Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PADA TN. K DENGAN PERITONITIS


DI RUANG CEMPAKA RSUD BANYUMAS

Disusun Oleh :
Luthfi Annisa
2211040087

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2022
PENGKAJIAN KPERAWATAN

1. Biodata Pasien :
Nama : Tn. K
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Rawalo, Banyumas
Tanggal masuk RS : Selasa, 20 September 2022 pukul
Diagnosa medis : Peritonitis

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada daerah perut bekas operasi laparatomi.
3. Riwayat Penyakit :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Banyumas diantar dengan ambulan desa,
post jatuh dari pohon kelapa setinggi 13 meter, jatuh dalam posisi
duduk,pasien saat ini mengeluh merasa sesak nafas, nyeri punggung hingga
pinggang, kaki masih bisa merasakan sensasi sentuhan dan masih bisa
digerakkan, pasien masih bisa mengangkat bokong tapi nyeri. Pasien
dilakukan operasi laparatomi dan mengatakan nyeri pada perut bekas operasi
laparatomi.
P : Nyeri bertambah bila klien bergerak atau batuk dan berkurang apabila pasien
tidak banyak bergerak atau beristirahat dan setelah diberi obat.
Q : Nyeri dirasa seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan di area luka post operasi dan dapat menjalar ke seluruh
abdomen
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan belum pernah menderita sakit ini sebelumnya, sakit yang
dirasakan pasien saat ini merupakan sakit yang pertama kali dirasakan oleh
pasien. Pasien tidak memiliki riwayat sakit jantung, DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami klien, dan
keluarga yang lain tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM, hipertensi,
maupun penyakit menular dan keturunan lainnya.

Genogram :

Keterangan :
perempuan
laki-laki
pasien

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
KU lemah
Kesadaran composmentis, E : 4 M : 6 V : 5
TTV : TD : 110/55 mmHg
N : 73 kali/menit
S : 38,4 ℃
RR : 23 kali/menit
SPO2 : 92 % dengan o2 nasal kanul 3 liter/menit
b. Perubahan Aktivitas Sehari-hari
Pada saat sebelum sakit, kegiatan sehari-hari pasien normal dan dapat
dilakukan sendiri. Namun pada saat pasien sakit, pasien mengalami
kesulitan melakukan aktivitas, seperti makan dan minum mengalami
penurunan, istirahat tidur sering terganggu, BAB dan BAK mengalami
penurunan, personal hygiene kurang terpenuhi dikarenakan pasien
hanya bisa berbaring di atas tempat tidur dan hanya boleh melakukan
mobilisasi miri kanan miri kiri.

5. Pemerikasaan Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Pemerikasaan Biologis (Fisik


Persistem)
a. Sistem pernafasan
Terjadi perubahan pola dan frekuensi, pernapasan menjadi lebih cepat
akibat nyeri, frekuensi nafas 23 kali/menit, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada otot bantu nafas, tidak ada retraksi dinding dada, bentuk
dada simetris. Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.

b. Sistem pencernaan
BB : 59 kg
TB : 164 cm
IMT 21,93 (normal)
Pasien tidak merasakan mual ataupun muntah, belum BAB selama sakit
dan dirawat, flatus (+), diit cair susu 6 x 50 cc, nafsu makan menurun.
Bentuk abdomen simetris/rata, tidak ada benjolan/masa, peristaltik usus
8x /menit terdengar lambat, terdapat nyeri tekan pada abdomen luka bekas
operasi, tidak ada pembesaran hepar, suara abdomen tympani, tidak ada
asites

c. Sistem penginderaan
Mata lengkap dan simetris kanan dan kiri tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata, sclera putih, konjungtiva anemis, kornea jernih, reflek +,
pupil isokor.
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret atau sumbatan pada
lubang hidung, ketajaman penciuman normal, dan tidak ada kelainan.

Bibir berwarna merah muda, lidah berwarna merah muda, mukosa bibir
kering, tonsil tidak membesar
Telinga simetris kanan dan kiri, ukuran sedang, kanalis telinga bersih
kanan dan kiri, tidak ada benda asing dan bersih pada lubang telinga, Klien
dapat mendengar suara dengan baik.
d. Sistem perkemihan
Bersih, tidak ada keluhan berkemih. Pasien terpasang DC kateter
produksi urine ± 900 cc/hari, warna kuning jernih dan bau khas urine
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran
pada kelenjar getah bening bagian leher. Tidak terdapat hipoglikemia dan
hiperglikemia. Tidak terdapat riwayat luka sebelumnya dan tidak terdapat
riwayat amputasi sebelumnya.
f. Sistem integument
Penilaian edema tidak ada edema ekstremitas dan tidak ada pitting
edema. Tidak terdapat peradangan dan ruam pada kulit. Tidak terdapat luka
nyeri tekan, kulit kering, turgor kulit jelek, elastisitas kulit kurang.
g. Sistem persyarafan
Status memori panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, dapat
berorientasi pada orang, tempat dan waktu, tidak ada keluhan pusing,
istirahat tidur 5-6 jam/hari, sering terbangun saat nyeri atau saat ingin
berkemih. Pada pemeriksaan saraf kranial, nervus I Klien dapat
membedakan bau, nervus II Klien dapat melihat dan membaca tanpa
memakai kacamata, nervus III Klien dapat menggerakkan bola mata
kebawah dan kesamping, nervus IV pupil mengecil saat dirangsang cahaya,
nervus V Klien dapat merasakan sensasi halus dan tajam, nervus VI Klien
mampu melihat benda tanpa menoleh, nervus VII Klien bisa senyum dan
menutup kelopak mata dengan tahanan, nervus VIII Klien dapat mendengar
gesekan jari, nervus IX uvula berada ditengah dan simetris, nervus X Klien
dapat menelan, nervus XI Klien bisa melawan tahanan pada pipi dan bahu,
dan nervus XII Klien dapat menggerakkan lidah.

h. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi bebas, otot simetris kanan dan kiri. Pada pemeriksaan
tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan, kaki kiri didapatkan kekuatan otot
5. Rentang gerak terbatas, aktivitas pasien dibantu oleh keluarga/ perawat
i. Sistem imunitas
Pasien tidak memiliki gangguan pada sistem imunita, pasien juga tidak
memiliki riwayat penyakit sistim imun.

6. Pemerikasaan Psiko, Sosio, Spiritual


a. Hubungan factor psikologis terhadap penyakit klien
1) Perilaku non verbal : Pasien dapat berkomunikasih dengan baik
2) Perilaku verbal
a) Cara menjawab : Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan
baik.
b) Cara member informasi : Pasien dapat memberikan informasi dengan
jelas
3) Emosi pasien : dapat mengontrol emosi
4) Persepsi penyakit : Pasien tampak bingung dengan penyakitnya yang
sekarang karena tidak biasa mengalami sakit perut seperti ini
5) Konsep diri : Baik, pasien ingin cepat sembuh dari penyakitnya
6) Adaptasi : Baik, klien dapat menahan sakitnya
7) Mekanisme pertahanan diri : Baik
b. Hubungan factor social terhadap penyakit klien
1) Pola komunikasi : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dan dapat
menjelaskan tentang sakit yang dirasakan klien.
2) Orang yang dapat memberikan rasa nyaman : Istri dan anak pasien.
3) Orang yang paling berharga bagi pasien: Istri dan anak pasien.
4) Hubungan dengan keluarga dan masyarakat : Baik, dengan tetangga dan
masyarakat setempat.

c. Hubungan factor spiritual terhadap penyakit klien


1) Keyakinan : pasien menganut agama islam
2) Ketaatan beribadah : Shalat dan mengaji
3) Keyakinan terhadap penyembuhan : Dengan pengobatan yang dijalani
pasien yakin akan bisa sembuh dari penyakitnya.

7. Pemeriksaan penunjang (bila ada)

Tgl Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Intepretasi


20/09/22 Ro Thorak -Suspect contusio
pulmo dextra
-besar cor normal
Ro vertebra cervical Tak tampak lesi
AP
Ro Vertebra Thoracal Kompresi T12
AP
Ro Vertebra Wedge kompresi
Lumbosacral AP L1
21/09/22 MRI Canalis stenosis
setinggi VL 1 pada
burst fraktur
22/09/22 USG Abdomen Tampak cairan
bebas minimal di
splenorenal space
22/09/22 Abdomen 3 posisi Ileus obstruksi
dengan perforasi
intestinal
24/09/22 Laboratorium PK Hb : 9.7 13.2-17.3
Ht : 27.4 39.6-51.9
Trombosit : 134 150-450
23/09/22 Laboratorium PK Leukosit : 7.36 5.00-13.50
BUN : 73.0 7-18
Albumin : 2.7 3.4-5.0
Kreatinin : 1.44 0.60-1.30
Klorida 106 98-107
Kalium 4.9 3.5-5.1
Natrium 145 136-145
PT : 10 9.4-12.5
APTT : 28.7 25.1-36.5
HbsAg : Negatif Negatif

