Anda di halaman 1dari 22

Presentasi Referat

Kepaniteraan Klinik Mata


Periode November 2020

HEMIANOPSIA
BITEMPORAL
dr. Anggraeni Adiwardhani, SpM

031.191.019 Dione Chattra


031.190.015 Nada Salsabila
031.191.078 Seviela Chansa
031.191.068 Ricko Eliafiana
030.16.045 Elvina Shofi K
PENDAHULUAN
• Gangguan pengelihatan  kerusakan pd susunan saraf optikus,
kerusakan unsur non-saraf
• Kerusakan pd susunan saraf  gangguan lapang pandang
• Lapang pandang  media pengelihatan mata
• Lapang pandang normal
Jenis gangguan lapang
pandang  hemianopsia
bitemporal
ANATOMI
JARAS
PENGELIHAT
AN
DEFINISI
Hemianopsia bitemporal (hemianopia bitemporal) menggambarkan
defek okular yang menyebabkan gangguan penglihatan perifer di
bagian luar bidang visual dari setiap mata
ETIOLOGI

• Hemianopsia bitemporal paling sering terjadi disebabkan dari tumor


yang terletak di kiasma optikum, seperti adenoma hipofisis,
kraniofaringioma, meningioma, glioma optikum
• Etiologi yang berasal dari vaskular yang juga dapat menyebabkan
hemianopsia bitemporal  aneurisma arteri karotis interna, arteri
serebral anterior, dan arteri komunikans arterior
EPIDEMIOLOGI
ADENOMA HIPOFISIS
• Prevalensi 0,2% dengan insidens 2 kasus dari 100.000 penduduk.
• Lebih banyak pada laki-laki (58% kasus)
• Rentang usia terbanyak pada usia 30-60 tahun

KRANIOFARINGIOMA
• 1,2-4,6% dari seluruh tumor intrakranial, dengan 0,5-2,5 kasus baru
per satu juta penduduk per tahun di Amerika Serikat.
• Dapat terjadi pada semua usia dan tidak menunjukkan
perbedaan dalam jenis kelamin
• Puncak insidens yaitu pada kelompok usia 5-14 tahun dan usia 50-74
tahun
MENINGIOMA SUPRASELLAR
• Wanita lebih banyak daripada laki-laki dengan rasio 1,4:1, terjadi
pada usia >40 tahun, terutama pada usia lanjut

GLIOMA OPTIKUM
• Anak –anak terutama dibawah 10 tahun
• Pria = wanita
• Pada glioma nervus optikus terjadi peningkatan insiden pada wanita
(65%) dibandingkan dengan pria (35%), sedangkan insiden glioma
kiasma optikum tidak ada perbedaan dari faktor jenis kelamin
ANEURISMA
• Wanita> pria dengan rasio 3:2
• Tetapi pada usia <40 tahun lebih banyak terjadi pada pria.
• Aneurisma lebih banyak terjadi pada usia 30-60 tahun
FAKTOR RISIKO

• Riwayat keganasan intrakranial


• Usia tua > 50 tahun
• Pasien dengan penyakit kardiovaskular:
• Hipertensi
• Stroke
• Dislipidemia
PATOFISIOLOGI

• Hemianopsia bitemporal  defek


okular yang menyebabkan gangguan
penglihatan perifer di bagian luar
temporal bidang visual setiap mata
• Kondisi ini biasanya terjadi akibat
tumor atau lesi yang menimpa
kiasma optikum
ADENOMA HIPOFISIS

Adenoma hipofisis  Kompresi terhadap


massa yang paling serabut saraf pada
Ekstensi
umum di dekat sella kiasma optik
turcica.

mencegah informasi visual


Hemianopsia dari bidang visual temporal
bitemporal setiap mata mencapai
pusat pemrosesan di otak
KRANIOFARINGIOMA

Letak massa Kompresi


Kraniofaringioma dekat dengan terhadap kiasma
kiasma optikum optikum

mencegah informasi visual


Hemianopsia dari bidang visual temporal
bitemporal setiap mata mencapai
pusat pemrosesan di otak
MENINGIOMA

jika terletak cukup Kompresi


Meningioma 
dekat dengan terhadap kiasma
tumor intrakranial
kiasma optikus optikum

mencegah informasi visual


Hemianopsia dari bidang visual temporal
bitemporal setiap mata mencapai
pusat pemrosesan di otak
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS • gangguan fungsi retina

• Penurunan tajam penglihatan • nervus opticus

• Pertimbangkan: • jaras visual intracranial

• kelainan refraksi • Lesi chiasma optikum →

• ptosis hemianopsia bitemporal

• Hemifield Slide  kesulitam

membaca dan adanya

pandangan ganda, hilang


PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG
• Uji konfrontasi
• Kampimeter
• Perimeter
bertujuan untuk menyingkirkan/mengatasi
TATALAKSANA penyebab lesi ada kiasma optikum

KRANIOFARINGIOMA
• Pembedahan → pengangkatan secara lengkap dalam sekali tindakan
• Bila pengangkatan tidak sempurna:
• cenderung mengenai hipotalamus → prognosis kurang baik
• (+) radioterapi adjuvant
MENINIGIOMA
• Pengangkatan
• Bila eksisinya tidak sempurna/tumor agresif → (+) radioterapi
adjuvant
GLIOMA KIASMATIK
• Tergantung pada letak tumor dan perjalanan klinis
• Radiasi → diberikan selama fase pertumbuhan cepat pada tumor
• Reseksi nervus optikus → bila tumor meluas secara agresif ke
intrakranial menuju kiasma
• Edukasi pasien terkait hemifield slide
• untuk menghindari misinterpretasi saat membaca
• membaca dengan lensa monocular & penggaris dapat
membantu gangguan ini
KOMPLIKASI
• Defisit saraf kranial dapat terjadi pada 56% kasus dan bahkan
berakhir dengan kematian hingga 9% dari operasi reseksi

• Ketika lesi tekan terletak sedikit lebih anterior  menekan saraf optik
ipsilateral dan serabut hidung inferior dari saraf optik kontralateral.

• Kompresi saraf optik ipsilateral mengarah ke skotoma sentral 


Kompresi dari penyilangan serabut nasal inferior dari saraf optik
kontralateral  menghasilkan hemianopia kuadrantik atas
kontralateral  sindrom kiasmal anterior  hemianopia bitemporal
dengan skotoma ipsilateral atau kebutaan.
PROGNOSIS

• Prognosis hemianopia bitemporal tergantung dari etiologinya.


• Semakin cepat diagnosa dan tatalaksana  semakin baik prognosis
pasien tersebut.
• Hemianopsia bitemporal akibat tumor hipofisis mengalami
perbaikan lapang pandang (79-95%) setelah reseksi. Namun, tingkat
pemulihan tergantung pada faktor pra operasi dan operasi.
KESIMPULAN
• Hemianopsia bitemporal  gangguan lapang pandang sisi temporal
kanan dan kiri
• Etiologi tersering  tumor di kiasma optikum (adenoma hipofisis,
kraniofaringioma)
• Faktor risiko  usia tua, Riwayat keganasan pd keluarga, Riwayat
kardiovaskuler
• Diagnosis klinis mata dgn anamnesis + pemeriksaan lapang pandang
• Penatalaksanaan  memperbaiki penyebab lesi (tumor 
bedah/radioterapi)
• Prognosis baik pd pasien hemianopsia krn tumor hipofisis yg telah
direseksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai