Identivication (DVI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang termaktub dalam
pasal 1 ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Sebagai negara
hukum maka upaya-upaya penegakan hukum salah satunya adalah
menjujung tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM). Pasal 28A
UUD1945 tentang HAM menyebutkan bahwa setiap orang berhak untuk
hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Ciri
tersebut
menunujukkan
bahwa
sebagai
negara
hukum,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IDENTIFIKASI
1. Definisi Identifikasi
Identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
sebagai berikut : pertama , tanda kenal diri; bukti diri; kedua, penentu
atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya; ketiga, proses
psikologi yang terjadi pada diri seseorang arena secara tidak sadar
membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia
meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu.
Identifikasi forensik memiliki arti penetapan identitas seseorang
berdasarkan ilmu kedokteran yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta
medis. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan
tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.
Identifikasi dari tubuh yang tak dikenal, baik hidup ataupun mati, dapat
dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara pidana dan bagi tugas
kepolisian yang lain, misalnya pada peristiwa bencana alam, kecelakaan
yang mengakibatkan korban massal (mass disaster) atau pada peristiwa
ditemukannya seseorang dengan demensia atau kelainan jiwa yang sulit
diajak berkomunikasi.
dengan atau tanpa data sekunder, atau minimal dua data identifikasi
sekunder yang cocok bila data primer tidak ada.
3. Manfaat Identifikasi
a.
b.
c.
d.
e.
difokuskan
pada
inti
penulangan
dengan
Odontologis
Forensik odontology harus menghubungi seluruh dokter gigi
yang pernah melakukan perawatan gigi terhadap korban.
Data tersebut harus asli dan meliputi: odontogram, radiograf,
cetakan gigi dan fotograf.
Data post-mortem meliputi :
1)
Sidik jari
2)
3)
Sidik Jari
Identifikasi menggunakan pola sidik jari merupakan
teknik biometrik tertua di dunia.Sejarahnya kembali ke
zaman 6000 tahun sebelum masehi. Penggunaan sidik jari
Rekam gigi
b)
Penentuan umur
c)
d)
e)
f)
g)
3)
DNA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi
genetik yang berfungsi untuk mengatur perkembangan
biologik seluruh bentuk kehidupan secara seluler.DNA terdiri
dari dua molekul yang membentuk struktur double helix.
Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan
sebagai sampel tes DNA, tapi yang sering digunakan adalah
sampel darah, rambut, apusan pipi, dan kuku. Untuk kasus
forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel
biologis lainnya yang di temukan di TKP dapat menjadi
sampel tes DNA.
a)
Tujuan pribadi
Tujuan hukum
ditemukan
bervariasi
jumlah
pengulangan
dan
basa
jenisnya.
yang
Dengan
yang
a.
6)
7)
8)
9)
proses DVI
Metode untuk menangani mayat
Transportasi mayat
Penyimpanan mayat
Kerusakan properti yang terjadi
Pada prinsipnya untuk fase tindakan awal yang dilakukan di
untuk
mengumpulkan
dan
langkah
ketiga
adalah
baik
pemeriksaan
luar
maupun
dilakukan
tindakan
untuk
mencegah
perubahan
mortem pada jenazah sesuai dengan data ante mortem milik korban
yang dicurigai sebagai jenazah. Apabila data yang dibandingkan
terbukti cocok maka dikatakan identifikasi positif atau telah tegak.
Apabila data yang dibandingkan ternyata tidak cocok maka
identifikasi dianggap negatif dan data post mortem jenazah tetap
disimpan sampai ditemukan data ante mortem yang sesuai dengan
temuan post mortem jenazah.
e. Fase V Debriefing
Korban yang telah diidentifikasi direkonstruksi hingga
didapatkan kondisi kosmetik terbaik kemudian dikembalikan pada
keluarganya
untuk
dimakamkan.
Apabila
korban
tidak
b.
2)
3)
1)
2)
3)
4)
d.
a)
b)
c)
d)
e)
b.
c.
Bencana sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
2. Tipe Bencana
a. Meteorological Disasters
Cyclones, typhoons, hurricanes, hailstorms, tornadoes, heat waves,
sand and snow-storms.
b. Topological Disasters
Landslides, avalanches, mudslides, and floods.
c. Underground Disaster
Earthquakes, volcanic eruptions, and tsunamis (tidal waves).
d. Biological Disaster
Communicable disease epidemics (anthrax, small-pox, and other
dangerous bacteria), insect / locust.
e. Man Made Disaster
1) Warfare,
2) Civil disaster (riots, demonstrations, strikes),
3) Criminals or terrorist (bombs, chemical, or biological attacts),
Total Collapse :
Kerusakan infrastruktur menyeluruh.
b.
Partial Collapse :
Kerusakan infrastruktur bersifat parsial.
c.
Functional Collapse :
Tidak terjadi kerusakan infrastruktur yg berarti, tetapi fungsi
kepemerintahan, instansi dan fungsi RS terhenti karena stafnya ikut
menjadi korban.
4. Masalah Akibat Bencana
a. Injury :
Cidera yang dialami tergantung dari jenis bencana yang terjadi
dan biasanya menimpa banyak orang.
b.
Emotional stress :
Korban
bencana
biasanya
mengalami
Disease occurrence :
stres
emosi dalam
Disaster mitigation.
b.
Disaster preparedness.
c.
Disaster response.
d.
Disaster recovery.
e.
DAFTAR PUSTAKA
Asep M. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Penanggulangan Bencana.
Bandung: Fokus Media; 2007. h.1-62.
Badan
Nasional
penanggulangan
Bencana.
Diunduh
dari:
http://
dari
http://www.jpnn.com/read/2010/10/21/75074/index.php?mib=