Anda di halaman 1dari 10

NAMA : BAYU RAMADHAN

NPM : 201910115046
KELAS : 5 C1
MATKUL : LEGAL OPINION
DOSEN : Dr. Novi Riska., S.H.,M,H

JAWABAN DAN SOAL UTS

1. Apa yang dimaksud dengan legal opinion ?

Legal opinion adalah sebagai kerangka analisis hukum dalam bentuk pendapat umum
yang timbul dalam suatu sengketa hukum, atau sebagai tulisan yang dikemas menurut
pandangan dari pemerhatinya, dan dipergunakan sebagai alat pemantau dalam
bentuk artikel, skripsi, tesis, dan disertasi ilmiah, atau sebagai argumen-argumen hukum
(eksternal) bagi kepentingan pembelaan dalam suatu perkara perdata maupun
pidana di hadapan hakim pengadilan.

2. Sebutkan dan jelaskan kelompok dari implementasi legal opinion

- Wacana pandangan dan pendapat hukum, yaitu bertujuan untuk


menjabarkan suatu kontekstual hukum baik implisit atau eksplisit, jika terdapat
berbagai kontradiksi yuridis yang berakibat protes masyarakat terhadap
penerapan suatu aturan hukum, atau dengan kata lain terdapat
penyimpangan normanorma kultural yang berlaku dalam suatu masyarakat,
dan jika hukum itu diterapkan maka akan timbul dampak yang luas yang dapat
memengaruhi stabilitas keamanan negara di seluruh sektor sosial politik.
- Secara proporsional fungsional, wacana pandangan dan pendapat
hukum mempunyai manfaat seperti : memberikan masukan bagi legislator agar
dalam memproyeksikan aturan hukum supaya lebih berhati-hati dalam
mendiskripsikan formulanya, agar terlebih dahulu memperhatikan semua aspek
masyarakat yang timbul dapat ditampung, kemudian baru dirumuskan hal-hal
apa saja yang perlu dikemas dalam substansi peraturam hukum tersebut supaya
tidak menimbulkan konflik kepentingan.
- Secara Substansial, pendapat hukum berguna untuk meleraikan konflik
kepentingan yang teragregasikan dalam sebuah peraturan hukum. Hakikatnya
legal opinion merupakan diskursus berasal dari ketidaksenangan masyarakat
yang dipaksakan oleh pembuat aturan hukum tanpa melihat eksistensi logis dari
cara penerapan dan penegakan hukum itu sendiri seyogianya dimulai dari
institusi dan aparatur hukum terlebih dahulu dan bukan sebaliknya. Ada
semacam kontroversi yang perlu diresponi karena inkonsekuensi dan
inkonsistensi dari para penegak hukum dan tata aturan yang dinilai sebagai alat
represi kekuasaan semata ketimbang penegakan hukum.

3. Sebutkan dan jelaskan prosedur dalam pembuatan legal opinion .


1 Struktur, bentuk dan kondisi masyarakat, politik, kesusilaan, kesopanan,
agama, norma kebiasaan dan adatistiadat, dan tatanan dari sistem hukum itu
sendiri, termasuk kondisi para penegak hukum dan institusi serta aparaturnya
untuk menerapkan peraturan secara konsisten, apakah institusi telah konsekuen
memfungsikan peraturan tersebut tanpa pandang bulu menurut asas-asas yang
terkandung di dalamnya.

2. Tuntutan nilai-nilai dasar kepastian hukum, termasuk sikap tindak dan perilaku
dari pemuka masyarakat maupun institusi dan aparaturnya, birokrasi hukum
yang beorientasi kepada kepentingan politik melampaui kepentingan hukum,
dalam struktur masyarakat di suatu negara demokrasi yang mengatasnamakan
hukum sebagai panglima (Supremacy of Law). Semua itu mencerminkan
penerapan sistem hukum bagi kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam
negara yang bersangkutan.

