Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Ibu A dengan diagnosa Kista Ovarium + Sus. efusi pleura


Di ruang Mawar/Nifas RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda

Nama Mahasiswa : Rasnianti


I.

NIM : 16.113082.5.0340

DATA DEMOGRAFI
Nama Pasien

: Ibu A

No. Rigester : 92xx

Tgl Masuk RS

: 10 September 2016

Jam : 12.04

Tgl Lahir

: 02 Maret 1972

Jenis Kelamin : P

Alamat

: Lempake Rt 24

Status Perwakinan

: Menikah

Lama : 5 Tahun

Agama

: Islam

Suku : Banjar

Pendidikan

: SD

Pekerjaan : IRT

Penanggung Jawab Utama

: Suami

Sumber Biaya

: KIS

Diagnosis Medis saat masuk RS : Kista Ovarium


Tgl Pengkajian

: 14 September 2016

Sumber Informasi

: Pasien dan Suami

Diagnosa Medis (saat pengkajian) : Kista Ovarium + Sus. Efusi Pleura


II. RIWAYAT KESEHATAN (PENYAKIT)
1.

Keluhan Utama
Perut dan Kaki membesar

2.

Keluhan Utama Saat Pengkajian


Pasien mengatakan Nyeri skala 6
P= perut terasa bengkak dan kencang
Q= ditusuk-tusuk
R= pada bagian perut

S= 6
T= saat merubah posisi, batuk dan tertawa (subjektif)
Pasien meringis dan memegang dada(objektif).
3.

Riwayat Kesehatan Sekarang/ Penyakit sekarang


Sejak 2 bulan yang lalu, Ibu A mengeluh nyeri perut dan mengalami
perdarahan yang tidak biasa dan dibawa kepelayanan terdekat dan dirawat
selama 6 hari setelah itu pulang kerumah dan dirawat jalan, 5 hari sebelum
masuk RS pasien mengeluh nyeri hebat dengan skala 8 dan perut serta kaki
membengkak dan akhirnya dibawa ke RS terdekat setelah itu dirujuk ke RSUD
Samarinda untuk dilakukan pemeriksaan lanjut, keluhan nyeri yang dirasakan
secara perlahan.

4.

Riwayat Penyakit Terdahulu


Pasien mengatakan setahun yang lalu pasien pernah dibawa ke RS dengan
keluhan nyeri perut dan setelah beberapa hari dirawat di RS. Pasien pulang
kerumah dan dirawat jalan.

5.

Riwayat Kesehatan / Penyakit Keluarga (Buat Genogram)


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti
hipertensi, DM, jantung dan kanker. Pasien juga tidak memiliki alergi apa pun.

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Meninggal

Pasien

Serumah
III. TANDA-TANDA VITAL
TD

: 100/80 mmHg

Nadi

: 100 x/mnt Teratur

RR

: 33 x/mnt

: 36.80c

TD

: 120/90 MmHg

: 85 x/i

RR

: 28 x/i

: 360c

BB : 47 Kg

Saat Pengkajian

Saat Masuk RS

IMT : 20.888

TB : 150 Cm
Keadaan Umum : Sedang, Kesadaran : Compos Mentis, E4V5M6
IV. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
1.

Pola Persepsi Kesehatan Manajemen Kesehatan


Pasein mengatakan tidak pernah merokok, memakai alkohol, pasien tidak
mengidap penyakit kronik, pasien pernah mencari bantuan pelayanan kesehatan
satu tahun terkahir di puskesmmas karena merasa sakit pada bagian perut. Pasien
mengonsumsi obat magh yang dijual di warung, pasien juga tidak pernah
mengalami kecelakaan, pasien juga jarang berolahraga(Subjektif).
Pasein masih lemah, pasien merasakan sesak dengan RR=33x/i serta
menahan nyeri. Status mental pasien baik, tidak ada kelainan ataupun gangguan
pada penglihatan, pendegaran, rasa, pembau dan sentuhan semua dalam keadaan
normal. Penampilan umum bersih (objektif).

2.

Pola Nutrisi Metabolik


Pasien mengatakan selama 6 bulan terkahir ini mengalami penurunan BB
sebanyak 3 Kg, Selera makan pasien baik tp terkadang mengalami mual tapi

tidak sampai muntah(subjektif).


Kulit pasein teraba hangat dan lembab, tidak ada lesi, tidak ada ruam , turgor
kulit baik warna kecoklatan tua, membran mukosa pasien lembab, mata simetris
warna konjungtiva pink tidak ikterus tidak ada lesi ada lingkaran hitam dibawah
mata. Porsih makan habis 6-8 sendok dan porsih minum sehari 400 ml. Selama
dirumah pasien sering mengonsumsi obat magh untuk meredakan rasa nyeri
diperutnya(objektif).
3.

Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak, warna
coklat tidak ada pendarahan atau konstipasi. Pasien BAK menggunakan selang
kencing(subjektif).
Suara peristaltik normal terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen
dikarenakan perut bengkak, pasien terpasang DC dengan jumlah urine 1500
ml/24 jam dengan warna urine kuning/jernih (objektif).

