EC KECELAKAAN MOTOR
Identifikasi Masalah
1. Edo, 18 tahun di bawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
30 menit yang lalu.
2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti tiba-
tiba. Dada edo membentur stang motor kemudian edo terlempar dengan kepala membentur aspal karena
helemnya terlepas.
3. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
4. Pemeriksaan Fisik. Keadaan umum: gelisah, tampak sesak napas hebat.
5. Breathing :
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas sebelah kanan tertinggal dibanding
sebelah kiri, trakea terdorong ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8 cm
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan vesikuler menjauh/melemah pada toraks
kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI anterior kanan, perfusi sonor pada
lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan paru kanan.
o Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan tatalaksana optimal. Setelah
tatalaksana tersebut didapatkan data: RR 22x/menit, suara napas lapang paru kanan sedikit menguat,
trakea kembali ketengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor.
6. Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah
110/70 mmHg. Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi
7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki
sesuai perintah. Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil kanan
melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks cahaya (+) cepat. Dokter melihat ada masalah
pada disability dan merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.
8. Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm. Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis
kanan.
9. Ekstremitas: ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan
Prioritas Masalah
Analisis Masalah
1. Edo, 18 tahun di bawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 30 menit yang lalu.
a. apa yang harus diperhatikan dokter bila menangani trauma akibat kecelakaan lalu lintas ?
jawab :
Airway: nilai kelancaran jalan napas (pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas akibat benda
asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok).
Bila penderita dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih.
Breathing: Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan
diafragma. Lihat apakah penderita bernafas atau tidak. Dengar, bunyi nafasnya, dan rasakan
nafasnya.
Jika penderita bernapas :
Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi
pemulihan.
Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari
normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.
Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.
Jika penderita tidak bernapas :
Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung
(mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.
Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi
Circulation. Periksa sirkulasi darah dengan cara mengecek denyut nadi.
Jika denyut nadi penderita teraba, tetapi penderita tidak bernafas maka berikan kembali bantuan
pernafasan. Sedangkan apabila penderita tidak teraba denyut nadinya lakukan Resusitasi Jantung
Paru (RJP).
b. apa dampak ada dada terbentur stang motor dan kepala membentur aspal pada kasus ini ?
fraktur iga ( dada terbentur stang motor) dan cedera kepala ringan (kepala terbentur aspal)
3. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
a. apa makna edo sampai pingsan kemudian sadar kembali ?
jawab :
maknanya yaitu edo telah mengalami penurunan kesadaran
b. bagaimana mekanisme pingsan pada kasus ini ?
jawab :
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks fraktur costae V-VI mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar penumpukkan udara dalam
rongga pleura ↑ tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
penurunan suplai O2 ke otak hipoksia otak pingsan
Mekanisme
Gangguan kesadaran
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks fraktur costae V-VI mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar penumpukkan udara dalam
rongga pleura ↑ tekanan pada rongga pleura pneumothorak gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
penurunan suplai O2 ke otak hipoksia otak pingsan
Terlihat sesak
Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma thoraks fraktur costae V-VI mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura menembus pleura saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar penumpukkan udara dalam
rongga pleura ↑ tekanan pada rongga pleura pneumothorak sesak nafas
5. Breathing :
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas sebelah kanan tertinggal
dibanding sebelah kiri, trakea terdorong ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan vesikuler menjauh/melemah pada
toraks kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI anterior kanan, perfusi sonor
pada lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan paru kanan.
o Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan tatalaksana optimal. Setelah
tatalaksana tersebut didapatkan data: RR 22x/menit, suara napas lapang paru kanan sedikit
menguat, trakea kembali ketengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Keadaan korban Keadaan Interpretasi Mekanisme
normal
Terlihat sesak Tidak sesak Gangguan pernafasan Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
hal ini disebabkan trauma thoraks fraktur costae V-VI
karena pertukaran mengenai rongga thoraks sampai
udara tidak adekuat rongga pleura menembus pleura saat
inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar
b. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan dari pemeriksaan breathing)
Jawab :
tension pneumothoraks
6. Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan
darah 110/70 mmHg. Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan
terhadap sirkulasi
a. Bagaimana interpretasi dan patofisiologi hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Keadaan Keadaa Interpretasi Mekanisme
korban normal
Ekstremitas Ekstremitas Tanda pre- Kecelakaan (dada terbentur stang motor ) trauma
terlihat pucat tidak pucat syok thoraks fraktur costae V-VI mengenai rongga
dan teraba dan teraba thoraks sampai rongga pleura menembus pleura
dingin hangat saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura ketika ekspirasi udara yang masuk
tidak dapat keluar penumpukkan udara dalam
rongga pleura ↑ tekanan pada rongga pleura
pneumothorak gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
penurunan perfusi O2 ke jaringan perifer
ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin
denyut nadi 60-100 Pada kasus
25x dalam 15 x/menit dalam 1 menit
detik 100x/menit
takikardi
(tanda pre-
syok)
7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila dipanggil. Menggerakkan tangan
dan kaki sesuai perintah. Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian.
