Anda di halaman 1dari 35

TRAUMATOLOGI

Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus forensik. Hasil
dari trauma atau kecelakaan adalah luka, perdarahan dan/atau skar atau hambatan dalam fungsi
organ. Agen penyebab trauma diklasifikasikan dalam beberapa cara, antaralain kekuatan
mekanik, aksi suhu, agen kimia, agen elektromagnet, asfiksia dan trauma emboli. Dalam
prakteknya nanti seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis
penyebab, sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang
menyebabkan trauma.
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya
dengan berbagai kekerasan (rudapaksa). (!, "##$)
%uka adalah suatu keadaan ke&tidak&sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. (!,
"##$)
'emeriksaan forensik yang dilakukan oleh dokter sebagaimana dituangkan dalam (isum et
)epertum, harus memuat kejelasan sebagai berikut *
+enis luka yang ditemukan
+enis kekerasan yang menyebabkan luka
,ualifikasi atau derajat luka yang sesuai
'emeriksaan forensik pada korban yang diduga tindak pidana, dalam hal ini penganiayaan
(,H' bab -- * tentang penganiayaan), khususnya pasal ./" dan ./0 serta arti atau
pengertian luka berat dalam pasal #1, berkaitan dengan penentuan derajat luka dan
kualifikasi luka. 'enentuan tersebut dapat menentukan putusan hakim yang akan dijatuhkan
terhadap terdak2a.
%uka yang tidak menyebabkan penyakit atau halangan di dalam menjalankan pekerjaan atau
jabatan seperti yang tertera pada kesimpulan (), merupakan penafsiran dokter atas pasal ./0
(!) ,H' yaitu penganiayaan ringan
%uka yang menyebabkan penyakit atau halangan di dalam menjalankan pekerjaan atau
jabatan untuk sementara 2aktu, merupakan penafsiran dokter atas pasal ./" (!) ,H' yaitu
penganiayaan
1
3edangkan luka berat sepert yang dimaksud dalam pasal ./" (0) ,H' merujuk pada
pengertian luka berat sebagaimana tercantum pada pasal #1 ,H'
%uka derajat satu adalah kualifikasi luka yang sesuai dengan penganiayaan ringan. %uka
derajat dua sesuai dengan penganiayaan, sedangkan derajat tiga sesuai dengan pengertian
penganiayaan yang mengakibatkan luka berat
4ang la5im dinyatakan oleh dokter di dalam kesimpulan 6isum et repetum kasus
penganiayaan atau perlukaan terbatas pada * jenis luka dan jenis kekerasan, dan bukan jenis
senjata yang melukai korban.
Klasifikasi kekerasan (!, "##$)
a. 7ekanik*
i. ,ekerasan tajam
ii. ,ekerasan tumpul
%uka terbuka akibat kekerasan tumpul dapat disebabkan oleh benda tumpul atau benda
tajam, di mana kebetulan bagian benda tajam yang melukai korban adalah bagian yang
tidak tajam
%uka yang disebabkan benda tumpul seringkali memberikan petunjuk dari bentuk
permukaan benda tersebut
%uka&luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit pada leher korban
disebabkan oleh kuku si pencekik. 8entuk dari tambang plastic pada kasus
penjeratan dapat diketahui dari gambaran luka lecet yang khas yang merupakan
cetakan dari tambang tersebut pada leher.
iii. ,ekerasan senjata api
b. 9isik*
i. 3uhu
ii. %istrik dan petir
iii. 'erubahan tekanan udara, kelainan bukan muskuloskeletal
i6. Akustik, sangat jarang
6. )adiasi, sangat jarang
2
c. ,imia*
i. Asam kuat dan basa kuat

Trauma Tumpul
Dua 6ariasi utama dalam trauma tumpul adalah*
". 8enda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
0. ,orban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
3ekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut terdapat
perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu.
:rgan atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka.
". Abrasi
0. %aserasi
.. ,ontusi/ruptur
;. 9raktur
/. ,ompresi
<. 'erdarahan

Abrasi (Luka Lecet)
Abrasi per definisi adalah pengelupasan kulit. Dapat terjadi superfisial jika hanya
epidermis saja yang terkena, lebih dalam ke lapisan ba2ah kulit (dermis)atau lebih dalam lagi
sampai ke jaringan lunak ba2ah kulit. +ika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan epidermis
pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan. Arah dari pengelupasan dapat
ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang dapat digunakan. Tanda yang pertama
adalah arah dimana epidermis bergulung, tanda yang kedua adalah hubungan kedalaman pada
luka yang menandakan ketidakteraturan benda yang mengenainya.
'ola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya. =aktu
terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. 'erkiraan kasar usia luka dapat
ditentukan secara mikroskopik. ,ategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah
saat ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai beberapa hari),
3
beberapa hari lau, lebih dari benerapa hari. >fek lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. !nfeksi
dapat terjadi pada abrasi yang luas.



Kontusio Superfisial (Luka memar)
,ata la5im yang digunakan adalah memar, terjadi karena tekanan yang besar dalam
2aktu yang singkat. 'enekanan ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan
dapat menimbulkan perdarahan pada jaringan ba2ah kulit atau organ diba2ahnya. 'ada orang
dengan kulit ber2arna memar sulit dilihat sehingga lebih mudah terlihat dari nyeri tekan yang
ditimbulkannya.

'erubahan 2arna pada memar berhubungan dengan 2aktu lamanya luka, namun 2aktu
tersebut ber6ariasi tergantung jenis luka dan indi6idu yang terkena. Tidak ada standart pasti
untuk menentukan lamanya luka dari 2arna yang terlihat secara pemeriksaan fisik.
'ada mayat 2aktu antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan
juga karekteristik memar yang timbul. 3emakin lama 2aktu antara kematian dan pemeriksaan
luka akan semakin membuat luka memar menjadi gelap.
4
'emeriksaan mikroskopik adalah sarana yang dapat digunakan untuk menentukan 2aktu
terjadinya luka sebelum kematian. ?amun sulit menentukan secara pasti karena hal tersebut pun
bergantung pada keahlian pemeriksa.
>fek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan darah dalam
sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapat menyebabkan syok,
penurunan kesadaran, bahkan kematian. 4ang kedua adalah terjadinya agregasi darah di ba2ah
kulit yang akan mengganggu aliran balik 6ena pada organ yang terkena sehingga dapat
menyebabkan ganggren dan kematian jaringan. 4ang ketiga, memar dapat menjadi tempat media
berkembang biak kuman. ,ematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darah
sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerob dapat hidup,
kuman tersering adalah golongan clostridium yang dapat memproduksi gas gangren.
>fek lanjut lain dapat timbul pada tekanan mendadak dan luas pada jaringan subkutan.
Tekanan yang mendadak menyebabkan pecahnya sel @A sel lemak, cairan lemak kemudian
memasuki peredaran darah pada luka dan bergerak beserta aliran darah dapat menyebabkan
emboli lemak pulmoner atau emboli pada organ lain termasuk otak. 'ada mayat dengan kulit
yang gelap sehingga memar sulit dinilai sayatan pada kulit untuk mengetahui resapan darah pada
jaringan subkutan dapat dilakukan dan dilegalkan.

Laserasi (Luka Robek)
3uatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan kontusio dari
jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa, permukaan benda tersebut
cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit yang menyebabkan laserasi. %aserasi
disebabkan oleh benda yang permukaannya runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek
kulit dan jaringan ba2ah kulit dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan ba2ah kulit. Tepi
dari laserasi ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian
yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.
'ada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan diba2ahnya
tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. +embatan jaringan, tepi luka yang ireguler, kasar
dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari
laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi
5
yang landai menunjukkan arah a2al kekerasan. 3isi laserasi yang terdapat memar juga
menunjukkan arah a2al kekerasan.

8entuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan
tersebut. ,arena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi sebelum
robeknya jaringan terjadi. 3ehingga pukulan yang terjadi karena palu tidak harus berbentuk
permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. 3ering terjadi sobekan dari ujung
laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan @Bs2allo2
tails@C. 8eberapa benda dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.
3eiring 2aktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan tersebut
tampak pada lecet dan memarnya. 'erubahan a2al yaitu pembekuan dari darah, yang berada
pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau membran mukosa. 8ekuan darah
yang bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta.
+aringan parut pertama kali tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran
luka. ,emudian, epitel mulai tumbuh ke ba2ah di atas jaringan skar dan penyembuhan selesai.
3kar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.
'erkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti luka atau
memar. 'embagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari beberapa hari.
%aserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu
tidak adanya perdarahan.
%aserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. 3ebuah laserasi kecil tanpa adanya
robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus menerus.
%aserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat menyebabkan
perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan kematian. Adanya diskontinuitas
kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan kuman yang berasal dari permukaan luka
maupun dari sekitar kulit yang luka masuk ke dalam jaringan. 'ort d entree tersebut tetap ada
6
sampai dengan terjadinya penyembuhan luka yang sempurna. 8ila luka terjadi dekat persendian
maka akan terasa nyeri, khususnya pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut
sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari sendi tersebut. 8enturan yang terjadi pada jaringan
ba2ah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli lemak pada paru atau
sirkulasi sistemik. %aserasi juga dapat terjadi pada organ akibat dari tekanan yang kuat dari suatu
pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan limpa.
Hal yang harus di2aspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat
terjadi dalam jangka 2aktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan perdarahan hebat.

Fraktur
9raktur adalah suatu diskontinuitas tulang. !stilah fraktur pada bedah hanya memiliki
sedikit makna pada ilmu forensik. 'ada bedah, fraktur dibagi menjadi fraktur sederhana dan
komplit atau terbuka.

Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi beberapa faktor
seperti komposisi tulang tersebut. Anak&anak tulangnya masih lunak, sehingga apabila terjadi
trauma khususnya pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kerusakan otak yang hebat tanpa
menyebabkan fraktur tulang tengkorak. =anita usia tua sering kali telah mengalami osteoporosis,
dimana dapat terjadi fraktur pada trauma yang ringan.
'ada kasus dimana tidak terlihat adanya deformitas maka untuk mengetahui ada tidaknya
fraktur dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar -, mulai dari fluoroskopi, foto polos.
-ero radiografi merupakan teknik lain dalam mendiagnosa adanya fraktur.
9raktur mempunyai makna pada pemeriksaan forensik. 8entuk dari fraktur dapat
menggambarkan benda penyebabnya (khususnya fraktur tulang tengkorak), arah kekerasan.
9raktur yang terjadi pada tulang yang sedang mengalami penyembuhan berbeda dengan fraktur
7
biasanya. +angka 2aktu penyembuhan tulang berbeda&beda setiap orang. Dari penampang
makros dapat dibedakan menjadi fraktur yang baru, sedang dalam penyembuhan, sebagian telah
sembuh, dan telah sembuh sempurna. 3ecara radiologis dapat dibedakan berdasarkan akumulasi
kalsium pada kalus. 7ikroskopis dapat dibedakan daerah yang fraktur dan daerah penyembuhan.
'enggabungan dari metode diatas menjadikan akurasi yang cukup tinggi. Daerah fraktur yang
sudah sembuh tidaklah dapat menjadi seperti tulang aslinya.
'erdarahan merupakan salah satu komplikasi dari fraktur. 8ila perdarahan sub periosteum
terjadi dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan disfungsi organ tersebut. Apabila terjadi
robekan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan darah terbendung disekitar jaringan lunak
yang menyebabkan pembengkakan dan aliran darah balik dapat berkurang. Apabila terjadi
robekan pada arteri yang besar terjadi kehilangan darah yang banyak dan dapat menyebabkan
pasien shok sampai meninggal. 3yok yang terjadi pada pasien fraktur tidaklah selalu sebanding
dengan fraktur yang dialaminya.
3elain itu juga dapat terjadi emboli lemak pada paru dan jaringan lain. Dejala pada
emboli lemak di sereberal dapat terjadi 0&; hari setelah terjadinya fraktur dan dapat
menyebabkan kematian. Dejala pada emboli lemak di paru berupa distres pernafasan dapat
terjadi ";&"< jam setelah terjadinya fraktur yang juga dapat menyebabkan kematian. >mboli
sumsum tulan atau lemak merupakan tanda antemortem dari sebuah fraktur.
9raktur linier yang terjadi pada tulang tengkorak tanpa adanya fraktur depresi tidaklah
begitu berat kecuali terdapat robekan pembuluh darah yang dapat membuat hematom ekstra
dural, sehingga diperlukan depresi tulang secepatnya. Apabila ujung tulang mengenai otak dapat
merusak otak tersebut, sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran, kejang, koma hingga
kematian.
e!era Kepala
Cedera Kepala pada Penutup Otak
+aringan otak dilindungi oleh . lapisan jaringan. %apisan paling luar disebut duramater,
atau sering dikenal sebagai dura. %apisan ini tebal dan lebih dekat berhubungan dengan
tengkorak kepala dibandingakan otak. Antara tengkorak dan dura terdapat ruang yang disebut
ruang epidural atau ekstradural. )uang ini penting dalam bidang forensik.
8
%apisan yang melekat langsung ke otak disebut piamater. %apisan ini sangat rapuh,
melekat pada otak dan meluas masuk ke dalam sulkus&sulkus otak. %apisan ini tidak terlalu
penting dalam bidang forensik.
%apisan berikutnya yang terletak antara dura mater dan pia mater disebut arakhnoid.
)uang yang dibentuk antara lapisan dura mater dan arakhnoid ini disebut ruang subdural.
,edalaman ruang ini ber6ariasi di beberapa tempat. 'erlu diingat, cairan otak terdapat pada
ruang subarakhnoid, bukan di ruang subdural.
'erdarahan kepala dapat terjadi pada ketiga ruang yaitu ruang epidural, subdural atau
ruang subarakhnoid, atau pada otak itu sendiri.

Perdarahan Epidural (Hematoma)
'erdarahan jenis ini berhubungan erat dengan fraktur pada tulang tengkorak. Apabila
fraktur mengenai jalinan pembuluh darah kecil yang dekat dengan bagian dalam tengkorak,
umumnya arteri meningea media, dapat menyebabkan arteri terkoyak dan terjadi perdarahan
yang cepat. ,umpulan darah akhirnya mendorong lapisan dura menjauh dari tengkorak dan
ruang epidural menjadi lebih luas. Akibat dari lapisan dura yang terdorong ke dalam, otak
mendapatkan kompresi atau tekanan yang akhirnya menimbulkan gejala&gejala seperti nyeri
kepala, penurunan kesadaran bertahap mulai dari letargi, stupor dan akhirnya koma. ,ematian
akan terjadi bila tidak dilakukan terapi dekompresi segera. =aktu antara timbulnya cedera kepala
sampai munculnya gejala&gejala yang diakibatkan perdarahan epidural disebut sebagai Blucid
inter6alC

Perdarahan Subdural (Hematoma)
'erdarahan ini timbul apabila terjadi @Bbridging 6ein@C yang pecah dan darah
berkumpul di ruang subdural. 'erdarahan ini juga dapat menyebabkan kompresi pada otak yang
terletak di ba2ahnya. ,arena perdarahan yang timbul berlangsung perlahan, maka @Blucid
inter6al@C juga lebih lama dibandingkan perdarahan epidural, berkisar dari beberapa jam sampai
beberapa hari. +umlah perdarahan pada ruang ini berkisar diba2ah "01 cc, sehingga tidak
menyebabkan perdarahan subdural yang fatal.
Tidak semua perdarahan epidural atau subdural bersifat letal. 'ada beberapa kasus,
perdarahan tidak berlanjut mencapai ukuran yang dapat menyebabkan kompresi pada otak,
9
sehingga hanya menimbulkan gejala&gejala yang ringan. 'ada beberapa kasus yang lain,
memerlukan tindakan operatif segera untuk dekompresi otak.
'enyembuhan pada perdarahan subdural dimulai dengan terjadinya pembekuan pada
perdarahan. 'embentukan skar dimulai dari sisi dura dan secara bertahap meluas ke seluruh
permukaan bekuan. 'ada 2aktu yang bersamaan, darah mengalami degradasi. Hasil akhir dari
penyembuhan tersebut adalah terbentuknya jaringan skar yang lunak dan tipis yang menempel
pada dura. 3ering kali, pembuluh dara besar menetap pada skar, sehingga membuat skar tersebut
rentan terhadap perlukaan berikutnya yang dapat menimbulkan perdarahan kembali. =aktu yang
diperlukan untuk penyembuhan pada perdarahan subdural ini ber6ariasi antar indi6idu,
tergantung pada kemampuan reparasi tubuh setiap indi6idu sendiri.
Hampir semua kasus perdarahan subdural berhubungan dengan trauma, meskipun dapat
tidak berhubungan dengan trauma. 'erdarahan ini dapat terjadi pada orang&orang dengan
gangguan mekanisme pembekuan darah atau pada pecandu alcohol kronik, meskipun tidak
menyebabkan perdarahan yang besar dan berbahaya. 'ada kasus&kasus perdarahan subdural
akibat trauma, dapat timbul persarahan kecil yang tidak berisiko apabila terjadi pada orang
normal. Akan tetapi, pada orang&orang yang memiliki gangguan pada mekanisme pembekuan
darah, dapat bersifat fatal.
Adakalanya juga perdarahan subdural terjadi akibat perluasan dari perdarahan di tempat
lain. 3alah satu contohnya adalah perdarahan intraserebral yang keluar dari substansi otak
mele2ati pia mater, kemudian masuk dan menembus lapisan arakhnoid dan mencapai ruang
subdural.

Perdarahan Subarakhnoid
'enyebab perdarahan subarakhnoid yang tersering ada /, dan terbagi menjadi 0 kelompok
besar, yaitu yang disebabkan trauma dan yang tidak berhubungan dengan trauma. 'enyebabnya
antara lain*
". ?ontraumatik*
a. )uptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak
b. 'erdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki subarakhnoid
0. Traumatik*
10
a. Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan perdarahan
subarakhnoid
b. Trauma pada 2ajah atau leher dengan fraktur pada tulang ser6ikal yang
menyebabkan robeknya arteri 6ertebralis
c. )obeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang diakibatkan
gerakan hiperekstensi yang tiba&tiba dari kepala.
Arteri yang lemah dan membengkak seperti pada aneurisma, sangat rapuh dindingnya
dibandingkan arteri yang normal. Akibatnya, trauma yang ringan pun dapat menyebabkan ruptur
pada aneurisma yang mengakibatkan banjirnya ruang subarakhnoid dengan darah dan akhirnya
menimbulkan disfungsi yang serius atau bahkan kematian.
4ang menjadi teka&teki pada bagian forensik adalah, apakah trauma yang menyebabkan
ruptur pada aneurisma yang sudah ada, atau seseorang mengalami nyeri kepala lebih dahulu
akibat mulai pecahnya aneurisma yang menyebabkan gangguan tingkah laku berupa perilaku
mudah berkelahi yang berujung pada trauma. Eontoh yang lain, apakah seseorang yang jatuh
dari ketinggian tertentu menyebabkan ruptur aneurisma, atau seseorang tersebut mengalami
ruptur aneurisma terlebih dahulu yang menyebabkan perdarahan subarakhnoid dan akhirnya
kehilangan kesadaran dan terjatuh. 'ada beberapa kasus, in6estigasi yang teliti disertai dengan
otopsi yang cermat dapat memecahkan teka&teki tersebut.
'erdarahan subarakhnoid ringan yang terlokalisir dihasilkan dari tekanan terhadap kepala
yang disertai goncangan pada otak dan penutupnya yang ada di dalam tengkorak. Tekanan dan
goncangan ini menyebabkan robeknya pembuluh&pembuluh darah kecil pada lapisan
subarakhnoid, dan umumnya bukan merupakan perdarahan yang berat. Apabila tidak ditemukan
faktor pemberat lain seperti kemampuan pembekuan darah yang buruk, perdarahan ini dapat
menceritakan atau mengungkapkan tekanan trauma yang terjadi pada kepala.
+arang sekali, tamparan pada pada sisi samping kepala dan leher dapat mengakibatkan
fraktur pada prosesus lateralis salah satu tulang cer6ical superior. ,arena arteri 6ertebralis
mele2ati bagian atas prosesus lateralis dari 6ertebra di daerah leher, maka fraktur pada daerah
tersebut dapat menyebabkan robeknya arteri yang menimbulkan perdarahan masif yang biasanya
menembus sampai lapisan subarakhnoid pada bagian atas tulang belakang dan akhirnya terjadi
penggenangan pada ruang subarakhnoid oleh darah. Aliran darah ke atas meningkat dan
perdarahan meluas sampai ke dasar otak dan sisi lateral hemisfer serebri. 'ada beberapa kasus,
11
kondisi ini sulit dibedakan dengan perdarahan nontraumatikyang mungkin disebabkan oleh
ruptur aneurisma.
Tipe perdarahan subarakhnoid traumatic yang akan dibicarakan kali ini merupakan tipe
perdarahan yang massif. 'erdarahan ini melibatkan dasar otak dan meluas hingga ke sisi lateral
otak sehingga serupa dengan perdarahan yang berhubungan dengan aneurisma pada arteri besar
yang terdapat di dasar otak.Akan tetapi, pada pemeriksaan yang cermat dan teliti, tidak
ditemukan adanya aneurisma, sedangkan arteri 6ertebralis tetap intak. 'enyebab terjadinya
perdarahan diduga akibat pecahnya pembuluh darah berdinding tipis pada bagian ba2ah otak,
serta tidak terdapat aneurisma. Terdapat 0 bukti, meskipun tidak selalu ada, yang bisa
mendukung dugaan apakah kejadian ini murni dimulai oleh trauma terlebih dahulu. 8ukti
pertama yaitu adanya ri2ayat gerakan hiperekstensi tiba&tiba pada daerah kepala dan leher, yang
nantinya dapat menyebabkan kolaps dan bahkan kematian.

