Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL

MODUL PATOLOGI FORENSIK

BLOK FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

TUTOR: dr. Agussalim Ali, Sp.An., M.kes

AISYAH (K1A1 16 061) GIAN OFEL PAGAPPONG. (K1A1 18 104)

SITI HARDIYANTI R. (K1A1 18 007) VIRA ADININGSI (K1A1 18 106)

FILZAH AZ-ZAHRA P. A. (K1A1 18 029) DIONISIUS EXCELSIS (K1A1 18 074)

SARI NUR AZIZAH (K1A1 18 030) TRI WISTYA UTAMI (K1A1 18 075)

WD. NUR SALSABILAH (K1A1 18 053) FIRZAH AULIYAH (K1A1 18 083)

DEWI FORTUNA R. S (K1A1 18 054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Bersama dengan lampiran lembar pengesahan ini, telah dinyatakan bahwa


laporan hasil tutorial modul 1 “Patologi Forensik” telah disahkan oleh Dokter
Pembimbing Tutorial.

Kendari, 28 Oktober 2020

dr. Agussalim Ali, Sp.An., M.kes


MODUL 1
PATOLOGI FORENSIK

SKENARIO 1

Dua orang laki-laki WNA ditemukan meninggal di sebuah ruangan proyek


Pertambangan.Jenazah kemudian dibawa oleh Penyidik ke kamar jenazah RSUD untuk
dilakukan otopsi.Pada pemeriksaan luar tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan.Lebam
mayat pada terdapat pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota gerak sisi
belakang, dan kantung pelir; warna merah muda, pada beberapa bagian warna kebiruan,
tidak hilang dengan penekanan, kaku mayat tidak ada.Pemeriksaan dalam didapatkan darah
encer.

KATA SULIT

- Otopsi : suatu pemeriksaan pada tubuh mayat untuk kepentingan tertentu


meliputi pemeriksaan luar maupun dalam dengan menggunakan cara-cara
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh ahli yang berkompeten.
- Lebam mayat : suatu bercak besar berwarna merah kebiruan akibat
penumpukan eritrosit karena dipengaruhi gaya gravitasi.
- Tengkuk : leher bagian belakang.
- Kaku mayat : salah satu tanda fisik kematian yang dikenali dengan adanya
kekakuan secara bertahap sesuai dengan lamanya waktu pasca kematian.

KALIMAT KUNCI

- Dua orang laki-laki WNA


- Meninggal disebuah ruangan proyek pertambangan
- Jenazah dilakukan otopsi
- Pada pemeriksaan luar, tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan
- Lebam mayat terdapat pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota
gerak sisi belakang, dan kantung pelir warna merah muda, pada beberapa
bagian warna kebiruan, tidak hilang dengan penekanan.
- Kaku mayat tidak ada
- Pemeriksaan dalam didapatkan darah encer.

PERTANYAAN

1. Sebutkan alur pemeriksaan jenazah


2. Jelaskan tata laksana otopsi
3. Jelaskan patomekanisme terjadinya kaku mayat dan lebam mayat
4. Jelaskan bagaimana hubungan kaku mayat dengan waktu kematian
5. Jelaskan mengapa lebam mayat berwarna merah muda dan beberapa bagian
berwarna merah kebiruan
6. Jelaskan mengapa lebam tidak hilang dengan penekanan
7. Jelaskan mengapa pada pemeriksaan dalam didapatkan darah encer
8. Jelaskan cara dan sebab kematian berdasarkan scenario
9. Tentukan perkiraan waktu kematian berdasarkan temuan dari hasil
pemeriksaan
10. Bagaimana hubungan lokasi ditemukannya mayat dengan kematian pada
scenario
11. Bagaimana Visum et Repertum pada scenario diatas

JAWABAN

1. Sebutkan alur pemeriksaan jenazah


JAWAB :
Pemeriksaan pada identifikasi jenazah meliputi :
1) Umum
a. Kerangka manusia atau bukan
b. Penentuan jumlah korban
c. Penentuan jenis kelamin
d. Perkiraan tinggi badan
e. Perkiraan umur
f. Penentuan ras
2) Khusus
a. Pemeriksaan sidik jari
b. Pemeriksaan golongan darah
c. Tanda" pekerjaan/kebiasaan
d. Gigi-geligi
e. warna kulit,mata,rambut
f. Cacat,kelainan bawaan
g. Tato
h. Kelainan patologis/parut

Dalam hal metode identifikasi Abdul Mun’im Idries mengemukakan, bahwa


dalam proses identifikasi dikenal sembilan metode, yaitu:
a) Metode Visual
Dilakukan oleh pihak keluarga atau rekan dekatnya yaitu dengan
memperhatikan korban secara teliti, terutama bagian wajah, maka identitas
korban dapat diketahui.Metode visual bersifat sederhana, dan dapat dilakukan
bilakeadaan tubuh dan terutama wajah korban dalam keadaan baik dan belum
terjadi pembusukan.
b) Pakaian
Melakukan pencatatan yang teliti pakaian, bahan yang digunakan, model, dan
adanya ciri tulisan/gambar, seperti merek pakaian, penjahit, laundry, dan
inisial namadapat memberikan informasi yang berharga, tentang pemilik
pakaian tersebut.Untuk korban tidak dikenal, menyimpan seluruh pakaian atau
potongan-potongan berukuran 10 cm x 10 cm merupakan tindakan yang tepat
agar korban dapat dikenali walaupun tubuhnya sudah dikubur.
c) Perhiasan
Diantaranya adalah anting-anting, kalung, gelang serta cincin yang ada pada
tubuh korban, khususnya bila perhiasan tersebut ada inisial nama seseorang
yang biasanya terdapat pada bagian dalam gelang atau cincin, akan membantu
dokter atau penyidik dalam menentukan identitas korban.
d) Dokumen
Berupa Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, paspor, kartu
golongan darah, tanda pembayaran, dan sebagainya dapat membantu
menunjukkan identitas korban.
e) Medis
Pemeriksaan fisik keseluruhan meliputi bentuk tubuh, tinggi, berat badan,
warna mata, adanya cacat tubuh, kelainan bawaan, jaringan parut bekas
operasi, dan tato dapat membantu menentukan identitas korban. Pada
beberapa keadaan khusus, harus dilakukan pemeriksaan radiologis untuk
mengetahui keadaan sutura (pen.- suturaadalah sendi yang dihubungkan
dengan jaringanjaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang
tengkorak, contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal), bekas
patah tulang atau pen, serta pasak yang dipakai pada perawatan penderita
patah tulang.
f) Gigi
Bentuk gigi dan rahang yang merupakan ciri khusus seseorang.Oleh karena
itu, pemeriksaan gigi geligi memiliki nilai tinggi dalam penentuan identitas
seseorang.
g) Sidik jari
Dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang mempunyai sidik jari yang sama,
walaupun orang kembar, sehingga sidik jari merupakan sarana penting bagi
kepolisian dalam mengetahui identitas seseorang. Dokter tidak melakukan
pemerikasaan sidik jari, namun demikian dokter berkewajiban mengambilkan
(mencetak) sidik jari, khususnya sidik jari korban meninggal dan mayatnya
telah membusuk;
h) Serologi
Merupakan sampel darah yang dapat diambil dari dalam tubuh korban,
maupun bercak darah yang berasal dari bercak-bercak pada
pakaian.Pemeriksaan sampel darah dapat menentukan golongan darah korban.
i) Eksklusi
Merupakan metode yang hanya digunakan untuk kasus bencana massal yang
banyak membawa korban, seperti peristiwa kecelakaan pesawat, kecelakaan
kereta api, dan kecelakaan angkutan lain yang membawa banyak penumpang

ALGORITMA PEMERIKSAAN JENAZAH

Jenazah dari RS Jenazah dari luar RS

Penyebab
kematian

penyakit Traum,intoksitasi dan penyebab tidak jelas

selesai Ringkasan RM,Laboratorium atau Radiologi

Imformed consend Surat Permintaan visum

Tidak setuju Pemeriksaan Luar

Pengambilan sampel
Dokumen Penolakan

Pemeriksaan
Fotografi Forensik
1. Dampak penolakan
2. Fotokopi ID Alm
3. Fotokopi ID
Keluarga Visum et Repertum
. 4. Fotokopi ID Saksi Sertifikasi Medis
2. Jelaskan tata laksana otopsi
JAWAB :
Pengertian
Secara etimologis, autopsi berasaldari kata auto yang artinya sendiri
dan opsis yang artinya melihat. Autopsi adalah pemeriksaan terhadap
tubuh mayat yang terdiri dari pemeriksaan terhadap bagian luar maupun
bagian dalam dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau
adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut,
menerangkan penyebabnya serta mencari hubungan sebab akibat antara
kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.

Jenis-jenis otopsi.
1. Otopsi anatomi adalah otopsi yang dilakukan demi kepentingan
Pendidikan untuk mempelajari susunan tubuh manusia yang normal.
2. Otopsi klinik adalah otopsi yang dilakukan terhadap mayat seseorang
yang menderita penyakit, dirawat di rumah sakit tetapi kemudian
meninggal. Jenis otopsi ini mutlkak diperlukan izin dari keluarga terdekat
mayat yang bersangkutan
3. Otopsi medikolegal otopsi forensik adalah otopsi yang dilakukan
untuk kepentingan peradilan, yaitu membantu penegak hukum dalam
rangka menemukan kebenaran materil. Untuk melakukan otopsi forensik
ini, diperlukan suatu surat permintaan atau pembuatanVisum et Repertum
(VeR) dari pihak yang berwenang, dalam hal ini pihak penyidik.

Tatalaksana Otopsi
Sebelum otopsi dimulai, beberapa hal perlu mendapat perhatian :
1. Apakah surat-surat yang berkaitan dengan otopsi yang akan dilakukan
telah lengkap
2. Apakah mayat yang akan diotopsi benar-benar adalah mayat yang
dimaksudkan dalam surat yang bersangkutan
3. Kumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya
kematian selengkap mungkin.
4. Periksalah apakah alat-alat yang diperlukan telah tersedia

Cara otopsi
1. Pemeriksaan luar,
2. Pemeriksaan dalam, terdiri atas :
a. Incision (pengirisan)
b. Pengeluaran organ dalam
c. Pemeriksaan tiap-tiap organ satu per satu
d. Pengembalian organ tubuh ketempat semula.
e. Menutup dan menjahit kembali
3. Pemeriksaan penunjang
4. Teknik otopsi
a. Teknik Rokitansky
b. Teknik Virchow
c. Teknik Letulle
d. Teknik Ghon
5. Peralatan untuk otopsi
a. Kamar otopsi
b. Meja otopsi
c. Peralatan otopsi
d. Pemeriksaan untuk pemeriksaan tambahan
e. Peralatan tulis menulis dan fotografi
6. Pemeriksaan luar. Sistematika pemeriksaan adalah:
a. Label mayat
b. Tutup mayat
c. Bungkus mayat
d. Pakaian mayat
e. Perhiasan mayat
f. Benda di samping mayat
7. Tanda kematian
a. Lebam mayat
b. Kaku mayat
c. Suhu tubuh mayat
d. Pembusukan
e. Lain-lain
8. Identifikasi umum
9. Identifikasi khusus
a. Rajah/tato
b. Jaringan parut
c. Kapalan (callus).
d. Kelainan pada kulit
e. Anomali dan cacat pada tubuh
10. Pemeriksaan rambut
11. Pemeriksaan mata
12. Pemeriksaan daun telinga dan hidung
13. Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut
14. Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan
15. Lain-lain
16. Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan/luka
a. Letak luka
b. Jenis luka
c. Bentuk luka
d. Arah luka
e. Tepi luka
f. Sudut luka
g. Dasar luka
h. Sekitar luka
i. Ukuran luka
j. Saluran luka
k. Lain-lain
17. Pemeriksaan terhadap patah tulang

3. Jelaskan patomekanisme terjadinya kaku mayat dan lebam mayat


JAWAB :
 Lebam mayat
Lebam mayat atau livor mortis terjadinya karena adanya gaya gravitasi
yang menyebabkan darah mengumpul pada bagian-bagian tubuh terendah dan
bebas dari tekanan dimana sesuai posisi tubuh mayat .Awalnya darah
mengumpul pada vena-vena besar dan kemudian pada cabang- cabangnya
sehingga mengakibatkan perubahan warna.kulit menjadi merah kebiruan.
Timbulnya lebam mayat antara 1 sampai 2 jam setelah mati. Pada orang yang
menderita anemia atau perdarahan timbulnya lebam mayat menjadi lebih
lama, sedangkan pada orang yang mati akibat penyakit lama timbulnya lebam
mayat lebih cepat .Lokalisasinya pada bagian terendah dari tubuh mayat,
kecuali pada bagian tubuh yang tertekan.Pada posisi terlentang lebam mayat
dapat ditemukan pada tengkuk atau leher bagian belakang, punggung, bokong
dan bagian fleksor dari anggota gerak bawah.Lebam mayat menetap setelah 8-
12 jam pasca kematian (Nitiprodjo & Maulana 2018).
 Kaku mayat
Kaku mayat Rigor mortis terjadi karena habisnya adenosin trifosfat
(ATP) yang dibutuhkan dalam metabolisme sel otot.ATP sebagai sumber
energi bagi otot untuk dapat berkontraksi, dan untuk dapat mempertahankan
kontraksi, otot memerlukan pasokan ATP yang terus menerus.Tanpa pasokan
yang berkelanjutan, ATP yang ada pada otot hanya cukup untuk
mempertahankan kontraksi otot selama beberapa detik.Pasokan ATP untuk
otot dikelola oleh tiga sistem metabolik, yaitu sistem fosfagen, sistem
glikogen-asam laktat atau glikolisis, dan sistem aerobik.Pada kondisi optimal,
sistem fosfagen dapat memberi pasokan untuk daya otot maksimal selama 10-
15 detik; sistem glikogen-asam laktat dapat memberi pasokan selama 30-40
detik; dan sistem aerob dapat bekerja untuk waktu yang tidak terbatas.Setelah
kontraksi akibat aktifitas, ketiga sistem ini memerlukan waktu untuk
memulihkan diri.Setelah kematian, semua produksi ATP berhenti walau
konsumsi tetap terjadi. Dengan habisnya ATP, filamen aktin dan miosin
menjadi terikat secara permanen dan terbentuklah kaku mayat (Kristanto &
Wangko 2014)

4. Jelaskan bagaimana hubungan kaku mayat dengan waktu kematian


JAWAB :
Kaku mayat merupakan salah satu tanda tanda kematian yang bisa juga
digunakan untuk menentukan waktu kematian. Kita bisa nilai dari perubahan
otot yang terjadi setelah kematian bisa dibagi dalam 3 tahap yaitu : Periode
relaksasi primer (flaksiditas primer),Kaku mayat (rigor mortis),Periode
relaksasi sekunder. Hal ini terjadi segera setelah kematian.Biasanya
berlangsung selama 2-3 jam. Seluruh otot tubuh mengalami relaksasi, dan
bisa digerakkan ke segala arah.Iritabilitas otot masih ada tetapi tonus otot
menghilang. Pada kasus di mana mayat letaknya berbaring,rahang bawah akan
jatuh dan kelopak mata juga akan turun dan lemas. Kaku mayat akan terjadi
setelah tahap relaksasi primer. Keadaan ini berlangsung setelah terjadinya
kematian tingkat sel, dimana aktivitas listrik otot tidak ada lagi.Otot menjadi
menjadi kaku. Fenomena kaku mayat ini pertama terjadi pada otot-otot mata,
bagian belakang leher, rahang bawah, wajah, bagian depan leher, dada,
abdomen bagian atas dan terakhir pada otot tungkai.
Akibat kaku mayat ini seluruh mayat menjadi kaku,otot memendek dan
persendian pada mayat akan terlihat dalam posisi sedikit fleksi.Keadaan ini
berlangsung selama 24-48 jam pada musim dingin dan 18-36 jam pada musim
panas.Penyebab: Otot tetap dalam keadaan hidrasi oleh karena adanya ATP.
Jika tidak ada oksigen, maka ATP akan terurai dan akhirnya habis, sehingga
menyebabkan penumpukan penumpukan asam laktat dan penggabungan
aktinomiosin (protein otot).
Cara membedakan kaku mayat yaitu :
1. 6 jam setelah mati : mayat mulai kaku
2. 12 jam setelah mati : semua bagian tubuh kaku
3. 12-36 jam mati : kekakuan persisten
4. >48 jam mati : kembali relaksasi

5. Jelaskan mengapa lebam mayat berwarna merah muda dan beberapa


bagian berwarna merah kebiruan
JAWAB :

Kita ketahui terlebih dahulu bahwa lebam mayat (livor mortis) terjadi
akibat pengendapan eritrosit karena adanya gaya tarik bumi (gravitasi) yang
mengisi vena dan venula serta membentuk bercak warna merah ungu (livide)
pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas
keras. Faktor yang memengaruhi lebam mayat diantaranya kadar Hemoglobin
dan banyaknya volume darah yang beredar.

Lebam mayat mulai terbentuk 30 menit sampai 1 jam setelah kematian


somatis dan intensitas maksimal setelah 8-12 jam postmortem.Sebelum waktu
ini, lebam mayat masih dapat berpindah-pindah jika posisi mayat diubah.
Setelah 8-12 jam postmortem lebam mayat tidak akan menghilang
dikarenakan telah terjadi perembesan darah akibat rusaknya pembuluh darah
ke dalam jaringan sekitar pembuluh darah.

Pada umumnya lebam mayat berwarna merah-ungu (livide), akan


tetapi pada beberapa keadaan tertentu terjadi perubahan warna seperti yang
terdapat pada skenario bahwa ditemukan lebam mayat berwarna merah muda
menandakan terjadinya anemic hipoksia yang disebabkan oleh keracunan CO,
dimana oksihaemoglobin digantikan oleh karboksihaemoglobin. Kenaikan CO
menjelang kematian menyebabkan terjadinya kongesti pada venous dan
pulmonary.Dan beberapa bagian tubuh berwarna kebiruan di sebabkan karena
tekanan oksigen dan darah menurun sehingga menyebabkan sianosis dan
tampak lebam mayat berwarna biru.

6. Jelaskan mengapa lebam tidak hilang dengan penekanan


JAWAB :
Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah kematian
klinis dan intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8-12 jam post-
mortem. Dengan demikian penekanan pada daerah lebam mayat atau
perubahan posisi mayat yang dilakukan 8-12 jam tersebut lebam mayat tidak
akan menghilang. Tidak menghilangnya lebam mayat pada saat itu
dikarenakan telah terjadi perembesan darah akibat rusaknya pembuluh darah
ke dalam jaringan sekitar pembuluh darah.

7. Jelaskan mengapa pada pemeriksaan dalam didapatkan darah encer


JAWAB :
Terjadi karena peningkatan fibrinolisis pasca kematian.Gambaran
tentang tetap caimya darah yang dapat terlihat pada saat autopsi pada
kematian akibat asfiksia adalah bagian dari mitologi forensik. Pembekuan
yang terdapat pada jantung dan sistem vena setelah kematian adalah sebuah
proses yang tidak pasti, seperti akhimya pencairan bekuan tersebut
diakibatkan oleh enzim fibrinolitik.

8. Jelaskan cara dan sebab kematian berdasarkan scenario


JAWAB :
• CARA KEMATIAN
Cara kematian secara umum dapat dikategorikan menjadi:
a. Sebab secara alamiah (natural death/mati wajar) misalnya karena
penyakit atau usia tua.
b. Sebab tidak alamiah (unatural death/mati tidak wajar).Disebabkan
berbagai jenis kekerasan (pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan
kerja serta kecelakaan lalu lintas), kematian akibat tindankan medis,
tenggelam, intoksikasi, dan kematian yang tidak jelas penyebabnya.
Kesimpulan tentang cara kematian ada kemungkinan berbunyi sebagai
berikut:
1. Pada pemeriksaan sepintas lalu dari luar saja pada kormban tidak
ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keadaan TKP rapi, dalam lemari
kormban ditemukan obat-obatan dan rontgen foto yang menandakan
kormban sakit patu-paru.Cara kematian korban diduga adalah wajar.
2. Bunuh diri
a. Jika dokter kebetulan melihat sendiri peristiwanya, maka dokter
dalam hal ini bertindak sebagai saksi, bukan sebagai ahli. Dokter
dapat berkesimpulan “jelas suatu kejadian bunuh diri”.
b. Jika dokter menemukan keadaan TKP rapi dan luka-luka pad
tubuh korban adalah luka-luka klasik bunuh diri, ia dapat
berkesimpulan, “Peristiwa tersebut biasanya merupakan peristiwa
bunuh diri”
c. Jika menemukan keadaan TKP rapi dan luka-luka pada korban
adalah luka tanda klasik bunuh diri, ia dapat berkesimpulan,
“Peristiwa ini lebih mendekati bunuh diri dari pembunuhan”.
3. Pembunuhan
Jika dokter menemukan keadaan TKP porak-poranda dan luka-luka
pada korban tidak sesuai dengan luka klasik bunuh diri, ia dapat
berkesimpulan, “Peristiwa tersebut merupakan pembunuhan”.
4. Kecelakaan
Jika dokter menemukan keadaan TKP rapi dan di atas meja terdapat
alat seterika yang dibongkar, sedangkan dalam tangan korban terdapat
kawat listrik yang bocor yang berhubungan dengan arus listrik, ia
dapat berkesimpulan, “Peristiwa tersebut menurut dugaan adalah suatu
kecelakaan”.
5. Cara kematian tidak jelas
Dari pemeriksaan TKP dan pemeriksaan luar pada korban belum dapat
diambil kesimpulan tentang cara kematian.
Cara kematian dapat ditentukan berdasarkan :
a. Epidemiologi (Jenis kelamin, ras, budaya)
b. Kesaksian atas peristiwa
c. Latar belakang peristiwa
d. Tempat Kejadian Perkara (TKP)
e. Pemeriksaan tangan mayat
f. Pemeriksaan luka-luka mayat
g. Letak mayat

Berdasrkan skenario, pada pemeriksaan luar tidak didapatkan tanda-tanda


kekerasan. Lebam mayat menunjukan ciri-ciri keracunan CO dengan adanya
warna merah muda pada sebagian besar bagian tubuh yang menandakan
bahwa cara kematian tidak wajar.
• SEBAB KEMATIAN
Penentuan sebab kematian di klasifikasikan berdasarkn jenis yang menyebabkan
kematian tersebut yaitu :

Jenis Penyebab
Penyakit Gagal jantung, PJK, pecahnya pembuluh darah otak
(stroke) dan lain-lain.
Trauma - Kekerasan tumpul : luka memar, luka lecet, luka robek,
bekap, cekik, jerat, gantung, chocking.
- Kekerasan tajam : luka iris, luka tusuk, luka bacok.
- Luka tembak masuk : jarak tempel, sanagt dekat, dekat,
jauh.
- Tenggelam
Keracunan - Keracunan CO
- Keracunan CN
- Keracunan alkohol
- Keracunan lainnya

Berdasarkan skenario suspek sebab kematian kedua laki-laki WNA ini yaitu akibat
keracunan CO.

9. Tentukan perkiraan waktu kematian berdasarkan temuan dari hasil


pemeriksaan
JAWAB :
A. Tanda kematian pasti
1) Lebam Mayat (Livor mortis)
Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat
terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan venula,
membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh,
kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.
Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari
endotel pembuluh darah.
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin
lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12
jam.Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada
penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah.
Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila
penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan dalam 6 jam
pertama setelah mati klinis. Tetapi, walaupun setelah 24 jam, darah masih
tetap cukup cair sehingga sejumlah darah masih dapat mengalir dan
membentuk lebam mayat di tempat terendah yang baru.Kadang-kadang
dijumpai bercak perdarahan berwarna biru kehitaman akibat pecahnya
pembuluh darah.Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-
sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi.Selain itu
kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan
tersebut.
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian;
memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada
keracunan CO atau CN, warna kecok-latan pada keracunan anilin, nitrit,
nitrat, sulfonal; mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah
terjadinya lebam mayat yang menetap; dan memperkirakan saat kematian.
Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat belum
menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka setelah
beberapa saat akan terbentuk lebam mayat baru di daerah dada dan perut.
Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada penekanan
menunjukkan saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan.
Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang terletak rendah. Bila
terdapat penekanan, pembukuh darah di daerah tersebut tertutup dan
karenanya tidak dapat terisi darah dan daerah tersebut akan bebas dari lebam
mayat. Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah,
maka keadaan ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan...darah
akibat trauma (eks-travasasi). Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan
kemudian disiram dengan air, maka warna merah darah akan hilang atau
pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.
2) Kaku mayat (rigor mortis)
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena
metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan
glikogen otot yang menghasilkan energi.Energi ini digunakan untuk
mengubah ADP menjadi ATP.Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin
dan miosin tetap lentur.Bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi
tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi
kaku.Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat
mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar
tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan
bahwa kaku mayat ini menjalar kraniokaudal. Setelah mati klinis 12 jam kaku
mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian
menghilang dalam urutan yang sama. Kaku mayat umumnya tidak disertai
pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada
dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi
pemendekan otot. Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat
adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh
kurus dengan otot-otot kecil dan suhu lingkungan tinggi.Kaku mayat dapat
dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian dan memperkirakan
saat kematian.
Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat;
1) Cadaveric spasm (instantaneous rigor), adalah bentuk kekakuan otot
yang terjadi pada saat kematian dan menetap. Cadaveric spasm
sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul dengan intensitas
sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah
akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat
pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat
sebelum meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering
terjadi dalam masa perang. Kepentingan medikolegalnya adalah
menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Misalnya, tangan yang
menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus tenggelam,
tangan yang menggenggam senjata pada kasus bunuh diri.
2) Heaf stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh
panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah
robek). Keadaan ini dapat dijumpai pada korban mati terbakar. Pada
heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek sehingga
menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, membentuk sikap
petinju (pugilistic attitude). Perubahan sikap ini tidak memberikan arti
tertentu bagi sikap semasa hidup, intravitalitas, penyebab atau cara
kematian.
3) Co/d stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin,
sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi,
pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot, sehingga bila sendi
ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi.

Kaku mayat timbul 1-3 jam postmortem (rata rata 2 jam), dipertahankan
6-24 jam, dimulai dari otot kecil, rahang bawah, anggota gerak atas, dada,
perut dan anggota bawah kemudian kaku lengkap, dan menurun setelah 24
jam.
3) Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu
benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi
dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling,
aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian.Selain itu
suhu saat mati perlu diketahui untuk perhitungan perkiraan saat
kematian.Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang
rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya
orang tua serta anak kecil.
4) Pembusukan
Pembusukan adalah keadaan dimana bahan bahan organic terutama protein
mengalami dekompensasi baik yang melalui autolysis maupun kerja bakteri
pembusuk. Ada 17 tanda pembusukan yaitu :
a. Wajah membengkak
b. Bibir membengkak
c. Mata menonjol
d. Lidah terjulur
e. Lubang hidung keluar darah
f. Lubang mulut keluar darah
g. Lubang lainnya keluar isinya
h. Badan gembung
i. Bulla atau kulit ari terkelupas
j. Aborescent pattern/marbling yaitu vena superficialis kulit berwarna
kehijauan
k. Pembuluh darah bawah kulit melebar
l. Dinding perut pecah
m. Skrotum atau vulva membengkak
n. Kuku terlepas
o. Rambut terlepas
p. Organ dalam membusuk
q. Larva lalat
Perkiraan saat kematian yakni :
1. Perubahan pada mata
2. Perubahan dalam lambung
3. Perubahan rambut
4. Pertumbuhan kuku
5. Perubahan dalam cairan serebrospinal
6. Metode entomologic

Berdasarkan scenario jenazah ditemukan dengan lebam mayat dan tidak


hilang pada penekanan berarti waktu kematian diperkirakan sudah lebih dari
8-12 jam. Sementara tidak ditemukan kaku mayat karena kemungkinan sudah
terjadi relaksasi sekunder sehingga kaku mayat nya sudah menghilang dan
biasa terjadi pada waktu kematian 24 jam keatas..Jadi kemungkinan waktu
kematian 24 jam ke atas.

10. Bagaimana hubungan lokasi ditemukannya mayat dengan kematian


pada scenario
JAWAB :
Kita ketahui bersama terleih dahulu bahwa dilokasi-lokasi
pertambangan itu banyak zat-zat kimia hasil dari proses peledakan. Salah satu
zat kimia tersebut misalnya CO (Carbon Monoksida). Karbon monoksida
( CO ) adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan dari
proses pembakaran yang tidak sempurna dari material yang berbahan dasar
karbon seperti kayu, batu bara, bahan bakar minyak dan zat-zat organik
lainnya. Setiap korban kebakaran api harus dicurigai adanya intoksikasi gas
CO. Sekitar 50% kematian akibat luka bakar berhubungan dengan trauma
inhalasi dan hipoksia dini menjadi penyebab kematian lebih dari 50% kasus
trauma inhalasi. Intoksikasi gas CO merupakan akibat yang serius dari kasus
inhalasi asap dan diperkirakan lebih dari 80% penyebab kefatalan yang
disebabkan oleh trauma inhalasi. Untuk gejala dan tanda keracunan CO yaitu
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan takikardi, hipertensi atau hipotensi,
hipertermia, takipnea.Pada kulit biasanya didapatkan wama kulit yang merah
seperti buah cherry, bisa juga didapatkan lesi di kulit berupa eritema dan bula.
Pada lokasi proyek pertambangan juga kadar O2 rendah akibat Proses
pembakaran menyerap banyak oksigen, dimana di dalam ruangan sempit
seseorang akan menghirup udara dengan konsentrasi oksigen yang rendah
sekitar 10-13%. Penurunan fraksi oksigen yang diinspirasi (FIO2) akan
menyebabkan hipoksia.
Berdasarkan scenario, diduga jenazah dua laki-laki WNA tersebut
mengalami keracunan CO (Carbon Monoksida) sesuai dengan tanda-tanda
keracunan CO.

11. Bagaimana Visum et Repertum pada scenario diatas


JAWAB :

a) Pembukaan

Ditandai dengan kata “Pro Justitia” (untuk kepentingan peradilan)

b) Pendahuluan

 Nomor dan tanggal SPV


 Identitas penyidik (Nama, NRP, pangkat)
 Identitas pemeriksa (Nama dokter, pekerjaan)
 Identitas korban (Nama, jenis kelamin, usia, alamat, pekerjaan,
kewarganegaraan)

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Kewarganegaraan : WNA

 Tempat pemeriksaan (IGD, poliklinik, bangsal, kamar mayat)


- Kamar Jenazah RSUD

 Waktu pemeriksaan (Hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam)


 Alasan dilakukan pemeriksaan (Dugaan penganiayaan, pembunuhan,
persetubuhan, pemerkosaan, dll)

- Dugaan keracunan CO

c) Pemberitaan

Berisi hasil pemeriksaan yang mencakup

 Identitas umum korban

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Umur :-

- Panjang badan : -

- Warna kulit : -

- Warna pelangi mata : -

- Ciri rambut : -

- Keadaan gizi : -

 Identitas khusus korban

- Tattoo : -

- Jaringan parut : -

- Tahi lalat : -

- Tanda lahir : -
- Cacat fisik : -

- Penutup jenazah : -

- Pakaian : -

- Benda disamping jenazah : -

 Tanda-tanda kematian (Thanatologi)

- Lebam mayat : Ditemukan lebam mayat pada


tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota gerak sisi belakang,
dan kantung pelir; warna merah muda, pada beberapa bagian warna
kebiruan, tidak hilang dengan penekanan.

- Kaku mayat :-

- Pembusukan :-

- Penurunan suhu tubuh :-

 Temuan pemeriksaan luar tubuh

- Lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota


gerak sisi belakang, dan kantung pelir; warna merah muda, pada
beberapa bagian warna kebiruan, tidak hilang dengan penekanan

 Temuan pemeriksaan dalam tubuh

- Didapatkan darah encer

 Temuan pemeriksaan penunjang (Patologi anatomi, toksikologi,


radiologi)

d) Kesimpulan
 Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari pemeriksaan atas
jenazah tersebut, maka saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah
adalah seorang laki-laki, WNA. Dari pemeriksaan luar didapatkan
lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota
gerak sisi belakang, dan kantung pelir; warna merah muda, pada
beberapa bagian warna kebiruan, tidak hilang dengan penekanan, kaku
mayat tidak ada. Pemeriksaan dalam didapatkan darah encer. Sebab
kematian dilihat dengan adanya lebam mayat warna merah muda
kedua laki-laki WNA ini yaitu akibat keracunan CO.

e) Penutup

 Pernyataan sumpah jabatan


 Pernyataan keilmuan yang setinggi-tingginya
 Nama dan tanda tangan dokter pembuat visum et repertum
DAFTAR PUSTAKA

Aflaine, Iwan, DKK. 2017. Ilmu Kedokeran Forensik dan Medikolegal.Raja Grafindo
Persada.
Aflaine,iwan DKK.2017.ilmu kedoteran forensik dan medikolegal.raja grafindo
persada Budiyanto, Arif. dkk. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Edisi
Pertama Cetakan Kedua, 1997. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Budiyanto, Arif. dkk. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Edisi Pertama Cetakan
Kedua, 1997. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik (1st ed). Jakarta: Binarupa Aksara,
1997.

Kristanto, E., & Wangko, S. (2014, November ). Patofisiologi Rigor Mortis. Jurnal
Biomedik,, Volume 6, Nomor 3,, S33-S39.

Louise W Kao, Kristine A Nanagas. Carbon Monoxide Poisoning. Emerg MedClin N


Arn22 (2004) 985-1018.
Nitiprodjo, A. H., & Maulana, A. M. ( 2018, Oktober). Persepsi Tenaga Medis Dan
Paramedis Terhadap Pasien. Herb-Medicine Journal, Volume 1, Nomor 2,
115-121.

Novita, Ghita. 2014. Tanda Kardinal Asfiksia yang Ditemukan pada Visum et
Repertum Kasus Gantung Diri di Departemen Forensik RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang pada Tahun 2011-2012. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Peter MC DeBlieux, VanDeVoort, John G Benitez, Halamka, Asim Tarabar.


Toxicity, Carbon Monoxide. 2006
Umboh, Mallo, Kristanto: Pengaruh kadar hemoglobin terhadap lebam mayat (livor
mortis).Jurnal e-Clinic (eCl).Volume 4. Nomor 1. Januari-Juni 2016

Umboh, R.B., Mallo N.T., & Kristanto, E.G. (2016).Pengaruh Kadar Hemoglobin
Terhadap Lebam Mayat. Journal e-clinic (ecl), 4(1), 380-381. Retrieved from
b46a6d5adb10d2450d628dbb54289da0ceec.

Anda mungkin juga menyukai