Pupil kanan melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks cahaya (+) cepat. Dokter
melihat ada masalah pada disability dan merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Kasus Keadaan Interpretasi Mekanisme
Normal
Edo terlihat GCS = 15 E=3 Kecelakaan (dada terbentur
mengantuk, namun V=5 stang motor ) trauma thoraks
membuka mata bila dipanggil E = 3 M=6 fraktur costae V-VI
c. Apa hubungan yang dialami oleh edo dengan riwayat pingsan dan sadar kembali ?
Jawab :
Jatuh cedera kepala (lecet) gg. Pada system aras kemampuan perbaikan di system ARAS
pasien sadar kembali.
8. Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm. Terdapat vulnus ekskoriatum
pada pelipis kanan.
a. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan pemeriksaan exposure )
Jawab :
Cedera kepala dengan suspek fraktur basis cranii anterior
Kecelakaan benturan (trauma) pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan kulit tergores
ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan
10. DD
11. WD
Trauma thorax berupa tension Pneumohorax + cedera kepala ringan + trauma ekstremitas
12. Tatalaksana
Cedera kepala
1. Penilaian
inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah untk adanya laserasi, kontusi, fraktur dan
luka termal
re-evaluasi pupil
re-evaluasi tingkat kesadaran dengan skor GCS
penilaian mata untuk perdarahan, luka tembus, ketajaman penglihatan, dislokasi lensa,
dan adanya lensa kontak
evaluasi syaraf cranial
periksa telinga, hidung akan adanya kebocoran cairan serebrospinal
periksa mulut untuk adanya perdarahan dan kebocoran cairan serebro spinal, perlukaan
jaringan lunak dan gigi goyangkan
2. Pengelolahan
jaga airway, pernafasan dan oksigenasi
control perdarahan
cegah kerusakan otak sekunder
lepaskan lensa kontak (jika memakai)
Thoraks
1. penilaian
inspeksi dinsing dada bagian depan, samping, belakang untuk adanya trauma tumpul
ataupun tajam, pemakaian otot pernafasan tambahan dan ekspansi thorak bilateral
auskultasi pada bagian depan dan basal untuk bising nafas (bilateral) dan bising jantung
palpasi seluruh dinsing dada untuk adanya trauma tajam/tumpul, emfisema subcutan,
nyeri dan krepitasi
perkusi utuk adanya hipersonor atau keredupan
2. pengelolahan
dekonpresi rongga pleura dengan jarum atau tube thoracostomi sesuai indikasi
sambungkan dengan chase tube ke alat WSD
tutp secara benar suatu luka terbuka thoraks
transfer pasien ke ruang operasi
fraktur Iga
stabilkan area yag mengalami separasi
hilangkan nyeri dengan berikan obat analgesic
drainase dengan WSD, baik untuk pneumothorak yang sedang terjadi
berikan O2 dan ventilator
foto rontgen
rujuk ke spesialis bedah
Tension Pneumothoraks
berikan oksigenasi 12 liter/menit dengan menggunakan non-rebreathing
insersi jarum 14 Gauge
raba daerah intercostalis 2 pada garis midclavicula
bersihkan dengan alcohol atau provide iodine
tusukkan 14 G syringe dengan posisi tegak lurus
lepaskan tabung dari jarum pastikan terdengar suara his yang menandakan adanya udara
yang keluar
pasang WSD dengan segera
tentukan tempat pemasangan, biasanya disela iga ke IV dan V di linea axilaris anterior dan
media
lakukan analgesia atau anastesia pada tempat yang telah ditentukan
buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai musculus
intercostalis
masukkan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian dilebarkan
masukkan jari melalui lubang tersebut sampai memastikan sudah sampai rongga pleura
masukkan selang (chase tube) melalui lubang yang telah dibuat
selang (chase tube) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke dinding dada lalu
selang disambungkan ke WSD
tindakan perawatan pasca pemasangan WSD
3. Komplikasi
Fraktur iga : Syok, Non-union, Knee stiffiness, Fat embolism
Tension Pneumothraks :Kegagalan respirasi akut, Pio-pneumothoraks, Henti jantung paru, Kematian
Dubia at Bonam
Bila diterapi (primery survey dan resusitasi) dengan cepat dan segera dirujuk sehingga mendapat
penanganan yang lebih lengkap dan tepat ( dioperasi dan pemulihan kembali untuk mencegah kecacatan)
4. PI
QS. Asy.Syuro ; 30
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan mu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)
5. KDU
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan teraoi pendahuluan pada keadaan gawat
darurat demi menyelamakan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Kesimpulan
mengalami kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan trauma thoraks berupa tension pneumothoraks dan cidera
kepala ringan
Kerangka Konsep
kecelakaan
GCS ↓
Sesak napas