8. Terapi
- Inf. RL 20tpm
- inj.Ciprofloxacin 2x400
- inj.Metronidazol 3x500mg
- Inj. Ketorolac 3x30mg
- Inj.ranitidin 2x50mg
- Inj. Citicolin 500mg/12jam
- Inj. Mecobalamin 500mcg/8jam
- Inj. MP 125mg/8jam
- Inj. Omeprazole 40mg/12jam
ANALISA DATA

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOL DIAGNOSA


OGI
26/09/2022 DS : Pasien mengatakan merasa Nyeri akut Agen Nyeri akut
10.00 WIB nyeri pada luka post operasi cedera berhubungan
laparatomi fisik dengan agen cidera
P : Nyeri bertambah bila klien fisik
bergerak atau batuk dan
berkurang apabila pasien tidak
banyak bergerak atau beristirahat
dan setelah diberi obat.
Q : Nyeri dirasa seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan di area luka
post operasi dan dapat menjalar
ke seluruh abdomen
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
26/09/2022 Ketidakseimbangan Intake Ketidakseimbangan
10.00 WIB nutrisi kurang dari nutrisi nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang kebutuhan tubuh
tidak berhubungan
adekuat dengan intake
nutrisi tidak adekuat

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat
RENCANA TINDAKAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI) Rasional Nama/TTD


Keperawatan Hasil (SLKI)
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1. Mengetahui lokasi,
berhubungan dengan tidakan keperawatan Observasi karakteristik, durasi,
agen cidera fisik selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan
diharapkan keluhan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas intensitas nyeri dari
nyeri pasien berkurang nyeri pasien
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi nyeri 2. Mengetahui tingkat
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi adanya respon nyeri non nyeri yang dirasakan
menurun dari 2 (cukup verbal pasien
meningkat) menjadi 3 Nursing care 3. Mengetahaui hal-hal
(sedang). 1. Fasilitasi posisi yang nyaman bagi yang dapat memperberat
2. Meringis menurun klien ataupun memperingan
dari 2 (cukup 2. Berikan teknik non farmakologis nyeri yang dirasakan
meningkat) menjadi 3 untuk mengurangi rasa nyeri (misal pasien
(sedang) Tens, hipnotis, akupresur, terapi 4. Mengetahui seberapa
3. Gelisah menurun dari music, teknik imajinasi terbimbing, besar rasa nyeri
2 (cukup meningkat) teknik nafas dalam, kompres mempengarui
menjadi 3 (sedang) hangat/dingin) kualitas hidup pasien
4. Frekuensi nadi 3. Lakukan reposition (hanya boleh 5. Mengurangi tingkat
membaik dari 3 (sedang) dilakukan 1 kali) jika diperlukan nyeri pasien/ mengalihkan
menjadi 4 (cukup 4. Kontrol Lingkungan yang
membaik) memperberat rasa nyeri (missal suhu pasien dari rasa nyerinya
ruangan, pencahayaan, suara 6. Mengurangi resiko
kebisingan) factor yang dapat
5. Fasilitasi istirahat dan tidur memperberat
Edukasi nyeri/menimbulkan nyeri
1. Jelaskan penyebab, periode, dan 7. Mengalihkan dan
pemicu nyeri memenuhi kebutuhan
2. Ajarkan teknik non farmakologis istrahat pasien
untuk meredakan nyeri (teknik nafas 8. Memberikan informasi
dalam, teknik distraksi, teknik terkait nyeri yang
imajinasi terbimbing) dirasakan Pasien
Kolaborasi 9. Memudahkan pasien
1. Kolaborasi dengan dokter pemberian untuk mengotrol nyeri
analgetik, jika perlu dengan cara sederhana
2. Kolaborasi dengan dokter untuk 10. Membantu pasien
dilakukan pembedahan dan mengatasi saat rasa nyeri
pemasangan pen, jika perlu muncul
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Membantu menegtahui
nutrisi kurang dari tidakan keperawatan Observasi : tanda dan gejala nutrisi
kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam, 1. Identifikasi status nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi tubuh
intake nutrisi tidak pasien membaik dengan makanan 2. Membantu pasien
adekuat kriteria hasil: 3. Identifikasi makanan yang disukai mengetahui perubahan
1. Frekuensi makan 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan berat badan setelah
membaik dari 3 (sedang) jenis nutrient diberikan informasi
menjadi 4 (cukup 5. Identifikasi perlunya penggunaan tentang memenuhi
membaik) selang nasogatrik kebutuhan nutrisI
2. Nafsu makan 6. Monitor asupan makanan 3. Makanan secara
membaik dari 3 (sedang) 7. Monitor berat badan menarik dapat
menjadi 4 (cukup 8. Monitor hasil pemeriksaan meningkatkan
membaik) laboratorium nafsu makan pasien
3. Membran mukosa Nursing care 4. Makanan yang tinggi
membaik dari 3 (sedang) 1. Lakukan oral hygiene sebelum serat untuk mencegah
menjadi 4 (cukup makan, jika perlu terjadinya konstipasi
membaik) 2. Fasilitasi menentukan pedoman diit 5. Membantu menambah
(misal piramida makanan) nafsu makan pasien
3. Sajikan makanan secara menarik dan 6. Akan meningkatkan
suhu yang sesuai pencapaian dan
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mempertahankan berat
mencegah konstipasi badan yang sehat serta
5. Berikan makanan tinggi kalori dan gaya hidup
tinggi protein yang lebih kuat dan aktif.
6. Berikan suplemen makanan, jika 7. Diet sesuai dengan
perlu kebutuhan nutrisi pasien
7. Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatrik, jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Ajarkan diit yang diprogamkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (misal Pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu
IMPLEMENTASI

