DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
SARI NUR AZIZAH (K1A1 18 030) TRI WISTYA UTAMI (K1A1 18 075)
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
SKENARIO 1
KATA SULIT
KALIMAT KUNCI
PERTANYAAN
JAWABAN
Penyebab
kematian
Pengambilan sampel
Dokumen Penolakan
Pemeriksaan
Fotografi Forensik
1. Dampak penolakan
2. Fotokopi ID Alm
3. Fotokopi ID
Keluarga Visum et Repertum
. 4. Fotokopi ID Saksi Sertifikasi Medis
2. Jelaskan tata laksana otopsi
JAWAB :
Pengertian
Secara etimologis, autopsi berasaldari kata auto yang artinya sendiri
dan opsis yang artinya melihat. Autopsi adalah pemeriksaan terhadap
tubuh mayat yang terdiri dari pemeriksaan terhadap bagian luar maupun
bagian dalam dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau
adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan tersebut,
menerangkan penyebabnya serta mencari hubungan sebab akibat antara
kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian.
Jenis-jenis otopsi.
1. Otopsi anatomi adalah otopsi yang dilakukan demi kepentingan
Pendidikan untuk mempelajari susunan tubuh manusia yang normal.
2. Otopsi klinik adalah otopsi yang dilakukan terhadap mayat seseorang
yang menderita penyakit, dirawat di rumah sakit tetapi kemudian
meninggal. Jenis otopsi ini mutlkak diperlukan izin dari keluarga terdekat
mayat yang bersangkutan
3. Otopsi medikolegal otopsi forensik adalah otopsi yang dilakukan
untuk kepentingan peradilan, yaitu membantu penegak hukum dalam
rangka menemukan kebenaran materil. Untuk melakukan otopsi forensik
ini, diperlukan suatu surat permintaan atau pembuatanVisum et Repertum
(VeR) dari pihak yang berwenang, dalam hal ini pihak penyidik.
Tatalaksana Otopsi
Sebelum otopsi dimulai, beberapa hal perlu mendapat perhatian :
1. Apakah surat-surat yang berkaitan dengan otopsi yang akan dilakukan
telah lengkap
2. Apakah mayat yang akan diotopsi benar-benar adalah mayat yang
dimaksudkan dalam surat yang bersangkutan
3. Kumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya
kematian selengkap mungkin.
4. Periksalah apakah alat-alat yang diperlukan telah tersedia
Cara otopsi
1. Pemeriksaan luar,
2. Pemeriksaan dalam, terdiri atas :
a. Incision (pengirisan)
b. Pengeluaran organ dalam
c. Pemeriksaan tiap-tiap organ satu per satu
d. Pengembalian organ tubuh ketempat semula.
e. Menutup dan menjahit kembali
3. Pemeriksaan penunjang
4. Teknik otopsi
a. Teknik Rokitansky
b. Teknik Virchow
c. Teknik Letulle
d. Teknik Ghon
5. Peralatan untuk otopsi
a. Kamar otopsi
b. Meja otopsi
c. Peralatan otopsi
d. Pemeriksaan untuk pemeriksaan tambahan
e. Peralatan tulis menulis dan fotografi
6. Pemeriksaan luar. Sistematika pemeriksaan adalah:
a. Label mayat
b. Tutup mayat
c. Bungkus mayat
d. Pakaian mayat
e. Perhiasan mayat
f. Benda di samping mayat
7. Tanda kematian
a. Lebam mayat
b. Kaku mayat
c. Suhu tubuh mayat
d. Pembusukan
e. Lain-lain
8. Identifikasi umum
9. Identifikasi khusus
a. Rajah/tato
b. Jaringan parut
c. Kapalan (callus).
d. Kelainan pada kulit
e. Anomali dan cacat pada tubuh
10. Pemeriksaan rambut
11. Pemeriksaan mata
12. Pemeriksaan daun telinga dan hidung
13. Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut
14. Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan
15. Lain-lain
16. Pemeriksaan terhadap tanda-tanda kekerasan/luka
a. Letak luka
b. Jenis luka
c. Bentuk luka
d. Arah luka
e. Tepi luka
f. Sudut luka
g. Dasar luka
h. Sekitar luka
i. Ukuran luka
j. Saluran luka
k. Lain-lain
17. Pemeriksaan terhadap patah tulang
Kita ketahui terlebih dahulu bahwa lebam mayat (livor mortis) terjadi
akibat pengendapan eritrosit karena adanya gaya tarik bumi (gravitasi) yang
mengisi vena dan venula serta membentuk bercak warna merah ungu (livide)
pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas
keras. Faktor yang memengaruhi lebam mayat diantaranya kadar Hemoglobin
dan banyaknya volume darah yang beredar.
