Anda di halaman 1dari 16

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn.

W
DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPER DI RUANGAN OK RSU SYLVANI
KOTA BINJAI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pengampu : Sri Siswati,SST,S.Pd, M.Psi

Disusun oleh :

Nama : Nadia Sindy Preety Silaen


NIM : P07520220026
Kelas : 3A S.Tr Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023

1
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.W
DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPER DI RUANGAN OK RSU SYLVANI
KOTA BINJAI

Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2023 WIB


Ruang/RS : OK -RSU Sylvani

A.Identitas Pasien
1. Biodata Pasien
a. Nama : Tn.W
b. Umur : 60 tahun
c. Alamat : Jln.Perjuangan,Binjai
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan: : IRT
f. Tanggal masuk : 12 Maret 2023, 09.00 WIB
g. Diagnosa Medis : BPH
h. Nomor registrasi :-
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Tn.A
b. Umur : 30 tahun
c. Alamat : Jalan Perjuangan,Binjai
d. Pendidikan : S-1
e. Pekerjaan : Guru
f. Hubungan dengan klien : Anak

B.Keluhan Yang Dirasdakan

1. Keluhan

Klien mengeluh Nyeri pada perut bsgian bawah (Hipogastrium)

2
2..Pengkajian Primer
1. Airway
Pada jalan nafas paten, tidak ada benda asing atau secret
2. Breathing
Menggunakan otot bantu nafas, RR 22 x/menit, irama teratur,
SpO298%.
3. Circulation

TD: 130/90 mmHg, HR: 96x/menit, suhu 360 C, akral teraba


dingin,CRT >3 detik.
4. Disability
Tingkat kesadaran composmetis GCS 15 E:4 V:5 M:6

3. Pengkajian Sekunder

Riwayat kesehatan
a. Keluahan utama:
mengeluh nyeri pada perut bsgian bawah (Hipogastrium)
b. Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Pada awalnya, pasien sempat di Puskesmas sejak tanggal 6 Maret 2023 dengan keluhan
sulit untuk berkemih, kemudian pasien dirujuk ke RSU Sylvani masuk UGD pada
tanggal 12 Maret 2023 pukul 13.00 WIB dengan terpasang kateter. Pasien di pindahkan
ke ruangan rawat inap laki-laki Bed 4 pada pukul 15.30 WIB. Sesuai instruksi dokter
pada tanggal 12 Maret 2023 pasien menjalani operasi TURP di ruangan IBS RSU
Sylvani pada pukul 14.30 WIB dengan keadaan sadar penuh. Di ruangan perawatan
pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk pada perut bagian bawah (hipogastrium)
yang di rasakan hilang timbul dengan skala 6 (sedang). Pasien juga mengeluh badan
terasa lemas, dan sulit digerakan.
c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sekitar 2 tahun yang lalu, pasien pernah masuk rumah
sakit dengan keluhan yang sama seperti saat ini. Sebelumnya pasien belum
pernah menjalani tindakan operasi dan pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien saat ini.

e. Riwayat alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi obatmaupun
makanan. 3
f.Pemeriksaan Fisik
TTV Pasien :
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 96 x/menit
 Frek. Respirasi : 22 x/menit
 Suhu : 36.0oC
 SpO2 : 98%
 Berat Badan : 48 kg
 Tinggi Badan : 145 cm
 Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Inspeksi : Rambut pasien terlihat berminyak, kotor, dan berantakan, warna
rambut beruban, penyebaran merata
Palpasi : Tidak teraba masa atau benjolan pada daerah kepala, tidak ada nyeri tekan,
tekstur berminyak.
2. Muka
Inspeksi : posisi wajah simetris kiri dan kanan, bentuk wajah bulat tidak terlihat
edema, tidak ada gerakan abnormal, pasien nampak kesakitan, ekspresi
wajah meringis, wajah pasien nampak pucat.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah wajah.
3. Mata
Inspeksi : tidak ada oedema pada palpebra, tidak terdapat radang, tidak ada
ikterus pada sklera , konjungtiva berwarna merah muda, pupil isokor,
respon pupil terhadap cahaya miosis (pupil mengecil saat terkena
cahaya), posisi mata simetris kiri dan kanan, gerakan bola mata normal
(bisa melihat kekiri/kanan, keatas/bawah, dapat menutup dengan
sempurna).
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada palpebra.

