Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN

GASTRITIS

MATA KULIAH : KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

DISUSUN OLEH

NAMA : SALSABILA SIMBALA

NIM : 01909010087

KELAS : KEPERAWATAN A SEMESTER 2

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES GRAHA MEDIKA KOTA KOTAMOBAGU

2019/2020
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................

B. Tujuan Umum.....................................................................................................

C. Tujuan Khusus....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori.....................................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian...........................................................................................................

B. Analisa Data

C. Diagnosa Keperawatam

D. Perencanaan.........................................................................................................

E. Implementasi dan Evaluasi.................................................................................

BAB 1V PEMBAHASAN

Data Senjang Antara Teori Dengan Kasus Yang Muncul Dan

Analisanya…………………………………………………………..................

Dischard Planning............................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................

B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

perkenan-Nya saya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Klien Penderita Gastritis.

Askep ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas dari dosen.

Saya berharap Askep ini dapat memberikab sunbangan yang berarti dalam proses

kegiatan belajar dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan semoga mendapat ridho dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Saya selaku penyusun tugas Asuhan Keperawatan ini sangat sadar bahwa masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman, Dosen Pembimbing, yang

sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Mopait, Mei 2020

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok

kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut. Peradangan ini (gastritis) sering kali

adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut

yang paling sering di temukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter

Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90% sedangkan pada anak-anak

prevalensinya lebih tinggi lagi. Penelitian serologis yang di lakukan secara cross

sectonal bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia.

Penyebab penyakit ini adakah gram negative, hasil yang berbentuk kurva dan batang.

Namun, banyak faktor lain seperti cedera traumatis, penggunaan obat penghilang rasa

sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak, merokok, kafein lada, steroid,

mekanis iritasi bakterial, obat anti inflamasi terutama aspirin juga dapat berkontribusi

untuk terjadinya gastritis.

Gastritis dapat terjadinya secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi

perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis

dapat menyebabkan ulkus pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi

kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat dmereda bahkan

sembuh dengan pengobatan.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak di jumpai di klinik

penyakit dalam (IPD JILID II Edisi 3) Gastritis akut merupakan penyakit yang sering
ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan

± 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.

B. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui definisi dari Gastritis

2. Untuk mengetahui patofisiologi Gastritis

3. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Gastritis

4. Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dari Gastritis

5. Untuk mrngetahui bagaimana penatalaksanaan pasien dengan Gastritis

6. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Gastritis.

C. Tujuan Khusus

1. Mampu menjelaskan mengenai penyakit Gastritis

2. Mampu menjelaskan mengenai tanda dan gejala Gastritis

3. Mampu menjelaskan proses terjadinya Gastritis

4. Mampu menjelaskan pencegahan Gastritis


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung.gambaran klinis yang ditemukan

berupa dyspepsia atau indigesti. Didasarkan manifestasi klinis gastritis dibagi menjadi akut

dan kronik. (Kapita selekta kedokteran,edisi 3,2000)

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. sering akibat diet yang sembrono,

makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan yang terlalu berbumbu atau

mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.(Brunner & suddart,edisi 8,2002)

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang disebabkan karena lapisan

lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat. (www. medicastore.

com)

Klasifikasi gastritis dapat dibagi menjadi dua yaitu akut dan kronik.

a. Gastritis akut

Merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang

tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat dan atau makan

yang terlalu berbumbu yang mengandung microorganisme. Gastritis akut merupakan

penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya,

merupakan respon mukosa lambung terhadap iritasi lokal.

b. Gastritis kronik
Merupakan iritasi lambung yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna

dari lambung atau holicobakter pylori. Gastritis kronik diklasifikasikan sebagai tipe

A (gastritis oautonum). (Brunner and Suddatth, 2002).

2. Etiologi

Gastritis akut dapat terjadi tanpak diketahui penyebabnya pada sebagai besar kasus,

gastritis erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat. Keadaan klinis yang

sering menimbulkan gastritis erosive misalnya trauma yang luas,operasi besar,gagal

ginjal,gagalnapas,penyakit hati yang berat,renjatan luka bakar yang luas, trauma kepala,

dan septikimia.kira – kira 80.90% pasien yang dirawat di ruangan intensif menderita

gastritis.Penyebabnya lain adalah obat – obatan. Obat – obatan yang sering di hubungkan

dengan gastritis erosive adalah aspiri dan sebagai besar obat antiinflamasi nonstetroid.

