Oleh:
18.321.2862
A12-A
2021
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Gastritis Akut Dengan
Intervensi Terapi Herbal Jus Aloe Vera (Lidah Buaya) di Banjar Semingan Desa Petiga
Kecamatan Marga
2021
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama Pasien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :O
Umur : 44 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 160 cm/65 kg
Penampilan : Bersih dan rapi
Alamat : Br. Semingan, Petiga, Marga
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal Pengkajian : 6 Mei 2021
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Alamat : Br. Semingan, Petiga, Marga
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam melakukan BABnya,
biasanya pasien berak 1x sehari dengan jumlah yang tidak terlalu
banyak pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna
kuning kecoklatan.
Saat Sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya, biasanya
pasien berak 1x sehari pada pagi hari dengan jumlah yang tidak
terlalu banyak dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning
kecoklatan.
b. BAK
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya
pasien BAK 5-6x/hari dengan warna urin kuning sebanyak 500 cc,
bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
Saat MRS : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing,
biasanya pasien BAK 5-6x/hari dengan warna urin kuning sebanyak
500 cc, bau kas urine dan tidak ada nyeri saat BAK.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 WITA dan bangun di
pagi hari pukul 05.00 WITA. Pasien juga mengatakan dia tidak
memiliki kebiasaan mengigau saat tidur dan tidak kesulitan untuk
memulai tidur. Tidurnya nyenyak dan pasien biasa tidur 7-8 jam/hari.
Saat Sakit
Pasien mengatakan bahwa ia mengalami pengurangan waktu tidur dari
yang 7-8 jam/hari menjadi 5-6 jam/hari. Pasien mulai bias tidur di
pukul 22.00 WITA dan sudah terbangun di pukul 04.00 WITA.
Terkadang pasien terbangun akibat nyeri pada ulu hati.
5. Pola Latihan dan Aktivitas
1. Aktivitas
Kemammapuan Perawatan 0 1 2 3 4 Ket :
diri 0 : mandiri
2. Latihan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan kesehariannya sebagai ibu rumah tangga dan
bekerja sebagai pegawai swasta dan pasien dapat melakukan aktivitas
ringan sehari-hari secara mandiri.
Saat sakit
Pasien mengatakan merasakan tubuhnya lemah dan merasa lemas
ketika akan beraktivitas, ditambah lagi dengan rasa nyeri dan mual
yang membuatnya merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
6. Pola Kognitif dan persepsi
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan dapat mendengar (tidak tuli), mampu melihat
dengan baik, komunikasi verbal dan perabaan pasien tidak menglami
masalah
Saat Sakit
Pasien mengatakan dapat mendengar (tidak tuli), mampu melihat
dengan baik, komunikasi verbal dan perabaan pasien tidak menglami
masalah
7. Pola persepsi-konsep diri
Citra Tubuh : Pasien mengatakan ia tidak memiliki masalah dengan
tubuhnya, sejauh ini ia puas dengan kondisi tubuhnya
Peran diri : Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan bekerja
sebagai pegawai swasta
Ideal diri : Pasien berharap dapat beraktivitas seperti sebelumnya
Identitas diri : Pasien merupakan seorang istri dan seorang ibu
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan keadaannya, hanya
saja pasien merasa cemas karena tidak dapat bekerja dan
melakukan aktivitas sehari hari dengan maksimal
8. Pola peran – hubungan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun
masyarakat sekitar rumahnya dengan baik.
Saat sakit
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang sekitar
9. Pola seksual-reproduksi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa pasien sudah menikah dan memiliki 2
orang anak
10. Pola toleransi stres-koping
Sebelum Sakit
Pasien mengatakan setiap ada masalah akan menceritakan masalahnya
kepada keluarganya dan mendapatkan dukungan penuh dari anggota
keluarga.
Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit ia berkeluh kesah dengan keluarganya,
dan membutuhkan dukungan keluarga agar ia segera sembuh
11. Pola nilai-kepercayaan
Sebelum sakit
Pasien beragama hindu, dan pasien rajin sembahyang.
Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien tetap berusaha sembahyang, dan
pasien percaya bahwa sakit yang dialaminya saat ini memang unsur
medis.
D. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum: Pasien terlihat lemah dan pucat.
Tingkat kesadaran : composmetis
GCS : verbal : 5 psikomotor : 6 mata :4
b. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg, S : 36.5OC, N : 88x / menit, RR : 18x / menit
c. Keadaan fisik
a) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, distribusi rambut
merata, tidak terlihat bayangan pembuluh darah, tidak terdapat
lesi
tidak ada ketombe, dan tidak bau pada rambut.
Palpasai : Tidak ada hematoma, edema, dan tidak ada nyeri tekan.
b) Mata
Inspeksi : Bentuk mata terlihat simetris, konjungtiva an-anemis, dan
tidak menggunakan alat bantu pengelihatan.
Palpasi : Tdak ada nyeri tekan pada bola mata.
c) Hidung
Inspeksi : Tidak ada sekret, tidak ada lesi,
d) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, terdapat serumen
e) Mulut
Inspeksi : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir kering, dan tidak ada
stomatitis.
f) Leher
Inspeksi : Leher antara leher kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak
ada hematoma,
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan tidak ada nyeri
tekan.
g) Dada
1. Paru
Inspeksi: Bentuk dan gerakan dada simetris, terdapat retraksi dinding otot
nafas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada, taktil vocal premitus normal.
Perkusi :Tidak ada suara tambahan, getaran suara yang dihasilkan oleh
perkusi adalah sonor.
2. Jantung
Inspeksi : Dada simetris, ictus cordis terlihat pada ICS V medline
clavicula
Palpasi : Iktus cordis teraba pada medline clavicula ICS V seperti
hentakan kuat, dirasakan dalam dimameter 2 cm
i) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada edema, adanya ascites.
j) Genetalia
Tidak terkaji
k) Integumen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak terlihat adanya lesi
l) Ekstremitas
Atas :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terlihat adanya lesi
Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan, CRT < 2 detik.
Bawah :
Inspeksi : Bentuk simtris kiri dan dan kanan, tidak terlihat adanya lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, CRT <2detik.
m) Neurologis
Status mental dan emosi
Pasien tidak ada gangguan mental dan emosi
Pengkajian saraf kranial
Tidak terkaji
Pemeriksaan Refleks
Respon membuka mata terlihat spontan verbal berorientasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
-
2. Pemeriksaan radiologi
-
3. Hasil konsultasi
-
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
F. Analisa Data
MASALAH
DATA INTERPRETASI
KEPERAWATAN
DS : Melewati sarapan dan Nyeri Akut
mengkonsumsi makanan
P : Nyeri dirasakan akibat pasien
pedas
terlambat sarapan
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
Sel epitel volunter
R : Nyeri dirasakan pada ulu hati
terangsang
(region epigastrium)
S : Skala nyeri 5
Penurunan produksi mukus
T : Nyeri dirasakan hilang timbul.
Nyeri dirasakan sejak 5 Mei 2021
Vasodilatasi sel mukosa
DO:
gaster
Pasien tampak meringis,
N: 88x/m Peningkatan HCl
Mukus gagal melindungi
mukosa lambung
Mengeluh nyeri
Nyeri akut.
DS: Melewati sarapan dan Nausea
mengkonsumsi makanan
Pasien mengatakan ia merasa mual
pedas
dan ingin muntah.
Pasien tidak berminat makan karena
Sel epitel volunter
merasa mual
terangsang
DO:
Penurunan produksi mukus
Pasien hanya menghabiskan
makanannya setengah porsi dri
Vasodilatasi sel mukosa
biasanya
gaster
Peningkatan HCl
Nausea.
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
2. TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
TANGGAL /
TANGGAL
JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
TERATASI
DITEMUKAN
10.45 wita 1 w) Identifikasi skala nyeri DS: Pasien mengatakan merasa Diah
setelah diberikan terapi lebih baik, dan sudah tidak terasa
komplementer nyeri lagi.
P : Nyeri ulu hati karena
terlambat sarapan
Q : Nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk
R : Nyeri terasa pada ulu hati
(epigastrium)
S : Skala nyeri 2
T : Nyeri terasa hilang timbul
Hari/ Tgl / No
NO Evaluasi Hasil TTD
Jam Dx
1 Jumat, 7 Mei 1 S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang Diah
2021
P : Nyeri ulu hati karena terlambat sarapan
Jam 13.30
wita Q : Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
S : Skala nyeri 2
A : Masalah teratasi
A : Masalah teratasi
Latar Belakang : gastritis adalah suatu keadaan peradangan ataau pendarahan pada mukosa
lambung. Prevalensi kejadian gastritis di wilayah Jawa Tengah sekitar 79,6% terjadi pada usia dewasa
disetiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara pada 3 keluarga yang di laksanakan pada tanggal 1
Maret 2019 di Desa Sananan, Magunharjo, Wonogiri. Diperolah data bahwa keluarga belum
mengetahui cara yang efektif untuk menurunkan intensitas nyeri gastritis yang terjadi pada anggota
keluarganya. Ada banyak cara untuk menurunkan intensitas nyeri gastritis salah satunya dengan
pemberian jus aloe vera. Karena aloe vera mengandung senyawa kimia yaitu zat Bradykinase,
Carbiksipeptidase serta salisilatnya dapat mengurangi nyeri pada lambung.
Tujuan : Mengidentifikasi manfaat jus aloe vera untuk menurunkan intensitas nyeri gastritis pada
asuhan keperawatan keluarga.
Metode Penelitian : Metode studi kasus ini dengan subyek 3 keluarga yang salah satu anggota
keluarga mengalami gastritis dan tidak melakukan penanganan khusus. Metode yang digunakan
yaitu pengumpulan data. Instrumen berupa format asuhan keperawatan keluarga, lembar observasi
pemberian jus aloe vera, dan Standar Operasional Prosedur pembuatan jus aloe vera. Analisa data
menggunakan perbandingan dengan penelitian sebelumnya dengan etika informend consent,
confidentiality, anonimyty.
Hasil : skala nyeri Tn.S, Ny.S dan Tn.Y mengalami penurunan setelah pemberian jus aloe vera yang
melibatkan keluarga.
Kesimpulan : Pemberian jus aloe vera efektif untuk menurunkan intensitas nyeri gastritis pada
asuhan keperawatan keluarga.
Background: gastritis is a state of inflammation or bleeding in the gastric mucosa. The prevalence of
gastritis in the region of Central Java is around 79.6% occurring in adults in each year. Based on the
results of interviews with 3 families carried out on March 1, 2019 in Sananan Village, Magunharjo,
Wonogiri. Data was collected that the family did not know of effective ways to reduce the intensity
of gastritis pain that occurs in family members. There are many ways to reduce the intensity of
gastritis pain, one of which is by giving aloe vera juice. Because aloe vera contains chemical
compounds, Bradykinase, Carbicypeptidase and salicylates can reduce stomach pain.
Objective: To identify the benefits of aloe vera juice to reduce the intensity of gastritis pain in family
nursing care.
Research Methods: This case study method with 3 families subjected to one family member having
gastritis and not carrying out special treatment. The method used is data collection. The instrument
is in the form of family nursing care, observation sheet for giving aloe vera juice, and Standard
Operating Procedure for making aloe vera juice. Data analysis uses comparisons with previous
research with ethics informed consent, confidentiality, anonymyty. Results: the scale of pain Tn.S,
Ny.S and Tn. Y experienced a decrease after the administration of aloe vera juice involving the
family.
Conclusion: Provision of effective aloe vera juice to reduce the intensity of gastritis pain in family
nursing care.