesuai dengan ketentuan pasal 19 huruf
(F) peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975,jo.Pasal 116 huruf (F)
Kompilasi Hukum Islam,telah terbukti maka tidak perlu
mempermasalahkan siapa yang salah,melainkan ditekankanb bahwa
perkawinan mereka telah pecah''
10. Bahwa dengan demikian cukup alasan bagi Penggugat untuk
mengajukan gugatan cerai dengan segala akibat hukumnya ;

5. maka penggugat Ramses Sirait .Alamat Dusun Kampung

Tengah,Rt/Rw008/-,Kelurahan Pematang Lumut,Kec.Betara,Kab.Tanjung

Jabung Barat,Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet

Ontvankelijke Verklaard) ;-), serta menghukum Penggugat untuk membayar

biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp.1.201.000,- (satu juta dua ratus

satu ribu rupiah).

18
6. Bahwa dalam peradilan perkara Perdata walaupun sudah ada putusan sebelumnya

dan berkekuatan Hukum tetap penggugat masih bisa melakukan gugatan terhadap

perkara yang sama, namun setelah melalui proses peradilan Perdata tetap ditolak

karena azas Ne bis in idem di atas.

7. Bahwa persidangan Peradilan Tindak Pidana maupun Perdata terbuka untuk

umum kecuali dinyatakan oleh Majelis Hakim tertutup untuk umum.

B. Saran-saran

1. Diharapakan dengan adanya penulisan laporan ini, bisa menjadi bahan bagi

setiap orang khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Terbuka untuk

memahami dan mengetahui bagaiamana proses beracara di persidangan perkara

tindak pidana maupun perdata di setiap Pengadilan Negeri.

2. Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan Praktek Pengalaman Beracara agar

dikemas dengan waktu yang lebih banyak lagi sehingga Mahsiswa dapat

mengikuti porses Peradilan baik Perdata maupun Pidadan dari dimulainya

perkara sampai ada Amar Putusan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Daryono dkk (2015).Praktik Pengalaman Beracara. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.
Sidang PutusanNomor : 52/Pid.B/2019/PN KLT.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/2016/08/08/hkum4410-praktik-pengalaman-beracara/
http://repository.ut.ac.id/4134/2/HKUM4410-TM.pdf.
www.pn-kualatungkal.go.id.
http://sipp.pn-kualatungkal.go.id/index.php/detil_perkara.
http://www.pn-nganjuk.go.id/index.php/kepaniteraan/kepaniteraan-pidana/proses-
persidangan.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt506967a9b1ed2/judi-bola-
online/

20
LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Dokumentasi Pada Saat Persidangan

* Mendengarkan Dakwaan

21
* Mendengarkan Tuntutan

* Hakim Memberikan Putusan

* Foto Diskusi Bersama Ibu Wakil Ketua Pengadilan Negeri Kuala Tungkal
setelah sidang selesai

22

Anda mungkin juga menyukai