4. Hidung dan sinus


Inspeksi : posisi hidung simetris kiri dan kanan, bentuk hidung mancung,
keadaan septum utuh dan terletak di tengah, tidak ada pengeluaran
sekret atau cairan, fungsi penciuman baik, dapat membedakan bau,
tidak terdapat polip atau sinusitis.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada daerah hidung, tidak ada nyeri tekan
pada sinus frontalis, edmoidalis, sfenoidalis, maksilaris,
5. Telinga
Inspeksi : posisi telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal, aurikel
normal, lubang telinga bersih, tidak ada alat bantu pendengaran.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada daerah telinga.

6. Mulut
Inspeksi : keadaan gigi sudah ada yang tanggal (gigi geraham kiri dan kanan),
terdapat karies gigi atau karang gigi, tidak ada pemakaian gigi palsu,
keadaan gusi merah tidak ada radang, lidah berwarna putih (kotor),
bibir nampak kering,kemampuan
4 berbicara baik, pasien langsung merespon
ketika diajak bicara.
7. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : kelenjar tiroid tidak teraba, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe.
8. Thorax dan pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, irama pernapasan reguler dan
teratur,pengembangan paru saat bernapas baik (kedua skapula
terangkat sama kiri dan kanan mengikuti irama pernapasan), R=
22x/menit.
Palpasi : tidak teraba adanya masa atau benjolan, tidak ada nyeri tekan, fokal
premitus anterior dan posterior sama kiri dan kanan.
Perkusi :bunyi resonance pada lapang paru, bunyi pekak pada ICS 3-5 Sinistra.
Auskultasi : bunyi napas vesikuler, tidak ada bunyi napas tambahan.

9. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tak nampak pada ICS 5 midclavicula sinistra.
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra, irama reguler.
Perkusi : bunyi pekak pada ICS 3-5 sinistra.
Auskultasi : S1 dan S2 terdengar dengan irama reguler.
S3 dan S4 tak terdengar bunyi jantung tambahan.
10. Abdomen
Inspeksi : Abdomen tidak membuncit, tidak ada bekas luka operasi.
Auskultasi : Bising usus ( + ), peristaltik usus 10x/menit
Palpasi : tidak ada hepatomegali, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi timpani pada kuadran kiri atas, bunyi pekak pada kuadran kanan
atas.
11. Genitalia dan Anus
Inspeksi : pasien terpasang kateter urine ukuran 20.

12. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Inspeksi : tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada gerakan
abnormal, tidak ada oedema, tidak ada luka atau fraktur.
Palpasi : akral hangat, CRT atau pengisian kapiler < 3 detik, pergerakan terbatas.
kekuatan otot 4 4
- Refleks : Bisep kanan kiri ( + ), trisep kanan kiri ( + ).
- Sensori: Pasien merespon /gerakan refleks saat diberi rangsangan nyeri, suhu
(panas atau dingin) dan sentuhan.
b. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Motorik : tidak terdapat oedema, tidak ada luka atau fraktur, pergerakan
terbatas, klien terbaring ditempat tidur, kebutuhan pasien dibantu keluarga.
Palpasi : akral hangat, pengisian kapiler < 3 detik, tak ada piting oedema.
kekuatan otot 4 4
- Refleks : KPR kanan kiri ( + ), APR kanan kiri ( + ), Babinsky ( - ).
- Sensori : klien merespon atau gerakan refleks saat diberi rangsangan nyeri, suhu
5
( panas atau dingin) dan sentuhan.
C.Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
Jenis pemeriksaan Result Range
RBC 4,82 106/mm3 3,80 - 5,80
HGB 10,3 g/dl 11,5 – 16,0
HCT 33,2 % 37,0 – 47,0
3
MCV 83 um 80 – 100
MCH 28,0 Pg 27,0 – 32,0
MCHC 32,5 g/dl 32,0 – 36,0
RDWcv 13,5 % 11,0 – 16,0
RDWsd 40 um3 39 – 52
PLT 240 103/mm3 150 – 500
3
MPV 6,9 um 6,0 – 11,0
PCT 0,166 % 0,150 – 0,500
PDW 10,5 % 11,0 – 18,0
WBC 13,9 103/mm3 4,0 – 10,0
HBSAG Negatif Negatif
Masa Perdarahan (BT) 4” Normal (1-5”)
Masa Pembekuan (CT) 6” Normal ( 4-10”)

2. USG
Kristal-kristal Ren dekstra-sinistra
BPH grade III (4,86 x 4,02 x 5,03)

3. EKG
Sinus ritme, HR: 58x/menit, Reguler

Terapi

Obat Dosis Waktu Pemberian Tujuan

Ceftriaxone 1 gram 12 jam IV Antibiotik

Ketorolac 300 gram/ 8 jam IV Analgetik


1 amp
Ranitidin 1 amp 12 jam IV Mencegah peningkatan asam
6
lambung
Transamin 250 gram 8 jam IV Pembekuan darah
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pasien mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk Agen injuri (Post TURP) Nyeri Akut
pada perut bagian bawah (hipogastrium) yang di
rasakan hilang timbul dengan skala 6 (sedang).
Pasien juga mengeluh badan terasa lemas, dan
sulit digerakan.

