Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 8 Desember 2020 (ablasio retina)

dr. Erlani, SpM.

 Anatomi retina
 Terletak antara koroid dan vitreous.
 Kalau ada kelainan > bisa mengangibatkan retinanya lepas (bisa karena
kurang nutrisi), kelainan vitreous (jaringan fibrosis > retina tertarik oleh jar
fibrosis)
Lapisan:
 RPE (epitel)
 Lapisan fotoreseptor: sel batang & kerucut
 Membran limitan eksterna: membatasi fotoreseptor
 Lapisan luar inti foto reseptor
 Lapisan luar fleksiformis: aseluler, bersinapsis antara sel bipolar & sel
horizontal
 Lapisan nukleus dalam: tubuh sel bipolar, horizontal & sel muller (a. retina
sentral)
 Lapisan dalam fleksiformis: aseluler, tempat sinap sel bipolar, sel amakrin &
sel ganglion
 Lapisan sel ganglion: terdiri dari inti sel ganglion
 Lapisan serat saraf: akson sel ganglion menuju saraf optik
 Membran limitans interna: membran hialin antara retina dan badan kaca,
tempat sel muller berpijak
Vaskularisasi:
 A.Koriokapilaris = tepat diluar membran bruch, memperdarahi 1/3 luar retina
 A.Retina sentralis = 2/3 bagian dalam retina
 Merupakan cabang dari a.oftalmika, a.retina sentral > masuk melalui papil
saraf optik > menutrisi retina dalam
 Lapisan luar retina (kerucut & batang): mendapatkan nutrisi dari koroid
 Fisiologi retina
 Merupakan jaringan neural khusus yang akan mengubah cahaya menjadi
sinyal neuron, cahaya akan difokuskan oleh media refraksi menuju sel
sensitif thd cahaya (sel fotoreseptor) > cahaya akan menimbulkan perubahan
kimia terhadap fotopigmen > mengubah potensial membran > proses ini
menghasilkan sinyal neural yang akan disampaikan oleh interneuron retina
untuk mecapai kotak melalui nervus optikus
 Diagnosis kasus:
 Anamnesis: mata tenang visus turun mendadak, pandangan tertutup tirai,
nyeri -, merah-, terdapat bintik hitam berterbangan seperti laba2, riwayat
Hipertensi = Ablasio retina (karena buram mendadak & mata tenang)
 Karena hipertensi > kelainan defek > ablasio retina

 Definisi
 Ablasio retina: suatu kelainan mata karena berpisahnya lapisan epitel retina
dari sel fotoreseptor , akibat adanya cairan didalam rongga subretina atau
akibat adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran
vitreo-retina
 Etiologi: funduskopi, terapi berbeda
 Rhegmatogen: Robekan pada lapisan retina sensoris. Bisa pada katarak
removal, miopia, trauma
 /lubang (tear) > cairan bisa masuk > retina terlepas
 Pada pasien miopia tinggi : sumbu bola mata panjang dan besar >
vitreous tidak mengimbangi > meregang > degenerasi = retina mudah
robek
 Traksional: akibat kontraksi mebran vitreo-retina/tarikan tanpa adanya
robekan retina sebelumnya. .
 Oleh jaringan fibrosis, jaringan parut, trauma, infeksi/pasca bedah, DM
 Proliferatif: sudah terbentuk jaringan fibrosis (sering pada pasien DM)
 Eksudatif: cairan subretina yang berasal dari pembuluh darah retina
neurosensoris koroid/keduanya. Penimbunan cairan > skleritis, koroiditis,
tumor retrobulbar, radang uvea dll
 > penyakit koroid
 Cairan subretina > posisi berpindah2 (berdiri, berbaring > mengikuti
posisi), funduskopi bisa memperlihatkan hasil yang berbeda setiap posisi
 Oleh karena kelainan PD > cairan keluar
 Curiga massa: PP tambahan, tatalaksana massa
 Epidemiologi
 1/10.000 orang/tahun = >> tipe rhegmatogen
 > laki-laki
 Meningkat pada usia 45-65 tahun, umur lebih muda bisa terjadi pada kasus
miopia
 Faktor resiko
 Usia = 45-65 tahun >
 Jenis kelamin = laki >
 Riwayat miopia = 45% terjadi tipe rhegmatogen
 Trauma
 Pasca sindrom nekrosis akut retina
 CMV
 Afakia: tidak ada lensa (sudah diangkat), lensa tanam (pseudofakia)
 Vitreous tidak ada senderan lensa dan mudah tertarik > posterior vitrous
detachment
 Pasca operasi katarak
 Gejala klinis
Rhegmatogen:
 Penurunan penglihatan/buram mendadak tanpa rasa sakit, tidak merah
 Muncul banyak floater/bintik kecil yang seolah melayang = biasanya pada
miopia tinggi
 Kilatan cahaya pada 1 atau 2 mata (fotopsia) terutama saat digerakan arah
tertentu = karena traksi
 Penglihatan samping berkurang secara bertahap
 Bayangan seperti tirai berbentuk parabola
 Pemeriksaan oftalmologis
 Visus: menurun mendadak tanpa kemerahan
 Rhegmatogen: biasanya visus masih bagus, hanya keluhan floater
 Segmen anterior: belum tentu ada kelainan
 Faktor predisposisi: PVD (tobacco dust) curiga lepas dibagian posterior
 Funduskopi: tampak adanya membran abu merah muda menutupi gambaran
vaskular koroid, PD gelap dan berkelok-kelok, tampak seperti lipatan halus
 Pemeriksaan lapang pandang: seperti tertutup tabir, seperti terdapat halilintar
kecil
 Pemeriksaan penunjang
 BX ultrasonografi: untuk melihat mobilitas retina dan vitreous, melihat
massa di koroid
 Pathogenesis
 Rhegmatogen: Akibat adanya robekan retina > cairan masuk ke sel epitel dan
retina > terjadi pendorongan retina oleh vitreous yang masuk melalui robekan
ke rongga subretina > retina terapung > terlepas dari koroid
 Fenomena floaters: akibat adanya sel epitel & eritrosit yang masuk ke korpus
vitreous, sesuai dengan arah lirikan mata
 Eksudatif: Hipertensi > peningkatan permeabilitas pembuluh darah >
kebocoran cairan > akumulasi carian dibelakang retina tanpa robekan dari
vitreous > attachment eksudatif
 Diagnosis kerja: Ablasio retina eksudatif OD ec Hipertensi
 Diagnosis Banding
 Retinoschisis: asimptomatik, herediter, pada kedua mata. Retina yang
terpisah 2 bagian oleh pengisian cairan kedalam kavitas. Lesi retina seperti
bulla yang melepuh
 Tatalaksana
 Mengembalikan kontak neurosensorik retina yang terlepas
 Sebelum pembedahan; tidur pada sisi mata yang sakit untuk mencegah
penyebaran cairan masuk ke subretina
 Dilakukan pembedahan: (bila luas)
 Konvensional: scleral buckling (sklera diikat supaya dekat dengan
retina/menempel)
 Vitrektomi: dilaakukan penyuntikan perfluorocarbon atau cairan dan
udara gas untuk mempertahankan posisi retina dengna membuang
jaringanfibrosis lalu injeksi silikon
 Pneumatik retinopeksi: dengan gas C3F8 diinjeksikan ke vitreous untuk
mempertahankan posisi retina (pasien tidurnya diatur tergantung dimana
lepas nya retina (gas mengarah ke atas) > supaya gas bisa merekatkan
retina)
 Rhegmatogen kecil: laser pada robekannya > retina bisa tertempel dan cairan
tidak masuk
 Edukasi & Pencegahan
 Tidak selamanya dapat dicegah (proses penuaan)
 Memeriksakan kesehatan mata rutin terutama dengan faktor resiko HT, DM,
usia tua
 Menggunakan alat pelindung mata untuk mengurangi resiko cedera
 Segera ke dokter mata bila ada keluhan floater, fotopsia dan keluhan lapang
pandang
 Pada pasien yang sudah dibedah (rhegmatogen): tergantung makula, bila
lepas pengembaliannya tidak sempurna > edukasi untuk terapi dini supaya
makula tidak terlepas
 Komplikasi
 Glaukoma
 Neurovaskularisasi iris
 Katarak
 Proliferatif vitreo-retinopathy
 Perdarahan vitreous
 Peradangan, infeksi
 Jaringan barut akibat operasi
 Kehilangan persepsi cahaya
 kebutaan
 Prognosis
 Ad vitam: bonam (tidak mengancam nyawa)
 Ad fungsionam: dubia ad malam
 Ad sanationam: dubia ad malam

regmatogen

traksi

Anda mungkin juga menyukai