Penyebabnya adalah obat analgetik,antiinfllamasi terutama aspirin (Aspiri yang

dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambug).bahan kimia Misalnya :

Lisol, Alcohol,Merokok, Kafein lada, Steroid dan digitalis

 Enkokrin bakteri dari stoplylococus E.colly atau salmonella (masuk setelah makanan

terkontaminas)

 Obat – obat NSAID ( Indometosin , Libiprofen Haproksen) sulfanamida, steroid dan

digitalis.

 Makanan yang berbumbu seperti lada,cuka, mustard

 Kafein, alcohol dan aspirin

 Makanan yang masuk dalam lambung meningkatkan dan mengiritasi mukosa lambung

 Refleks empedu atau terapi radiasi

 Keracunan zat karosit yang asam atau basa

3. Anatomi Fisiologi
Lambung atau perut besar (kantong nasi) adalah bagian dari saluran pencernaan

yang dapat mekar, terdapat di dalam rongga perut agak kesebelah kiri atau dibawah

diafragma, didepan pankreas, sedangkan limfe menempel pada sebelah kiri fundus.

Bentuk, ukuran dan posisi sangat tergantung pada bentuk tubuh, sikap, dan derajat

peregangan lambung.Bila kosong, lambung menyerupai “J” dan bila terisi penuh,

berbentuk seperti buah per raksasa.Kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter.

Fundus, korpus dan pilorus merupakan tiga pembagian anatomi lambung.Fundus

merupakan bagian yang membesar kekiri dan di atas pintu masuk esofagus kedalam

lambung.Korpus merupakan bagian ditengah dan antrum pilorus merupakan bagian yang

paling rendah (Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia tahun 2004)

Struktur lambung terdiri atas empat lapisan :

a. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

b. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis. (a) serabut longitudinal;yang tidak dalam

dan bersambung dengan otot usofagus (b) serabut sirkuler;yang paling tebal dan

terletak dipilorus serta membentuk otot sfinkter, dan berada dibawah lapisan pertama

dan (c)serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari
orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung

kecil)

c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh dan saluran limfe

d. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan

atau rugae, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

e. Fungsi lambung menerima makanan dari usofagus melalui orifisium kardiak dan

bekerja sebagai penimbun sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur makanan

dengan getah lambung. gelombang peristaltic dimulai tinggi di fundus, berjalan

berulang-ulang, setiap menit tiga kali dan merayap perlahan-pelahan ke pylorus.

f. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu

pendek

g. Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidrokhlorida.dan dengan

cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.

h. Protein diubah menjadi pepton

i. Susu dibekukan menjadi pepton

j. Pencernaan lemak dimulai didalam lambung

k. Factor antianemi dibentuk

l. Khime yaitu isi lambung cair, disalurkan masuk duodenum

4. Tanda Dan Gejala

Gastritis akut

a. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan

b. Nyeri epigastrium

c. Sakit kepala

d. Malas
e. Mual

f. Anoreksia

g. Sering disertai muntah dan cegukan

Gastritis kronik

a. Nyeri ulu hati setelah makan

b. Anoreksia (Nafsu makan Buruk)

c. Kembung

d. Rasa asam dimulut

e. Mual-muntah

2. Patofisiologi

Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik { kongesti dengan

jaringan, cairan dan arah } dan mengalami erosi superficial, bagian ini mensekresi

sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak mucus,

ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi,pasien dapat

mengalami ketidak nyamanan sakit kepala, malas,mual, da anokreksia sering disertai

dengan muntah dan cegukan beberapa pasien, asimtomatik.

Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah lambung intervensi

bedah bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus dapat

mengakibatkan kolik dan diare biasanya, pasien sembuh kira – kira sehari, meskipun

napsu makan mungkin menurun selama 2 atau 3 hari kemudian.


Selain menghabat produksi prostaglandin mikosa,aspirin dan obat anti imflamasi

nesteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical. Kerusakan topical terjadi

karena kandungan asam dalam merusak sel – sel epitel mukosa. Pemberian juga dapat

menurunkan sekresi bikarbonat dan mikus oleh lambung, sehingga kemempuan factor

defensive terganggu.