DO : - Pasien nampak kesakitan.


- Ekspresi wajah meringis.
- Sesekali pasien memegang area yang sakit
(abdomen area hipogastrium)
- Pasien nampak gelisah
- KU : Lemah
- TTV : TD 130/90, N 96, R 22, S 36 0 C

2 DS : Ketidaknyamanan Gangguan pola


- Pasien mengeluh susah tidur dan kondisi ruangan Tidur.
- Pasien mengatakan sering terjaga khususnya pada yang bising.
malam hari karena kondisi ruangan yang sangat
bising
- Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dengan
kateter yang terpasang
- Pasien mengatakan pada siang hari pasien tidak
bisa tidurr.
- Pasien mengatakan perasaaan tidak segar saat
bangun pagi hari.

7
DO : - Wajah pasien nampak pucat
- Jam tidur pasien 3 jam/ hari.
- Terpasang kateter urine.
- Suasana ruangan yang sangat bising
- Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri
- Terpasang kateter urine

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d Iritasi saluran kemih (post TURP)

2. Gangguan pola tidur b/d ketidaknyamanan dan kondisi ruangan yang bising

8
F.INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Nyeri
11 akut b/d Iritasi Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian tingkat nyeri 1. Untuk mengidentifikasi secara
saluran kemih (post TURP) Keperawatan selama 3x24 (P,Q,R,S,T) mendetail dan utuh keluhan klien, se-
1
Ditandai dengan : Jam diharapkan nyeri hingga bisa menentukan intervensi se-
DS : Pasien mengeluh nyeri seperti
berkurang/hilang, dengan lanjutnya.
tertusuk-tusuk pada perut bagian kriteria
bawah hasil : 2. Observasi reaksi non-verbal dan verbal dari 2. Mengenal intensitas nyeri yang dialami
- Pasien mampu
(hipogastrium) yang di rasakan hilang ketidaknyamanan. klien.
timbul dengan skala 6 (sedang). Pasien
mengontrol nyeri 3. Pantau patensi kateter dan sistem drainase 3. Mempertahankan fungsi kateter dan
juga mengeluh badan terasa lemas, (menggunakan
dan teknik serta pertahankan selang bebas dari bekuan, drainase sistem menurunkan resiko
sulit digerakan. relaksasi untuk mengurangi sumbatan, dan lekukan. distensi dan spasme kandung kemih.
DO : - Pasien nampak nyeri ) 4. Kontrol dan ciptakan lingkungan yang 4. Rangsangan dari lingkungan dapat
kesakitan.
- Melaporkan nyeri berku dapat mempengaruhi nyeri. Memperberat nyeri yang dialami klien.
- Ekspresi wajah
meringis. rang/hilang 5. Ajarkan teknik relaksasi non-farmokologis 5. Dapat meningkatan relaksasi dan
- Sesekali pasien
- Pasien nampak rileks (nafas dalam,relaksasi,massage). mengurangi nyeri.
memegang are yang
sakit (abdomen area - Skala nyeri 1-2 6. Anjurkan cara untuk mengalihkan nyeri 6. Dengan melakukan hal-hal yang
hipogastrium)
(menonton TV, dengar musik, mengobrol, disukai, sehingga nyeri teralihkan
- Pasien nampak
gelisah Tidur).
- KU : Lemah
7. Penatalaksanaan dalam pemberian 7. Membantu mengurangi nyeri secara
- TTV : TD 130/90,
N 96, R 22, S 36 0 C Analgetik farmakologis