3. Bagaimana cara penafsiran hukum yang perlu diimplementasikan dalam


membentuk opini masyarakat (public opinion) menurut format pandangan
hukum (Legal Opinion) yang dibuat oleh penulis/pengamat masalah hukum. Di
sini dibutuhkan keahlian khusus mencakup seluruh landasan normatif, sosiologis,
yuridis, filosofis, dan empirisme, dalam menelusuri keterkaitan aturan hukum yang
satu dengan yang lain untuk dikaji lebih mendalam mengenai substansi yang
mutatis mutandis (over lapping), guna dijabarkan secara aktual dan faktual
serta
koheren inheren untuk mengangkat masalah-masalah yang berkembang
dalam masyarakat, supaya dapat diresponi pihak birokrasi hukum dalam hal
meminimalisasi persoalan yang timbul oleh akibat dari aturan hukum itu
sendiri.dan

4. Pandangan pendapat hukum (legal opinion) harus beroriencasi kepada


netralitas serta realitas persoalan yang objektif, penyuguhannya ringkas, padat,
dan berisikan inti permasalahan yang perlu didiskusikan lebih lanjut, khususnya
untuk mendapatkan jalan keluar dari kebuntuan konflik hukum (legal nuansa
politis praksis atau mewakili kepentingan sepihak, conflict) supaya tidak
bertendensi negatif, tidak berisikan melainkan lugas, tegas, dan mudah
dipahami masyarakat luas maupun birokrasi hukum, tanpa mengurangi
eksistensi hukum itu sendiri yang perlu ditegakkan secara konsekuen dan
konsisten bagi semua pihak tanpa terkecuali.

4. Sebutkan dan jelaskan struktur hukum dalam membuat legal opinion


• Aneka cara pandangan hukum harus berisikan kontekstual dan tekstual
masalah hukum yang mencakup pembidangan yang dikotomi misalnya
membedakan mana yang bersifat “ius constituendum" dan mana yang "ius
constitutum”, hukum alam dan hukum positif, hukum yang bersifat imperatif dan
hukum fakultatif, hukum substantif dan hukum ajektif , hukum represif dan
preventif, hukum tertulis dan tidak tertulis, jurisprudensi dan pendapat para ahli
hukum terdahulu.

• Pertentangan yang terdapat dalam aturan hukum berupa satu undang-


undang dengan yang lainnya, undang-undang dengan hukum adat
kebiasaan, atau undang-undang dengan yurisprudensi, atau undang-undang
dengan traktat, serta undangundang dengan doktrin hukum.
• Pemecahan masalah kontradiksi hukum tersebut menyangkut:
masyarakat hukum, subjek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum,
hubungan hukum, dan objek hukum, semua itu harus bermuara pada suatu titik
taut penentu bahwa terdapat kontroversi yang sangat tajam untuk dikaji
keabsahannya dalam hal mengeliminasi masalah yang timbul tersebut .

• Mencari dan menemukan kesahihan hukum dalam artian yang hakiki


sebagai aturan yang mengikat (binding force of precedent) dan bukan apa
yang dimaksud dengan "what the law ought to be” akan tetapi “what the law
is”, selanjutnya dari yang tidak ada menjadi ada “das sollen” dan “das sein",
sehingga hukum itu aktif dalam memanifestasikan perintah (law is a command),
baik dalam buku (law in book), atau cara kerja (law in action) maupun praktik
hukum (law in practice) atau hakim membuat hukum (judge made law) akan
inheren dengan tatanan hukum itu sendiri, dan bukan “das ding an sich" oleh
pembuat aturan itu sendiri

