M DENGAN
TUBERCULOSIS PARU DI RUANG ICU RSUD Dr. H.
MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
Disusun Oleh:
Safril, S.Kep
NIM: 11194692110121
Menyetujui,
I. PENGKAJIAN
1. Identitias Klien
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 11 maret 1970 Usia: 52 Tahun
Nomor RM : 14 xx xx
Tanggal Masuk RS : 30 April 2022 Jam 19.22
Tanggal Masuk ICCU : 31 April 2022 Jam 08.00
Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2022 Jam 09.00
Hari Perawatan ke :9
Diagnosa Medis : Tuberculosis Paru
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama pada saat ruang ICCU: Pasien mengalami sesak
napas
T
B
Ket :
: Laki-laki
: perempuan
: meninggal
: serumah
: klien
T
B
: mengalami penyakit yang sama
3. Tingkat Kesadaran
a. Kesadaran Kuantitatif/Glasgow Coma Scale (GCS)
Respon membuka mata/Eye : 4
Respon Verbal :5
Respon Motorik :6
Total GCS : 15
b. Kesadaran Kualitatif : Composmentis
4. Pengkajian Nyeri
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital dan Hemodinamik
Tekanan Darah : 126/73 mmHg
MAP : 88 mmHg
Heart Rate : 115 x/menit
CVP :-
Temperature : 36,4 C
Respirasi : RR 23x/menit
Pemberian O2 : SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
Ventilasi
On Ventilator Mode : -
RR : RR 23x/menit (O2 10 Lpm NRM)
ETT :-
BB : 52 Kg
TB : 155 Cm
IMT : 20,8 (normal)
B2 (Blood)
Tidak adanya perdarahan, pulsasi iktus kordis tidak terlihat, tidak
terlihat adanya bedungan vena jugularis, CRT < 2 detik akral
teraba hangat, Tekanan darah : 126/73 mmHg, Nadi : 115 x/menit,
bunyi jantung s1/s2 tunggal tidak tampak sianosis.
B3 (Brain)
Pupil klien isokor, tidak ada kejang, pasien tampak gelisah
a) Pemeriksaan N. I : Olfaktorius
Fungsi : Sensorik khusus (menghidu, membau)
Tidak terdapat secret pada bagian hidung,sehingga klien
dapat mencium aroma
b) Pemeriksaan N. II : Optikus
Fungsi : Sensorik khusus melihat (pasien tampak melihat
dengan jelas dan tidak memakai kacatama)
Kesadaran pasien composmentis
c) Pemeriksaan N. III Okulomotorius
Fungsi : Motorik
Pasien dapat menggerakan bola matanya kenan/kiri
maupun atas/bawah
Kesadaran pasien composmentis
d) Pemeriksaan N. IV Trokhlearis
Fungsi : Somatomotorik
Pasien dapat menggerakan otot bola mata
Kesadaran pasien composmentis
e) Pemeriksaan N. V Trigeminus
Fungsi : Sensorik
Pasien dapat menerima rangsangan dari wajah dan
menggerakan otot-otot mengunyah
Kesadaran pasien composmentis
f) Pemeriksaan N. VI Abdusen
Fungsi : Somato motorik
Pasien dapat menggerakan otot bola mata
Kesadaran pasien composmentis
g) Pemeriksaan N. VII Fasialis
Fungsi : Somatomotorik, viseromotorik, viserosensorik,
pengecapan, somatosensorik, Fungsi motorik wajah
tampak keletihan,simetris, tampak ada kerutan
dahi,pejaman mata tidak rileks.
Kesadaran pasien composmentis
h) Pemeriksaan N. VIII Akustikus
Fungsi : Sensorik khusus pendengaran dan keseimbangan
Pendengaran pasien normal
Ketajaman pendengaran : Kesadaran pasien
composmentis
i) Pemeriksaan N. IX Glossofaringeus
Fungsi : Somatomotorik, viseromotorik, viserosensorik,
pengecapan, somatosensorik: Kesadaran pasien
composmentis
j) Pemeriksaan N. X Vagus
Fungsi : Somatomotorik, viseromotorik, viserosensorik,
somatosensorik
N IX dan N X diperiksa bersamaan. Pemeriksaan
didapatkan hasilnya pasien dapat menelan dengan baik.
Pasien makan walupun sedikit tapi sering
k) Pemeriksaan N. XI Aksesorius
Fungsi : Somatomotorik
Klien dapat menggerakan bahu
Kesadaran pasien composmentis
l) Pemeriksaan N. XII Hipoglosus
Fungsi : Somatomotorik
Klienbisa membuka mulut, dan dapat mengerakkan lidah.
Kesadaran pasien composmentis
B4 (Bowel)
Inspeksi : mukosa bibir tampak kering, bentuk abdomen
normal, tidak terlihat adanya benjolan/massa pada
daerah abdomen.
Auskultasi : bising usus 6-7x/menit,
Palpasi : saat palpasi tidak adanya massa
Perkusi : saat perkusi timpani pada daerah abdomen
B5 (Bladder)
Input cairan 1800 cc/hari, Urin output 1300 cc/ hari
Balance Cairan (1800 – 1300) = +500
Urin ouput (1300/24 jam) = 54 per/jam
Dieresis (54/60) = 0,9 %
B6 (Bone)
Kemampuan aktivitas tingkat 3 (ketergantunngan berat dan
sebagian diaktivias dibantu oleh perawat)
8. Data Spiritual
Klien beragama islam, klien mengatakan selalu berdoa untuk
kesembuhannya
MCHC 34
33.0 – 37.0
Eusinofil% 0.0 1.0 – 3.0
Neutrophil% 90.1 50.0 – 81.0
Limfosit% 22.4 20.0 – 40.0
IG% 0.2 %
P-LCR 21 15-25 %
RDW-CV 15.3 %
KIMIA
HATI DAN
PANKREAS
SGOT 23 8-31 x/L IFCC 37C
SGPT 18 10-32 x/L IFCC 37C
Ureum 13.7 10-50 mg/dl Berthelot
Kreatinin 0.5 0.9 – 1.3 mg/dl Jaffe
METABOLIK
ENDOKRIN
Gula Darah Sewaktu 133 70 – 115 mg/dl GHOD PAP
Hasil Rontgen 09.05.2022
12. Terapi Farmakologi
Nama Dosis dan Indikasi Kontraindikasi EfekSamping Tanggun
Generik RutePemberian g Jawab
Perawat
Inf NS 250 cc/Hari Mengembalikan Kondisi dimana Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
keseimbangan pemberian natrium dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
elektrolit pada klorida dapat berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
keadaan dehidrasi. membahayakan. Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
Gagal Jantung Pembengkakan terutama pada kaki, rasa kelelahan, mulut kering,
Kongestif. infeksi pada daerah penyuntikan.
Resfar 25 ml/24 jam Resfar infus Obat ini tidak boleh Walaupun Resfar digunakan untuk menangani keracunan, obat ini
digunakan untuk digunakan oleh tetap dapat menimbulkan efek samping.
menangani pasien pasien yang memiliki
yang mengalami alergi terhadap Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, muntah, pusing,
keracunan kandungan yang ada demam, hipertensi, takikardia, ruam kulit, dan bronkospasme
paracetamol. di dalam Resfar. (penyempitan saluran udara bronkus).
Inf 750 mg/24 jam Edema akibat Hipersensitif Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
levofloxacin gangguan jantung, terhadap levofloxacin dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
hati,dan ginjal, serta atau kuinolon berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
hipertensi.
lainnya, epilepsi, Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
riwayat gangguan Efek SSP termasuk kejang, peningkatan tekanan intrakranial, pusing,
tendon yang pusing, tremor, reaksi psikotik (misalnya halusinasi, gugup, delirium),
berhubungan dengan neuropati perifer sensorik atau sensorimotor, interval QT yang
penggunaan berkepanjangan, gangguan glukosa darah (hipo-/hiperglikemia),
fluoroquinolone fototoksisitas, superinfeksi (penggunaan jangka panjang),
sebelumnya. bronkospasme, batuk atau batuk produktif, hemoptisis,
fluoroquinolone- resisten P. aeruginosa (inhalasi), eksaserbasi
miastenia gravis, nefritis interstisial, insufisiensi atau gagal ginjal
akut, hipotensi (infus IV cepat atau bolus). Jarang, tendinitis, ruptur
tendon, pikiran untuk bunuh diri, perilaku membahayakan diri sendiri,
kristaluria, cylindruria, torsades de pointes, sindrom Stevens-
Johnson, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati.
Furosemid 1 amp/hari IV Edema akibat Obat ini tidak boleh Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
gangguan jantung, diberikan kepada dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
hati,dan ginjal, serta pasien dengan berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
hipertensi.
kondisi: Hipersensitif Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
terhadap Furosemide Haus, hiperurisemia, hipokalemia, hiponatremia, sakit kepala,
dan Sulfonamide. mengantuk, kram otot, hipotensi, mulut kering, haus, lemah, lesu,
Anuria atau gagal gelisah, oliguria, gangguan gangguan saluran cerna, hipovolemia,
ginjal. Memiliki dehidrasi, hiperurisemia, pustulosis eksantematosa umum akut, ruam
penyakit Addison. obat dengan eosinofilia dan sistemik gejala, sindrom Stevens-
Mengalami Johnson, nekrolisis epidermal toksik; peningkatan kadar enzim hati,
Hipovolema atau kolesterol dan trigliserida serum. Berpotensi fatal: aritmia jatung yang
dehidrasi. Keadaan serius.
prekomatosa yang
berhubungan dengan
sirosis hati.
Ventolin /8 jam IV Bronkospasme pada hipersensitif, alergi Tremor halus terutama pada tangan, takikardia ringan, palpitasi, sakit
asma bronkial, terhadap zat aktif kepala gangguan gastrointestinal, gangguan tidur
bronkitis kronis &
emfisema
Dexa 1 amp Mengobati supresi Infeksi jamur Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
inflamasi dan sistemik, infeksi dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
gangguan alergi, sistemik kecuali berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
Cushing's disease, diobati dengan anti Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
hyperplasia adrenal, infeksi spesifik. Signifikan: Penekanan adrenal (misalnya hiperkortisolisme,
dan sebagainya Perforasi membran penekanan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal [HPA]), sarkoma
gendang (otic). kaposi, miopati, iritasi perineum, gangguan psikiatri, imunosupresi
Pemberian vaksin (misalnya infeksi sekunder, aktivasi infeksi laten, menutupi infeksi
virus hidup. akut), peningkatan tekanan intraokular, glaukoma sudut terbuka dan
katarak. Jarang, reaksi anafilaktoid Gangguan endokrin:
Keterlambatan pertumbuhan pada anak-anak. Gangguan mata:
Keratitis bakteri, iritasi mata dan pruritus, sensasi terbakar,
ketidaknyamanan okular. Gangguan umum dan kondisi situs admin:
Gangguan penyembuhan luka. Pemeriksaan : Berat badan
bertambah. Gangguan metabolisme dan nutrisi: sindrom Cushing,
obesitas. Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat: Osteoporosis.
Gangguan sistem saraf: Sakit kepala, atrofi otot. Gangguan kejiwaan:
Euforia, depresi, kecenderungan bunuh diri. Gangguan kulit dan
jaringan subkutan: Kerapuhan kulit.
Curvit 2x1 sendok PO Suplemen vitamin Hipersensitif Belum ditemukan adanya efek samping
untuk meningkatkan
nafsu makan dan
stamina, mencegah
defisiensi Kalsium.
Zink 20 mg PO Obat ini digunakan Hindari penggunaan Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai
untuk membantu pada penderita dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang
memperkuat sistem dengan defisiensi berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis.
kekebalan tubuh, Tembaga (Copper) Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah:
dan mengatasi Gangguan gastrointestinal: Sakit perut, dispepsia, mual, muntah,
defisiensi zinc pada diare, iritasi lambung, gastritis.
kasus diare.
II. Data Fokus
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan sesak napas
- Pasien mengatakan kepalanya harus ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
- Pasien mengatakan belum ada mandi
- Pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri
- Pasien mengatakan badannya badan terasa lemas
Data Objektif:
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sesak
- suara napas ronkhi dibagian paru kanan atas dan bawah
- Vital sign : TD : 126/73 mmHg, T : 36,4 C, RR 23x/menit, SPO2 99% (NRM 10
Lpm)
- Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
- Bernafas menggunakan mulut
- Foto Thorax : Efusi pleura bilateral
- Pasien tidak mampu mandi secara mandiri
- Pasien tidak mampu makan secara mandiri
- Pasien tidak mampu ke toilet secara mandiri
- Pasien tampak hanya berbaring
- Pasien hanya miring kiri dan miring kanan
- Pasien tampak semua aktivitas dibantu dengan perawat
- Skala otot
3333 3333
3333 3333
-
III. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS Sekresi yang Bersihan
- Pasien mengatakan sesak napas tertahan (sputum jalan napas
- Pasien mengatakan kepalanya harus berlebihan) tidak efektif
ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
DO
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sesak
- suara napas ronkhi dibagian paru kanan atas
dan bawah
- Vital sign : TD : 126/73 mmHg, T : 36,4
C, RR 23x/menit, SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
- Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
- Foto Thorax : Efusi pleura bilateral
2. DS Hambatan upaya Pola napas
- Pasien mengatakan sesak napas tidak efektif
- Pasien mengatakan kepalanya harus
ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
DO
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak sesak
- Bernafas menggunakan mulut
- Vital sign : TD : 126/73 mmHg, T : 36,4
C,
- RR 23x/menit, SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
- Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
- Foto Thorax : Efusi pleura bilateral
3. DS Kelemahan Intoleransi
- Pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara aktivitas
mandiri
- Pasien mengatakan badannya badan terasa
lemas
DO
- Pasien tampak hanya berbaring
- Pasien hanya miring kiri dan miring kanan
- Pasien tampak semua aktivitas dibantu
dengan perawat
- Foto Thorak: Efusi pleura bilateral
- Skala otot
3333 3333
3333 3333
Diagnosa
Tanggal/jam Evaluasi Paraf
keperawatan
S:
1. Pasien mengatakan sesak napas
2. Pasien mengatakan kepalanya harus ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
O:
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien tampak sesak
3. suara napas ronkhi dibagian paru kanan atas dan bawah
4. Vital sign :
TD : 126/73 mmHg,
Bersihan jalan napas
T : 36,4 C, RR 23x/menit,
tidak efektif b.d
Selasa 10 Mei SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
Sekresi yang Safril
2022 5. Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
tertahan sputum
Foto Thorax : Efusi pleura bilatera
berlebihan (D.0001)
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
I:
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Monitor sputum
E:
1. Pasien mengatakan sesak napas sedikit berkurang
2. Pasien dalam obsservasi jalan napas
Pola napas tidak Selasa 10 Mei S: Safril
efektif b.d Hambatan 2022 1. Pasien mengatakan sesak napas
upaya (D.0005) 2. Pasien mengatakan kepalanya harus ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
O:
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien tampak sesak
3. Bernafas menggunakan mulut
4. Vital sign :
TD : 126/73 mmHg
T : 36,4 C,
RR 23x/menit
SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
5. Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
Foto Thorax : Efusi pleura bilateral
3333 3333
3333 3333
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I :
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam akttivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Fasilitasi akivitas fisik ( missal : ambulasi, mobilisasi, perawatan diri, BAK dan
BAB) , sesuai kebutuhan
5. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
6. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
E:
1. Pasien masih lemah pada saat jika sesak nafasnya kembuh
Rabu 11 Mei 2022 (Hari Ke 3)
Diagnosa
Tanggal/jam Evaluasi Paraf
keperawatan
S:
1. Pasien mengatakan sesak napas
2. Pasien mengatakan kepalanya harus ditinggikan ketika berbaring karena sesak
napas
O:
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien tampak sesak
3. suara napas ronkhi dibagian paru kanan atas dan bawah
4. Vital sign :
TD : 126/73 mmHg,
T : 36,4 C,
Bersihan jalan napas
RR 23x/menit,
tidak efektif b.d
Rabu 11 Mei SPO2 99% (NRM 10 Lpm)
Sekresi yang Safril
2022 5. Pasien terpasang oksigen jenis NRM 10 ltpm
tertahan sputum
6. Foto Thorax : Efusi pleura bilatera
berlebihan (D.0001)
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilhentikan
I:
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Monitor sputum
E:
1. Pasien mengatakan sesak napas sedikit berkurang
2. Pasien dalam obsservasi jalan napas
3333 3333
3333 3333
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I :
1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
2. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam akttivitas tertentu
3. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
4. Fasilitasi akivitas fisik ( missal : ambulasi, mobilisasi, perawatan diri, BAK dan
BAB) , sesuai kebutuhan
5. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
6. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
E:
1. Pasien masih lemah pada saat sesak nafasnya kembuh