4.

Pola Aktivitas
Pasien mengatakan aktivitasnya memerlukan bantuan orang lain untuk
membantunya, pasien menggunakan bantal kalau tidur dengan 1 bantal
(subjektif).
Ekstremitas hangat pengembalian kapiler normal, rentang gerak sendi
terbatas, massa kekuatan otot normal. 5555 5555 (objektif).
4433 3344

5.

Pola Tidur Istirahat


Pasien mengatakan kebiasaan tidur malam 3 jam, siang tidak teratur
tidurnya karena merasa terganggu dan ribut lingkungan sekitarnya (subjektif).
Pasien mengantuk dan lemas sering menguap (objektif).

6.

Pola Kognitif- Perseptual


Pasien menagtakan sebelum dibawa kerumah sakit pasien mengalami nyeri
pada bagian perutnya dengan skala 8 upaya yang dilakukannya adalah meminum
obat anti nyeri dan berisitihrahat ditempat tidur.
P= perut terasa bengkak dan kencang
Q= ditusuk-tusuk

R= pada bagian perut


S= 6
T= saat merubah posisi, batuk dan tertawa (subjektif)
Pasien meringis dan memegang dada(objektif).
7.

Pola Persepsi Diri


Pasien mengatakan cemas dan khawatir mengenai kondisi kesehatannya,
pelayanan kesehatan yang baik (subjektif).
Selama pengkajian pasien menunjukkan sifat yang tenang tidak ada
perubahan suara pasien sangat kooperatif dalam memberikan jawaban saputar
pertanyaan yang diberikan perawat, pasien juga cemas dan tegang (objektif).

8.

Pola Peran Hubungan


Pasien mengatakan pasien hidup bersama suaminya dan anak ke 4 & 5.
Pasien.

9.

Pola seksualitas
Pasien mengatakan sudah 5 bulan tidak melakukan hubungan seksual
bersama suaminya karena penyakit yang dideritanya(subjektif) .

10. Pola Koping-Ketahan Stress


Tidak ada kejadian yang penuh stress dan traumatik (objektif).
11. Pola Nilai - Keyakinan
Pasien mengatakan selama ini puas dengan hidupnya selalu bersyukur
dengan apa yang didapatkan ikhlas dalam menjalani hidupnya. Pasien beragama
islam. (subjektif).
Pasie tidak ada gangguan perasaan seperti marah, menangis maupun
menolak bicara (objektif).
V. PEMERIKSAAN FISIK
1.

Kepala
Inspeksi : bentuk mesochepal, tidak ada lesi, kebersihan baik.
Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.

2.

Rambut : sebaran merata, warna hitam, kebersihan baik, kerapian baik.

3.

Mata : simteris, ukuran pupil isokor, reflek cahaya positif, bentuk mata tidak

sipit, tidak ada edema pada kelopak mata, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus, tidak ada tanda tanda radang, kebersihan baik. Penglihatan baik.
4.

Telinga
Inspeksi : simetris, kebersihan baik, tidak ada pengeluaran serumen pada lubang
telinga, tidak ada pembengkakan, pina normal lebih tinggi dari pada
garis mata, pendengaran baik.

5.

Hidung
Inspeksi : Simetris lubang hidung, septum nasal simetris, tidak ada pengeluaran
sekret, tidak ada epitaksis/mimisan, kebersihan baik tidak ada peradangan,
penciuman baik.

6.

Mulut
Inspeksi : kebersihan baik, membran mukosa lembab, keadaan gigi terdapat 3
berlubang, kebersihan lidah kurang baik, tidak ada lesi, tonsil dan uvula normal,
tidak ada peradangan, tidak ada halitosis.

7.

Tenggorokan
Inspeksi : tonsil berada ditengah, kemampuan menelan baik, tidak ada gangguan
bicara, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, posisi letak tenggorokan
ditengah, tidak ada peradangan.
Palpasi : teraba thiroid.

8.

Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid maupun kelenjar getah
bening.

9.

Dada/paru-paru :
Inspeksi : bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada retraksi dinding
dada .
Palpasi : taktil fremitus simetris anterior/posterior.
Perkusi : sonor lapang paru
Auskultasi : vesikuler didengar lapang paru, brchovesikular.

10. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak ada kardiomegali, ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : pekas pada batas jantung

Auskulatsi : s1 s2 regular
11. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi.
Auskultasi : BU 10 x/i
Palpasi : terdapat nyeri tekan dan masa yang dibagian abdomen kuadran 4.
Perkusi : terdapat cairan di abdomen.
12. Kulit warna kuning langsat tekstur kering turgor kulit kembali < 2 detik,
kelembapan baik, tidak ada alergi, tidak ada lesi/peradangan. Elastisitas baik.
13. Genetalia : mengeluarkan keputihan tapi tidak banyak, dipasang DC > 1 mnggu,
tidak ada lesi dan tanda peradangan.
14. Rektum kebersihan baik. Tidak ada hemorid, tidak ada lesi/peradangan.
15. Ekstremitas :
kekuatan otot baik mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang 5555 5555.
4433 3344
ROM : bagian ekstremitas bawah terbatas,tidak ada luka. Lokasi IV line bagian
ekstremitas kanan atas, CRT < 2 dtk.
16. Neurologi : Tingkat Kesadaran
a.