No Tgl/Jam No. Diagnosa Implementasi Evaluasi Nama/TTD


1. 26/09/2022 1 Melakukan Pengkajian S:
13.00 1.1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Klien mengatakan nyeri saat
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas Bergerak dan batuk.
nyeri - klien mengatakan nyeri seperti
1.2 Mengidentifikasi respon nyeri non terusuk tusuk.
verbal. - klien mengatakan nyeri di
1.3 MengidentiFikasi factor yang bagian perut lika post op.
memperberat dan memperingan nyeri. - Klien mengatakan faham
1.4 Memberikan teknik non farmakologis diajarkan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri. - Klien mengatakn nyerinya
1.1 Mengajarkan teknik non farmakologis Belum berkurang, skala 4
untuk mengurangi rasa nyeri O:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak meringis
- Klien mencoba mempraktekkan
teknik nafas dalam
TD : 110/55 mmHG
N : 73 x/mnt
S : 38,4 C
RR : 23 x/mnt
SPO2 92% dg o2 3 lpm
A:
Masalah nyeri akut pada pasien
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
-Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas
Nyeri
-Mengidentifikasi respon nyeri non
verbal.
-MengidentiFikasi factor yang
memperberat dan memperingan
nyeri.
-Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
-Mengajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
2. 26/09/2022 2 Melakukan pengkajian S:
13.00 2.1 Mengidentifikasi status nutrisi -Klien mengatakanpusing dan
2.2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi kurang nafsu makan
makanan - Klien mengatakan tidak memiliki
2.3 Mengidentifikasi makanan yang alergi terhadap makanan
disukai - Klien mengatakan menyukai dan
2.4 Mengidentifikasi perlunya penggunaan mau memakan segala jenis makanan
selang nasogatrik tanpa memilih-milih
2.5 Monitor asupan makanan O:
2.6 Monitor berat badan -Kesadaran CM, akral teraba hangat
2.7 Hentikan pemberian makanan melalui -NGT pasien dilepas dan pasien
selang nasogatrik, jika asupan oral dapat dianjurkan untuk diit cair berupa
ditoleransi susu 6 x 50 cc
2.8 Menganjurkan untuk makan sedikit - TD : 110/55 mmHG
tapi sering N : 73 x/mnt
S : 38,4 C
RR : 23 x/mnt
SPO2 92% dg o2 3 lpm
- BB sebelum sakit 62
BB setelah sakit 59
-Terpasang terapi inf NACl/Sodium
Chloride 0,9 %
-Pasien menghabiskan 1 gelas susu
sebanyak 50 cc
A:
Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi alergi dan
intoleransi makanan
- Mengidentifikasi makanan yang
disukai
- Mengidentifikasi perlunya
penggunaan selang nasogatrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatrik, jika
asupan oral dapat ditoleransi
- Menganjurkan untuk makan sedikit
tapi sering
3. 27/09/2022 1 Melakukan Pengkajian S:
10.00 WIB 1.1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Klien mengatakan nyeri saat
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas bergerak dan batuk sudah berkurang.
nyeri - klien mengatakan nyeri seperti
1.2 Mengidentifikasi respon nyeri non terusuk tusuk berkurang.
verbal. - klien mengatakan nyeri di
1.3 MengidentiFikasi factor yang bagian perut luka post op berkurang.
memperberat dan memperingan nyeri. - Klien mengatakan faham
1.4 Memberikan teknik non farmakologis diajarkan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri. - Klien mengatakn nyerinya
1.1 Mengajarkan teknik non farmakologis Sudah berkurang, skala 3
untuk mengurangi rasa nyeri O:
- Klien tampak lebih tenang
- Klien sudah tidak tampak meringis
kesakitan
TD 131/72 mmHg
N 75 kali/menit
S 37.7℃
RR 20 kali/menit
SPO2 95% NK 3 lpm
- Klien mencoba mempraktekkan
teknik nafas dalam
A : Masalah nyeri akut pasien
teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
4. 27/09/2022 2 Melakukan pengkajian S:
10.00 WIB 2.1 Mengidentifikasi status nutrisi -Klien mengatakan pusing sedikit
2.2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi berkurang dan nafsu makan sedikit
makanan membaik
2.3 Mengidentifikasi makanan yang - Klien mengatakan tidak memiliki
disukai alergi terhadap makanan
2.4 Mengidentifikasi perlunya penggunaan - Klien mengatakan menyukai dan
selang nasogatrik mau memakan segala jenis makanan
2.5 Monitor asupan makanan tanpa memilih-milih
2.6 Monitor berat badan
2.7 Hentikan pemberian makanan melalui O :
selang nasogatrik, jika asupan oral dapat -Kesadaran CM, akral teraba hangat
ditoleransi -NGT pasien dilepas dan pasien
2.8 Menganjurkan untuk makan sedikit dianjurkan untuk diit cair berupa
tapi sering susu 6 x 50 cc
- Klien tampak menghabiskan 1
gelas susu sebanyak 50 cc yang
sudah disediakan
TD 131/72 mmHg
N 75 kali/menit
S 37.7℃
RR 20 kali/menit
SPO2 95% NK 3 lpm
- BB sebelum sakit 62
BB setelah sakit 59
-Terpasang terapi inf NACl/Sodium
Chloride 0,9 %
-Pasien menghabiskan 1 gelas susu
sebanyak 50 cc
A:
Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P : Pertahankan intervensi
5. 28/09/2022 1 Melakukan Pengkajian S:
11.00 WIB 1.1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Klien mengatakan nyeri saat
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas bergerak dan batuk sudah berkurang.
nyeri - klien mengatakan nyeri seperti
1.2 Mengidentifikasi respon nyeri non terusuk tusuk berkurang.
verbal. - klien mengatakan nyeri di
1.3 MengidentiFikasi factor yang bagian perut luka post op berkurang.
memperberat dan memperingan nyeri. - Klien mengatakan faham
1.4 Memberikan teknik non farmakologis diajarkan teknik nafas dalam
untuk mengurangi rasa nyeri. - Klien mengatakn nyerinya
1.1 Mengajarkan teknik non farmakologis Sudah berkurang, skala 2
untuk mengurangi rasa nyeri O:
- Klien tampak tenang
- Klien sudah tidak tampak meringis
kesakitan
TD: 123/80
N : 70
S : 36,6
RR : 21
SPO2 94 % NK  3 lpm 
- Klien mencoba mempraktekkan
teknik nafas dalam
A : Masalah nyeri akut pasien
teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
6. 28/09/2022 2 Melakukan pengkajian S:
11.00 WIB 2.1 Mengidentifikasi status nutrisi -Klien mengatakan nafsu makan
2.2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi sudah membaik
makanan - Klien mengatakan tidak memiliki
2.3 Mengidentifikasi makanan yang alergi terhadap makanan
disukai - Klien mengatakan menyukai dan
2.4 Mengidentifikasi perlunya penggunaan mau memakan segala jenis makanan
selang nasogatrik tanpa memilih-milih
2.5 Monitor asupan makanan O:
2.6 Monitor berat badan -Kesadaran CM, akral teraba hangat
2.7 Hentikan pemberian makanan melalui -NGT pasien dilepas dan pasien
selang nasogatrik, jika asupan oral dapat dianjurkan untuk diit cair berupa
ditoleransi susu 6 x 50 cc
2.8 Menganjurkan untuk makan sedikit - Klien tampak menghabiskan 1
tapi sering gelas susu sebanyak 50 cc yang
sudah disediakan
TD: 123/80
N : 70
S : 36,6
RR : 21
SPO2 94 % NK  5 lpm 
- BB sebelum sakit 62
BB setelah sakit 59
-Terpasang terapi inf NACl/Sodium
Chloride 0,9 %
-Pasien menghabiskan 1 gelas susu
sebanyak 50 cc
A:
Masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
sebagian
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai