2
PENDAHULUAN
3
ilmu forensik adalah
Forensic science is simply defined as the application of science to the law or legal matter Christopher J. Plourd, in
4
“salah satu cabang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan penanganan,
pemeriksaan, evaluasi, dan presentasi barang bukti gigi secara tepat untuk kepentingan
penegakan hukum” – Keiser Neilson, 1980
“perpaduan antara ilmu dan seni kedokteran gigi dengan sistem hukum, sebuah
persimpangan jalan antara ilmu kedokteran gigi dan hukum”
dasar hukum di 1. mayat yang tidak dikenal harus dilakukan upaya identifikasi
Indonesia
2. pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab
atas upaya identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
2. Secondary identifier
gigi sebagai primary identifier
Merupakan jaringan
paling keras & kuat Metode identifikasi lebih
murah & efisien
Tidak mengalami
dekomposisi
Terlindung oleh jaringan
lunak rongga mulut
10
informasi dari status sosial bad habit
gigi
estimasi usia
analisis bitemark
trauma oral-facial
facial reconstruction
ras asal
profil DNA 11
PERAN DOKTER GIGI
12
rekam medis gigi
13
rekam medis gigi
Pelanggaran terhadap pasal 46 (1) terancam hukuman sesuai dengan pasal 79 (b) yang
berbunyi:
“dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter/dokter gigi yang:
1. Dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaiman dimaksud dalam pasal 41
ayat 1
2. Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46
ayat 1
14
rekam medis gigi
15
16
rekam medis gigi
Dalam bidang identifikasi individu, data rekam medis berperan sebagai data
antemortem.
Dokter gigi berperan penting dalam bidang forensik dengan cara menyusun rekam medis
yang baik dan sesuai standar nasional
17
pemeriksaan radiografis
Pada beberapa kejadian, seringkali hanya ditemukan gigi sebagai barang bukti.
Melalui pemeriksaan radiografis dapat dilakukan pembandingan data postmortem
& antemortem, sehingga identitas seseorang dapat diungkap.
Identifikasi lebih mudah dilakukan pada gigi dengan banyak restorasi, daripada
identifikasi pada gigi sehat (tanpa restorasi)
Jika tidak ada data AM, radiografi PM dapat digunakan untuk melakukan eksklusi
dari data AM yang tersedia. 18
pemeriksaan radiografis
19
antemortem
postmortem
20
dokter sebagai saksi ahli
Sesuai dengan KUHAP pasal 184 (1), yang dimaksud dengan alat bukti adalah:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
21
dokter sebagai saksi ahli
Dalam KUHAP pasal 179 disebutkan bahwa:
22
estimasi usia melalui gigi
Ada banyak metode dengan rentang usia tertentu yang dapat digunakan untuk
memprediksi usia melalui gigi; usia anak-anak, remaja, dan dewasa.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah menggunakan foto radiografi
(periapical & panoramic). Parameter yang digunakan antara lain:
23
24
25
analisis bitemark
Pola bitemark yang tertinggal pada permukaan kulit, makanan, dan benda lain
di TKP dapat digunakan untuk membantu proses penyidikan kasus kriminal.
Pola gigitan yang ada pada sebuah benda dapat dibandingkan dengan susunan
gigi dan lengkung gigi terduga pelaku kejahatan.
Bitemark sering ditemukan pada kasus kekerasan pada anak, KDRT, kekerasan
seksual, pembunuhan, dll
26
27
visum et repertum
Visum et repertum adalah surat yang dikeluarkan oleh dokter setelah melakukan
pemeriksaan pada tubuh korban.
Surat visum digunakan sebagai salah satu alat bukti dalam pengadilan
28
kontribusi odontologi forensik
di Indonesia
60% korban bom Bali teridentifikasi dari gigi.
Hampir 95% korban kecelakaan pesawat Garuda di Yogyakarta teridentifikasi melalui gigi.
Korban kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak dapat teridentifikasi melalui gigi.
29
30
31
TERIMA KASIH