Fungsi saraf kranial I-IX


1.

Saraf kranial I : Pasien dapat membedakan bau

2.

Saraf kranial II : lapang pandang pasien dalam batas normal

3.

Saraf kranial III :

4.

Saraf kranial IV :

5.

Saraf kranial VI :

6.

Saraf kranial V : pasien dapat mengunyah, sensasi wajah & reflek kedip

pergerakan bola mata & otot palpebra mata baik

baik
7.

Saraf kranial VII : tidak ada kelainan atau nistagmus

8.

Saraf kranial VIII : fungsi pendengaran dan keseimbangan baik

9.

Saraf kranial IX : pasien dapat membedakan sensasi rasa

10. Saraf kranial X : ada reflek muntah dan mual

11. Saraf kranial XI : pasien dapat menggerakan bahu dan melawan tahanan
12. Saraf kranial XII : pasien dapat menggerakan lidah dan melawan
tahanan
b.

c.

Refleks Fisiologis
1.

Refleks patella : +

2.

Refleks Bisep : +

3.

Refleks Trisep : +

4.

Refleks achiles : +

Reflesk Patologis
1. Babinski Sign :

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Px Lab

Hasil

Unit

Nilai rujukan

Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
PLT
RDW-SD
RDW-CV
PDW
MPV
P-LCR
PCT
Neutrofil #
Neutrofil%
Limfosit #
Limfosit%
Monosit#
Monosit%
Eosinofil#
Eosinofil%
Basofil#
Basofil%
Bleeding time
Clotting time
Laju endap darah
MCHC

9,25
3,56
8,3
27,4
76,9
23,3
616
65,5
24,6
15,0
7,5
10
0,46
7,4
80
1,01
11
0,70
8
0,04
0
0,1
1
3
10
Tidak cukup
30,3

10^3/ul
10^3/ul
g/dl
%
Fl
Pg
10^3/ul
Fl
%
Fl
Fl
%
%
10^3/ul
%
10^3/ul
%
10^3/ul
%
10^3/ul
%
10^3/ul
%
Mnt
Mnt
Mm/jm
G/dl

4.80-10.80
4.20-5.40
12.0-16.0
37.0-54.0
81.0-99.0
27.0-31.0
150-450
35.0-47.0
11.5-14.5
9.0-13.0
7.2-11.1
15-25
0.15-0.40
1.5-7.0
40-74
1.00-3.70
19-48
0.16-1.00
3-9
0.00-0.80
0-7
0.0-0.2
0-1
1-6
1-15
<15
33.0-37.0

Kimia Klinik
Sgpt
Biliribun total
Biliribun direct
Biliribun indirect
Total protein
Albumin
Globulin
Cholesterol
Asam urat
Ureum
creatinin

6 u/l
1.7 mg/dl
1.2 mg/dl
0.5 mg/dl
7.0 g/dl
2.8 g/dl
4.2 g/dl
83 mg/dl
8.0 mg/dl
37.3 mg/dl
0.9 mg/dl

< 33
< 0.9
< 0.3
0.0-0.8
6.6-8.7
4.0-4.9
2.3-3.5
<200
2.4-5.7
16.6-48.5
0.5-1.0

131 mmol/l
3.9 mmol/l
95 mmol/l

1.35-155
3.6-5.5
98-108

Pemeriksaan elektrolit
Natrium
Kalium
cholride

Urinalisa
Berat jenis
Warna
Kejernihan
PH

1.009
Kuning
Agak keruh
6.5

VII. Pengobatan/ terapi


Inj ranitidin 3x1 mg
Inj cefotaxime 2x1 mg
Inj novaldol 3x1 mg
RL 20 Tpm

1.003-1.300
Jernih
4.8-7.8

Pengelompokkan Data Fokus


Data subjektif
Pasien mengeluh nyeri
P= perut terasa bengkak dan kencang
Q= ditusuk-tusuk
R= pada bagian perut
S= 6
T= saat merubah posisi, batuk dan tertawa (subjektif)
Pasien mengeluh sesak nafas
Pasien mengatakan tenggorokan gatal sering batuk
Pasein mengatakan sering mengalami mual
Pasien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas
Pasein mengatakan susah tidur pada malam hari hanya tidur selama kurang lebih 3
jam dan pada siang hari kurang lebih 2 jam, pasein mengatakan susah tidur karena
lingkungan yang ribut disekitarnya.
Pasien mengatakan gelisah tentang status kesehatannya
Pasein mengatakan sudah 5 bulan terakhir tidak melakukan hubungan seksual
Pasein mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya.
Data objektif
Pasein meringis memegang perutnya
Perut membesar dan kencang
Terdapat nyeri tekan
Distensi abdomen, BU 10x/i
TD : 100/80 mmHg, RR:33x/i, N:88x/i, S:36,80c
Terpasang O2 3 Ltpm
Jumlah sekret sedikit
Sekret berwarna putih kental
Wajah pucat
Pasein mengantuk dan lemas
Warna gelap dibawah mata
Sering menguap
Pasein cemas dan gelisah terkadang tangan basah
Pasein kurang mengerti dan paham terhadap penyakitnya

ANALISA DATA
Data

problem
Agens cedera biologis

etiologi
Nyeri akut

nyeri

Ketidak efektifan pola nafas

Ds :
Pasien
mengatakan
tenggorokan
gatal
sering batuk
Do :
Jumlah sekret sedikit
Sekret berwarna putih
kental

Sekresi yang tertahan

Ketidakefektifan bersihan

Ds :
Pasein
mengatakan
sering mengalami mual
Do:
Wajah pucat

Distensi abdomen

Ds :
Pasien mengeluh nyeri
P= perut terasa bengkak dan
kencang
Q= ditusuk-tusuk
R= pada bagian perut
S= 6
T= saat merubah posisi,
batuk dan tertawa.
Do :
Pasein
meringis
memegang perutnya
Perut membesar dan
kencang
Terdapat nyeri tekan
Ds :
Pasien mengeluh sesak
nafas
Do :
TD : 100/80 mmHg,
RR:33x/i,
N:88x/i,
0
S:36,8 c
Terpasang O2 3 Ltpm

jalan nafas

Mual

Ds :
Pasien
mengatakan
mudah
lelah
saat
beraktivitas
Do:
kekuatan otot
5555 5555

kelemahan

Defisit perawatan diri

Halangan lingkungan

Gangguan pola tidur

Status kesehatan

ansietas

Ds :
Pasein
mengatakan
sudah 5 bulan terakhir
tidak
melakukan
hubungan seksual

Gangguan fungsi tubuh

Disfungsi seksual

Ds :
Pasein
mengatakan
tidak
mengetahui
tentang penyakitnya.
Do :

Kurang sumber

4433 4433
Ds :
Pasein
mengatakan
susah tidur pada malam
hari hanya tidur selama
kurang lebih 3 jam dan
pada siang hari kurang
lebih 2 jam, pasein
mengatakan susah tidur
karena lingkungan yang
ribut disekitarnya.
Do :
Pasein mengantuk dan
lemas
Warna gelap dibawah
mata
Sering menguap
Ds :
Pasien
mengatakan
gelisah tentang status
kesehatannya
Do :
Pasein
cemas
dan
gelisah
terkadang
tangan basah

penyakit

pengetahuan

Defisit pengetahuan

Pasein kurang mengerti


dan paham terhadap
penyakitnya
Diagnosa Keperawatan
1.

Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera biologis

2.

Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri

3.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Sekresi yang tertahan

4.

Mual berhubungan dengan distensi abdomen

5.

Defisit perawatan diri berhubunga dengan kelemahan

6.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan

7.

Ansietas berhubungan dengan Status kesehatan

8.

Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi tubuh (penyakti)

9.

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa kep
Noc tujuan
Nyeri akut berhubungan Pengetahuan
dengan

Agens

biologis

Nic intervensi
manajemen Manajemen nyeri

cedera nyeri

1.1

lakukan

pengkajian

Setelah dilakukan tindakan secara konpeherensif


keperawatan selama 3x8 jam, 1.2
nyeri

akut

dapat

observasi

teratasi petunjuk

dengan indikator :

adanya
nonverbal

mengenai ketidaknyamanan

Mengenali kapan nyeri 1.3

gunakan

strategi

komunikasi

terjad i(3)

tindakan untuk

Menggunakan

teraupetik
mengetahui

pengurangan nyeri tanpa pengalaman nyeri


1.4

analgetik (3)

berika

Melaporkan nyeri (3)

mengenai nyeri

Dengan skala

1.5

informasi

ajarkan

tehnik

untuk
pernah nonfarmakologi
mengurangi nyeri (relaksasi
menunjukkan
nafas dalam)
2. Jarang menunjukkan
1. Tidak

3. Kadang menunjukkan

1.6 berikan terapi analgetik

4. Sering menunjukkan
Ketidakefektifan
nafas
dengan nyeri

5. Secara konsistensi
pola Status
pernafassan

berhubungan kepatenan jalan nafas

: Monitor pernafasan
2.1 monitor kecepatan ,

Setelah dilakukan tindakan irama,

kedalaman,

&

keperawatan selama 3x8jam kesulitan bernafas.


ketidak efektifan pola nafas 2.2 catat pergerakan dada,
teratasi dengan indikator :
Frekuensi

kesimetrisan

pernafasan 2.3 monitor keluhan

normal (3)

2.4 monitor TTV

Irama pernafasan (1)

2.5 berikan O2

TTV (2)

2.6 beri posisi semi fowler

Dengan skala

2.7 monitor suara nafas

1.