Gangguan pola tidur b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola tidur pasien 1. Memberikan data untuk perencanaan
2 ketidaknyamanan dan kondisi keperawatan selama 3 x 24 tindakan
ruangan yang bising yang di jam diharapkan pola tidur teratasi, 2. kebiasaan pasien sebelum tidur 2. Mengetahui kebiasaan yang dilakukan
tandai dengan : dengan kriteria hasil : pasien sebelum tidur, sehingga dapat
DS : - Jumlah jam tidur pasien membantu pasien untuk tidur.
3. Diskusi dengan pasien dan keluarga
- Pasien mengeluh susah meningkat (< 8 jam) 3. Teknik tidur yang nyaman bagi klien
tentang teknik tidur pasien
tidur - Pasien mengatakan dapat dapat membantu meningkatkan kualitas
- Pasien mengatakan sering tidur nyenyak tidur
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
terjaga khususnya pada - Perasaan segar saat bangun 4. Untuk membantu meningkatkan
malam hari karena kondisi kualitas tidur
5. Berikan penjelasan tentang pentingnya
ruangan yang sangat 5. Untuk memberikan informasi yang
istrahat yang cukup
bising Adekuat tentang pentingnnya tidur yang
- Pasien mengatakan merasa adekuat
6. Penatalaksanaan untuk pemberian
tidak nyaman dengan 6. Untuk membantu mendapatkan istirahat
obat tidur.
kateter yang terpasang yang cukup
- Pasien mengatakan pada
siang hari pasien tidak bisa
tidurr.
- Pasien mengatakan
perasaaan tidak segar saat
bangun pagi hari.
DO : - Wajah pasien nampak
pucat
- Jam tidur pasien 2-3 jam pada
malam hari.
- Terpasang infus RL 20
tpm
- Terpasang kateter urine.
- Suasana ruangan
yang sangat bising
G.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO DX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Minggu, 1. Melakukan pengkajian tingkat nyeri S: pasien mengatakan nyeri pada
12 Maret 2023 (PQRST) Daerah kemaluan, namun sesekali
09.05 Hasil: pasien mengeluh sakit pada daerah Timbul dengan skala 4
Kemaluan dirasakan hilang timbul dan Pasien mengatakan tidak nyaman
Menetap seperti teriris iris dengan skala 5 Dengan kateter yang terpasang.
09.05 2. Mengobservasi reaksi verbal dan O: pasien masih nampak meringis
non verbal Terhadap nyeri. Pasien masih gelisah,
Hasil: pasien nampak gelisah, ekspresi wajah TTV: TD:120/70 mmHg
Meringis. N: 80 x/m
11.30 3. Memantau patensi kateter dan sistem R: 20x/m
Drainase dan mempertahankan selang S: 36,2
bebas Dari bekuan, sumbatan dan Pasien terpasang kateter Urine
lekukan. A: Masalah belum teratasi
Hasil: melakukan spuling kateter. P : Lanjutkan intervensi
12.00 4. Mengontrol dan menciptakan 1. Lakukan pengkajian tingkat
lingkungan yang nyaman yang dapat nyeri
mempengaruhi nyeri. (P,Q,R,S,T)
Hasil: mengurangi kebisingan, membantu 2. Observasi reaksi non-verbal
Merubah posisi pasien. Pasien nyaman dengan
dan verbal dari
Posisi semi fowler. ketidaknyamanan.
12.00 5. Mengajarkan tehnik relaksasi non 3. Pantau patensi kateter dan
Farmakologis (nafas dalam dan masase). sistem drainase serta
Hasil: mengingatkan dan mengevaluasi pertahankan selang bebas
Kembali dan nafas dalam yang telah diajarkan.
dari bekuan,
Pasien dapat melakukan tehnik nafas dalam
sumbatan, dan lekukan.
Dengan baik dan benar saat nyeri muncul.4. Kontrol dan ciptakan
12.15 6. Menganjurkan cara cara untuk lingkungan yang dapat
1
Mengalihkan nyeri. 4 mempengaruhi nyeri.
Hasil: menganjurkan pasien untuk melakukan 7. Penatalaksanaan dalam
Hal hal yang disukai seperti mendengarkan pemberian Analgetik
Musik, menonton dan mengobrol. Pasien
Mengatakan nyeri dapat teralihkan saat
Pasien mengobrol dan menonton tv.

2 Minggu, 1.Mengkaji pola tidur pasien S: pasien mengatakan tidak bisa


12 Maret 2023 Hasil: pasien mengatakan masih belum bisa Tertidur pada siang hari sekitar
Tidur nyenyak. Pasien mulai tertidur pada Setengah jam.
12.30 Pukul 23.00, kemudian pasien terjaga padaO: Ku sedang
Pukul 03.00 karena terasa nyeri pada daerah Pasien nampak tidak segar
Kemaluan dan merasa tidak nyaman dengan Kondisi ruangan sudah mulai
Kateter yang terpasang. Tenang
2.Menciptakan lingkungan yang nyaman. Pada malam hari pasien tertidur
Hasil: mengurangi kebisingan dan membatasi Sekitar 2jam.
Pengunjung saat jam istirahat siang. A: Tujuan belum tercapai
Mengingatkan kepada keluarga tentang jam
P : lanjutkan intervensi
Besuk pasien, selalu mengontrol lingkungan
1. Kaji pola tidur pasien
Saat pasien mulai tertidur pada malam hari.
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman.

1
5
1
6

Anda mungkin juga menyukai