WEBINAR ALOMEDIKA DAY 2

PEMATERI 1 : dr. Ruswandiani Sp.JP

MATERI 1 : TATALAKSANA PENYAKIT KARDIOVASKULAR PADA PASIEN COVID-19

1. Kasus 1 : laki2 62 th, nyeri dada tipikal khas infark, onset 10 jam, demam 2 hari, riw. Kontak
(+), EKG ST Elevasi anterior luas, Hemodinamik stabil
2. Kasus 2 : wanita 48 th, pasien di rawat di isolasi covid terdapat keluhan nyeri dada atipikal,
onset 15 jam, swab pcr (+), EKG ST Elevasi Inferior, TD 70/Palpasi
3. Kasus ACS dengan Covid-19 , terapi berpacu dengan waktu, golden period <12 jam. Pasien
dengan komorbid Cardiovascular.
4. Patofisiologi SARS COV 2 dengan cardiac Injury (Biomarkers of injury; Aritmia; ACS;HFpEF)
a. Direct Myocardial Injury
b. Immunopathology, Hyperinflamation
c. Respiratory Failure, Hypoxemia
5. ACS (Acute coronary Syndrome) : 2 OF 3 (nyeri dada; EKG ST ELEVASI/DEPRESI; CK-CKMB
TROPONIN )
a. STEMI:
b. NSTEMI
c. Unstable Angina
6. CHEST PAIN
a. ONSET: berapa lama, paling berat/ nyeri kapan
b. PROVOCATION: muncul saat aktivitas, hilang saat istirahat
c. QUALITY : nyeri seperti di tindih benda berat, nyeri tumpul
d. RADIATION : Nyeri menjalar ke lengan kiri/ rahang/ punggung
e. SEVERITY : VAS SCORE
f. TIME : berapa lama nyeri dada, ACS > 20 Menit ; Stable Cardia Angina <20 menit
g. + Manifestasi lain : Keringet dingin, mual, muntah, pucat, palpitasi, kelelahan,
disorientasi
h. Faktor Resiko : Merokok, Hipertensi, DM, Usia, Riwayat Keluarga
i. Presentasi Atipikal ACS : Gejala Tidak begitu jelas, nyeri uluhati, kembung, nyeri dada
seperti di tusuk2, sasak nafas. Ortu > 75 tahun, Wanita diabetes, CKD, Demensia
j. Non Angina Chest pain : nyeri saat bernafas, nyeri pada dinding dada saat palpasi,
lokasi di tengah atau dibawah perut.
k. EKG :

PEMATERI 2 : dr. Siti Chandra Sp. KFR

MATERI 2 : REHABILITASI PASIEN COVID-10

Dampak Covid :

 menyebabkan gangguan neuromuskuler pada pernafasan – PPOK (Nafas jadi pendek)

 kelelahan pasca covid, miosis otot,

1. Tujuan : “Promotive- Preventive-kuratif-Rehabilitative

a. Mempertahankan dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien COVID-19 pada
Sistem Pernafasan
b. Untuk mengurangi gejala sesak napas dan mengoptimalkan fungsi pernapasan,
c. meminimalisir disabilitas (gejala sisa), Kembali aktif return to activity , meningkatkan
kualitas hidup pasca covid-19
2. Mekanika pernapasan : Kelelahan pada otot pernapasan salah satu pencegahannya dengan
cara Melatih otot-otot pernafasan, otot-otot Rongga dada, otot leher
3. Rehabilitasi respirasi :
a. Disfungsi kardiorespirasi :
i. Lelah : Teknik konservasi energi , Relaksasi, Latihan kebugaran bertahap
sesuai kondisi
ii. Batuk : latihan batuk efektif
iii. Sesak : Latihan mobilitas dinding dada
iv. Dahak:
b. Disfungsi Musculoskeletal
i. Nyeri Sendi : Modalitas Rehabilitasi Medik
ii. Nyeri Otot : Exercise untuk stretching keluhan terkait koreksi postur
c. Post ICU Syndrome :
i. Disfungsi Kardiorespirasi
ii. CIPNM (Kelemahan neuromuscular)
iii. PTSD
4. Terapi Latihan gangguan fungsional respirasi (Intervensi yang diberikan dalam bidang
rehabilitasi respirasi untuk mengatasi gangguan fungsi)
a. Latihan pernapasan tipe obstruksi : pasien Asma, PPOK
b. Latihan pernapasan tipe restriktif : Pada Pasien Covid-19 (Thoracal mobility-Deep
breathing )
5. Tatalaksana Rehabilitasi ;
a. Koreksi postur : agar nafas lebih optimal
b. Latihan endurance
6. Monitoring respirasi
a. Pengembangan dada: chest expansi (single breath count test) menghitung nafas saat
aktivitas
b. Saturasi oksigen
c. Skala sesak () score berdasarkan warna
7. Edukasi Pasien
a. Prone Position (Lung Recruitment) : Pasien dalam kondisi nyaman
b. Simple Breathing Exercise : Latihan menarik nafas bertahap
c. Latihan kalibrasi postur : bersandar pada dinding
PEMATERI 3 : dr. Nessie A sp.A

A. MIS-C : Multi System Inflammatory: penyakit akibat disregulasi system imun, post infection

Usia 4,5- 11 tahun (9 tahun), RAS Black, Hispanic. Tidak ada batuk/ sesak nafas ; keluhan
GastroIntestinal track >>

Anak sebelumnya sehat, Riwayat Infeksi SARS COV 2 beberapa minggu sebelum onset inflamasi

Multisystem organ: symptom respirasi e.c syok/ disfungsi

B. PASIEN DENGAN KAWASHAKI DISEASE

a. Pasien
C.
D. MIS-N : Neonatal Multi System Inflammatory
a. Screening pertama pada bayi baru lahir untuk diagnosis covid : selama tidak ada
indikasi tidak perlu di cek , jika perlu dapat dilakukan swab nasofaring, swab Anal.
Rekomendasi IDAI curiga pada ibu hamil positif, segera Swab PCR dalam 24 jam.
Isolasi ibu dan anak : Saran ASI Perah, mencegah resiko tertular, direct breastfeeding

Tatalaksana klinis

1. APD
2. Resusitasi, tatalaksana syok, stabilisasi
3. Antibiotic
4. Laboratorium : cek DL,
5. OBAT :
a. IVIG terlebih dahulu pada pasien MIS-C
b. REMDESIVIR (PCR +)
6. REVISI TATALAKSANA
a. Glukokortikoid
 7. MONITORING
a. Fase akut :
b. EKG serial
c. Echo
8. KOMPLIKASI
a. Resiko terjadi nya thrombosis
9. PROGNOSIS
a. Baik,

PEMATERI 4 : dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK (K), Ph.D, FisQua

PEMERIKSAAN LABORATORIUM COVID-19

SARS COV 2 VIRAL LOAD

1. INCUBATION : exposure 0-4 hari PCR (+), RDT ANTIGEN (-), CT Value
TINGGI
2. INFECTIOUS : symptoms 5- 10 hari, PCR (+), RDT ANTIGEN (+) CT Value
RENDAH
3. POST INFECTIOUS : 11-28 hari, tes Antibodi (+), CT Value Tinggi

CT VALUE : BUKAN INDIKATOR UNTUK PEMULANGAN PASIEN, SARAN ADVICE DARI DPJP ATAU
SPESIALIS PARU,

SWAB KHUSUS ANAK

MUTATION OF THE TARGET GENE PCR COVID-19

Pada bayi baru lahir:

1. Bayi lahir dari ibu yang terkonfirm positif, pada bayi bugar dan stabil, pemeriksaan
2. Wanita hamil, konfirmasi covid

PENGAKHIRAN ISOLASI

1. Gejala waktu : minimal 10 hari sejak omset, ditambah 3 hari terakhir bebas gejala
2. Gejala- Test : minimal 10 hari,

LONG COVID -19 : G

1. Long term Damage tissue

2. 2.

REINFEKSI : gejala seperti masa akut, terjadi infeksi baru

REAKTIVASI : virus belum benar-benar bersih dari infeksi sebelumnya, virus bersih 17-21 hari post
infeksi, masih dapat terdeteksi sampai 83 hari, jarang disertai timbulnya gejala