Tidak ada deviasi dalam


kisaran normal

2.

Deviasi ringan

3.

Deviasi sedang

4.

Deviasi cukup

5. Deviaisi berat
Ketidakefektifan bersihan Kontrol Gejala

Manajemen

batuk

jalan nafas berhubungan Setelah dilakukan tindakan pengaturan posisi


dengan

sekresi

yang keperawatan selama 3x8jam 3.1 dorong pasien untuk

tertahan

ketidak

efektifan

nafas

teratasi

bersihan terlibat dalam perubahan


dengan posisi

indikator :
Memantau

3.2 monitor status O2


keparahan 3.3 monitor sekret yang
keluar

gejala(2)
Melakukan

tindakan 3.4 berikan terapi obat oral

mengurangi gejala (3)


Melaporkan gejala yang
terkontrol (2)
Dengan skala :
1.

Tidak

pernah

menunjukkan

Mual

2.

Jarang menunjukkan

3.

Kadang menunjukkan

4.

Sering menunjukkan

5.
Secara konsistensi
berhubungan Kontrol mual dan muntah

dengan distensi abdomen

Manajemen Mual

Setelah dilakukan tindakan 4.1 dorong pasien untuk

keperawatan

selama

1x30 memantau pegalaman diri

menit, Mual dapat teratasi terhadap mual


dengan indikator :

4.2 dorong pasien untuk

Mengenali onset mual (2) belajar strategi mengatasi

Mendiskripsikan

faktor mual
4.3 ajari penggunaan tehnik

penyebab (2)
perubahan status (3)

4.4 Tingkatkan istirahat dan

Dengan skala
1.

nonfarmakologi

pernah tidur yang cukup


4.5 dorong pola makan

Tidak
menunjukkan

2.

Jarang menunjukkan

dengan

porsi

sedikit

3.

Kadang menunjukkan

mungkin

4.

Sering menunjukkan

meningkatkan kenyamanan

5.

Secara konsistensi

4.6

untuk

berikan

informasi

mengenai mual
Defitsit

perawatan

berhubungan
kelemahan

diri Motivasi

Peningkatan Latihan

dengan Setelah dilakukan tindakan 5.1

gali

pengalaman

keperawatan selama 3x8 jam sebelum melakukan latihan


dengan indikator :

5.2

Rencana

dampingi

untuk melakukan latihan


5.3 lakukan latihan bersama

melakukan (3)

Mengembangkan rencana 5.4 monitor TTV


tindakan (2)
Memperoleh

dukungan

(3)
Memulai

perilaku

mencapai target(3)
Dengan skala
1.

Tidak
menunjukkan

individu

pernah

Ansietas

2.

Jarang menunjukkan

3.

Kadang menunjukkan

4.

Sering menunjukkan

5. Secara konsistensi
berhubungan Tingkat kecemasan

dengan status kesehatan

Tehnik menennagkan

Setelah dilakukan tindakan 56.1

pertahankan

sikap

kep selama 3x8jam, ansietas yang tenang dan hati-hati


dapat

teratasi

dengan 6.2

pertahankan

kontak

indikator :

mata

Tidak ada Distress (4)

6.3 kurangi stimulus yang

Wajah tegang (5)

membuat

perasaan

Mengeluarkan rasa malah dan cemas


6.4 duduk
secara berlebihan (5)
Rasa

takut

dan

takut
bicara

yang dengan klien

disampaikan secara lisan


(4)
Dengan skala
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
Gangguan
berhubungan

5. Tidak ada
tidur Status Kenyaman Lingkungan Manajemen

pola

lingkungan

dengan Setelah dilakukan tindakan kenyamanan

halangan lingkungan

kep selama 3x8jam, gangguan 7.1


pola

tidur

dapat

ciptakan

lingkungan

teratasi yang nyaman & tenang

dengan indikator :

7.2 sesuaikan suhu ruangan

Suhu ruangan (3)

yang paling nyaman

Pencahayan ruangan (1)

7.3 sesuaikan pencahayan

Kontrol terhadap suara untuk memenuhi kebutuhan


kegiatan individu hindari
ribut (2)

Dengan skala

cahaya langsung dari mata

1.

Tidak terganggu

2.

Sedikit terganggu

3.

Cukup terganggu

4.

Banyak terganggu

Disfungsi

5. Sangat terganggu
seksual adaptasi terhadap disabilitas Manajemen

berhubungan

dengan fisik

gangguan fungsi tubuh

perilaku

seksual

Setelah dilakukan tindakan 8.1

identifikasi

perilaku

keperawatan selama 1 x 8 seksual yang tidak dapat


jam, disfungsi seksual dapat diterima
teratasi dengan indikator :
Menyampaikan

8.2

secara pasien

diskusikan

dengan

mengapa

tingkah

lisan kemampuan untuk laku seksual atau verbal


terhadap tidak dapat diteri

menyesuaikan
disabilitas. (2)
Beradaptasi

terhadap

keterbatasan

secara

fungsional. (3)
Melaporkan

penurunan

citra diri negatif. (2)


Dengan skala
1.

Tidak pernah dilakukan

2.

Jarang dilakukan

3.

Kadang dilakukan

4.

Sering dilakuka

5.

Secara
dilakukan

konsistensi

Defisit

pengetahuan Pengetahuan proses penyakit

Pengajaran proses penykit

berhubungan

dengan Setelah dilakukan tindakan 9.1

kurang

sumber keperawatan selama 3x8 jam, pengetahuan dengan proses

pengetahuan

defisit

pengetahuan

dapat

teratasi

dengan 9.2

jelaskan

penyebab 9.3

review

Efek fisiologis penyakit 9.4


dan

Potensial
penyakit (3)

penyakit

9.5

berikan

mengenai
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
banyak

sesuai
informasi

komplikasi kepada keluarga/ orang


yang penting bagi pasien

Ket

5. Pengetahuan

mengenai

gejala kebutuhan

penyakit (3)

jelaskan

proses

(3)
Tanda

pengetahuan

pasien mengenai kondisinya

penyakit (2)

patofiologi

pnyakit

Faktor-faktor

tingkat

pasien penyakit yang spesifik

indikator :

Kaji

sangat

pasien

perkembangan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/Jam
14/09/16

DX
I

15.30

1.1

Implementasi
Evaluasi Proses
melakukan pengkajian S = pasien mengatakan nyeri bagian

secara konpeherensif

perut skala 6
O = wajah pasien meringis menahan
nyeri

15.35

II

2.1 memonitor kecepatan , S = pasien mengatakan nafasnya sesak


irama,

kedalaman,

& O = pasien sesak, RR=33x/i, terpasang

kesulitan bernafas.

O2 liter

2.5 memberikan O2
15.40

II

2.6

memberi

posisi

semi S = pasien mengatakan sesak ketika

fowler

berbaring
O = posisi semi fowler

17.00

III,IV

3.3 memonitor sekret yang S = pasien mengatakan batuk


keluar
4.3

O = jumlah sekret sedikit

mengajari

penggunaan S = pasien mengatakan sering mual

tehnik nonfarmakologi
17.25

I,III

1.6

memberikan

O = relaksasi nafas dalam


terapi S = -

analgetik

O = injeksi novaldol 3x100 mg, obat

3.4 memberikan terapi obat oral ambroxol 3x1 syrup


oral
17.45

5.2

mendampingi

individu S = pasien mengatakan aktivitas dibantu

melakukan latihan

oleh suami
O = pasien lemah terbaring, 5444 4445
5433 3345

18.00

II,V

2.4 memonitor TTV

S=-

5.4 memonitor TTV

O = Td = 110/70mmHg, N = 90 x/i,
RR= 28x/i, s=360c

20.25

VI

6.1 mempertahankan sikap S = pasien mengatakan cemas dengan


yang tenang dan hati-hati

kesehatannya
kunjung sembuh

sekarang

yang

tak

O = pasien gelisah, tangan berkeringat


20.35

VII

7.1 menciptakan lingkungan S = pasien mengatakan susah tidur


yang nyaman & tenang
7.2

menyesuaikan

karena lingkungan yang berisik dan


suhu ribut

ruangan yang paling nyaman


16.09/16

21.15

1.1

melakukan

O = pasien lemah, kantung mata hitam,

sering menguap.
pengkajian S = pasein mengatakan masih nyeri dan

secara konpeherensif

tadi pagi dilakukan pengambilan cairan.


O = nyeri hilang timbul, abdomen
teraba lunak & masih bengkan terdapat
bekas penusukan untuk pengeluaran
cairan.

1.2

mengobservasi

adanya S = -

petunjuk nonverbal mengenai O = pasien meringis, menahan nyeri


ketidaknyamanan
21.25

II,III

2.3 memonitor keluhan

S = pasien mengatakn sesak masih tapi


sudah mulai berkurang
O = RR = 22 x/i, O2

3.3 memonitor sekret yang S = pasien mengatakan masih mengeluh


keluar

batuk
O = sekret berjumlah sedikit

21.45

IV

4.2 mendorong pasien untuk S = pasien mengatakan masih sering


belajar

strategi

mual
22.00

VI

mengatasi mual
O = keadaan umum sedang, lemah

6.3 mengurangi stimulus yang S = pasien mengatakan masih kepikiran


membuat perasaan takut dan dengan kondisinya sekarang
cemas

O = pasien bingung, kontak mata

6.4 duduk dan bicara dengan kurang


klien
IX

9.1

menkaji

tingkat S = pasien mengatakan tidak mengerti

pengetahuan dengan proses tentang penyakit yang dideritanya

penyakit yang spesifik


00.45

I,

1.6

memberikan

O = pasien bingung dan tidak paham


terapi S = -

analgetik

O = Furosemid 2 x 10 mg, Novaldol


100 mg drip RL, Ambroxol 3 x1 oral.
S=-

06.00
Senin

II,V
I

19.09.16

2.4me monitor TTV

O = TD = 100/70 mmHg, N = 80 x/i,

5.4 memonitor TTV


RR= 20 x/i, S = 360c
1.1 melakukan pengkajian S = pasien mengatakan nyeri berkurang
secara konpeherensif

15.20

skala 3
O = pasien tenang

1.5

memberikan

informasi S= -

mengenai nyeri

O = pasien mengerti tenang dan


kooperatif

15.35

II,III,I
V

2.3 memonitor keluhan sesak S = pasien mengatakan sudah tidak


nafas

sesak lagi
O = RR: 18 x/i, O2 tidak terpasang

3.3 memonitor sekret yang S = pasien mengatakan batul berkurang


keluar
4.4

O = tidak ada pengeluaran sekret

meningkatkan

istirahat S = pasien mengatakan mual berkurang

dan tidur yang cukup


17.25

5.3

melakukan

O = keadaan baik
latihan S = pasien mengatakan sudah bisa

bersama

melakukan

aktivitas

sendiri

secara

perlahan, tanpa bantuan suami


O = keadaan umum baik, sudah bisa
melakukan aktivitas di tempat tidur
17.30

IX

9.2 mereview pengetahuan S = tentang kondisi pasien

O = pasien mampu mengulang ttg


kondisinya terhadap penyakit yang
dirasakan

9.3

memberikan

informasi S = -

kepada

keluarga

mengenai O = keluarga tenang, kooperatif, sabar

kondisi pasien
17.45

VI

dalam menerima kondisi pasien

6.1 mempertahankan sikap S = pasien mengatakan mengerti dan


yang tenang

paham dengan kondisi kesehatannya.


O = pasien tenang dan kooperatif

18.00

II,V

2.4 monitor TTV

S=-

5.4 monitor TTV

O = Td : 120/70 mmHg, N : 88x/i, RR :


18 x/i, S : 360c

19.00

VIII

8.1

mendiskusikan

dengan S = pasien mengatakan sudah 5 bulan

pasien mengapa tingkah laku tidak berhubungan seksual


seksual tidak dapat diterima
20.05

VII

O=-

7.1 menciptakan lingkungan S = pasien mengatakan sudah bisa tidur


yang nyaman

nyenyak
O = pasien tidak menguap lagi,

Selasa

20/09/16

kooperatif, kontak mata baik.


1.1 lakukan pengkajian secara S = pasien mengatakan nyeri jarang
konpeherensif

09.20

timbul
O = wajah tenang

09.50

10.00

VI

6.1 pertahankan sikap yang S = pasien mengatakan sudah bisa


tenang dan hati-hat

pulang kerumah
O=-

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ibu A
No
1

Tgl/ Waktu
14/09/16

No. Rekam Medik :92xx


Diagnosa
I

22.00

Evaluasi
S = pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
skala 6
O = perut teraba keras & masih bengkak,
Mengenali kapan nyeri terjad i(3)
Menggunakan tindakan pengurangan nyeri
tanpa analgetik (3)
A = Masalah nyeri akut belum teratasi
P = lanjutkan intervensi 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5

II

S = pasien mengatakan sesak sudah berkurang


sedikit
O = RR : 24 x/i, Masih terpasang O2 3 ltpm,
Frekuensi pernafasan normal (3)
A = masalah ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
P = lanjutkan intervensi 2.1, 2.3, 2.4, 2.5

III

S = Pasien mengatakan masih sering batuk


O = jumlah sekret sedikit, berwarna putih,
Melakukan tindakan mengurangi gejala (3)
Melaporkan gejala yang terkontrol (2)
A = masalah ketidakbersihan jalan nafas belum
teratasi
P = lanjutkan intervensi 3.1, 3.2 , 3.3, 3.4

IV

S = pasien menagtakan masih sering mual

O = pasien lemah terbaring ditempat tidur, porsi


diit makan habis

Mengenali onset mual (2)

Mendiskripsikan faktor penyebab (2)


A = masalah mual belum teratasi
P = lanjutkan intervensi 4.1, 4.2, 4.3, 4.4
S = pasien mengatakan tubuhnya masih lemah

dan aktivitas masih dibantu oleh suami


O = pasien lemah terbaring ditempat tidur,
aktivitas dibantu suami 5444 4445
5433 3345
A = masalah defisit perawatan diri belum teratasi
P = lanjutkan intervensi 5.1, 5.2, 5.3, 5.4

VI

S = pasien mengatakan cemas dengan kondisi


status kesehatannya sekarang
O = pasien gelisah, dan sedih
A = masalah ansietas belum teratasi
P = lanjutkan intervensi 6.1, 6.2, 6.3 , 6.4