7. Pemeriksaan penunjang

a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi hasil pemeriksaan akan ditemukan

gambaran mukosa sembab, merah mudah, berdarah atau terdapat perdarahan

spontan, erosi mukosa yang bervariasi.

b. Histopatologi

c. Radiologi dengan kontras gandah, meskipun kadang dilakukan tapi tidak

begitu memberikan hasil yang memuaskan.

8. Komplikasi

1. Gastiritis akut

a. perdarahan saluran cerna atas,hingga anemia dan kematian

b. ulkus pada lambung

c. perfosi lambung

2. Gastirits kronik

a. gangguan penyerapan vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi

anemia pernisiosa
b. gangguan penyerapan Zat besi

c. penyempitan daerah filorus

d. kanker lambung

9.PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPRAWATAN

a. Penatalaksanaan Medis

1. Jenis terapi

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan

menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah.itulah sebabnya bagi sebagian

besar tipe gastritis terapinya melibatkan obat-obatan yang mengurangi atau

menetralkan asam lambung seperti :

1. Antasida

Merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan dan tablet dan merupakan

obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menatlisir

asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan

cepat.

2. Penghambat asam

Ketika antasida tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut,dokter

kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti


cimetidin,ranitidine,nizatdin,atau femotidin, untuk mengurangi jumlah asam

lambung yang di produksi

3. Penghambat pompa proton

Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup

“pompa” asam lambung dalam sel sel lambung penghasil asam,penghambat

pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja pompa pompa ini.

Yang termasuk obat golongan ini adalah omperazole,lanzoprazole,rabeprazole,

dan esomeprazole.obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H-pylori

1. Dosis Obat

Cimetidin dan ranitidine merupakan antihistamin penghambat reseptor

histamine H2 yang berperan dalam efek histamin.terhadap sekresi cairan lambung.

Berdasarkan dari mekanisme kerja dari kedua obat tersebut kita akan melihat profil

masing-masing obat tersebut farmakodinamik

Cimetidin dan ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif an reversibele.

Reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan lambung sehingga pada pemberian

cimetidn dan ranitidine sekresi cairan lambung di hambat.

Dosis : cimetidin 100 mg/hari menyebabkan penurunan kira-kira 50% dan ranitidine

300 mg/hari menyebabkan penurunan 70% sekresi asam lambung.

 Omeprazole

Digunakan untuk tukak lambung,tukak duodenum,tukak esophagus,refluk

esophagus.

 Bentuk sediaan dan kekuatan

 Kapsul lepas lambat berisi granul bersalut enteric(10 mg,20 mg, 40 mg)

 Tablet lepas lambat (20 mg


 Dosis dan aturan pakai

20-40 mg sekali sehari selama 4-8 minggu.omeprazole diminum 15-30 menit

sebelum makan pagi.tablet atau kapsul omeprazole diminum dengan cara

langsung ditelan dengan menggunakan air.

 Efek samping

Diare ,sakit kepala,konstipasi,mual dan muntah ruam kulit.

 Analgon prostagladine E1-,menghambat secara langsung sel-sel partikel dan

juga melindungi mukosa dengan jalan stimulasi produksi mucus dan

birkabonat (sering ditambahkan pada terapi NSAIDS)

 Efek samping

a. Pusing atau sakit kepala

b. Mengantuk

c. Diare

d. Mual

e. Mulut kering

 Implikasi keprawatan

a. Apabila penyebab yang mendasari penyakit gastiritis di atas maka akan

memberikan prognosis yang baik

b. Gastirits akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari

c. Insiden ulkus lambung dan kanker lambung meningkatkan pada gastiritis

tipe A

d. Gastiritis dapat menimbulkan komplikasi perdarahan saluran cerna & gejala

klinis yang berulang


e. Kebanyakan penderita sembuh dengan terapi infeksi H pylori,menghindari

OAINS dan meminum obat anti sekrotorus pada lambung

f. Terapi dengan infeksi H pylori,akan mengubah secara ilmiah riwayat

penyakit dengan menurunkan angka kejadian penyakit ini

b. Penatalaksanaan keprawatan

Gastiritis akut di atas menginstrusikan pasien untuk mengurangi alcohol dan jangan

sampai gejala berulang .bila pasien dimampu makan melalui mulut ,diet mengandung

gizi diperlukan /dianjurkan bila gejala menetap,cairan perlu di berikan secara

pariental.gastiritis kronik modifikasi diet,stress,& farmakoterapi


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

TINJAUAN KASUS

Tn W.T (53 tahun) masuk RSU monompia ruang utama pada hari senin 25 mei 2020 pkl

18.08 WIB di bawah oleh istrinya Ny D dengan keluhan nyeri di ulu hati serta merasakan

pusing, istri klien juga mengatakan tidak nafsu makan karena apabila makan akan di

