Anda di halaman 1dari 15

TRAUMA THORAKS DAN CAPITIS

EC KECELAKAAN MOTOR

Identifikasi Masalah
1. Edo, 18 tahun di bawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
30 menit yang lalu.
2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian belakang mobil yang berhenti tiba-
tiba. Dada edo membentur stang motor kemudian edo terlempar dengan kepala membentur aspal karena
helemnya terlepas.
3. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
4. Pemeriksaan Fisik. Keadaan umum: gelisah, tampak sesak napas hebat.
5. Breathing :
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas sebelah kanan tertinggal dibanding
sebelah kiri, trakea terdorong ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan berdiameter 8 cm
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan vesikuler menjauh/melemah pada toraks
kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI anterior kanan, perfusi sonor pada
lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan paru kanan.
o Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan tatalaksana optimal. Setelah
tatalaksana tersebut didapatkan data: RR 22x/menit, suara napas lapang paru kanan sedikit menguat,
trakea kembali ketengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor.
6. Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan darah
110/70 mmHg. Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan terhadap sirkulasi
7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila dipanggil. Menggerakkan tangan dan kaki
sesuai perintah. Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian. Pupil kanan
melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks cahaya (+) cepat. Dokter melihat ada masalah
pada disability dan merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.
8. Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm. Terdapat vulnus ekskoriatum pada pelipis
kanan.
9. Ekstremitas: ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan

Prioritas Masalah
Analisis Masalah
1. Edo, 18 tahun di bawa ke UGD RSMP karena sesak napas hebat setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas 30 menit yang lalu.
a. apa yang harus diperhatikan dokter bila menangani trauma akibat kecelakaan lalu lintas ?
jawab :
 Airway: nilai kelancaran jalan napas (pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas akibat benda
asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok).
Bila penderita dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih.
 Breathing: Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan
diafragma. Lihat apakah penderita bernafas atau tidak. Dengar, bunyi nafasnya, dan rasakan
nafasnya.
Jika penderita bernapas :
 Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi
pemulihan.
 Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari
normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.
 Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.
Jika penderita tidak bernapas :
 Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung
(mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.
 Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi
 Circulation. Periksa sirkulasi darah dengan cara mengecek denyut nadi.
Jika denyut nadi penderita teraba, tetapi penderita tidak bernafas maka berikan kembali bantuan
pernafasan. Sedangkan apabila penderita tidak teraba denyut nadinya lakukan Resusitasi Jantung
Paru (RJP).

b. apa hubungan sesak nafas lebat dengan kecelakaan ?


jawab :
sesak nafas pada kasus terjadi kemungkinan dikarenakan fraktur pada costae V-VI dan tension
pneumothoraks .
Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura  pneumothorak  gangguan ventilasi (O2 dan CO2) 
sesak nafas
2. Edo mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Edo menabrak bagian belakang mobil yang
berhenti tiba-tiba. Dada edo membentur stang motor kemudian edo terlempar dengan kepala
membentur aspal karena helemnya terlepas.
a. bagaimana mekanisme trauma yang dialami oleh edo ?
jawab :
Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura  pneumothorak  gangguan ventilasi (O2 dan CO2) 
sesak nafas

b. apa dampak ada dada terbentur stang motor dan kepala membentur aspal pada kasus ini ?
 fraktur iga ( dada terbentur stang motor) dan cedera kepala ringan (kepala terbentur aspal)

Dampak dada terbentur stang motor :


 fraktur costae  gangguan pleura seperti pneumothraks dan hemotohoraks
 cedera trakea dan bronkus  pneumomediastinum dan emfisema subkutis yang luas
 emfisema subkutan : terjadi akibat trauma pada saluran nafas atau trauma nafas
 Crushing Injuri pada thoraks (asfiksia traumatic)
 Fraktur sternum dan scapula

Dampak kepala membentur aspal


 fraktur cranium  dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak
 lesi intracranial  lesi difus atau lesi fokal (perdarahan epidural, perdarahan subdural,
perdarahan intraserebral)
 cidera otak difus  pasien menderita kehilangan gangguan neurologis non fokal yaitu
kehilangan kesadaran
 cedera kepala  cedera kepala ringan, cedera kepala sedang, cedera kepala berat

3. Menurut orang yang mengantar, Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali.
a. apa makna edo sampai pingsan kemudian sadar kembali ?
jawab :
maknanya yaitu edo telah mengalami penurunan kesadaran
b. bagaimana mekanisme pingsan pada kasus ini ?
jawab :
Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura  pneumothorak  gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
 penurunan suplai O2 ke otak  hipoksia otak  pingsan

c. mengapa edo bisa langsung sadar kembali secara spontan ?


jawab :
Edo sempat pingsan kemudian sadar kembali karena kemungkinan mengalami trauma kepala ringan.
Trauma ringan ditandai oleh pasien sadar sepenuhnya dan dapat berbicara namun dengan riwayat
disorientasi, amnesia atau kehilangan kesadaran sesaat
D. APA YANG HARUS DIWASPADAI JIKA MENEMUKAN PASIEN SEPERI INI?
 APAKAH AD MUAL, MUNTAH, NYERI KEPALA, PUSING  MENANDAKAN PENIGKATAN TIK

4. Pemeriksaan Fisik. Keadaan umum: gelisah, tampak sesak napas hebat.


a. Bagaimana interpretasi dan patofisiologi gelisah dan tampak sesak nafas hebat pada kasus ini ?
Jawab :
Interpretasi
Keadaan korban Keadaan normal Interpretasi
Terlihat sesak Tidak sesak Gangguan pernafasan hal
ini disebabkan karena
pertukaran udara tidak
adekuat
Gelisah Tidak gelisah Gangguan kesadaran

Mekanisme
Gangguan kesadaran
Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura  pneumothorak  gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
 penurunan suplai O2 ke otak  hipoksia otak  pingsan

Terlihat sesak
Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura  pneumothorak  sesak nafas

5. Breathing :
o Terlihat sesak, RR 6x dalam 10 detik, mulut kebiruan, gerak napas sebelah kanan tertinggal
dibanding sebelah kiri, trakea terdorong ke kiri, tampak lebam kebiruan di dada depan kanan
berdiameter 8 cm
o Terdengar bising napas vesikuler jelas pada toraks kiri dan vesikuler menjauh/melemah pada
toraks kanan. Denyut jantung terdengar jelas 19x dalam 10 detik.
o Nyeri tekan pada daerah lebam teraba krepitasi pada costae V-VI anterior kanan, perfusi sonor
pada lapangan paru kiri dan hipersonor pada lapangan paru kanan.
o Dokter UGD menemukan gangguan di breathing dan melakukan tatalaksana optimal. Setelah
tatalaksana tersebut didapatkan data: RR 22x/menit, suara napas lapang paru kanan sedikit
menguat, trakea kembali ketengah namun suara napas paru kanan masih hipersonor.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Keadaan korban Keadaan Interpretasi Mekanisme
normal
Terlihat sesak Tidak sesak Gangguan pernafasan Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
hal ini disebabkan  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
karena pertukaran  mengenai rongga thoraks sampai
udara tidak adekuat rongga pleura  menembus pleura  saat
inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar 

penumpukkan udara dalam rongga pleura


 ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  sesak nafas
RR 6 x dalam 10 Normal 16- Takipnea Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
detik 24 x/menit  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
(36 x/menit)  mengenai rongga thoraks sampai
rongga pleura  menembus pleura 
saat inspirasi udara dari luar masuk ke
dalam rongga pleura  ketika ekspirasi
udara yang masuk tidak dapat keluar 
penumpukkan udara dalam rongga pleura
 ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  meningkatkan usaha
perapasan  laju respirasi menigkat 
takipnea
Mulut kebiruan Mulut tidak Sianosis hal ini terjadi Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
biri (tidak karena penurunan  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
sianosis) suplai O2  mengenai rongga thoraks sampai
rongga pleura  menembus pleura 
saat inspirasi udara dari luar masuk ke
dalam rongga pleura  ketika ekspirasi
udara yang masuk tidak dapat keluar 
penumpukkan udara dalam rongga pleura
 ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  gangguan ventilasi (O2
dan CO2)  penurunan perfusi O2 ke
jaringan perifer  mulut kebiruan
gerak napas Simetris Asimetris Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
sebelah kanan antara Terjadi gangguan  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
tertinggal gerakan pertukaran O2 diparu  mengenai rongga thoraks sampai
dibanding sebelah nafas kanan rongga pleura  menembus pleura  saat
kiri, trakea dan kiri inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
terdorong ke kiri rongga pleura  ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar 

penumpukkan udara dalam rongga pleura


 ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  menekan mediastinum
 gangguan ekspansi paru kanan
gerakan nafas kanan tertinggal
disebanding sebelah kiri
trakea terdorong Trakea di Adanya sesuatu yang Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
ke kiri tengah mendorong trakea  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
(penekanan  mengenai rongga thoraks sampai
mediastinum kearah rongga pleura  menembus pleura  saat
kiri) inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar 

penumpukkan udara dalam rongga pleura


 ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  menekan mediastinum
 deviasi trakea kontralateral atau kea
rah yang sehat (ke kiri)  trakea
terdorong ke kiri
tampak lebam Tidak Hematom dan sianosis Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
kebiruan di dada lebam akibat dari trauma  trauma thoraks  lebam kebiruan
depan kanan kebiruan kepala didada depan kanan berdiameter 8 cm,
berdiameter 8 cm krepitasi pada costa V-VI anterior kanan
Terdengar bising Buyi nafas Terjadi gangguan Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
napas vesikuler kanan dan ventilasi (penurunan  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
jelas pada toraks kiri sama bunyi nafas pada  mengenai rongga thoraks sampai
kiri dan vesikuler daerah trauma) rongga pleura  menembus pleura  saat
menjauh/melemah inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
pada toraks kanan rongga pleura  ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar 

penumpukkan udara dalam rongga pleura


 ↑ tekanan pada rongga pleura  paru
kanan kolaps tension pneumothoraks
Vesikuler jelas pada thorak kiri dan
vesikuler menjauh atau melemah pada
thoraks kanan
Nyeri tekan pada Tidak ada Fraktur costae V-VI, Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
daerah lebam nyeri tekan tanda trauma thoraks  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
teraba krepitasi  meekan saraf didaerah costa  Nyeri
pada costae V-VI tekan pada daerah lebam teraba krepitasi
anterior kanan pada costae V-VI anterior kanan
perfusi sonor pada Kedua Hipersonor pada Kecelakaan (dada terbentur stang motor )
lapangan paru kiri lapangan lapangan paru kanan  trauma thoraks  fraktur costae V-VI
dan hipersonor paru sonor artinya Kanan lebih  mengenai rongga thoraks sampai
pada lapangan banyak udara dari rongga pleura  menembus pleura  saat
paru kanan. pada kiri inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara
yang masuk tidak dapat keluar 

penumpukkan udara dalam rongga pleura


tension pneumothoraks jika
diperkusi  hipersonor pada lapangan
paru kanan
Dari pemeriksaan diatas : lebih mengarah ke tesion pneumothoraks
Tanda-tanda tension pneumothoraks :
Sesak nafas, nyeri dada, penurunan kesadaran, trakea terdorong kiarah yang sehat (deviasi trakea ),
suara nafas lemah sampai hilang,hilangnya suara paru pada satu sisi yang terkena trauma, perkusi
hipersonor.

b. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan dari pemeriksaan breathing)
Jawab :
tension pneumothoraks

c. Bagaimana tatalaksana gangguan diatas di UGD oleh dokter umum ?


Jawab :
Breathing : ventilasi dan oksigenasi
1. Penilaian
 Buka leher dan dada sambil menjaga imobilisasi leher dan kepala
 Tentukan laju dan dalamnya pernafasan
 Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk adanya deviasi trakea, ekspansi toraks simetris
atau tidak simetris, pemakaian otot tambahan dan tanda-tanda cedera lainnya
 Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
 Auskultasi thoraks bilateral
2. Pengelolahan
 Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (nonrebreather mask 11-12 lt/menit)
 Ventilasi dengan alat Bag-Valve-Mask
 Menghilangkan tension pneumothoraks : denga cara memasangkan jarum ukuran
besar pada ruang intercostalis ke dua pada garis midclavicula hemithoraks yang sakit
 Menutup open pneumothoraks : dengan menutup defek tersebut dengan occlusive dressing
yang steril. Penutupan ini harus cukup besar untuk menutupi seluruh luka dan kemudian
direkatkan pada tiga sisi untuk memberikan feel “flutter type valve”
 Memasang sensor CO2 dari kapnograf pada ETT
 Memasang pulse oximeter
3. Evalusai

6. Circulation: ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin, denyut nadi 25x dalam 15 detik. Tekanan
darah 110/70 mmHg. Sumber perdarahan tidak tampak. Dokter melakukan penatalaksanaan
terhadap sirkulasi
a. Bagaimana interpretasi dan patofisiologi hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Keadaan Keadaa Interpretasi Mekanisme
korban normal
Ekstremitas Ekstremitas Tanda pre- Kecelakaan (dada terbentur stang motor )  trauma
terlihat pucat tidak pucat syok thoraks  fraktur costae V-VI  mengenai rongga
dan teraba dan teraba thoraks sampai rongga pleura  menembus pleura
dingin hangat  saat inspirasi udara dari luar masuk ke dalam
rongga pleura  ketika ekspirasi udara yang masuk
tidak dapat keluar  penumpukkan udara dalam
rongga pleura  ↑ tekanan pada rongga pleura 
pneumothorak  gangguan ventilasi (O2 dan CO2)
 penurunan perfusi O2 ke jaringan perifer 
ekstremitas terlihat pucat dan teraba dingin
denyut nadi 60-100 Pada kasus
25x dalam 15 x/menit dalam 1 menit
detik 100x/menit 
takikardi
(tanda pre-
syok)

b. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan pemeriksaan circulation)


Jawab :
c. Bagaimana tatalaksana gangguan diatas di UGD oleh dokter umum ?
Jawab :
Circulatio dengan control perdarahan
1. Penilaian
 Dapat mengetahui sumber perdarahan exsternal yang fatal
 Mengetahui sumber perdarahan internal
 Nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, plesus paradoxus
 Warna kulit
 Tekanan darah
2. Pengelolahan
 Tekanan langsung pada tempat perdarahan eksternal
 Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah, serta konsultasi
bedah
 Memasang 2 kateter IV ukuran besar
 Mengambil sampel darah umtuk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, golongan darah
dan cross-match, analisis gas darah
 Memberikan cairan dengan cairan dengan RL yang dihangatkan dan pemberian darah
 Cegah hipotermi
3. evaluasi

7. Disability : Edo terlihat mengantuk namun membuka mata bila dipanggil. Menggerakkan tangan
dan kaki sesuai perintah. Menjawab nama dan alamat namun lupa saat ditanya kronologis kejadian.
Pupil kanan melebar, refleks cahaya (+) lambat, pupil kiri normal, refleks cahaya (+) cepat. Dokter
melihat ada masalah pada disability dan merencanakan pemeriksaan tambahan untuk Edo.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan diatas ?
Jawab :
Kasus Keadaan Interpretasi Mekanisme
Normal
Edo terlihat GCS = 15 E=3 Kecelakaan (dada terbentur
mengantuk, namun V=5 stang motor )  trauma thoraks
membuka mata bila dipanggil  E = 3 M=6  fraktur costae V-VI 

GCS = 14 mengenai rongga thoraks sampai


Menggerakkan tangan dan kaki rongga pleura  menembus
sesuai perintah  M = 6 pleura  saat inspirasi udara
dari luar masuk ke dalam rongga
Menjawab nama dan pleura  ketika ekspirasi udara
alamat namun lupa yang masuk tidak dapat keluar
saat ditanya  penumpukkan udara dalam
kronologis kejadian6 rongga pleura  ↑ tekanan pada
rongga pleura  pneumothorak
 gangguan ventilasi (O2 dan
CO2)  penurunan suplai O2 ke
otak  hipoksia otak  GCS 14

Cedera kepala pada parietal →


suplai O2 ke otak berkurang →
gangguan fungsi otak →
penurunan kesadaran
Pupil kanan melebar dan reflex cahaya Pupil tidak Adanya gg.
(+) lambat melebar, Pada otak
reflex kanan
cahaya
tidak lambat

b. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan pemeriksaan disability )


Cedera kepala tingkat ringan

c. Apa hubungan yang dialami oleh edo dengan riwayat pingsan dan sadar kembali ?
Jawab :
Jatuh cedera kepala (lecet) gg. Pada system aras  kemampuan perbaikan di system ARAS 
pasien sadar kembali.

d. Bagaimana tatalaksana gangguan diatas di UGD oleh dokter umum ?


Jawab :
Disability : pemeriksaan neurologis singkat
 tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
 Nilai pupil untuk besarnya, isokori dan reaksi

e. Pemeriksaan tambahan apa yang seharusnya dilakukan oleh dokter ?


Jawab :
 CT scan
 Foto thoraks
 Angiografi
 Bronchoskopi
 Tube torakostomi
 USG tran-esofagus

8. Exposure: terdapat hematom di parietal kanan berdiameter 6 cm. Terdapat vulnus ekskoriatum
pada pelipis kanan.
a. Gangguan apa yang dialami oleh edo ? (kesimpulan pemeriksaan exposure )
Jawab :
Cedera kepala dengan suspek fraktur basis cranii anterior

Keadaan korban Keadaan normal Interpretasi Mekanisme


terdapat Tidak terdapat Terdapat dilatasi Kecelakaan  benturan (trauma) pada
hematom di hematom di pembuluh darah kepala  pengumpulan darah pada
parietal kanan parietal kanan  terjadi daerah demis di parietal kanan
berdiameter 6 pengumpulan hematom

cm. darah pada


parietal kanan
Terdapat vulnus Tidak terdapat Luka lecet pda Kecelakaan  benturan (trauma) pada
ekskoriatum vulnus ekskoriatum pelipis kanan pelipis kanan kanan kulit tergores 
pada pelipis pada pelipis kanan. vulnus ekskoriasi pada pelipis kanan
kanan.

9. Ekstremitas: ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan


a. Gangguan apa yang dialami dan bagaimana mekanismenya? (kesimpulan pemeriksaan
extermitas )
JAWAB :
Terdapat luka lecet pada articulatio cubiti dan genue kanan  trauma ekstremitas

Kecelakaan  benturan (trauma) pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan kulit tergores 
ekskoriasi pada daerah articulatio cubiti dan genu kanan

b. Bagaimana tatalaksana gangguan diatas di UGD oleh dokter umum ?


 Lakukan mangemen luka  dengan larutan NACL

10. DD
11. WD
Trauma thorax berupa tension Pneumohorax + cedera kepala ringan + trauma ekstremitas
12. Tatalaksana
Cedera kepala
1. Penilaian
 inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah untk adanya laserasi, kontusi, fraktur dan
luka termal
 re-evaluasi pupil
 re-evaluasi tingkat kesadaran dengan skor GCS
 penilaian mata untuk perdarahan, luka tembus, ketajaman penglihatan, dislokasi lensa,
dan adanya lensa kontak
 evaluasi syaraf cranial
 periksa telinga, hidung akan adanya kebocoran cairan serebrospinal
 periksa mulut untuk adanya perdarahan dan kebocoran cairan serebro spinal, perlukaan
jaringan lunak dan gigi goyangkan
2. Pengelolahan
 jaga airway, pernafasan dan oksigenasi
 control perdarahan
 cegah kerusakan otak sekunder
 lepaskan lensa kontak (jika memakai)
Thoraks
1. penilaian
 inspeksi dinsing dada bagian depan, samping, belakang untuk adanya trauma tumpul
ataupun tajam, pemakaian otot pernafasan tambahan dan ekspansi thorak bilateral
 auskultasi pada bagian depan dan basal untuk bising nafas (bilateral) dan bising jantung
 palpasi seluruh dinsing dada untuk adanya trauma tajam/tumpul, emfisema subcutan,
nyeri dan krepitasi
 perkusi utuk adanya hipersonor atau keredupan
2. pengelolahan
 dekonpresi rongga pleura dengan jarum atau tube thoracostomi sesuai indikasi
 sambungkan dengan chase tube ke alat WSD
 tutp secara benar suatu luka terbuka thoraks
 transfer pasien ke ruang operasi
fraktur Iga
 stabilkan area yag mengalami separasi
 hilangkan nyeri dengan berikan obat analgesic
 drainase dengan WSD, baik untuk pneumothorak yang sedang terjadi
 berikan O2 dan ventilator
 foto rontgen
 rujuk ke spesialis bedah

Tension Pneumothoraks
 berikan oksigenasi 12 liter/menit dengan menggunakan non-rebreathing
 insersi jarum 14 Gauge
 raba daerah intercostalis 2 pada garis midclavicula
 bersihkan dengan alcohol atau provide iodine
 tusukkan 14 G syringe dengan posisi tegak lurus
 lepaskan tabung dari jarum pastikan terdengar suara his yang menandakan adanya udara
yang keluar
 pasang WSD dengan segera
 tentukan tempat pemasangan, biasanya disela iga ke IV dan V di linea axilaris anterior dan
media
 lakukan analgesia atau anastesia pada tempat yang telah ditentukan
 buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai musculus
intercostalis
 masukkan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian dilebarkan
 masukkan jari melalui lubang tersebut sampai memastikan sudah sampai rongga pleura
 masukkan selang (chase tube) melalui lubang yang telah dibuat
 selang (chase tube) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke dinding dada lalu
selang disambungkan ke WSD
 tindakan perawatan pasca pemasangan WSD

3. Komplikasi
Fraktur iga : Syok, Non-union, Knee stiffiness, Fat embolism
Tension Pneumothraks :Kegagalan respirasi akut, Pio-pneumothoraks, Henti jantung paru, Kematian
Dubia at Bonam
Bila diterapi (primery survey dan resusitasi) dengan cepat dan segera dirujuk sehingga mendapat
penanganan yang lebih lengkap dan tepat ( dioperasi dan pemulihan kembali untuk mencegah kecacatan)

4. PI
QS. Asy.Syuro ; 30
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan mu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)
5. KDU
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan teraoi pendahuluan pada keadaan gawat
darurat demi menyelamakan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Kesimpulan
mengalami kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan trauma thoraks berupa tension pneumothoraks dan cidera
kepala ringan

Kerangka Konsep

kecelakaan

Dada terbentur stang, kepala


terbentur aspal

Trauma tumpul Thoraks Trauma kepala

Cedera kepala ringan


Tension Pneumothorax Fraktur iga V-VI

GCS ↓

Sesak napas

Anda mungkin juga menyukai