Anda di halaman 1dari 18

LANGKAH-LANGKAH

PEMBERANTASAN KORUPSI
STRATEGI PEMBERANTASAN
KORUPSI
Di dalam Rencana Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi, ada enam (6) strategi nasional yang telah
dirumuskan guna mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih
dari korupsi dengan didukung kapasitas pencegahan dan
penindakan serta penanaman nilai budaya yang berintegritas.
Strategi tersebut adalah:
1. Pencegahan;
2. Penegakan hukum;
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak
pidana korupsi;
5. Pendidikan budaya antikorupsi;
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi dalam bukunya
mengenai panduan memberantas korupsi
mengelompokkan strategi pemberantasan korupsi
tersebut ke dalam 3 strategi berikut ini :
1. Strategi Represif
Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana
korupsi di mana seseorang diadukan, diselidiki,
disidik, dituntut, dan dieksekusi berdasarkan saksi-
saksi dan alat bukti yang kuat.
2. Strategi Perbaikan Sistem
Perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi
potensi korupsi. Caranya dengan kajian sistem,
penataan layanan publik melalui koordinasi, supervisi,
pencegahan, serta mendorong transparansi
penyelenggara negara.
3. Strategi Edukasi dan Kampanye
Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan
yang memiliki peran strategis dalam pemberantasan
korupsi. Melalui strategi ini akan dibangun perilaku
dan budaya antikorupsi. Edukasi dilakukan pada
segenap lapisan masyarakat sejak usia dini.
UPAYA PENINDAKAN
Pada bagian ini akan diuraikan upaya-upaya yang
merupakan perwujudan dari strategi represif, yaitu
upaya penindakan. Upaya represif atau upaya
penindakan yaitu upaya penanganan yang menitik
beratkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan
korupsi terjadi. Upaya ini dilakukan dengan cara
menggunakan hukum pidana. Melalui strategi
represif, pihak yang berwenang misalnya Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menyeret koruptor ke
meja hijau, membacakan tuntutan, menghadirkan
saksi saksi dan alat bukti yang menguatkan.
TAHAPAN-TAHAPAN
PENINDAKAN
1. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
Pengaduan oleh masyarakat merupakan hal yang sangat
penting bagi KPK, namun untuk memutuskan apakah
suatu pengaduan bisa dilanjutkan ke tahap penyelidikan
harus dilakukan proses verifikasi dan penelaahan.
2. Penyelidikan
Apabila penyelidik menemukan bukti permulaan yang
cukup mengenai dugaan tindak pidana korupsi, dalam
waktu paling lambat tujuh hari kerja penyidik
melaporkan ke KPK.
3. Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan
tersangka tindak pidana korupsi wajib memberikan
keterangan kepada penyidik.
4. Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum
melimpahkan kasus ke pengadilan Tipikor disertai
berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan
pelimpahan ini, kewenangan penahanan secara yuridis
beralih kepada hakim yang menangani.
5. Pelaksanaan Putusan Pengadilan (Eksekusi)
Eksekusi yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dilakukan oleh jaksa. Untuk itu panitera
mengirimkan salinan putusan kepada jaksa. Dalam
memahami upaya represif ini ada beberapa istilah
status yang penting dipahami, yaitu sebagai berikut:
a. Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia
alami sendiri.
b. Tersangka adalah seseorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya Berdasarkan bukti
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
c. Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut,
diperiksa, dan diadili di sidang pengadilan.
d. Terpidana adalah seseorang yang dipidana
berdasarkan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap. Upaya penindakan ini
diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap
pelaku dan jajaran para penguasa yang berpotensi
melakukan tindak pidana korupsi.
UPAYA PENCEGAHAN
Pencegahan ditujukan untuk mempersempit peluang
terjadinya tindak pidana korupsi pada tata
kepemerintahan dan masyarakat, menyangkut
pelayanan publik maupun penanganan perkara yang
bersih dari korupsi.
l
Rencana Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi.
- Pencegahan korupsi jangka menegah
- pencegahan korupsi jangka panjang
PEMBENTUKAN LEMBAGA ANTI
KORUPSI
a. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah eksis di
negara kita sebagai sebuah lembaga antikorupsi yang
kokoh dan kuat sejak tahun 2003.
KPK telah melaksanakan Strategi Perbaikan Sistem dan
juga strategi Edukasi dan Kampanye.
Perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi potensi
korupsi.
Caranya dengan kajian sistem, penataan layanan publik
melalui koordinasi/supervisi pencegahan serta
mendorong transparansi penyelenggaraan negara.
Lembaga lain yang juga harus memperbaiki sistem
kinerjanya adalah lembaga peradilan termasuk di
dalamnya: kepolisian, kejaksaan, pengadilan,
lembaga pemasyarakatan. Lembaga-lembaga ini
adalah jantung penegakkan hukum yang harus
bersikap imparsial (tidak memihak), jujur dan adil.
Pada tingkat kementerian ada inspektorat jenderal
yang harus meningkatkan kinerjanya.
b. Ombudsman
Kata Ombudsman berasal dari bahasa Swedia kuno
yang artinya perwakilan.
Lembaga Ombudsman yang perannya adalah sebagai
penyedia sarana bagi masyarakat yang hendak
mengadukan apa yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah dan pegawainya.
Lembaga ini juga berfungsi memberikan pendidikan
pada pemerintah dan masyarakat, mengembangkan
standar perilaku bagi lembaga pemerintah maupun
lembaga hukum.
c. Pada tingkat kementerian ditingkatkan kinerja
lembaga InspektoratJenderal.
d. Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik
penting dibenahi
sehingga tidak memberi peluang untuk melakukan
pungutan liar.
2. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik
Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah
dengan mewajibkan semua pejabat publik untuk
mengumumkan dan melaporkan kekayaan yang
dimilikinya baik sebelum maupun sesudah menjabat.
Hal ini diperlukan agar publik mengetahui kewajaran
peningkatan jumlah kekayaan terutama sesudah
menjabat dan mendorong transparansi penyelenggara
negara KPK menerima laporan LHKPN dan laporan
adanya gratifikasi. Penyelenggara negara wajib
melaporkan harta kekayaannya, antara lain ketika
dimutasi, mulai melaksanakan jabatan baru atau
pensiun.
a. Khusus untuk mengontrol pengadaan barang dan jasa
oleh publik maka lelang harus terbuka kepada publik.
Masyarakat harus punya otoritas untuk mengakses,
memantau proses dan hasil pelelangan. Untuk itu,
saat ini telah dilakukan lelang dengan menggunakan
LPSE.
RANGKUMAN
1. Strategi pemberantasan korupsi bukan hal yang sederhana.
Karena itu, perlu disesuaikan dengan konteks masyarakat dan
organisasi yang ditangani serta karakteristik pihak terkait dan
lingkungannya.
2. Terdapat 6 (enam) strategi nasional yang telah dirumuskan,
sedangkan Komisi Pemberantasan Korupsi
mengelompokkannya menjadi 3 (tiga) strategi, yaitu:
penindakan (represif), perbaikan sistem, edukasi dan kampanye.
3. Upaya penindakan merupakan upaya represif yang
menitikberatkan pada penumpasan setelah tindak pidana
korupsi terjadi. Ada 5 (lima) langkah dalam upaya penindakan,
yaitu: penanganan laporan pengaduan, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pelaksanaan putusan.
4. Upaya pencegahan korupsi ditujukan untuk
mempersempit peluang terjadinya tindak pidana
korupsi pada tatanan kepemerintahan dan masyarakat.
5. Upaya pencegahan mencakup: pembentukan lembaga
lembaga antikorupsi, pencegahan korupsi di sektor
publik, pencegahan sosial dan pemberdayaan
masyarakat, pembuatan instrumen hukum,
monitoring, dan evaluasi.
6. Kerja sama internasional sangat penting untuk
mengembangkan strategi global melawan korupsi
melalui pembuatan kebijakan pencegahan korupsi
tingkat internasional yang wajib dipatuhi setiap
negara.

Anda mungkin juga menyukai