JENIS,PRILAKU DAN
DAN CIRI
CIRI
KORUPSI
KORUPSI
Sangat
Sangat luasnya
luasnya aspek
aspek yang
yang terkait
terkait dengan
dengan korupsi
korupsi
hingga
hingga PerserikatanBangsa-Bangsa
PerserikatanBangsa-Bangsa (PBB) (PBB)
mengadakan
mengadakan konvensi
konvensi pada
pada tanggal
tanggal 11
11 Desember
Desember
2003.
2003. Sebanyak
Sebanyak 9494 negara
negara dari
dari 125
125 negara
negara anggota
anggota
PBB
PBB yang
yang hadir
hadir di
di Merida,Meksiko,
Merida,Meksiko, meratifikasi
meratifikasi
Konvensi
Konvensi PBBPBB Memerangi
Memerangi Korupsi
Korupsi United
United Nations
Nations
Convention
Convention against
against Corruption
Corruption (UNCAC).
(UNCAC). Dalam
Dalam hal
hal
ini
ini tampak
tampak bahwa
bahwa korupsi
korupsi telah
telah dianggap
dianggap sebagai
sebagai
permasalahan
permasalahan global.
global. Untuk
Untuk itu,
itu, badan
badan PBB
PBB
seperti
seperti United
United Nations
Nations Office
Office on
on Drugs
Drugs and
and Crime
Crime
(UNODC)
(UNODC) yang yang berkantor
berkantor di
di Wina
Wina diharapkan
diharapkan
mampu
mampu memainkan
memainkan peran
peran dalam
dalammenangkap
menangkap
koruptor
koruptor yang
yang melakukan
melakukan kejahatan
kejahatan lintas
lintas negara.
negara.
JENIS KORUPSI
Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang
dilakukan pengusaha kepada penguasa.
Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang
memiliki kepentingan ekonomi kepada eksekutif atau
legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang
menguntungkan bagi usaha ekonominya.
Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada
ikatan kekeluargaan, pertemanan, dan sebagainya.
Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan
negara secara sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak
asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
(Anwar, 2006:18 Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih dan
Tajdid PP Muhammadiyah, Jakarta: Pusat studi Agama dan Peradaban (PSAP).):
Syed Hussein Alatas JUGA mengemukakan
bahwa berdasarkan tipenya korupsi
dikelompokkan menjadi tujuh jenis korupsi
sebagai berikut.
1. Korupsi transaktif (transactive corruption) yaitu
menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pihak pemberi dan pihak penerima.
2. Korupsi yang memeras (extortive corruption)
adalah jenis korupsi dimana pihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
sedang mengancam dirinya, kepentingannya
atau orang-orang dan hal-hal yang dihargainya.
3. Korupsi investif (investive corruption) adalah
pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian
langsung dari keuntungan tertentu, selain
keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di
masa yang akan datang.
4. Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) adalah
penunjukan yang tidak sah terhadap teman atau sanak
saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan,
atau tindakan yang memberikan perlakuan yang
mengutamakan dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk
lain, kepada mereka, secara bertentangan dengan norma
dan peraturan yang berlaku.
5. Korupsi defensif (defensive corruption) adalah perilaku
korban korupsi dengan pemerasan, korupsinya adalah
dalam rangka mempertahankan diri.
6. Korupsi otogenik (autogenic corruption) yaitu korupsi yang
dilaksanakan seorang diri.
7. Korupsi dukungan (supportive corruption) yaitu korupsi
tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan
langsung dalam bentuk lain.
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Pidana Korupsi yang diperbarui dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 menetapkan 7
(tujuh) jenis Tindak Pidana Korupsi yaitu :
- Korupsi terkait kerugian keuangan negara,
- Suap-menyuap,
- Penggelapan dalam jabatan,
- Pemerasan,
- Pebuatan curang,
- Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
- Gratifikasi
BENTUK/JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI
(Buku saku KPK 2006)