Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS KEDOKTERAN FORENSIK

1. a. Bagaimana pemeriksaan luka pada mayat korban secara Kedokteran


Forensik? Jelaskan dan berikan contohnya.
Jawab :

1. Mulailah pemeriksaan mayat/potong tubuh


2. Catat bagian yang terluka pada sebuah diagram tubuh, carilah luka yang
mengindentifikasi
a. Jarak dari sumber ledakan
b. Jenis insiden kejadian ledakan
3. Uraikanlah bagian yang terluka berdasarkan:
a. Tampilan umum
b. Bukti menghitam
c. Bukti adanya arah ledakan
4. Ambil gambarnya secara keseluruhan terutama luka yang signifikan
5. Jika memungkinkan rekonstruksi luka itu dengan cara membalut dan menjahit luka
tersebut
Contohnya:

b. Apa saja sasaran pemeriksaan forensik bagi korban keracunan? Jelaskan


dan berikan contohnya.
Jawab:
1. Lambung dengan isinya
2. Seluruh usus dan isinya
3. Darah yang berasal dari central (jantung)
4. Hati, sebagai tempat detoksifikasi
5. Ginjal
6. Otak
7. Urine
8. Empedu
9. Jaringan otot, lemak, kulit, rambut.
Contoh :

2. a. Apa yang saudara ketahui mal praktik kaitannya dengan hukum?


Jelaskan dan berikan contohnya.
Jawab:
1. Civil Malpractice= Malpraktik Sipil
Seseorang tenaga kesehatan tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan
prestasinya serta ingkar janji. dan Pertanggung jawaban Civil malpractice bersifat individual
atau korporasi dan dapat dialihkan ke pihak lain berdasarkan prinsip (principle of vicarius
liability)

2. Administrative Malpractice= Malpraktik Administrasi


Artinya tenaga bidang kesehatan melanggar hukum administrasi.

3. Criminal Malpractice= Kejahatan Malpraktik


Tenaga bidang kesehatan yang melakukan tindak pidana
Contoh : Contohnya seorang dokter atau tenaga kesehatan melakukan aborsi tanpa indikasi
medis pasal 299 KUHP

b. Bagaimana Criminal Mal Praktik memenuhi rumusan delik pidana? Jelaskan


dan berikan contohnya.
JAWAB :
1. Positive act maupun negative act) = perbuatan tercela
2. Mens rea= dilakukan dengan sikap batin yang salah
a) Kesengajaan (intensional, dolus)
b) Kecerobohan (reklessness)
c) Kealpaan (negligence, culpba)
3. Criminal Malpractire yang bersifat sengaja (intensional, dolus)
Misalnya: Psl 344 KUHP euthanasia, Psl 332 KUHP membuka rahasia jabatan, Psl 263
KUHP surat keterangan palsu. Psl 299 KUHP aborsi tanpa indikasi medis.
4. Criminal Malpractice yang bersifat cerboh (reklessness) Tindakan medic-tanpa
persetujuan pasien informed consent.
5. Criminal Malpractice yang bersifat Kealpaan (negligence, culpa) misalnya kurang hati-
hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien.

Contoh :

3. a Apa saja faktor utama kelalaian menyebabkan terjadinya kecelakaan


pasien? Jelaskan dan berikan contohnya.
JAWAB:
1. Humanum elementum= faktor manusia / kesalahan manusia
2. Ne verum et completum faktord providere informations circa morbum victima = faktor
tidak meberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakit korban
3. Internum et externum factores = faktor ekstern atau intern
4. Emergency relevium negligens res factor in aegris = faktor lalai melakukan pertolongan
darutat terhadap pasien.
5. Neglegentes factors aegris referendo ad medicos, qui expertise = faktor lalai merujuk
pasien ke dokter yang mempunyai keahlian.
Contoh :

b. Apa saja unsur-unsur kesalahan dalam tindak pidana medis? Jelaskan dan
berikan contohnya.
JAWAB:
1. Adanya hubungan batin antara si pelaku dengan perbuatannya
a. Dengan sengaja (dolus)
b. Kealpaan (culva)
1.culva lava = kelalaian besar
2.Culva levis = kelalaian kecil
2. Adanya kemampuan bertanggung jawa kepada si pelaku, Jiwa si pelaku dalam keadaan
sehat dan normal
3. Tidak adanya alasan pemaaf yang dapat menghapus kesalahan, Misalnya orang sakit
ingatan yang membunuh orang.
4. Tidak adanya alasan pembenar yang dapat menghapus kesalahan. Misalnya seseorang
karena diperintah oleh UU maupun perintah jabatan dalam melakukan tugas.
Contohnya :

