B
DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA
DI RUANG BOUGENVIL RS PERMATA HATI
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn. B
Umur : 67 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Klungkung
Tanggal Masuk : 13Desember 2020
Tanggal Pengkajian : 13 Desember 2020
No. Register : 176653
Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hyperplasia
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RS Permata Hati karena mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah. Nyeri terasa panas dan berdenyut, skala nyeri 6. Pasien mengatakan
sebelum dibawa ke RS, saat BAK sudah merasakan nyeri dan bercampur darah.
Lalu pasien dirawatinapkan di ruang Bugenvil dengan diagnose medis BPH. Terapi
yang didapatkan pasien yaitu Infus RL 20 tpm, Cefotaxime 3x1 gr, Ketorolac 3x30
mg/ml, Ranitidin 2x25 mg, Diet TKTP.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena demam
berdarah.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti yang
pasien derita. Juga tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti hepatitis, TB;
dan penyakit keturunan.
3. Genogram :
Keterangan
: meninggal : menikah
: laki-laki : keturunan
: perempuan
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Orang tua pasien telah
meninggal. Pasien tinggal dengan keluarga anaknya yg ke-2. Di keluarga pasien
tidak ada yang memiliki penyakit seperti yang pasien derita.
4. Riwayat Sosio-kultural
Pasien mengatakan tempat tinggalnya lumayan bersih, tidak ada bahaya yang
mengancam di lingkungan tempat tinggalnya. Pasien tinggal di pedesaan dengan
suasana dan udara yang relatif bersih, tetapi jika ada kendaran lewat ada polusi.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: lemah, kesadaran komposmentis GCS 15 ( E4,M6,V5)
b. Tanda Vital: TD 130/80 mmHg, Nadi 82 kali/menit, RR 20 kali/menit, Suhu
36,2C
c. Kepala : bentuk kepala simetris, tidak tampak adanya benjolan dan lesi (-),
kulit kepala bersih dan distribusi rambut merata; Pa : Tidak teraba adanya
massa dan pembengkakan.
d. Mata : Mata simetris, konjungtiva anemis, pasien dapat menggerakan bola
mata ke samping kiri dan kanan serta atas-bawah, ukuran pupil 3 mm, sclera
tidak ikterik, terdapat lingkar hitam dibawah mata, tidak ada nyeri tekan.
e. Hidung: Hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada penyumbatan di lubang
hidung, tidak ada lesi di area hidung, Tidak ada teraba adanya pembengkakan,
nyeri tekan dan nyeri lepas (-).
f. Telinga: Telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen,
tidak tampak adanya pendarahan, tidak ada lesi, tidak ada tanda-tanda infeksi,
tidak menggunakan alat bantu dengar, tidak ada nyeri tekan di area telinga.
g. Mulut: Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi dan sariawan, tidak ada
pembengkakan pada gusi.
h. Leher: Tidak ada lesi jaringan parut, tidak ada pembengkakan
kelenjartiroid, tidak teraba adanya massa di area leher, tidak ada teraba
pembesaran kelenjara limfe
i. Dada dan Punggung
Dada simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang, tidak ada lesi di area
dada Klien, frekuensi napas RR 20×/menit. Pa : Taktil fremitus getarannya
sama kiri dan kanan, tidak teraba adanya massa dan benjolan Pe : Resonan
seluruh lapang paru Aus: Vesikuler
Jantung: Ictus cordis tidak tampak, tidak ada lesi pada dada sebelah kiri; Pa :
Ictus cordis teraba; Pe : Dullness; Aus : Bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama
reguler (lup dup), tidak terdapat bunyi jantung tambahan murmur, gallop.
j. Abdomen : Tidak ada lesi diarea perut klien, warna kulit Klien sama dengan
kulit lainnya, nyeri tekan di hipogastrik (+), bising usus 20 x/menit
k. Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan sebelah kiri Klien,
pergerakan ekstremitas baik, capilary refil < 3 detik, akral hangat.
Ektremitas bawah: Kedua kaki pasien baik, capilary refil <3 detik, tidak teraba
adanya massa.
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
l. Genetalia
Urine bercampur darah, terpat nyeri saat BAK.
m. Anus : pemeriksaan colok dubur (Rectal Touher) dijumpai nodul atau
benjolan pada prostat.
7. Data Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik) :
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 15 Desember 2020:
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 11.200 sel/mm3 5000-10.000
Eritrosit 3,44 10^6/uL 4,7 – 6,1
Hematokrit 30,9 % 42 – 52
LED 25 Mm/jam 0 – 20
Hemoglobin 10,8 gr/dl 14 – 17
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat dingin,
terapi bermain
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Retensi urine b/d SLKI : (L.04034) SIKI :
peningkatan tekanan uretra Setelah dilakukan perencanaan keperawatan Kateterisasi Urine (I.04148)
ditandai d/d pasien selama 2 x 24 jam, maka eliminasi urine Observasi
mengatakan BAK disertai membaik, dengan kriteria hasil:
1. Periksa kondisi pasien
rasa nyeri, BAK dirasa 1. Disuria menurun
(mis, kesadarn, tanda
tidak tuntas dan masih 2. Mengompol menurun
tanda vital, daerah
sering menetes (dripping),
perineal, distensi
pasien sering terbangun di
kandung kemih,
malam hari untuk BAK,
inkontenesia urine, reflex
nyeri tekan di hipogastrik
berkemih)
(+), pemeriksaan colok
dubur dijumpai nodul atau
Terapeutik
benjolan pada prostat.
1. Siapkan peralatan, bahan
bahan dan ruangan
tindakan
2. Siapkan pasien: bebaskan
pakaian bawah dan
posisikan dorsal
rekumben
3. Pasang sarung tangan
4. Bersihkan daerah
perineal atau proposium
dengan cairan NaCl atau
aquadest
5. Lakukan insersi kateter
urine dengan menerapkan
prinsip aseptic
6. Sambungkan kateter
urine dengan urine bag
7. Isi balon dengan dengan
Nacl 0.9 % sesuai
anjuran pabrik
8. Fiksasi selang kateter
diatas simpisis atau di
paha
9. Pastikan kantung urine
ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
10. Berikan label waktu
pemasangan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urine
2. Anjurkan menarik nafas
saat insersi selang kateter
E. EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
3 Selasa, 16/12/2020 3 S: Pasien mengatakan paham dan merasa
nyaman dengan informasi yang telah
diberikan
O: Kateter urin masih terpasang,
Suhu : 36C
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan Kondisi