TRAUMA TA"AM
8enda tajam seperti pisau, pemecah es, kapak, pemotong, dan bayonet menyebabkan luka
yang dapa dikenali oleh pemeriksa. Tipe lukanya akan dibahas di ba2ah ini *

Luka insisi (Luka Sa#at)
%uka insisi disebabkan gerakan menyayat dengan benda tajam seperti pisau atau silet.
,arena gerakan dari benda tajam tersebut, luka biasanya panjang, bukan dalam. 'anjang dan
kedalaman luka dipengaruhi oleh gerakan benda tajam, kekuatannya, ketajaman, dan keadaan
jaringan yang terkena. ,arakteristik luka ini yang membedakan dengan laserasi adalah tepinya
yang rata.

12
Luka tusuk
%uka tusuk disebabkan oleh benda tajam dengan posisi menusuk atau korban yang
terjatuh di atas benda tajam. 8ila pisau yang digunakan bermata satu, maka salah satu sudut akan
tajam, sedangkan sisi lainnya tumpul atau hancur. +ika pisau bermata dua, maka kedua sudutnya
tajam.
13
'enampakan luar luka tusuk tidak sepenuhnya tergantung dari bentuk senjata. +aringan
elastis dermis, bagian kulit yang lebih dalam, mempunyai efek yang sesuai dengan bentuk
senjata. Harus dipahami bah2a jaringan elastis terbentuk dari garis lengkung pada seluruh area
tubuh. +ika tusukan terjadi tegak lurus garis tersebut, maka lukanya akan lebar dan pendek.
3edangkan bila tusukan terjadi paralel dengan garis tersebut, luka yang terjadi sempit dan
panjang.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah
reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya
menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan
mempengaruhi. 8eberapa pola luka yang dapat ditemukan *
". Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali
melalui saluran yang berbeda. 'ada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran
biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam
maupun pada organ.
0. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,
sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit
seperti ekor.
.. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran
luka menjadi lebih luas. %uka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan
lebar senjata yang digunakan.
;. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai
landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian
superfisial. 3ehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.
14
/. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. 3udut luka berbentuk ireguler
dan besar.

+ika senjata digunakan dengan kekuatan tambahan, dapat ditemukan kontusio minimal
pada luka tusuk tersebut. Hal ini dapat diindikasikan adanya pukulan
'anjang saluran luka dapat mengindikasikan panjang minimun dari senjata yang
digunakan. Harus diingat bah2a posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat
autopsi. 'osisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan oleh senjata
yang lebih pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi. 7anipulasi tubuh untuk
memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak mungkin mengingat berat dan adanya
kaku mayat. 'oin lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa
anggota tubuh pada saat penusukan. 'emeriksa yang sudah berpengalaman biasanya ragu&ragu
untuk menentukan jenis senjata yang digunakan.
'isau yang ditusukkan pada dinding dada dengan kekuatan tertentu akan mengenai tulang
ra2an dada, tulang iga, dan bahkan sternum. ,arakteristik senjata paling baik dilihat melalui
trauma pada tulang. 8iasanya senjata yang tidak begitu kuat dapat rusak atau patah pada
ujungnya yang akan tertancap pada tulang. 3ehingga dapat dicocokkan, ujung pisau yang
tertancap pada tulang dengan pasangannya.

Luka $acok
%uka bacok dihasilkan dari gerakkan merobek atau membacok dengan menggunakan
instrument yang sedikit tajam dan relatif berat seperti kapak, kapak kecil, atau parang. Terkadang
bayonet dan pisau besar juga digunakan untuk tujuan ini. %uka alami yang disebabkan oleh
senjata jenis tersebut ber6ariasi tergantung pada ketajaman dan berat senjata. 7akin tajam
instrument makin tajam pula tepi luka. 3ebagaimana luka lecet yang dibuat oleh instrument
tajam yang lebih kecil, penipisan terjadi pada tempat dimana bacokan dibuat. Abrasi lanjutan
dapat ditemukan pada jenis luka tersebut pada sisi diseberang tempat penipisan, yang disebabkan
oleh hapusan bilah yang pipih. 'ada instrumen pembacok yang diarahkan pada kepala, sudut
besatan bilah terkadang dapat dinilai dari bentuk patahan tulang tengkorak. 3isi pipih bilah bisa
meninggalkan cekungan pada salah satu sisi patahan, sementara sisi yang lain dapat tajam atau
menipis.
15
8erat senjata penting untuk menilai kemampuannya memotong hingga tulang di ba2ah
luka yang dibuatnya. ,etebalan tulang tengkorak dapat dikalahkan dengan menggunakan
instrumen yang lebih berat. 'ernah dilaporkan bah2a parang dapat membuat seluruh gigi lepas.
,erusakan tulang yang hebat tidak pernah disebabkan oleh pisau biasa. +uga perlu dicatat
kemungkinan diakukannya pemelintiran setelah terjadi bacokan dan dalam upaya melepaskan
senjata. Derakan tersebut, jika dilakukan dengan tekanan, dapat mengakibatkan pergeseran
tulang, umumnya didekat kaki&kaki luka bacok.
>fek utama dari luka tusuk, luka lecet, dan luka bacok adalah perdarahan. Disfungsi
karena kerusakan saraf di ekstremitas juga dapat dicatat. %uka tusuk yang dalam dapat mengenai
organ&organ dalam. intrumen teramat kecil yang menyebabkan luka tipe tusuk dapat
menyebabkan luka kecil yang dengan keelastisan dari jaringan normal dapat kembali tertutup
setelah intrumen dicabut, dan tidak ada darah yang keluar setelahnya. 'emecah es, a2ls, dan
hatpins diakui dapat menyebabkan luka jenis tersebut. 3ebagimana telah didiskusikan pada
pembahasan luka tembak, bentuk alami terpotongnya arteri besar dan jantung oleh karena luka
tusuk menyebabkan perdarahan lebih lambat dibandingkan kerusakan yang sama yang
disebabkan luka tembak.
'ada keadaan tertentu, senjata yang tidak umum digunakan, menyebabkan luka tusuk,
lecet, atau bacok. Anak panah berburu yang setajam silet yang umumnya dipakai jarak jauh,
pernah juga dipakai untuk menusuk korban dengan tangan. 'otongan tajam gelas, botol pecah,
16
dan objek gelas lain yang tajam terkdang dipakai sebagai senjata untuk merobek atau menusuk.
'isau bedah, jarum jahit, dan tonggak tajam dapat digunakan sebagai senjata yang mematikan.
8eberapa catatan sebaiknya dibuat mengenai kerusakan yang tertutupi oleh instrumen
tajam yang dipakai sebagai sejata untuk menusuk. +ika pisau bermata dua atau sejata sejenis
digunakan, tepi pemotongan yang tajam menyebabkan sudut tajam atau robekan dengan kaki&
kaki bersudut akut. 3enjata bermata satu seringkali menyebabkan salah satu kaki luka bersudut
tajam dan yang satunya tumpul. 'emeriksaan pakaian korban penusukan dapat memeberi
perkiraan ciri&ciri senjata yang digunakan. 'emeriksaan tersebut menjadi sangat penting nilainya
apabila luka tusuk diperlebar oleh dokter bedah untuk tujuan menilai luka secara lebih akurat
untuk kepentingan medikolegal. 'emeriksaan ini juga penting untuk menilai apakah senjata
benar&benar menembus pakaian hingga kelapisan diba2ahnya. 8eberapa indi6idu yang
menggunakan senjata tajam untuk bunuh diri dapat membuka sedikit bagian pakaiannya
sehingga tidak akan ditemukan robekan tembus pada pakaian. Tidak adanya kerusakan pada
pakaian yang dipakai oleh korban, padahal luka terdapat pada area yang tertutupi pakaian, dapat
menunjukkan bah2a kematian disebabkan masalah internal.
Terdapat 0 tipe luka oleh karena instrumen yang tajam dikenal dengan baik dan memiliki
ciri yang dapat dikenali dari aksi korban. Ctanda percobaanC adalah insisi dangkal, luka tusuk
atau luka bacok yang dibuat sebelum luka yang fatal oleh indi6idu yang berencana bunuh diri.
%uka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat dengan luka dalam di
daerah pergelangan tangan atau leher. 8entuk lainnya antara lain luka tusuk dangkal didekat luka
tusuk dalam dan mematikan. 7eskipun jarang sekali dilaporkan, luka bacok superfisial di kepala
dapat terjadi sebelum ayunan yang keras dan menyebabkan kehilangan kesadaran dan/atau
kematian.
8entuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah Cluka perla2ananC. %uka
jenis ini dapat ditemukan di jari&jari, tangan, dan lengan ba2ah (jarang ditempat lain) dari korban
sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan
menggenggam bilah dari instrumen tajam.
+elas bah2a Ctanda percobaanC merupakan ciri khas bunuh diri dan Ctanda perla2ananC
menunjukkan pembunuhan. 8agaimanapun juga, boleh saja berpikir bah2a luka lecet dapat
ditemukan, umumnya pada leher atau sekitar leher, disebabkan oleh penyerang pada kasus
pembunuhan. %uka lecet multipel di lengan ba2ah dapat pula, meskipun jarang, menjadi tanda
17
perla2anan, namun tampil seperti luka percobaan. !nterpretasi dari tanda perla2anan dan
percobaan yang tampak sebaiknya disimpulkan setelah pemeriksaan yang lengkap dan seksama.

Luka Tembak
Harus selalu ada di dalam benak kita bah2a saat tembakan terjadi, dilepaskan . substansi
berbeda dari laras senjata. 4aitu anak peluru, bubuk mesiu yang tidak terbakar, dan gas. Das
tersebut dihasilkan dari pembakaran bubuk mesiu yang memberikan tekanan pada anak peluru
untuk terlontar keluar dari senjata. 'roses tersebut akan menghasilkan jelaga. Ada bagian yang
berbentuk keras seperti isi pensil untuk menyelimuti bubuk mesiu. 3ebenarnya tidak semua
bubuk mesiu akan terbakarF sejumlah kecil tetap tidak terbakar, dan sebagian besar lainnya
diledakkan keluar dari lubang senjta sebagai bubuk, yang masing&masing memiliki kecepatan
inisial sama dengan anak peluru atau misil lain. 7assa materi yang terlontar dari laras pada saat
penembakan dapat menjadi patokan jarak yang ditempuhnya. Das, yang bersamanya juga
terkandung jelaga, sangat jelas dan dapat melalui jarak yang sangat pendek yang diukur dengan
satuan inch. 8ubuk mesiu yang tidak terbakar, dengan massa yang lebih besar, dapat terlontar
lebih jauh. Tergantung kepada tipe bubuknya, kemampuan bubuk mesiu untuk terlontar
ber6ariasi antara 0&< kaki (1,<&0 m). 7akin berat anak peluru tentu saja membuatnya terlontar
lebih jauh menuju target yang ditentukan atau tidak ditentukan.

"arak Tembakan
>fek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam keilmuan
forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan. 'erkiraan tersebut
memiliki kepentingan sebagai berikut* untuk membuktikan atau menyangkal tuntutanF untuk
menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diriF membantu menilai ciri alami luka
akibat kecelakaan. 7eski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut,
luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan jauh. 3eperti
yang tertera pada tabel ". 'erlu dicatat bah2a ciri&ciri yang terdapat pada tabel tersebut
disebabkan oleh senapan dan pistol, termasuk juga re6ol6er dan pistol otomatis.

18
Tabel "
3enapan 'istol
".,ontak
a. ,eras, dangkal
disekitar tulang
'enampakkan CeksplosifC
+elaga pada tepi luka dan dalam
di dalam jaringan, di atas tulang
Dambaran moncong senjata
'enampakkan CeksplosifC
+elaga pada tepi luka dan
dalam di dalam jaringan, di
atas tulang
Dambaran moncong senjata
b. keras, tidak dangkal
disekitar tulang
Defek sirkular
+elaga pada jaringan yang lebih
dalam
Defek sirkular
+elaga pada jaringan yang
lebih dalam
c. longgar ,orona (ditambah dengan 8) 3ama dengan 8
0. +arak dekat +elaga (gas mesiu) +elaga (gas mesiu)
Terbakar (gas mesiu)
8ubk mesiu bebas 8ubuk mesiu bebas
Tanda gumpalan cabang
.. +arak sedang ,elim tato (bubuk mesiu) ,elim tato (bubuk mesiu)
Tepi luka yang tidak rata
3tippling (isi plastik pada
selongsong)
;. +arak jauh %uka saja %uka tidak rata dengan defek
satelit
7akin jauh jarak tembak*
satelit makin banyak, terlihat
penggumpalan

Luka tembak masuk luka tembak keluar
19
Luka tembak tempel
8anyak orang yang tidak mengetahui bah2a pembakaran bubuk mesiu saat tembakan
terjadi menghasilkan sejumlah besar gas. Das inilah yang mendorong anak peluru keluar dari
selongsongnya, dan selanjutnya menimbulkan suara yang keras. Das tersebut sangat panas dan
kemungkinan tampak seperti kilatan cahaya, yang jelas pada malam hari atau ruangan yang
gelap.
Terdapat . faktor yang mempengaruhi bentuk luka yaitu hasil kombinasi antara gas dan
anak peluru* (") sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiuF (0) efekti6itas
pelindung antara kulit dan anak peluruF dan (.) ada tidaknya tulang diba2ah jaringan yang
terkena tembakan. 9aktor pertama, jumlah gas yang diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar
memilik hubungan dengan kecepatan melontar senjata. 3ecara jelas dapat dikatakan dengan
meningkatkan kecepatan melontar berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru.
7eningkatnya jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk meningkatkan
dorongan terhadap anak peluru. 9aktor kedua yang berpengaruh terhadap efektifitas pelindung
antara kulit dan anak peluru. 7akin efisien pelindung tersebut makin banyak gas yang gagal
ditiupkan di sekitar moncong senjata sehingga makin banyak gas yang dapat ditemukan di
jaringan tubuh. 9aktor terakhir adalah keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat di
ba2ah kulit yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang masif dan ekspansi
gas menuju jaringan yang lebih dalam.

Luka Tembak "arak %ekat
Tanda luka tembak dengan jarak senjata ke kulit hanya beberapa inch adalah adanya
kelim jelaga disekitar tempat masuk anak peluru. %uasnya kelim jelaga tergantung kepada
jumlah gas yang dihasilkan, luasnya bubuk mesiu yang terbakar, jumlah grafit yang dipakai
20
untuk menyelimuti bubuk mesiu. 'ada luka tembak jarak dekat, bubuk mesiu bebas dapat
ditemukan didalam atau di sekitar tepi luka dan disepanjang saluran luka. Ckelim tatoC yang
biasa tampak pada luka jarak sedang, tidak tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena
efek penapisan oleh jelaga.
'ada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan membakar kulit secara
langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada area
tersebut dapat saja terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh
sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak ditemukan kembali saat dilakukan
pemeriksaan. )ambut terbakar dapat ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun.

Luka Tembak "arak Se!an&
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak
terbakar yang terbang kearah kulit korban. Disekitar 5ona tato terdapat 5ona kecil ber2arna
magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah
kecil dan menghasilkan perdarahan kecil.
8entuk tato memberikan petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan. 3erpihan
mesiu menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung bagaimana masing&
masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih pada tepinya. Dumpalan mesiu, berbentuk
bulat atau bulat telur, menyebabkan tato bentuk bintik&bintik atau titik&titik. ,arena bentuk
gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato pada gumpalan lebih
halus.
%uas area tato menunjukkan jarak tembak. 7akin besar jarak tersebut, makin besar area,
namun semakin halus. 7etode pengukuran luas yang umum dipakai adalah dengan mengukur 0
koordinat, potongan longitudinal dan trans6ersal. ntuk kemudian dibuat luka percobaan,
dengan menggunakan senjata yang sama, amunisis yang sama, kondisi lingkungan yang sama
dengan hasil luka terlihat yang sama persis dengan korban, dapat di ukur jarak tembak.
+arak tempuh bubuk mesiu beraneka ragam. 8ubuk mesiu yang terbungkus dapat diba2a
hingga G&"0 kaki. ?amun kelim tato tidak akan ditemukan lagi bila jarak tembak melebihi ;&/
kaki.

Luka tembak 'arak 'au(
21
Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terba2a hingga jarak jauh. Hanya anak
peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa kaki. 3ehingga luka yang ada disebabkan oleh
anak peluru saja. Terdapat beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai. mumnya luka
berbentuk sirkular atau mendekati sirkular.Tepi luka compang&camping. +ika anak peluru
berjalan dengan gaya non&perpendikular maka tepi compang&camping tersebut akan melebar
pada salah satu sisi. 'emeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru.
'ada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar terhadap pengusutan
perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan kemungkinan penembakan terhadap diri
sendiri, baik sengaja tau tidak. Terdapat ; pengecualian, yaitu (") 3enjata telah di set sedemikian
rupa sehingga dapat di tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauhF (0) kesalahan hasil
pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip luka tembak jarak jauhF (.) ,esulitan
interpretasi karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulitF
dan (;) +elaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal tersebut terjadi bila tidak ada pengetahuan
pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap penyelidikan.

Luka Tembak Keluar
'eluru yang berhasil mele2ati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak keluar.
8iasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk. 8entuknya tidak sirkular
melainkan ber6ariasi dari seperti celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping).
8entuk luka tembak keluar tidak dapat di prediksi. %atar belakang 6ariasi bentuknya adalah
sebagai berikut*
". Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya masuk
0. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama mele2ati tubuh sehingga memberi
bentuk iregular saat keluar.
.. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam " kesatuan melainkan
dalam potongan&potongan kecil. +ika memiliki jaket, maka jaket dapat terpisah komplit
atau sebagian.
;. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang ra2an, dapat membuat fragmen tulang
tersebut ikut terlontar keluar bersama anak peluru.
22
/. Anak peluru yang mele2ati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi apapun akan
membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan bentuk anak peluru
yang menyebabkannya.
Tidak adanya penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada
saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak
sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi. Teka&teki
ilmiah forensik klasik membedakan luka tembak masuk dan luka tembak keluar. %uka tembak
masuk dan luka tembak keluar sulit dibedakan apabila pada luka tembak luar terdapat penahan
kulit, pada luka tembak masuk terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata yang
digunakan kaliber kecil (kaliber 00), dan tulang tidak langsung berada di ba2ah kulit.
%uka tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian pakaian, pada
posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat, bagian ikat pinggang dari celana
panjang, celana pendek, atau celana dalam, bra, kerah baju, dan dasi. %uka jenis sama juga
terjadi karena bagian tangan menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran,
duduk, atau menempel pada objek yang keras.
Tidak semua anak peluru dapat keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan
padat yang dapat menghalangi le2atnya peluru. 'eluru jarang dapat dihentikan oleh tulang,
terutama tulang&tulang yang tipis seperti skapula dan ileum atau bagian tipis dari tenglorak.
,ebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan menghabiskan energi kinetiknya di kulit.
,ulit adalah penghalang kedua yang paling menghalangi le2atnya anak peluru.
Anak peluru yang mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan
kematian tetapi luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Eontohnya telinga,
cuping hidung, mulut, ketiak, 6agina, dan rektum.
K))*ATA+ A+AK *)LURU
+arak tembakan harus ditentukan atau dipikirkan untuk menilai kecepatan tolakan anak
peluru. 'erkiraan kecepatan bisa dinilai dengan melakukan pemeriksaan cartridge
manufacturers range tables atau untuk lebih tepat dapat menggunakan kronografi, menguji
ulang tembakan dengan menggunakan tipe senjata yang sama dan tipe amunisi yang sama yang
dicoba&coba pada beberapa jarak tertentu.
23
,ecepatan pistol untuk melontar umumnya antara ./1 dan "/11 kaki per detik. Terdapat
sebuah rumus untuk menilai energi kinetik yaitu ,> H m6
0
/0g
,eterangan * ,> adalah energi kinetik dalam satuan foot&pounds
m adalah massa anak peluru (pounds)
6 adalah kecepatan (feet)
g adalah gaya gra6itasi

Area #an& ti!ak terluka pa!a kasus luka tembak
Ada ; situasi yang akan diterangkan pada bab ini, yaitu mengenai peluru yang
berhubungan dengan efek yang terlihat pada tubuh yang berupa kelainan abnormal. 3ituasi
tersebut adalah*
". 'ercikan darah (dan kadang&kadang jaringan) pada kedua tangan. ,ondisi ini sering
ditemukan pada korban bunuh diri. 'ercikan darah atau jaringan pada tangan terjadi ketika
kontak antara senjata api dengan tangan yang memegang pelatuk senjata. 3elian itu juga
sering ditemukan percikan jaringan otak. 'ada korban penyerangan atau pembunuhan, pada
tangan penyerang sering ditemukan percikan darah/jaringan korban, namun seringkali
penyerang sudah membersihkan percikan tersebut.
0. Darah mungkin bisa turun ke bagian kaki atau bagian ba2ah yang lain dari korban.
.. )esidu (sisa) dari senjata api yang terdapat pada daerah luka bisa menggambarkan posisi dan
2aktu korban itu ditembak. 'ercikan api atau bubuk mesiu yang keluar dari lubang yang
berbentuk silinder senjata bisa menggambarkan posisi tembakan dan jenis senjata yang
digunakan. 'ercikan bubuk mesiu ini membentuk sebuah tatto pada luka korban.
;. Terdapat tanda pada telapak tangan yang memegang senjata api berupa jelaga dan bubuk
mesiu korban bunuh diri.

*eruba(an Luka pa!a Luka Tembak
Ada beberapa kondisi yang bisa merubah gambaran luka tembak dengan cepat.
'erubahan itu dapat disebabkan antara lain oleh*
". luka terbuka yang sudah mengering
0. proses pembusukan tubuh
24
.. penyembuhan dari luka itu sendiri
;. inter6ensi tenaga medis
/. inter6ensi bedah
<. inter6ensi oleh personel atau orang yang tidak profesional
$. pencucian atau pembersihan luka setelah korban mati

Resi!u sen'ata api
!stilah residu sebenarnya adalah sesuatu yang tersisa. 'ada bagian ini akan dibahas
mengenai beberapa hal yang memiliki arti yang sama dengan residu. Tiap ine6estigator akan
cenderung tertarik melihat residu senjata api dengan sudut pandang yang berbeda. 'ara petugas
hukum akan mengartikan residu dengan menghubungkan yang tersisa di tangan penyerang
dengan senjata api penyerang. 3edangkan ahli senjata lebih tertarik dengan residu yang
dihubungkan dengan senjata api yang digunakan. Ahli patologi forensik menguraikan antara
residu yang terdapat pada tubuh korban dan luka tembak yang ditemukan.
'okok persoalan mengenai residu senjata api ini cukup kompleks, meliputi identifikasi,
pengumpulan,pemeliharaan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi yang baik. ?amun hal ini
agak kurang dilakukan.
3ecara tradisional, residu berarti bubuk sisa tembakan (bubuk mesiu) yang terjadi akibat
proses pembakaran. Ada beberapa macam bentuk residu yang terdapat setelah proses
penembakan menurut in6estigasi medikolegal.
)esidu juga terdapat pada peluru tetapi jarang sekali berguna untuk kepentingan forensik.
Tetapi bubuk mesiu yang terdapat pada peluru seringkali digunakan oleh pemeriksa medikolegal
untuk menemukan jenis senjata api yang digunakan.
)esidu tersebut kadang terlihat dengan mata telanjang dan digambarkan sebagai sebuah
kelim tatto pada bagian tubuh korban. 3ebagai tambahan, bubuk mesiu peluru dan fragmennya
bisa terlihat pada bagian atas kulit atau bagian ba2ah kulit dan bisa juga tidak teridentifikasi.
3tudi mengenai residu ini adalah baru a2al, tidak pernah ada pertanyaan yang menganalisa detail
mengenai keberadaan residu pada luka tembak dalam atau luka tembak luar pada bagian tubuh
korban yang telah mengalami pembusukan.
25

Resi!u Sen'ata Api pa!a Tan&an Tersan&ka
'etugas hukum biasanya menginginkan untuk mengecek tangan tersangka pada kasus
pembunuhan dengan luka tembak senjata api. 3edangkan ahli patologi forensik mengecek tangan
korban bunuh diri untuk mendapatkan bukti tambahan bah2a memang kematian disebabkan oleh
korban sendiri. Ahli patologi forensik juga mendemonstrasikan hubungan residu yang tertinggal
dengan korban melalui bahasa tubuh (gesture) korban yang bertahan atau terdapat perla2anan
korban terhadap kontrol senjata api.

Resi!u Sen'ata Api
)esidu Asal Terlihat dengan mata telanjang
partikel bubuk bubuk ya
jelaga bubuk ya
grafit bubuk ya, sebagai jelaga
karbonmonoksida bubuk ya, sebagai karboksihemoglobin
ya, sebagai karboksimioglobin
fragmen/kepingan peluru ya
minyak pelumas peluru ya
timah,antimoni,perak peluru tidak
timah,barium,antimoni primer tidak
tembaga,besi selongsong peluru tidak

)esidu pada tangan mungkin bisa terlihat, pada kasus ini keberadaan residu harus
dideskripsikan dan diobser6asi, dan mungkin harus difoto dan didokumentasikan. 'ada
kebanyakan kasus, residu tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Ada teknik&teknik tertentu
untuk melihat adanya residu. Teknik pertama yang diperkenalkan sekitar tahun "#.1an adalah
teknik parafin. Teknik ini mendemonstrasikan nitrat dengan menggunakan parafin untuk
mengumpulkan partikel. ?itrat mampu mengoksidasi substansi dari bubuk mesiu dengan jumlah
yang besar. Adanya partikel tersebut akan menyebabkan efek 2arna setelah diberikan parafin.
Tetapi teknik nitrat dengan menggunakan parafin ini hanya bagus pada teori. Teknik ini tidak
sensitif dan susah untuk dilakukan (tidak praktis).
26
Dengan alasan yang tidak jelas, beberapa petugas hukum masih melakukan tes parafin
ini, dan laboratorium kriminal di A3 juga masih menggunakan prosedur ini.
'ada tahun "#<1an, dikembangkan teknik akti6asi neutron yang lebih digunakan dan akurat.
8ahan yang diambil dari tangan dengan menggunakan parafin atau larutan asam. ,emudian
dilihat dengan sinar radiasi emisi neutron. )adioaktif sekunder akan memisahkan partikel&
partikel residu dengan teliti dan akurat. Teknik ini sangat sensitif dengan membutuhkan sedikit
residu. 7eskipun demikian hanya beberapa laboratorium di A3 dapat mengerjakannya karena
biaya yang mahal.
Absorbsi percikan nyala api dari senjata api yang berupa partikel atom merupakan salah
satu cara untuk mendeteksi residu primer. Teknik ini dilakukan menggunakan temperatur yang
sangat tinggi untuk menguapkan partikel metalik dari primer residu kemudian dinilai dengan
spektrofotometri. Teknik ini sangat cepat, sensitif, dan ekonomis. Teknik yang lain adalah
skanning dengan mikroskop elektron sebagai alat sentral analisis residu primer yang
dikembangkan oleh aerospace corporation.
3emua prosedur yang telah diterangkan diatas akan berguna apabila pada tangan korban
atau suspek dijaga dan dilindungi dengan cepat supaya residu tidak hilang atau terkontaminasi.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kertas, bukan plastik untuk menutupi bagian
tangan sebelum mendapat manipulasi atau perubahan posisi. 'ada suspek hidup, tidak
dibenarkan bagi mereka untuk mencuci tangan, memasukkan tangan ke dalam saku, atau
menyentuh apapun.

Resi!u sen'ata api pa!a korban #an& !i(ubun&kan !en&an pintu masuk luka
)esidu yang terlihat, seperti yang telah diterangkan diatas, dapat berupa jelaga, minyak
pelumas peluru, kelim tatto, bubuk mesiu, atau terkadang berupa jelaga yang berasal dari celah
silinder dari pistol. )esidu yang tidak terlihat bisa berupa material primer dan partikel metal
yang telah menguap yang berasal dari peluru, jaket, atau selongsong peluru.
'ada umumnya, residu yang dapat dilihat akan berdekatan dengan masuknya luka (pintu
masuk luka). Tepi luka yang rusak bisa tertutup oleh residu dari senjata api apabila tembakan
yang dilakukan pada jarak dekat. 'ada luka akibat tembakan, residu tidak terlihat secara
eksternal, kecuali tepi luka yang rusak itu ber2arna kehitaman, hal itu terjadi karena deposit
residu peluru pada jaringan. Deteksi yang terbaik adalah dengan mengambil bagian sekeliling
27
kulit yang rusak akibat tembakan, dan termasuk lapisan subkutan dan mungkin jaringan yang
lebih dalam lagi untuk menemukan bubuk mesiu. Hal ini sangat baik dilakukan dengan
mikroskop dan dilakukan pada ruang otopsi. 'rosedur ini juga dilakukan untuk membedakan
luka tembak dalam dan luka tembak luar pada tubuh yang sudah membusuk atau berubah karena
dibakar, temabakan yang dilakukan dalam jarak dekat atau jarak jauh, dan luka oleh kaliber 00.
)esidu yang terlihat kadang bisa terlihat dengan pemeriksaan histologis. Teknik ini
digunakan untuk mencari adanya bubuk mesiu. ,emudian setelah itu bisa dilakukan pemeriksaan
nitrat atau nitrit. 7enurut pengalaman penulis, sejauh ini teknik ini lebih bermanfaat
dibandingkan pemeriksaan dengan mikroskop saja pada jaringan yang masih baru (fresh).
'ada saat pencarian residu yang tidak terlihat disekeliling tepi luka tembak, pengambilan
jaringan dan pemeriksaan dengan energi dispersi dari alat&alat -&ray akan sangat
menguntungkan. Dengan teknik ini komponen primer dan jumlah yang sangat kecil dari deposit
metal yang tersisa dari peluru, jaket maupun selongsongnya bisa dideteksi semikuantitatif.
)esidu dari senjata api bisa berupa gas karbonmonoksida. Das ini diproduksi akibat
proses pembakaran bubuk mesiu. ,etika senjata kontak dengan kulit, karbonmonoksida akan
dideposit diba2ah lapisan kulit dan terdifusi pada jaringan. Das karbonmonoksida akan
bergabung dengan hemoglobin darah dan mioglobin otot dan membentuk karboksihemoglobin
dan karboksimioglobin.

%eskripsi luka sen'ata api
,epentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api bergantung pada
besarnya potensi seorang korban meninggal. +ika korban masih hidup, deskripsi singkat dan
tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tenggung ja2ab yang utama untuk memberikan
penatalaksanaan ga2at darurat. 7embersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement
dan menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari mera2at pasien bagi dokter.
'enggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti., setelah semua kondisi ga2at darurat
dapat disingkirkan. :leh karena singkatnya 2aktu yang dimiliki untuk mempelajari medikolegal,
seringkali dokter merasa tidak mempunyai ke2ajiban untuk mendeskripskan luka secara detail.
Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari*
". lokasi luka
0. ukuran dan bentuk defek
28
.. lingkaran abrasi
;. lipatan kulit yang utuh dan robek
/. bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
<. tattoo, jika ada
$. bagian yang ditembus/dile2ati
G. titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing dan
susunannya
#. penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,
pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka
'ada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi ga2at darurat. 7eskipun
demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan ga2at darurat
atau pihak lain. 3ebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orang&orang yang
mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung ja2ab untuk
menerimanya. Di lain pihak tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk
penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain. 'enting untuk mengetahui siapa
dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka
sebenarnya.

Hal&hal yang penting dalam deskripsi luka tembak *
". %okasi
a. jarak dari puncak kepala atau telapak kaki serta ke kanan dan kiri garis pertengahan
tubuh
b. lokasi secara umum terhadap bagian tubuh
0. Deskripsi luka luar
a. ukuran dan bentuk
b. lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya
c. luka bakar
d. lipatan kulit, utuh atau tidak
e. tekanan ujung senjata
.. )esidu tembakan yang terlihat
29
a. grains poder
b. deposit bubuk hitam, termasuk korona
c. tattoo
d. metal stippling
;. 'erubahan
a. oleh tenaga medis
b. oleh bagian pemakaman
!. "rack
a. penetrasi organ
b. arah
& depan ke belakang (belakang ke depan)
& kanan ke kiri(kiri ke kanan)
& atas ke ba2ah
c. kerusakan sekunder
& perdarahan
& daerah sekitar luka
d. kerusakan organ indi6idu
<. 'enyembuhan luka tembakan
a. titik penyembuhan
b. tipe misil
c. tanda identifikasi
d. susunan
$. %uka keluar
a. lokasi
b. karakteristik
G. 'enyembuhan fragmen luka tembak
#. 'engambilan jaringan untuk menguji residu
Deskripsi medikolegal harus lebih detail dan harus mencakup juga perubahan yang terjadi oleh
orang lain maupun karena reaksi penyembuhan.
30

FISIKA
Luka bakar
%uka bakar adalah kerusakan pada cutaneous yang disebabkan oleh thermal, chemical
atau electrical. Dapat disertai dengan smoke inhalation injury atau traumatic injuries
lainnya yang memperberat masalah lokal dan sistemik pada burns.
>tiologi*
Thermal
Scald burns
#lame burns
#lash burns
Contact burns
?onthermal
!njuri ,imia
Electric burns
!njuri )adioaktif
Derajat luka bakar*
". >ritema
0. (esikel dan bulla
.. ?ekrosis koagulatif
;. ,arbonisasi
,ematian akibat luka bakar terjadi akibat mekanisme*
a. 3yok neurogenik
b. Dangguan permeabilitas akibat pelepasan histamin dan kehilangan ?AEl kulit
(dehidrasi)
31
>ritema, 6esikel, bullae ?ekrosis koagulatif
,arbonisasi
Luka Akibat Trauma Listrik
9aktor yang berperan dalam cedera listrik adalah*
a. Tegangan (6olt). Tegangan sebesar </&"111 6olt dapat mematikan
b. ,uat arus (ampere), makin besar kuat arus makin berbahaya
c. Tahanan kulit (ohm),
d. %uas kontak
e. %ama kontak
32
%uka dengan tepi robekan terbakar %uka dengan tepi robekan terbakar
Luka akibat petir
7uncul karena adanya loncatan arus listrik tegangan tinggi antara a2an dan tanah.
( tegangan mencapai "1 7ega 6olt dengan kuat arus mencapai "11.111 A. ,ematian
dapat terjadi akibat efek arus listrik (kelumpuhan 33', fibrilasi 6entrikel), panas dan
ledakan gas panas yang timbul.
Aborescent mark (kemerahan kulit bukan pembuluh darah)
Luka akibat peruba(an tekanan u!ara
'eningkatan tekanan udara diikuti perubahan 6olume gas didalam tubuh menyebabkan
trauma fisik (barotrauma aural, barotrauma pulmonare, penyakit dekompresi, emboli
udara)
33
KIMIA
Trauma yang terjadi akibat efek korosif dari asam kuat dan basa kuat
". Asam kuat
7engkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka korosi yang kering, keras dan
seperti kertas perkamen
0. 8asa ,uat
7embentuk reaksi penyabunan intrasel sehingga luka basah, licin, dan kerusakan
berlanjut sampai dalam
A3A7 ,AT* koagulasi protein, luka korosi kering, coklat, seperti kertas perkamen
8A3A ,AT* membentuk penyabunan, luka basah, licin, lunak
34
%AFTAR *USTAKA
". 8udiyanto A, dkk. !lmu kedokteran forensik edisi pertama. +akarta* 8agian
,edokteran 9orensik 9akultas ,edokteran ni6ersitas !ndonesia. "##$. Hal //&$1
0. !dries A7. 'edoman ilmu kedokteran forensik edisi pertama. +akarta* 8inarupa
aksara. "##$. Hal "<#&"#1
35

Anda mungkin juga menyukai