4. a Bagaimana bentuk dan isi Visum Et Repertum? Jelaskan dan berikan


contohnya.
Jawab:
1. "Pro Justitia" pada bagian atas untuk memenuhi persyaratan yuridis, pengganti meterai.
2. VER menyatakan jenis barang bukti/pengganti barang bukti .
3. Pendahuluan, memuat : identitas dokter pemeriksa, identitas peminta VER, saat dan
tempat dilakukannya pemeriksaan dan identitas barang bukti (manusia), sesuai dengan
identitas yang tertera didalam surat permintaan VER dari pihak penyidik dan label atau
segel.
4. Hasil pemeriksaan memuat: segala yang dilihat dan ditemukan pada manusia diperiksa
oleh dokter forensik untuk mengetahui sebab-sebab korban.
5. Kesimpulan intisari hasil pemeriksaan sesuai pengetahuan dan pengalaman dokter.
Contoh :

b. Bagaimana tahapan pengumpulan Barang Bukti Senjata Api dan Bahan


Peledak? Jelaskan dan berikan contohnya.
JAWAB:
Tahapan bahan bukti peledak dan bom : oleh Penjinak Bahan peledak polri. Ialah Bahan
peledak suatu zat yang cepat dapat berubah menjadi bentuk gas dan panas dan menimbulkan
goncangan serta ledakan, suara keras.
• Barang bukti bahan peledak dapat ditemukan di TKP atau ditempat lain.
• Pengumpulan barang bukti sewaktu mengumpulkan barang bukti, dilakukan pemotretan dan
pengambilan bahan peledak.
• Pengamanan barang bukti bahan peledak.
• Pengiriman barang bukti ke laboratorium forensik Polri.
Contohnya :

5. a. Sebutkan dan jelaskan Metode Penentuan jati diri dengan sidik jari
(daktiloskopi) serta berikan contohnya.
JAWAB:
1. Metode visual : dengan memperhatikan dengan cermat atas korban,terutama wajahnya
oleh pihak keluarga atau rekan dekatnya maka jati diri korban dapat di ketahui dengan ;
2. Pakaian : dengan pencatatan yang teliti atas pakaian bahan yang dipakai,model serta
adanya tulisan-tulisan seperti: merek pakaian,penjahit,laundry atau initial nama,dapat
memberikan informasi yang berharga,milik siapakah pakain tersebut
3. Perhiasan : dengan melakukan pengecekan anting-anting,kalung,gelang serta cincin
yang ada pada tubuh korban,khususnya bila pada perhiasan itu terdapat initial nama
seorang yg biasa nya terdapat pada bagian dalam dari gelang atau cincin;akan membantu
dokter atau pihak penyidik di dalam yang dapat menentukan identitas korban.
4. Dokumen : dengan melihat Kartu Tanda Penduduk, surat izin mengemudi, paspor, kartu
golongan darah, tanda pembayaran dan lain sebagainnya yang ditemukan dalam dompet
atau tas korban dapat menunjukkan jati diri korban.
5. Medis : dengan melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan, yang meliputi bentuk
tubuh, tinggi dan berat badan, warna tirai mata, adanya cacat tubuh serta kelainan
bawaan, jaringan parut bekas operasi serta adanya tato, dapat memastikan siapa jati diri
korban.
6. Gigi : dengan bentuk gigi dan bentuk rahang merupakan ciri khusus dari seseorang
sedemikian khususnya sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik
pada dua orang yang berbeda sehingga menjadikan pemeriksaan gigi ini mempunyai
nilai yang tinggi dalam hal penentuan jati diri seseorang.
7. Sidik Jari : dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai sidik jari yang
sama, walaupun kedua orang tersebut kembar satu telur.
8. Serologi : Penentuan golongan darah yang diambil baik dari dalam tubuh maupun bercak
darah yang berasal dari bercak-bercak yang terdapat pada pakaian, akan dapat
mengetahui golongan darah si korban tersebut.
9. Eksklusi : metode ini umumnya hanya dipakai pada kasus dimana banyak terdapat
korban (kecelakaan massal) seperti peristiwa tabrakan pesawat, tabrakan kereta api, atau
angkutan lainnya yg membawa banyak penumpang.
Contoh:

b. Sebutkan dan jelaskan fungsi identifikasi (daktiloskopi) serta berikan


contohnya.
JAWAB:
1. Penentuan Jenis Kelamin
• Pemeriksaan panggul
• Pemeriksaan tengkorak
• Pemeriksaan tulang dada
• Pemeriksaan tulang panjang
2. Penentuan umur
• Kasus-kasus forensik penentuan umur dibagi 3 fase
• Bayi yang baru dilahirkan
• Anak-anak dan dewasa di bawah 30 tahun
• Dewasa di atas 30 tahun
3. Penentuan tinggi badan
Keadaan dimana harus diperiksa adalah tubuh yang sudah terpotong-potong atau yang
didapatkan rangka atau sebagian dari tulang aja.
4. Perkiraan umur tulang, Perkiraan umur tulang lebih berguna bagi kepentingan
arkeologis, bila dibandingkan dengan kepentingan penyidikan perkara kriminal.
5. Pemeriksaan rambut
• Kaitan korban penembakan yang melekat rambut.
• Kasus tabrak lari, rambut yang melekat pada kendaraan.
• Kasus kejahatan seksual, rambut pelaku melekat pada korban.

Contoh :

Anda mungkin juga menyukai