5. Sebutkan dan jelaskan unsur hukum dalam penyuguhan legal opinion

Penyuguhan pandangan atau pendapat hukum, biasanya dibuat oleh para


kritikus hukum yang terdiri dari intelektual akademisi, praktisi hukum, maupun
pengamat masalah sosial politik dan hukum, umumnya berisikan masukan
dalam sudut pandang fungsi penerapan hukum dan manfaatnya dalam
masyarakat, dan bagaimana cara kerja hukum itu agar tidak meresahkan
masyarakat apabila disosialisasikan sebagai produk perangkat hukum.
Penyuguhan materi legal opinion dapat diimplementasikan melalui beberapa
bentuk dan cara aplikatif seperti Melalui Mass Media Pers, atau dalam bentuk
kemasan acara yang diekspos secara tertulis. Yang Fokusnya berbicara tentang
keabsahan sebuah produk hukum dan aplikasi peraturan pelaksanaannya,
dalam konteks yang berimplikasi positif maupun negatif, penjabarannya bersifat
netral, tidak berpihak, dan objektif terhadap pokok permasalahan yang
berkembang dalam masyarakat oleh sebab ekses yang timbul bertalian
dengan aspirasi yang berkembang dalam sebuah komunitas masyarakat.
Melalui seminar/panel diskusi ilmiah (science meeting), terfokus kepada
suatu masalah hukum yang perlu dibahas dan diangkat ke permukaan sebagai
bahan diskusi bagi kepentingan masyarakat luas. Dalam hal ini menyangkut
sistem penerapan hukum dan pelaksanaanya oleh aparatur, di samping sikap
tindak serta konsistensi dan konsekuensi yang wajib dipertanggungjawabkan
secara gradual oleh penegak hukum maupun masyarakat, dengan tidak
mendiskriminasikan kedudukan, ras, golongan, dan kepentingan politik tertentu
yang dikemas dalam bentuk opini hukum (legal opinion).

Melalui pendidikan/pelatihan (education and training) yang diadakan


oleh instansi dan institusi pemerintah atau nonpemerintah adalah hal
menyosialisasikan produk aturan hukum dimaksud, agar lebih menguasai
substansi materi dari hukum itu sendiri untuk dikaji dan ditelaah secara aktual,
faktual, metodologi, dan terstruktur secara sistematis. Dalam hal ini
memerhatikan sisi kajian secara yuridis, sosiologis, serta filosofis, yang secara
empiris menitikberatkan pada praktik hukum yang berlaku dalam masyarakat.

6. Apa yang dimaksud dengan metode induktif dan metode deduktif, jelaskan !

 Metode induktif harus melalui proses tahapan penelitian dalam beberapa


fase yakni: Merumuskan Masalah, Pengajuan Hipotesis dan Pengujian
Keabsahan Hipotesis melalui tahapan verifikasi, Pengambilan Sampel (Fakta
dan Pembuktian), Verifikasi Masalah, selanjutnya menjadi Tesis dari Hipotesis
yang telah teruji kebenarannya secara ilmiah melalui pengalaman empiris.
• Melalui Metode Deduktif (Deductive Method) artinya: penarikan
kesimpulan dari hal yang umum ke hal yang khusus. Dalam metode ini
dibutuhkan daya bernalar (logika), dan memberikan asumsi bahwa antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya tidak boleh bertentangan (kontradiksi),
hanya membedakan bahwa peristiwa A sama dengan B, tetapi jika A tidak
dihukum, maka B pun pasti tidak dihukum, meskipun reaksi terhadap masalah
tersebut sebenarnya kontraproduktif. Karena metode deduktif tidak melalui
pengalaman empiris, meskipun kita mengetahui aksioma-aksioma secara
niscaya dan apriori, kebenaran deduktif merupakan koherensi eksternal tanpa
menyelami pemahaman internal.

7. Apa yang dimaksud dengan “ principle of professionalism science responsibility


“ jelaskan !
“Principle of professionalism science responsibility” adalah metode pengkajian
indukatif harus menggunakan parameter kualitatif sehingga dapat di
pertanggungjawabkan keabsahanya dalam menyuguhkan penulisan artikel
atau makalah ilmiah, suatu penyajian tulisan menyangkut suatu bedah kasus
layaknya didiagnosis melalui pendekatan indukatif dan kualitatif. Secara
akademik dan ilmiah, baik dalam aplikasi dan implementasi teoretis dan
empirisme.

8. Bagaimana komunikasi yang digunakan dalam legal opinion, jelaskan !


• Bahasa dalam LEGAL OPINION dibuat dalam bahasa yang mudah
dipahami dan dibuat secara terstruktur.
• Dalam pembuatan LEGAL OPINION tidak semata-mata hanya dibuat
atas dasar pandangan hukum, namun juga dapat dibuat atas dasar infrmasi
kelaziman atas tindakan dalam penyelesaian permasalahan klien apabila
memang dalam nyatanya dasar hukum yang digunakan sudah maksimal atau
tidak ada, namun tetap pada mendahulukan aturan hukum yang berkaitan.
• Tata bahasa yang lugas,jelas dan sistematis dalam pembuatan
nya,bahasa yang digunakan harus lugas,tegas dan jelas. Selain itu harus
disampaikan secara sistematis dengan tata bahasa yang benar.
9. a.Sebutkan Faktor yang mempengaruhi aspek legal opinion

- faktor hukumnya sendiri, yang dibatasi oleh undang-undang saja;


- faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum;

- faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegaka hukum;


- faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan;
- faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

b. Jelaskan kelebihan dan kekurangan legal opinion

1 Kekurangan dan Nilai Fungsional Negatif

Setelah mengulas nilai lebih dari legal opinion, kini diadakan evaluasi
tentang nilai negatifnya. Pendapat hukum juga terkadang memiliki nilai minus,
jika bobot bahasannya berkutat pada kritik subjektif yang bertendensi
memojokan, kriteria logis terhadap kritik hukum serupa ini dipandang
mempunyai interes tertentu atau ingin mencari kelemahan hakim yang diduga
berkolusi dengan penguasa atau individu tertentu sehingga kualitas putusan
menyimpang dari realita hukum yang berlaku.

Biasanya, tanggapan hukum yang disanggah dalam tulisan pendapat


hukum terhadap kasus tertentu, hakikatnya menggali kembali otentisitas
putusan hakim yang dirasa kurang tepat dalam pengamatan publik. Akibat
pendapat hukum yang disuguhkan bermuara pada kepentingan subjektivitas
(contoh: putusan Tommy Soeharto, secara in absensia) dan putusan mantan
Presiden Soeharto (karena kondisi fisik dan daya memorinya yang mulai
melemah), maka dianggap oleh kalangan mayoritas sebagai bargaining
decision making dan disalahtafsirkan sebagai permainan institusi pengadilan
untuk mengulur waktu, agar perkara tersebut pada akhirnya menjadi kabur dari
ingatan masyarakat.
2 Kelebihan dan Nilai Fungsional Positif

Penyuguhan penulisan legal opinion terletak pada konkritas pandangan


seorang penulis untuk menyingkapkan fakua dari Jua sisi pandang yang
berbeda (impartial to both sides case). Di satu sisi mengenai fakta objektif
autentik, dan di lain sísi menyangkut realitas dari fakta objektif menjadi subjektif
autentik. Maksudnya adalah, melihat sesuatu persoalan dari kualitas dan
kuantitasnya sekaligus secara bersamaan, kemudian dikupas tuntas netralitas
kasus yang sedang dieksaminasi keabsahannya, komparasinya menyangkut
yuridis formal materil maupun yuridis empiris serta kajian sosio-kultural dan filsafat
epistemologi, yang dibarengi runutan konklusi masalah dalam hal mendapatkan
jawaban yang sifatnya paradoksal menjadi positif dalam artian realita praktik
hukum.

Kajian serupa ini mempunyai kelebihan dan nilai tambah dalam


khasanah disiplin ilmu hukum karena yang dikedepankan dalam kajian ini identik
dengan menggagas teori hukum futuristik, dan mengesampingkan pandangan
rigiditas substansi teoretis (law in book) menjadi fleksibel, terutama fungsi nilai
moral dan penerapan hukum (rule of law) dalam pembaharuan hukum, serta
berorientasi pada sistem penegakan hukum (law enforcement) yang
berkeadilan bagi semua kepentingan (justice for all interest needed) sehingga
pada gilirannya mewujudkan nilai kompetensi hukum positif dalam
mendisiplinkan masyarakat untuk patuh serta mentaati hukum (obey the law)
sebab hukum telah diterapkan secara konsisten dan konsekuen dalam
masyarakat.

10. Adanya permasalahan hukum Bp. Budi dengan Developer PT. Prima Abadi

Bp. Budi telah membayar DP rumah sebesar Rp. 100.000.000,- pada tahun 2018
dengan Harga rumah didaerah kelapa Jati sebesar Rp.500.000.000,- > Developer
berjanji bahwa aka nada serah terima kunci dan bangunan pada Januari 2020
namun sampai saat ini di 30 Oktober 2021 belum adanya serah terima kunci dan
bangunan tersebut, dan rumahnya pun belum jadi.
10. Mohon saudara buatkan legal opinion dalam kasus ini yang terdiri dari posisi
kasus, dokumen dan fakta hukum, Analisa hukum, pendapat hukum (saran
kuasa hukum)

LEGAL OPINION
Duduk Perkara

Bp. Budi adalah pihak yang ingin mengajukan tuntutan laporan karena merasa dirugikan dengan
Pihak Developer. Dalam hal ini pihak Developer telah menerima pembayaran DP sebesar R.
100.000.000,- pada Tahun 2018 untuk pembelian rumah didaerah kelapa Jati sebesar
Rp.500.000.000,- Sedangkan Pihak Developer telah berjanji bahwa akan serah terima kunci dan
bangunan kepada Bp. Budi pada Januari 2020.Namun sampai dengan saat ini pada Tanggal 30
Oktober 2021 belum terjadi serah terima kunci dan bangunan kepada Bp. Budi, dan rumahnya
pun belum jadi.

Dasar Hukum

• Berdasarkan pokok perkara tersebut, sebagai konsultan hukum setelah melakukan


penelusuran akhirnya ditemukan dasar hukum yang berkaitan dengan kasus di atas, yakni:

• Pasal 372 KUHP dan oasal 378sendiri merupakan hukum dasar yang membahas tentang
kejahatan penipuan. Perkara tersebut dapat berupa penipuan barang, uang, penghapusan piutang,
dan masih banyak lagi.

Bunyi Pasal 378 KUHP


“Kitab Undang-undang Hukum Pidana Buku II Kejahatan memuat Pasal 378 yang
berbunyi:"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau

supaya memberi hutang ataupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana
penjara paling lama empat tahun. "
Bunyi pasal 372 KUHP

“Pasal 372 KUHP yang berbunyi “ Barangsiapa dengan sengaja memiliki dengan melawan hak
sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan barang itu
ada dalam tanganya bukan karena kejahatan, dihukum karena penggelapan, dengan hukuman
penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun.”

• Bahwa apa yang dilakukan pihak Developer ternyata bertentangan dengan pasal di atas.
Perilaku Developer yang tidak menepati perjanjian dengan Bp. Budi. Hal ini diperkuat dengan
bukti bahwa belum terjadi serah terima kunci dan bangunan kepada Bp. Budi, dan rumahnya pun
belum jadi.

Kesimpulan

• Berdasarkan analisis tersebut di atas, kemudian konsultan hukum memberikan


kesimpulan sebagai berikut:

• Masalah ini dapat Anda ajukan ke Ranah Pidana, dengan cara Membuat laporan Polisi di
Polres Setempat sesuai dengan Locus Delicti / Tempat Kejadian Perkara tersebut terjadi.

• Lengkapi bukti penguat yang menunjukkan bahwa pihak Developer telah menerima
Kwitansi Pembayaran DP. Sebesar Rp. 100.000.000,- dari Bp. Budi.

• Lengkapi foto TKP bahwa rumahnya tersebut belum dibangun dan belum jadi rumah,
serta belum terjadi serah terima kunci dan bangunan kepada Bp. Budi,

Anda mungkin juga menyukai