muntahkan kembali. Serta klien mengatakan sulit untuk tidur karena rasa nyeri yang ia

rasakan klien mengatakan hanya tidur selama 4 jam pada malam hari. Klien dan keluarga juga

mengatakan tidak mngetahui secara jelas tentang penyakit yang di derita klien. Keluarga dan

klien mengatakan hanya mengetahui apabila jika merasakan nyeri di ulu hati adalah maag.

Istri klien mengatakan klien sering makan tidak teratur, perokok dan pemnumun kopi aktif.

Serrta trkadang klien mengkonsumsi alchohol.

Dari hasil observasi di dapatkan hasil

- Klien nampak lemah, nampak meringgis menahan nyeri, lemah, mual muntah

konjungtiva anemis, nampak gelisah

- CRT ≥ 3 detik

- GCS : E : 4 , V : 5 , M : 6 , jumlah = 15

- Mukosa bibir kering, klien nampak pucat

- Akral dingin

- IWL ≥ 2.400 cc : 53x 15 = 795 cc/24 jam

- IMT , 45x145=21,02

- 40/21,02

- Klien terpasang cairang IVFD futrolit 28 gtt/menit


- Klien di Lay. Inj pumpitor/24 jam

m. becom C 3x1

n. lay Oral

- martigo 3x1

- damaber 10 mg 2x1

- lanzoprazole 3x1 30 mg

P : nyeri di ulu hati

Q : di bagian epigastrium

R : seperti di tusuk – tusuk

S : skala nyeri 6 (tipe nyeri sedang 6-6)

T : hilang timbul

TTV

TD : 110/MmHg

N : 100x/menit

R : 22x/menit

SB : 36,5
A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

Nama : Tn W.T

Umur/TTL : 53 tahun

Jenis Kelamin : laki – laki

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Status : Menikah

Alamat : Wulumangun kec. Modoinding

Suku/Bangsa : Minahasa

Tanggal/Jam masuk MRS : 25 mei 2020 pkl 18.08 WIT

Tanggal/Jam Pengkajian : 26 mei 2020 pkl 12.00

No.Medik : 021965

Diagnosa medic : Gastritis

2. Identitas Penananggung jawab

Nama : Ny. D

Umur : 48 tahun

Stautus : Kawin

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMP

Agama : Kristen Ptotestan

Alamat : Wulumangun kec.modoiding

Hub dengsn klien : istri


3. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : klien masuk rumah sakit dengan keluhan utama sakit pada ulu hati

Riwayat kesehatan Utama : klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada ulu hati nyeri

yang di rasakan klien seperti di tusuk – tusuk di bagian uku hati, nyeri berlangsung 3-5 menit

akan hilang jika klien mengkonsumsi obat dari dokter

Riwayat kesehatan sekarang : saat di kaji klien tampak lemah dan klien masih merasakan nyeri

epigastrium

Riwayat kesehatan dahulu : klien mengatakan tidak pernah di rawat di RS sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien mengatakan tidak ada yang mengalami penyakit

keturunan
B. Pola Aktivitas

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :

Sebelum sakit : klien tidak merasa terganggu aktivitasnya dengan masalah penyakitnya

Saat di kaji : klien merasa terganggu dengan penyakit yang di deritanya saat dan

penanganannya, klien istirahat penuh dan obat yang di berikan oleh dokter.

2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : klien biasa, sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan menu bubur, lauk,

sayur dan air putih

Saat di kaji : nafsu makan klien berkurang karena setelah makan klien merasa mual dan

muntah klien hanya makan 3-4 sendok

3. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : pada malam hari klien tidur 8 jam {21.30-04.30 Wita} dan pada siang hari

klien tidur ± 2 jam {13.00-15.00}

Saat di kaji : klien mengatakan sulit tidur ± 4-5 jam pada malam hari

4. Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien BAB jamban dengan frekuensi 2x1 sehari, wktu tidak menentu,

konsistensi lunak. Klien BAK 5-7x sehari dengan warna kekuningan dan bau seperti amoniak

Saat di kaji : saat sakit klien BAB sekali dalam dua hari dengan konsistensi lunak. Frekuensi

BAK sama seperti klien sebelum sakit yaitu 5-7x

5. Pola aktivitas

Sebelum sakit : klien mengatakan, sebelum sakit klien beraktifitas dengan pergi bertani

Saat di kaji : aktifitas klien terbatas sehingga dalam beraktifitas masih memerluka bantuan

orang lain

6. Pola pengetahuan dan persepsi


Sebelum sakit : keluarga klien mengatakan, klien belum pernah mengalami gangguan kognitif

yang akan menyebabkan stres

Saat di kaji : klien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit, dan klien mengerti tentang

penyakit yang di deritanya yaitu gastritis

7. Pola hubungan dengan orang lain

Sebelum sakit : hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik

Saat di kaji : selama di rawat di rumah sakit hubungan dengan perawat baik, koperatif dan

terbuka

8. Pola manajemen stress

Sebelum sakit : klien merasakan stress jika mengalami masalah keluarga

Saat di kaji : klien merasa cemas dengan penyakit yang di deritanya dan tampak bertanya-

tanya tentang penyakit kondisinya

9. Pola persepsi dan Konsep diri

Sebelum sakit : klien tidak ada gangguan persepsi dan konsep diri

Saat di kaji : klien tampak bertanya – tanya tentang penyakit yang di deritanya dan di kaji

klien butuh perhatian

10. Pola Nilai Kepercayaan

Sebelum sakit : klien beragama kristen dan rajin untuk beribadah

Saat di kaji : klien mengatakan semenjak ia sakit klien belum bisa beribadah
C. Pemeriksaan fisik

1. Penampakan Umum

- Keadaan umum : lemah, gelisah, wajah terlihat menahan nyeri

- Kesadaran : Composmentis

- GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6

- Vital Sign : TD = 110/80 mmHg , Suhu = 36,6ºC , Nadi = 100x/menit , RR = 22x/menit

- BB : 50 kg

- P : nyeri di ulu hati

- Q : di bagian epigastrium

- R : seperti di tusuk – tusuk

- S : 6 (tipe nyeri sedang 4-6)

- T : hilang timbul
ANALISA DATA

Waktu
No Tgl/Ja Data Fokus Etiologi Problem
m
1 Senin DS : Adanya Nyeri akut
25 mei  Pasien mengatakan“nyeri di ulu peradangan
2020 hati” dan
 Kelurga klien mengatakan sebelum peningkatan
MRS klien mengeluh nyeri di ulu HCL pada
hati dan merasakan pusing lambung
 P : diulu hati Q: di epigastrium R:
nyeri di ulu hati seperti di tusuk-
tusuk S: hilang timbul T: skala 6
( tipe nyeri sedang 4-6)

DO :
dari hasil observasi di dapatkan
 Keadaan Umum : meringis ,
gelisah, wajah terlihat menahan
nyeri.
 Irama nafas vesikuler
 Nyeri tekan pada daerah ulu hati
 Leukosit 18.100/cmm
 TTV:
TD : 100/70 mmHg
N : 100 x/mnt
R : 22 x/mnt
SB : 36,60C

2 DS : intake nutrisi Perubahaan


 Klien mengatakan tidak ada nafsu yang tidak nutrisi
makan adekuat
 Keluarga klien mengatakan klien
hanya makan 3-4 sendok karena klien
masih muntah
DO :
 Klien Nampak tidak menghabiskan
porsi makan
 Klien hanya makan 3-4 sendok
 TD: 100/70 mmHg, Suhu : 36,6°C , N :
100x/menit RR : 22x/menit.
 Akral : Dingin
 IMT
145x145 =2,10
53/2,10 = 1,99
Klien masih dalam kategori gizi baik
3. DS : Ketidaknyam Gangguan
 Klien mengatakan sulit tidur pada an terhadap pola tidur
malam hari nyeri
 Klien mengatakan hanya tidur 4
jam
DO:
 Konjungtiva anemis
PERUMUSAN DIAGNOSIS

1. Nyeri Akut b/d peningkatan asam lambunng

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan nutrient yang

tidak adekuat

3. Gangguan pola tidur b/d ketidaknyamanan terhadap nyeri


RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x Mandiri
peningkatan HCL 24 jam, diharapkan nyeri berkurang sampai dengan 1. Menanyakan keluhan yang di rasakan klien
lambung hilang dengan criteria hasil : 2. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi
1. Pasien dapat mengontrol nyeri (lokasi, karakteristik, dan onset, durasi,
2. Pasien melaporkan nyeri berkurang atau hilang frekuensi, kualitas, intensitas nyeri )
3. Skala 0-10. 3. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi
4. TTV dalam batas normal (relaksasi) untuk mengurangi nyeri
5. Pasien tidak gelisah 4. Obs TTV
1. 5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam Mandiri
kebutuhan tubuh b/d diharapkan kebutuhan nutrisi klien adekuat dengan 1. kaji adanya alergi makanan
anoreksia kriteria hasil 2. kaji pola makan pasien
- pasien mengatakan nafsu makan 3. beri makanan dengan porsi kecil tapi
bertambah/kembali normal sering
- porsi makan bertambah / dihabiskan ± 4-5 sendok
- pasien mengatakan muntah berkurang Kolaborasi
- KU baik 4. kolaborasi dengan ahli gizi dalam
menentukan jumlah nutrisi dan kalori
yang dibutuhkan

Health education
5. anjurkn pasien untuk menghindari
makanan yg asam, pedas, keras yg dpt
merangsang iritasi pada mukosa lambung

6. (pendidikan kesehatan) tentang


pentingnya nutrisi bagi kesembuhan
pasien

3 Gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keprawatan 3x24 jam pola Mandiri
b/d ketidaknyamanan istirahat /tidur klien dapat normal kembali 1. ciptakan lingkungan yang tenang
terhadap nyeri 1. pasien tampak segar dan nyaman
2. frekuensi tidur teratur 2. beri posisi senyaman mungkin
3. konungitva tidak anemis sesuai keinginan klien
3. monitor/catat kebutuhan tidur klien

IMPLEMENTASI & EVALUASI


Catatan perkembangan : Hari pertama

NO DX HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Selasa 26 mei 2020 1. Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
Dengan Hasil : S : Klien menyatakan, masih nyeri.
- klien mengatakan masih merasakan nyeri dan O : Wajah klien tampak meringis
pasien terlihat lemah dan wajah tampak menahan TTV
nyeri TD : 100/ 70 MmHg
2. Mengkaji nyeri secara kompheretif SB : 36,6°C
Dengan hasil : N : 90x/menit
P : Nyeri diulu hati R : 22x/menit
Q : Seperti di tusuk tusuk A : Masalah belum teratasi
R : Nyeri di epigastrium P : Lanjutkan Intervensi keperawatan
S: 6
T : Terus menerus.
3. Mengajarkan klien tehnik masas untuk
mengurangi nyeri
Dengan Hasil :
- Klien diajarkan tehnik nafas dalam sebanyak
10x namun belum ada perubahaaan
4. Observasi TTV
Dengan hasil
TTV
 TD: 100/70 mmHg, Suhu : 36,6°C , N :100/menit
RR : 22x/menit.
5. Kolabarasi dengan dokter dalam pemeberian obat
Dengan Hasil :
- Domperidon
- Inj pumpizel
- Episen syr
2. 1. Kaji adanya alergi makanan
Dengan hasil : S:
- klien tidak memiliki alergi terhadap - pasien mengatakan masih muntah ± 2-3x
makana - pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
2. mengkaji pola makan pasien O:
Dengan hasil : - pasien masih muntah
- frekuensi makan pasien hanya makan 3- - porsi makan hanya bertambah 1sendok
4 sendok - KU lemah
3. menganjurkan dan memberi makan dengan A:
porsi kecil tapi sering Masalah teratasi sebagian
. Dengan hasil : P : Lanjutkan intervensi
klien belum ada nafsu makan
4. kolaborasi dengan ahli gizi dalam
menentukan jumlah kalori dan nutrsi
Dengan Hasil :
- 53x15 =1.590 kkal yang diperlukan klien
5. menganjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang asam, pedas, keras, dan panas,

Dengan hasil;
- klien mengerti dan mengatakan akan
mengikuti anjuran yang diberikan

6. memberikan pendidikan pada pasien tentang


pentingnya nutrisi bagi kesembuhan pasien
Dengan hasil :
- pasien mengerti akan penjelasan perawat
3. 1. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman S : klien mengatakan belum bisa isitirahat
Dengan hasil : O: klien mengatakan membutuhkan bed rest total
- Kamar tidur klien di berikan pencahayaan A:masalah belum teraasi
- Pengunjung dibatasi agar klien bias tidur dan P : intervensi di hentikan
istirahat dengan nyaman
1. Memberikan posisi senyaman mungkin
Dengan hasil :
- klien tidur dengan posisi semi fowler karena klien
mengatakan merasa nyaman dengan posisi
tersebut
2. Memonitor kebutuhan tidur klien
Dengan hasil
- Klien belum bisa sepenuhnya istirahat karena
masih mersakan nyeri
- Klien mengatakan membutuhkan bed rest total
- Klien tidur hanya 4 jam lalu terbangun dan pada
siang hari 1 jam

Catatan perkembangan : Hari kedua


NO DX HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Rabu 27 mei 2020 1 Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
Dengan Hasil : S : Klien menyatakan, masih nyeri.
klien mengatakan nyeri sudah berkurang O : Wajah klien tampak meringis
2 Mengkaji nyeri secara kompheretif TTV
Dengan hasil : TD : 100/ 70 MmHg
P : Nyeri diulu hati SB : 36,6°C
Q : seperti tertekan N : 90x/menit
R : nyeri di bagian epigastirium R : 22x/menit
S: 4 A : Masalah belum teratasi
T : Hilang Timbul P : Lanjutkan Intervensi keperawatan
3 Mengajarkan klien tehnik masas untuk
mengurangi nyeri
Dengan Hasil :
- Klien mengikuti tehnik yang di ajarkan.
- Klien mengatakan mulai merasakan
perubahanrasa nyeri setelah di ajarkan tehnik
nafas dalam

4.Mengobservasi TTV
Dengan hasil :
TD : 110/80MmHg
N :90x/menit
R : 21x/menit
SB : 36,6°C
2. 2. mengkaji pola makan pasien
Dengan hasil : S:
frekuensi makan pasien hanya makan 3-4 - klien mengatakan sudah mulai ada nafsu
sendok makan
1. menganjurkan dan memberi makan dengan - klien mengatakan muntah berkurang
porsi kecil tapi sering
. dengan hasil : klien sudah mau makan setengah O:
dari porsi sedang yang diberikan dengan menu - klien Nampak menghabiskan porsi makan
makanan bubur telur buah pisang dan air putih
2. kolaborasi dengan ahli gizi dalam A : Masalah teratasi sebagian
menentukan jumlah kalori dan nutrsi P : Lanjutkan intervensi
Dengan Hasil :
- 53x15 =1.590 kkal yang diperlukan klien
- gizi klien mulai terpenuhi karena klien
sudah makan makanan yang sudah di
pilih untuk di konsumsi oleh klien
3. menganjurkan pasien untuk menghindari
makanan yang asam, pedas, keras, dan panas,
Dengan hasil;
- klien mengikuti anjuran

3. 1. memonitor kebutuhan tidur klien


Dengan hasil
- klien sudah bisa sedikit istirahat dan tidur S:
- rasa nyeri mulai b berkurang - klien mengatakan sudah mulai bisa istirahat
- konjungtiva mulai normal - klien mengatakan masih membutuhkan bed rest

- jumlah tidur klien sudah mulai terpenuhi total

- 6 jam pada malam hari dam /30 menit pada O:

siang hari - klien nampak sudah bisa istirhat dan tidur


A:
- masalah teratasi sebagian
P:
- intervensi di lanjutkan
Catatan perkembangan : hari ketiga

NO DX HARI/TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI


L
1 Kamis 28 mei 2020 1. Menanyakan
keluhan yang S :
dirasakan klien - Klien
Dengan Hasil : menyatakan
Klien nyeri telah
mengatakan
hilang
nyeri telah
hilang - Klien tidak
meringis lagi
2. Mengkaji nyeri - Klien merasa
secara kompheretif rileks
Dengan hasil :
S: 2 O:
T : Nyeri - Klien tampak
hilang tidak menahan
rasa nyeri lagi
- Klien tampak
tenang dan
rileks.

A : Masalah teratasi
P : Intervensi
Dipertahankan

2 2.mengkaji pola
makan pasien S:
Dengan hasil : - klien
- Klien sudah mengatakan
menghabisk sudah mulai ada
an makanan nafsu makan
dalam porsi - klien
sedang mengatakan
3. menganjurkan dan muntah
memberi makan berkurang
dengan porsi kecil
tapi sering O:
. Dengan hasil : - klien Nampak
- klien sudah menghabiskan
mau makan porsi makan
- nafsu makan
klien kembali A : Masalah teratasi
baik P : Intervensi di
4. memberikan pertahankan
pendidikan pada
pasien tentang
pentingnya nutrisi
bagi kesembuhan
pasien
Dengan hasil :
- pasien mengerti
akan penjelasan
perawat
5.kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
menentukan jumlah
kalori dan nutrsi
Dengan Hasil :
- 53x15 =1.590
kkal yang
diperlukan,
- kebutuhan
kalori klien
sudah terpenuhi
dikarenakan
klien sudah
makan dan
nafsu
- makan klien
sudah baik

3. 1. memonitor
kebutuhan tidur S:
klien - klien mengatakan
Dengan hasil : sudah bisa istirahat
- klien sudah bisa dan tidur
istirahat dan tidur O:
- rasa nyeri - nampak kebutuhan
hilang tidur dan istirahat
- konjungtiva klien terpenuhi
normal - klien nampak
- jumlah tidur rileks

klien terpenuhi A:

- 8 jam pada - masalah teratasi

malam hari dan 1 jam P:


pada siang hari - intervensi di
pertahankan

Pathway
Peningkatan HCL pada lambung

Merangsang pengeluaran zat


bradikinin, histamin dan sirotin
Rangsangan dihantarkan ke thalamus

Nyeri

Peningkatan asam lambung Ketidaknyam


tidur dan istirahat
terganggu anan

Mual dan muntah Kelemahan


Gangguan
pola tidur
Intoleransi
aktivitas
Nafsu makan berkurang

Nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh
BAB IV

PEMBAHASAN
DATA SENJANG ANTARA TEORI DENGAN KASUS YANG MUNCUL DAN ANALISANYA

Data yang di dapat setelah pengkajian yang di lakukan pada TN W.T di rasa sudah cukup berdasarkan tinjauan teoritis yang
ada. data – data tersebut sudah menunjang untuk untuk penyusunan asuhan keperawatan. Dalam teori dan kasus dan yang di buat
tidak ada perbedaan teori dan kasusu memiliki kesamaan di mana klien dengan gastritis paling banyak mengeluh nyeri ulu hati
setelah di lakukan pengkajian secara langsung benar adanya bahwa kebanyakan dari klien penderita gastritis masuk dengan keluhan
nyeri ulu hati.

DISCHARD PLANNING

1. Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.


2. Menganjurkan klien untuk mengurangi makanan yang dapat mengganggu lambung seperti makanan asam dan pedas, makanan yang
mengandung gas seperti ubi, buncis, koll dan lain – lain.
3. Menganjurkan klien untuk sarapan terlebih dahulu pada pagi hari agar tidak terjadi peningkatan asam lambung.
4. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam lambung.
5. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara waktu kurangi mengkonsumsi makanan tinggi serat.
6. Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil (tidak banyak) tetapi sering berupa makanan lunak dan rendah lemak. Makanlah
secara perlahan dan rileks.
7. Menganjurkan klien untuk menghindari stress
8. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan melalui usus

BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus,

atau local. (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu gastritis akut dan gastritis

kronis. Gastritis akut di sebabkan oleh mencerna makanan asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi

gangen atau perforasi. Sedangkan gastritis kronis inflamasi lambung yang lama dapat di sebabkan oleh ulkus benigna atau

maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).

B. SARAN

Berikut beberapa saran untuk mengurangi resiko terkena gastritis :

1. Makan secara benar. Hindari makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada

waktunya dan lakukan dengan santai.

2. Hindari alkohol. Pengguna alkohol dapat mengikis dan mengiritasi lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan

peradangan dan pendarahan.


3. Jangan merokok. Merokok mrngganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis

dan borok. Merokok juga dapat meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan

penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok

berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

4. Lakukan olahraga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi otot

usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

5. Kendalikan stress. Stress mningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat

memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan

pencernaan.karena stress bagi sebagian orang tidak dapat di hindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara efektif

dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olahraga teratur dan relaksasi yang cukup.

6. Ganti obat penghilang nyeri. Jika di mungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat – obatan golongan ini akan menyebabkan

tejadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah menjadi parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang

mengandung cetaminophe.
DAFTAR PUSTAKA

SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Herdman, Heather.2010 Diagnosis keperawatan. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran

Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran. Jakarta. Media aesculapius


Anderson, Sylvia Price. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – proses penyakitedisi 6 volume II. ECG. Jakarta : 2006

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai