BAB 1
PENDAHULUAN
dalam pertukaran udara pernafasan yang normal. Asfiksia mekanik adalah mati
lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan
menimbulkan suatu keadaan dimana oksigen dalam darah berkurang yang disertai
dengan peningkatan kadar karbondioksida. Keadaan ini jika terus dibiarkan dapat
dalam usaha bunuh diri, tetapi ada juga pembunuhan dengan cara digantung.
Tenggelam untuk mayoritas kematian asfiksia pada kelompok usia 1-4 tahun,
sedangkan gantung, pencekikan, dan tenggelam adalah yang paling umum pada
Ketika kadar oksigen dalam keadaan di bawah normal pada aliran darah yang
menuju ke otak, ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran dengan cepat. Otak
merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan ini
merupakan alasan bahwa otak adalah organ yang paling terlibat dalam kematian
akibat asfiksia.
2
kasus kedokteran forensik. Umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas
pernafasan disebut asfiksia mekanik. Asfiksia jenis inilah yang paling sering
dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia.
arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan. Untuk mengetahui dan
pemeriksaan otopsi luar dan dalam. Dari hasil otopsi tersebut dilihat tanda-tanda
adalah sianosis, kongesti dan oedema, tetap cairnya darah dan perdarahan
kematian yang paling sering menimbulkan persoalan karena rawan terjadi salah
interpretasi baik oleh ahli forensik, polisi, dan dokter non-forensik. Selain itu,
negara. Di Inggris, terdapat lebih dari 2000 kasus bunuh diri dengan
atau pembunuhan lebih sering ditemukan di kota. Di Amerika Serikat, pada tahun
yang tidak disengajakan dan strangulasi, dan 131 kematian karena penggantungan,
strangulasi, dan lemas. Pada balita, biasanya terjadi accidental hanging yaitu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1. Asfiksia
2.1.1. Definisi
karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan gangguan yang diakibatkan
dimana oksigen dalam darah berkurang yang disertai dengan peningkatan kadar
karbon dioksida. Keadaan ini jika terus dibiarkan dapat menyebabkan terjadinya
kematian.1
2.1.2. Etiologi
ciri tersendiri. Walaupun ciri atau mekanisme yang terjadi pada masing-masing
kelompok akan menghasilkan akibat yang sama bagi tubuh. Kelompok tersebut
adalah:3
5
a. Hipoksik-hipoksia
oksigen yang masuk paru-paru sehingga oksigen tidak mencapai darah dan
gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan
b. Anemik-hipoksia
Hal ini dapat terjadi pada keracunan karbon monoksida yang menghambat
c. Stagnan-Hipoksia
d. Histotoksik-hipoksia
normal, tetapi sel tidak dapat secara efektif menggunakan oksigen karena
minuman beralkohol.
6
a. Tidak ada atau tidak cukup O2. Bernafas dalam ruangan tertutup,
b. Hambatan mekanik dari luar maupun dari dalam jalan nafas seperti
mekanik.
pada anemia berat dan perdarahan yang tiba-tiba. Keadaan ini diibaratkan
Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa oksigen. Ini bisa karena
gagal jantung, syok dan sebagainya. Dalam keadaan ini tekanan oksigen
cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar. Keadaan ini diibaratkan
tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif. Tipe ini dibedakan atas:
a. Ekstraseluler
b. Intraselular
zat anastetik yang larut dalam lemak seperti kloform, eter dan
sebagainya.
c. Metabolik
d. Substrat
golongan, yaitu:5
tipe dari asfiksia. Sel-sel otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen.
dan basal ganglia. Di sini sel-sel otak yang mati akan digantikan oleh
jaringan glial, sedangkan pada organ tubuh yang lain yakni jantung, paru-
paru, hati, ginjal dan yang lainnya perubahan akibat kekurangan oksigen
tubuh)
meninggi. Karena oksigen dalam darah berkurang terus dan tidak cukup
untuk kerja jantung, maka terjadi gagal jantung dan kematian berlangsung
(traumatic asphyxia)
2.1.3. Stadium
1. Fase dispneu/sianosis
Pada fase dispneu/ sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini
Pernafasan terlihat cepat, berat, dan sukar, nadi teraba cepat, tekanan darah
kejang.
2. Fase Konvulsi
3. Fase Apneu
Fase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat kita
4. Fase akhir/terminal/final
lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu nafas terhenti
kemudian mati.
Tardieu’s spot terjadi karena peningkatan vena secara akut yang menyebabkan
jaringan longgar, seperti keopak mata, dibawah kulit dahi, kulit dibagian belakang
telinga, circumoral skin, konjungtive dan sclera mata. Selain itu juga bisa terdapat
dipermukaan jantung, paru dan otak. Bisa juga terdapat pada lapisan visceral dari
pleura, pericardium, peritoneum, timus, mukosa laring dan faring, jarang pada
Ini merupakan tanda yang lebih tidak spesifik dibandingkan dengan ptekie.
dalam organ yang diakibatkan adanya gangguan sirkulasi pada pembuluh darah.
interstitium. Cairan plasma iniakan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar
c. Sianosis
lender yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolute Hb tereduksi (Hb yang
tidak berikatan dengan O2).ini tidak dapat dinyatakan sebagai anemia, harus ada
minimal 5 gram hemoglobin per 100 ml darah yang berkurang sebelum sianosis
menjadi bukti, terlepas dari jumlah total hemoglobin. Pada kebanyakan kasus
foorensik dengan konstriksi leher, sianosis hapir selalu diikuti dengan kongesti
setelah perfunsi kepala dan leher dibendung kembali dan menhadi lebih biru
tetap cairnya darah yang dapat terlihat pada saat autopsi pada kematian akibat
asfiksia adalah bagia dari mitologi forensik. Pmbekuan yang terdapat pada
jantung dan sistem vena setelah kematian adalah sebuah proses yang tidak pasti,
bekasjeratan di leher. Ada garis ludah di pinggir salah satu sudut mulut. Bila
korban cukup lama tergantung, maka lebam mayat didapati di kedua kaki dan
tangan. Namun bila segera diturunkan, maka lebam mayat akan didapati pada
bagian terendah tubuh. Muka korban lebih sering pucat, karena peristiwa
Pada pembukaan kulit di daerah leher didapati resapan darah setentang jeratan,
pembendungan seperti pada keadaan asfiksia yang lain juga didapati. Yang khas
disini adalah adanya perdarahan berupa garis yang letaknya melintang pada tunika
intima dan arteri karotis interna, setentang dengan tekanan tali pada leher. Tanta-
tanda diatas tidak didapati pada korbal yang digantung setelah mat, kecuali bila
dibunuh dengan cara asfiksia. Namun tanda-tanda dileher tetap menjadi petnjuk
yang baik.
maka secara menyeluruh untuk semua kasus akan ditemukan tanda-tanda umum
1. Pemeriksaan luar
- Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik (warna biru keunguan)
daripada HbO2.
13
darah setempat.
- Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan
gantung (hanging)
14
2.3.1. Definisi
pencekikan dengan alat berat, dimana gaya yang bekerja pada leher berasal dari
2.3.2. Etiologi
1. Asfiksia
Merupakan penyebab kematian yang tersering. Alat penggantung biasanya
vertebralis.
4. Syok Vagal
Menyebabkan serangan jantung mendadak karena terjadinya hambatan
pada refleks vaso-vagal secara tiba-tiba, hal ini terjadi karena adanya
Biasanya terjadi pada kasus judicial hanging, hentakan yang tiba-tiba pada
ketinggian 1-2 m oleh berat badan korban dapat menyebabkan fraktur dan
pada vena jugularis oleh alat penjerat sehingga sirkulasi serebral menjadi
terhambat.
lantai. Seperti posisi duduk, bertumpu pada kedua lutut, dalam posisi
teungkup dan posisi lain. Partial hanging biasanya oleh karena bunuh
diri.