Jenis Penyebab
Penyakit Gagal jantung, PJK, pecahnya pembuluh darah otak
(stroke) dan lain-lain.
Trauma - Kekerasan tumpul : luka memar, luka lecet, luka robek,
bekap, cekik, jerat, gantung, chocking.
- Kekerasan tajam : luka iris, luka tusuk, luka bacok.
- Luka tembak masuk : jarak tempel, sanagt dekat, dekat,
jauh.
- Tenggelam
Keracunan - Keracunan CO
- Keracunan CN
- Keracunan alkohol
- Keracunan lainnya
Berdasarkan skenario suspek sebab kematian kedua laki-laki WNA ini yaitu akibat
keracunan CO.
Kaku mayat timbul 1-3 jam postmortem (rata rata 2 jam), dipertahankan
6-24 jam, dimulai dari otot kecil, rahang bawah, anggota gerak atas, dada,
perut dan anggota bawah kemudian kaku lengkap, dan menurun setelah 24
jam.
3) Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu
benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi
dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling,
aliran dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian.Selain itu
suhu saat mati perlu diketahui untuk perhitungan perkiraan saat
kematian.Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang
rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya
orang tua serta anak kecil.
4) Pembusukan
Pembusukan adalah keadaan dimana bahan bahan organic terutama protein
mengalami dekompensasi baik yang melalui autolysis maupun kerja bakteri
pembusuk. Ada 17 tanda pembusukan yaitu :
a. Wajah membengkak
b. Bibir membengkak
c. Mata menonjol
d. Lidah terjulur
e. Lubang hidung keluar darah
f. Lubang mulut keluar darah
g. Lubang lainnya keluar isinya
h. Badan gembung
i. Bulla atau kulit ari terkelupas
j. Aborescent pattern/marbling yaitu vena superficialis kulit berwarna
kehijauan
k. Pembuluh darah bawah kulit melebar
l. Dinding perut pecah
m. Skrotum atau vulva membengkak
n. Kuku terlepas
o. Rambut terlepas
p. Organ dalam membusuk
q. Larva lalat
Perkiraan saat kematian yakni :
1. Perubahan pada mata
2. Perubahan dalam lambung
3. Perubahan rambut
4. Pertumbuhan kuku
5. Perubahan dalam cairan serebrospinal
6. Metode entomologic
a) Pembukaan
b) Pendahuluan
- Kewarganegaraan : WNA
- Dugaan keracunan CO
c) Pemberitaan
- Umur :-
- Panjang badan : -
- Warna kulit : -
- Ciri rambut : -
- Keadaan gizi : -
- Tattoo : -
- Jaringan parut : -
- Tahi lalat : -
- Tanda lahir : -
- Cacat fisik : -
- Penutup jenazah : -
- Pakaian : -
- Kaku mayat :-
- Pembusukan :-
d) Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari pemeriksaan atas
jenazah tersebut, maka saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah
adalah seorang laki-laki, WNA. Dari pemeriksaan luar didapatkan
lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, bokong, anggota
gerak sisi belakang, dan kantung pelir; warna merah muda, pada
beberapa bagian warna kebiruan, tidak hilang dengan penekanan, kaku
mayat tidak ada. Pemeriksaan dalam didapatkan darah encer. Sebab
kematian dilihat dengan adanya lebam mayat warna merah muda
kedua laki-laki WNA ini yaitu akibat keracunan CO.
e) Penutup
Aflaine, Iwan, DKK. 2017. Ilmu Kedokeran Forensik dan Medikolegal.Raja Grafindo
Persada.
Aflaine,iwan DKK.2017.ilmu kedoteran forensik dan medikolegal.raja grafindo
persada Budiyanto, Arif. dkk. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Edisi
Pertama Cetakan Kedua, 1997. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Budiyanto, Arif. dkk. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK Edisi Pertama Cetakan
Kedua, 1997. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik (1st ed). Jakarta: Binarupa Aksara,
1997.
Kristanto, E., & Wangko, S. (2014, November ). Patofisiologi Rigor Mortis. Jurnal
Biomedik,, Volume 6, Nomor 3,, S33-S39.
Novita, Ghita. 2014. Tanda Kardinal Asfiksia yang Ditemukan pada Visum et
Repertum Kasus Gantung Diri di Departemen Forensik RSUP Dr. Muhammad
Hoesin Palembang pada Tahun 2011-2012. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Umboh, R.B., Mallo N.T., & Kristanto, E.G. (2016).Pengaruh Kadar Hemoglobin
Terhadap Lebam Mayat. Journal e-clinic (ecl), 4(1), 380-381. Retrieved from
b46a6d5adb10d2450d628dbb54289da0ceec.