VII

S = pasien mengatakan masih sulit untuk tidur


karena suara ribut dan suhu ruangan yang dingin
O = pasien menguap, dan mengantuk serta gelisa
A = masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P = lanjutkan intervensi 7.2

16/09/16
07.00

S = pasien mengatakan nyeri berkurang skala 4


I

O = pasien tenang, abdomen teraba lunak, masih


bengkan, nyeri tekan masih
Menggunakan tindakan pengurangan nyeri

tanpa analgetik (3)


A = masalah nyeri akut teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi 1.4, 1,5
II

S = pasien mengatakan sesak mulai berkurang


O = RR: x/i, O2 sudah tidak terpasang
Frekuensi pernafasan normal (3)
Irama pernafasan (1)
TTV (2)
A = masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi
sebagian
P = lanjutkan intervensi 2.3, 2.4, 2.5

III

S = pasien mengatakan batuk sudah mulai


berkurang
O = jumlah sekret minimal
Melaporkan gejala yang terkontrol (2)
A = masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi 3.3 & 3.4

IV

S = pasien mengatakan mual mulai berkurang


O = Mual sekali sehari, K.U sedang

Mengenali onset mual (2)

Mendiskripsikan faktor penyebab (2)


A = masalah mual teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi 4.4

VI

S = pasien mengatakan cemas mulai berkurang


O = pasien tenang tidak gelisah, tidak ada
ekspresi marah

Tidak ada Distress (4)


Wajah tegang (5)
Mengeluarkan rasa malah secara berlebihan
(5)
Rasa takut yang disampaikan secara lisan
(4)
A = masalah ansietas teratasi
P = pertahankan intervensi 6.1, 6.3
IX

S = pasein mengatakan mengerti dengan kondisi


tentang penyakitnya sekarang
O = pasien mampu mengulangi ttg penyakit
yang dideritanya kepada perawat

Faktor-faktor penyebab penyakit (2)

Efek fisiologis penyakit (3)

Tanda dan gejala penyakit (3)

Potensial komplikasi penyakit (3)


A = masalah defisiensi pengetahuan teratasi

Senin

19/09/16

P = pertahankan intervensi 9.2, 9.3


S = pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
skala 3
O = pasien tenang ,
A = masalah nyeri akut teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi 1.4

II

S = pasien mengatakan sesak nafas sudah hilang


O = Td : 110/70 mmHg. 88x/i, 18 x/i, 360c
Frekuensi pernafasan normal (3)
Irama pernafasan (1)
TTV (2)

A = masalah ketidakefektifan bersihan jalan


nafas teratasi
P = pertahankan intervensi 2.4
III
S = pasien mengatakan sudah jarang mengalami
batuk
O = tidak ada sekret
Melakukan tindakan mengurangi gejala (3)
A = masalah ketidak bersihan jalan nafas teratasi
P = pertahankan intervensi 3.4
IV
S = pasien mengatakan sudah tidak ada mual
O = K.u baik,

perubahan status (3)


A = masalah mual teratasi
P = pertahankan intervensi 4.4

V
S = pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas
dengan sendirinya
O = kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
Memperoleh dukungan (3)
Memulai perilaku mencapai target(3)
A = masalah defisit perawatan diri teratasi
P = pertahankan intervensi 4.4
VI
S = pasien mengatakan sudah bisa menerima
keadaan kondisi kesehatannya dengan baik
O = pasien tenang tidak ada distress, kooperatif
A = masalah ansietas teratasi
P = lanjutkan intervesi 6.1 6.3

VII
S = pasien mengatakan tidurnya nyenyak 8
jam/mala
O = k.u baik, tidak menguap, tercukupi tidurnya
Suhu ruangan (3)
Pencahayan ruangan (1)
Kontrol terhadap suara ribut (2)
A = masalah gangguan pola tidur teratasi
P = pertahankan intervensi 7.1 7.2
VIII
S

pasien

mengatakan

bisa

menerima

kondisinya
O = tidak ada penurunan citra diri
A = masalah disfungsi seksual teratasi
P = lanjutkan intervensi 8.2
IX
S = pasien mengatakan mengerti ttg penyakit
yang dideritanya
O = pengetahuan pasien tentang penyakitnya
sedang

Faktor-faktor penyebab penyakit (2)

Efek fisiologis penyakit (3)

Tanda dan gejala penyakit (3)

Potensial komplikasi penyakit (3)


A = masalah defisiensi pengetahuan teratasi
P = pertahankan intervensi 9.2

Selasa
20/09/16

S = pasien mengatakan nyeri yang dirasakan


sudah hilang tapi terkadang muncul sebentar
dengan durasi sebentar

O = pasien tenang senang, rencana pulang


A = masalah nyeri akut teratasi
P = delegasika intervensi ke poli 1.1 (pasien
pulang), intruksi dokter melakukan kontrol
kesehatan ke poli kandungan minggu depan
28/09

Anda mungkin juga menyukai