16
atas jakun. Tekanan pada saluran nafas dan arteri karotis paling besar
arteri karotis dan arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban segera
tidak sadar.
fase akhir konvulsi lebih menonjol. Bila kematian karena tekanan pembuluh darah
di konjungtiva bulbi, okuli dan di otak bahkan sampai ke kulit muka. Bila tekanan
lebih besar sehingga dapat menutup arteri, maka tanda-tanda kekurangan darah
terletak di bagian otak lebih lebih menonjol (iskemia otak), yang menyebabkan
gangguan pada sentra respirasi dan berakibat gagal nafas. Tekanan pada sinus
1. Pemeriksaan Luar
Pada pemeriksaan luar penting diperiksa bekas jeratan di leher yaitu:5
a. Bekas jeratan (ligature mark) berparit, bentuk oblik seperti V terbalik,
vesikel kecil dipinggir jeratan. Bila lama tergantung, di bagian atas jeratan
warna kulit akan terlihat lebih gelap karena adanya lebam mayat
b. Kita dapat memastikan letak simpul dengan menelusuri jejas jeratan.
Simpul terletak di bagian yang tidak ada jejas jeratan, kadang didapati juga
jejas tekanan simpul di kulit. Bila bahan penggantung kecil dan keras
(seperti kawat), maka jejas jeratan tampak dalam, sebaliknya bila bahan
lembut dan lebar (seperti selendang), maka jejas jeratan juga dapat
Pada keadaan lain bisa didapati leher dibeliti beberapa kali secara
jejas jeratan yang lengkap, tetapi pada satu bagian tetap ada bagian yang
diturunkan tanda memanjang ini tidak ada. Muka pucat atau bisa sembab,
bintik perdarahan Tardieu’s spot tidak begitu jelas, lidah terjulur dan
kadang tergigit, tetesan saliva dipinggir salah satu sudut mulut, sianosis,
dan tangan bagian bawah. Bila segera diturunkan, lebam mayat bisa
didapati di bagian depan atau belakang tubuh sesuai dengan letak tubuh
darah
2. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam perlu diperhatikan :5
a. Jaringan otot setentang jeratan didapati hematom, saluran pernafasan
2.3.5. Medikolegal
Umumnya karena pembunuhan. Dapat juga terjadi karena bunuh diri dengan melilitkan tali beberapa kali sampai ia kehilangan
kesadaran dan akhirnya mati karena ia tidak bisa lagi melepaskan ikatan. Kecelakaan sering pula terjadi karena leher terbelit oleh dasi yang
hanging
Perdarahan pada saluran Sangat jarang Ada, bersama buih dari
BAB 3
KESIMPULAN
disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan dan gangguan yang
keadaan dimana oksigen dalam darah berkurang yang disertai dengan peningkatan
kadar karbon dioksida. Keadaan ini jika terus dibiarkan dapat menyebabkan
terjadinya kematian.
udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral; sumbatan atau halangan pada
21
saluran napas dan sebagainya), keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat
berlangsung kira-kira 2 menit, fase apneu berlangsung kira-kira 1 menit, dan fase
Pemeriksaan luar post mortem pada asfiksia dapat dijumpai muka dan
konjungtiva bulbi dan palpebra, lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap
lebih gelap dan lebih berat serta ejakulasi pada mayat laki-laki, darah dalam
jantung berwarna gelap dan lebih cair, tardieu’s spot pada pielum ginjal, pleura,
perikard, galea apponeurotika, laring, kelenjar timus, dan kelenjar tiroid, busa
halus di saluran pernapasan, edema paru, dan kelainan lain yang berhubungan
dengan kekerasan seperti fraktur laring, fraktur tulang lidah, dan resapan darah
pada luka.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurina. 2011. Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Gantung Diri Yang
http://emedicine.medscape.com/article/1988699-overview#aw2aab6b3
Binarupa Aksara.
4. Gunnel, D. The Epidemiology and prevention of Suicide by Hanging : A
5. Amir, A., 2008. Asfiksia Mekanik. Dalam: Amir, A., 2nd ed. Rangkaian
8. Knight, B., 1996. Forensic Pathology. 2nd ed. New York: Oxford
University Press
http://forensicpathologyonline.com/E-Book/asphyxia/ligature-