BAB III
Pada tahun 2003 lahir sebuah konvensi yang dinamai dengan UNCAC atau
46
United Nations Convention Against Corruption, General Assembly Resolution 58/4
of 31 October 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi 2003). Hal 78
24
memperkaya diri sendiri secara tidak sah (illicit enrichment), penyuapan di sektor
(concealment), dll.47
Undang Tipikor), maka akan dijumpai beberapa ketentuan dalam UNCAC yang
UNCAC tetapi tidak dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi dalam Undang-
atau bekerja, dalam jabatan apa pun, dalam badan swasta, untuk dirinya
sendiri atau untuk orang lain, agar ia dengan melanggar tugasnya, bertindak
47
Ibid, hal 90
48
Ibid, hal 103
25
yang tidak semestinya oleh orang yang memimpin atau bekerja, dalam
jabatan apapun, di badan sektor swasta, untuk dirinya atau untuk orang lain,
antara 21 Januari 2002 dan 1 Oktober 2003 dan pada akhirnya setelah melewati
anggota dari UNCAC tidak harus berasal dari anggota organisasi internasional
UNODC itu sendiri, melainkan negara-negara di dunia boleh ikut serta dalam
konvensi ini. Hingga saat ini, telah terdapat 169 negara yang telah meratifikasi
disepakati.50
49
United Nations Convention Against Corruption, General Assembly Resolution 58/4
of 31 October 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi 2003, hal 160
50
Rio Declaration on Envoirnment and Development, United Nations Conference on
Envoirnment and Development 1992, hal 80
26
sebuah perjanjian maka negara sudah terikat dengan perjanjian. Oleh karena itu
kawasan Asia Tenggara sendiri khususnya Indonesia hingga saat ini masih
berada dalam tingkat korupsi yang cukup tinggi diantara negara- negara dikawasan
Asia Tenggara lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang telah
dilaksanakan oleh World Justice Project tahun 2011. Dalam survey ini melibatkan
lebih dari 66.000 responden dan 2.000 tenaga ahli mengenai penegakan hukum
korupsi 0,46 atau berada pada urutan ke 47 dari 65 negara tersurvei. Untuk
korupsi yang paling tinggi yang mana Vietnam berada satu peringkat di atas
Indonesia dengan skor 0,5 dan Negara terbersih di Asia Tenggara adalah
Indonesia masih berada di dalam jajaran terbawah jika dilihat dari skor CPI-nya.
telah berlangsung lama. Apabila korupsi terus dibiarkan dan tidak segera ditangani
salah satu permasalahan yang krusial dan sedang ramai diperbincangkan oleh
media massa, para elit politik maupun masyarakat umum. Pada saat ini
pada media elektronik seperti televisi yang secara tidak langsung membuktikan
masalah utama.51
Corruption, 2003 terdiri atas 71 Pasal (Articles) dan 8 Bab (Chapter) yang
tersebut.52
Dalam Bab III tepatnya pada Pasal 15 sampai dengan Pasal 22 United
Nations Convention Against Corruption, 2003 diatur secara tegas dan jelas
51
Ibid, hal 47
52
Ibid, hal 49
53
United Nations ConventionAgainst Corruption 2003
28
TOC tahun 2000 yang lebih menitikberatkan peran pemerintah dalam melakukan
dan KPK tidak boleh pandang bulu terhadap semua pelaku yang diduga telah
hukum (equality before the law). Oleh karena itu, pemerintah, KPK, dan semua
komponen bangsa harus serius menangani persoalan korupsi karena kalau tidak,
terjadi pembangungan berkelanjutan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Kita akan tertinggal semakin jauh dengan kemajuan negara lain kalau korupsi di
29
memberantas korupsi.54
adopsi dari aturan-aturan yang telah diterapkan dalam UNCAC setiap negara
memiliki mekanisme yang berbeda-beda tidak terkecuali dengan Indonesia hal ini
Indonesia.55
citra bangsa Indonesia dalam percaturan politik internasional. Arti penting lainnya
54
Rio Declaration on Envoirnment and Development, Op.cit, hal 81
55
Starke, JG., Op.cit, hal 88
56
Sands, Philippe, 2003, Principles of International Environmental Law, Second Edition,
Cambridge University Press, hal 15
30
dan
Menteri Kehakiman dan HAM RI yang diberikan mandat (full powers) oleh
bahwa top leader Indonesia mendukung penanganan korupsi secara global dan
Momentum yang baik ini tidak dimanfaatkan oleh Presiden Megawati pada
waktu itu dan lebih memilih untuk diwakili oleh pejabat setingkat menteri, bukan
Peru, dan Filipina, yang mengutus wakil presidennya masing-masing. Tidak ada
dan HAM RI di Merida, Meksiko, yang pada waktu itu dijabat oleh Yusril Ihzal
itu Indonesia meratifikasi konvensi tersebut pada tanggal 18 April 2006 yang
57
Ibid, hal 61
31
mengikat bagi bangsa Indonesia untuk melaksanakan isi dari KAK 2003.58
Indonesia
oleh banyak negara di dunia, membuktikan bahwa tindak pidana korupsi bukan
hanya menjadi momok bagi bangsa Indonesia, bahkan dunia internasional pun
menyadari bahwa korupsi merupakan musuh bersama yang harus diberantas. Jika
korupsinya nomor satu di Asia, bahkan di dunia, kini adanya konvensi tersebut
negeri tetangga, seperti Singapura yang selama ini kita kenal sebagai tempat paling
instrument baru dalam rangka asset recovery. Kejahatan korupsi sudah masuk
kejahatan transnasional yang pelakunya bisa lari kemana saja dan uangnya
58
Sands, Philippe, Loc.cit, hal 38
59
Ibid, hal 80
60
United Nations Convention Against Corruption, General Assembly Resolution 58/4
of 31 October 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi 2003
32
bisa disimpan di mana saja, sehingga untuk mengatasinya tidak jarang dibutuhkan
yang begitu kompleks baik dari segi modus dan aktor, sehingga sulit dibantah
beberapa perbuatan untuk dapat dikategorikan sebagai sebuah tindak pidana. Salah
Pasal 18 UNCAC.
kekurangan dari Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi yang ada saat ini,
ratifikasi tersebut juga menunjukkan komitmen serius dari negara ini untuk
tersebut atau sama sekali belum diadopsi dalam hukum positif Indonesia.
sebagai Tindak Pidana Korupsi. Ke-30 perbuatan tersebut secara garis besar dapat
dibagi menjadi tujuh jenis. Pertama, tipikor yang berkaitan dengan kerugian
61
Romli Atmasasmita, Hukum Kejahatan Bisnis: Teori & Praktik di Era Globalisasi.
Jakarta. PT. Premedia Group. 2014., hal 61
62
Ibid, hal 90
33
pemerasan sebanyak tiga Pasal. Kelima, tipikor berupa perbuatan curang sebanyak
enam Pasal. Keenam, tipikor yang berkiatan dengan pengadaan barang dan jasa
hanya satu Pasal. Ketujuh, tipikor berupa gratifikasi juga satu Pasal. Dengan
demikian, korupsi tidak hanya bertalian dengan memperkaya diri sendiri atau orang
dinamis dari waktu ke waktu. Kemarin orang hanya mengenal kerugian negara dan
suap menyuap namun saat ini korupsi sudah berkembang salah satunya yaitu
trading in influence.64
UNCAC tersebut, dapat ditarik unsur – unsur yang terkandung di dalamnya, yang
belum diatur dengan jelas dalam Undang – Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang – Undang No. 20 Tahun 2001
1. Subjek hukum yang dapat dipidana (addresat) dari Pasal tersebut tidak
hanya pejabat publik, tetapi juga setiap orang, baik yang mempunyai
63
Romli Atmasasmita, Op.cit, hal 99
64
Ibid, hal 142
65
Ibid, hal 61
34
atau ditawarkan kepada pejabat publik atau orang lain. Secara sederhana,
bentuk. Bentuk pertama dapat berupa jabatan. Bentuk kedua dapat berupa
materil seringkali menjadi tujuan yang paling utama para pelaku tersebut
menempatkan sektor publik sebagai objek dan target penegakan hukum yang
merupakan hasil kolaborasi sektor publik dan sektor swasta. Pernyataan tersebut
66
Ibid, hal 90
35
adalah Kejahatan melibatkan tiga pihak yakni dua pelaku dari sisi pengambil
kebijakan termasuk orang yang menjual pengaruhnya (tidak mesti harus pejabat
jelas. Sebagai mana yang telah di atur dalam UU No. 24 Tahun 2000 mengenai
mekanisme hukum internasional menjadi hukum nasional terdapat dua macam cara
paripurna yang harus dilakukan sampai pada akhirnya ratifikasi UNCAC disahkan
oleh Indonesia. Adapun tahapan tersebut antara lain diawali dengan diusulkan
akademis yang berasal dari Presiden dan kemudian disampaikan secara tertulis
67
Ibid, hal 166
68
Coplin, William D. Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis.
terjemahan Marsedes Marbun. Bandung: Sinar Baru. 1992, hal 84
36
sampaikan dalam bentuk tertulis kepada pimpinan DPR dengan surat pengantar
berbentuk forum dan aturan berfungsi untuk mengontrol yang nantinya akan diadili
dalam perundingan yang telah ditentukan. Hal tersebut diatur dalam pasal 66
suatu saat terjadi. Ketidak inginan Indonesia merupakan hak bagi negara yang
mana negara dapat membatasi dampak dari ICJ dengan membuat persyaratan.
dalam bentuk regulasi korupsi. Adapun pasal UNCAC yang dijadikan landasan
perubahan kebijakan korupsi Indonesia mulai tahun 2009 hingga 2013 secara
eksplisit yaitu bab II dan bab III. Dalam prosesnya, Indonesia merupakan aktor
37
memiliki beberapa hak dan kewajiban yang harus dilakukan terkait korupsi
meratifikasi UNCAC mulai pada tahun 2009 hingga 2013 antara lain UU No 46
Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2012 mengenai strategi nasional pencegahan dan
negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut yaitu adanya unifikasi, adanya
pertukaran informasi terkait kasus korupsi yang diatur dalam pasal 46 ayat (4),
sarana atau hal lain untuk tujuan pembuktian yang diatur dalam pasal 49 ayat (29),
proses pengembalian aset yang diatur dalam pasal 46 ayat (30), adanya kerjasama
antar penegak hukum yang diatur pasal 48 ayat (1). Selain itu ada juga hambatan
yang dihadapi oleh negara peratifikasi dalam hal pengembalian aset melalui
bantuan hukum timbal balik berupa hambatan internal yaitu ketentuan hukum yang
69
Romli Atmasasmita, Loc.cit, hal 91
70
Ibid, hal 109
38
harmonisasi hukum nasional, memerlukan biaya yang besar serta hambatan dari
UNCAC yaitu adanya perbedaan sistem hukum, hal yang berkaitan dengan
Masalah korupsi ada di hampir semua negara, namun yang paling banyak
publik, dan proses birokrasi dan politik berlangsung kurang terbuka dan kurang
masyarakat sipil yang berpengetahuan cukup (well informed) dan didukung dengan
atau swasta untuk keuntungan pribadi yang telah menjadi salah satu dilema yang
paling abadi yang dihadapi oleh pemerintah sepanjang sejarah. Walaupun mungkin
dapat ditemukan setiap saat dan dalam semua sistem politik. Hal itu juga dapat
ditemukan dalam sektor swasta. Memang, hubungan antara korupsi di sektor publik
71
United Nations ConventionAgainst Corruption 2003
72
United Nations Convention Against Corruption, General Assembly Resolution 58/4
of 31 October 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi 2003
39
dan swasta merupakan suatu bidang perhatian tertentu baik untuk negara-negara
abad sembilan belas dan awal abad dua puluh, seperti penerapan sistem pelayanan
dan departemen pemerintah, atau penciptaan anggaran, pengadaan, serta proses dan
instansi pemeriksaan atau audit yang lebih resmi, mengakar dalam keinginan untuk
2003 dan Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No.7 tahun 2006 sebagai
tindak lanjut dari kesepahaman UNCAC pada tanggal 18 April 2006. Partsipasi
dalam usaha memberantas korupsi tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga
konvensi tersebut untuk menyelesaikan masalah korupsi baik yang terjadi di dalam
negeri maupun korupsi yang terjadi lintas negara, terutama dalam rangka
73
Ibid, hal 12
74
Coplin, William D. Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis.
terjemahan Marsedes Marbun. Bandung: Sinar Baru. 1992, hal 113
75
Ibid, hal 117
40
pengembalian aset korupsi yang ada di luar negeri.76 Dalam pengembalian aset
Kesamaan standar internasional minimal yang telah disepakati di dalam KAK 2003
tersebut sudah tentu juga memerlukan proses harmonisasi hukum yang tidak
Indonesia.78
koruptor dapat bekerja sama dalam menangani masalah korupsi di Indonesia. Jadi
koruptor, UNCAC memang tidak mengatur sanksi hukum yang dapat dikenakan
76
Hal 80
77
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. 2010. Pengantar Hukum Internasional. PT
Alumni: Bandung, hal 71
78
Sam Blay.Loc.cit, hal 43
41
terkait dengan UNCAC. Ekstradisi (UU No. 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi),
Mutual Legal Assistance (Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana UU No.
pengkajian mendalam dari berbagai aspek dan wawasan yang luas dari tim
penyusun untuk menemukan aspek sosial, budaya, ekonomi, politik yang terkait
pascaratifikasi KAK PBB 2003 bukan semata-mata penegakan hukum dalam arti
dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya bagi bangsa dan negara.81
Berpijak kepada kondisi riil penegakan hukum serta penerapan KAK PBB
2003 yang konsisten dan produktif untuk memperkuat laporan tahunan pemerintah
79
Lembaga Pengkajian Independen Kebijakan Publik, Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan
Lembaga Pengiat Antikorupsi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. 2016
80
Ibid, hal 173
81
United Nations Convention Against Corruption, General Assembly Resolution 58/4
of 31 October 2003 (Konvensi PBB Anti Korupsi 2003
42
dalam pengembalian aset hasil korupsi yang ditempatkan di negara lain. Keempat
visi pemberantasan korupsi tersebut harus disusun rapi dan sinergis ke dalam UU
baru pemberantasan korupsi tersebut. Keempat visi tersebut harus secara tepat
sehingga bangsa dan negara dapat memetik manfaat nyata dari pemberantasan
korupsi dan bukan sekadar memperoleh citra melainkan juga menunjukkan kinerja
nyata.82
dengan sistem hukum di Indonesia. Hal yang pasti dilakukan menurutnya adalah
Soal revisi UU Korupsi yang baru ini, tim revisi menunggu kerja dari tim ahli PBB
yang akan membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis UNCAC. Selain
Publik. Dua UU ini mutlak ada sebagai pendamping UU Korupsi yang baru.
PBB.83
Ada beberapa hal penting yang telah dirumuskan revisi UU Tindak Pidana
korupsi, yaitu sebagai berikut. Pertama, usulan revisi UU Tindak Pidana Korupsi,
mengantisipasi modus kejahatan korupsi yang terus makin berkembang. Lebih dari
82
Ibid, hal 59
83
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes. Loc.cit, hal 52
43
itu, dampak dari korupsi juga tidak hanya berkenaan dengan kerugian keuangan
negara saja, tetapi juga telah melemahkan lembaga dan nilai-nilai demokrasi, etika,
hukum, selain mengancam stabilitas dan keamanan masyarakat. Kedua, revisi juga
dapat digunakan sebagai akses untuk melakukan kerja sama internasional dengan
kejahatan transnasional.84
hal-hal penting yang tersebut di dalam UNCAC 2003 atau UU No 7 Tahun 2006.
Salah satu indikasinya, revisi UU tersebut tidak mengatur secara komprehensif hal-
hal yang berkaitan dengan assets recovery, padahal aturan pengembalian aset ini
merupakan salah satu pilar dan terobosan utama yang dirumuskan dalam konvensi
sebaliknya atas rumusan pasal yang sudah diatur secara lebih tegas pada UNCAC
rangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi sesuai
84
Peneliti dapatkan dari Eddy O.S Hiariej tentang Memahami ’Traiding in Influence’
Dalam Kerangka UNCAC Sebagai Instrumen Pemberantasan Korupsi Di Indonesia melalui
Email eddyosh@yahoo.com, Pada hari Jum’at, 27 Januari 2019 Pukul 09.48 WIB.
44
Dalam segi court/institution, UNCAC hingga saat ini menggunakan ICJ dan
belum memiliki badan khusus untuk mengatasi permasalahan korupsi pada jalur
upaya- upaya yang dilakukan oleh negara- negara peserta UNCAC. Selain itu
fungsi forum konferensi UNCAC adalah sebagai alat untuk mengawasi regulasi
korupsi negara Indonesia apabila terdapat kesalahan maka akan dilakukan review.86
aset-aset hasil korupsi yang dilarikan ke negara lain, sekalipun telah meratifikasi
Konvensi PBB mengenai Antikorupsi (UNCAC). Dari tiga jalur yang tersedia
untuk pengembalian aset-aset hasil korupsi di negara lain, yaitu melalui proses
penyelidikan kriminal, melalui litigasi sipil, dan melalui perampasan aset (asset
perampasan aset. Untuk pengembalian aset yang ada di negara lain, Indonesia
banyak negara tempat aset Indonesia berada belum menjadi pihak dari
konvensi tersebut. Sehingga, pemerintah punya gagasan dalam sidang yang kedua
para pihak UNCAC di Indonesia, agar para pihak punya pengaturan yang lebih
85
Lembaga Pengkajian Independen Kebijakan Publik, Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan
Lembaga Pengiat Antikorupsi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. 2016
86
Ibid, hal 90
45
teknis dan sederhana. Dalam UNCAC memang ada, tetapi sifatnya masih pedoman
umum.87
prosesnya akan lama. Sedangkan melalui litigasi sipil bisa lebih cepat, tetapi mahal
biayanya. Yang bisa dipakai itu perampasan aset. Melalui cara ini, aset bisa
langsung dirampas tanpa ada suatu keputusan pidana. Itu yang dimungkinkan
asetnya yang ada di negara lain, Indonesia juga harus timbal balik, siap menerima
permintaan pengembalian aset hasil korupsi milik negara lain yang ada di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam aturan hukum RI harus ada soal perampasan aset
itu. Kalau ada aturan itu, polisi atau PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan) bisa melakukan penyitaan terhadap suatu aset tanpa ada satu
keputusan pidana.88
kerjasama masih bersifat administratif dan cenderung politis karena ditentukan oleh
Assistance. Dalam hal MLA Indonesia kurang progresif. Hal ini dapat dilihat dari
87
Sam Blay.Loc.cit, hal 26
88
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes.Op.cit, hal 33
46
42 ayat (1) sampai dengan ayat (6). Pasal ini menjadi dasar bagi negara-negara
yang diatur oleh konvensi, dan begitu juga terhadap pengembalian aset yang
baik kerjasama bilateral dan multilateral seperti bantuan timbal balik ( Mutual
pengembalian aset. 89
(civil recovery) yang diatur dalam Pasal 53 konvensi dan instrumen hukum
pidana (criminal recovery) yang diatur dalam Pasal 54-55 konvensi yang
tetap seperti yang diatur di dalam Pasal 54 ayat 1 huruf (a) serta ayat 2 huruf
uraian mengenai kekayaan yang dirampas, lokasi, perkiraan nilai serta fakta-
89
Purwaning M. Yanuar, Pengembalian Aset Hasil Korupsi Berdasarkan Konvensi PBB
Anti Korupsi 2003 Dalam Sistem Hukum Indoneia,Alumni, Bandung. Hal 85
90
Ibid, hal 16
47
fakta yang meyakinkan terhadap aset yang akan dirampas, beserta perintah
pemberlakuan ketentuan suatu tindak pidana. Selain itu, juga karena sistem
hukum pidana Indonesia mengakui asas legalitas (Pasal 1 ayat 1 KUHP) yang
disebutkan di atas. 93
yang mana juga hak tersebut telah sesuai dengan ketentuan dalam pasal- pasal
ini merupakan hak bagi setiap negara berdaulat dalam perjanjian internasional.
berbeda.94
hukum domestik hal ini terlihat pada pengesahan UNCAC oleh badan
ratifikasi United Nation Convention Againts Corruption 2003 yaitu alam hal
94
Tenth Edition, Loc.cit, hal 148
95
Lembaga Pengkajian Independen Kebijakan Publik, Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan
Lembaga Pengiat Antikorupsi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. 2016, hal 52
49
sejumlah kendala secara yuridis tentang kesiapan hukum positif. Dalam hal
peminta yang notabene adalah suatu negara. Terlebih lagi juga perlu
aset hasil korupsi yang berada atau ditempatkan di negara tersebut secara
maksimal karena Indonesia sampai dengan saat ini belum memiliki peraturan
yang ada masih melandaskan pada adanya kerugian negara sementara didalam
konvensi pengembalian aset itu tidak hanya didasarkan pada adanya kerugian
itu istilah pengembalian aset belum dikenal secara eksplisit didalam berbagai
seandainya pihak ketiga juga ikut dirugikan akibat kejahatan korupsi yang
telah dilakukan.98 Belum lagi sampai saat ini Indonesia belum memiliki
96
Ibid, hal 80
97
Purwaning M. Yanuar, Op.cit, hal 63
98
Ibid, hal 79
50
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan
hidup yang merupakan harapan seluruh manusia dan negara di dunia. Setiap
internasional.100
tentu hukum nasional kita yang harus didahulukan dalam pelaksanaan sehari-
dan Nepotisme;
99
Djoko Sumaryanto, Op.cit, hal53
100
I Gusti Ketut Ariawan, 2008, Stollen Asset Recovery Initiative, Suatu Harapan dalam
Pengembalian Aset Negara, tersedia di http://docs.google.com/journal.unud.ac., hal 30
51
Atas dasar uraian di atas, jelas bahwa adalah keliru jika ada pendapat
ahli hukum pidana yang mengemukakan bahwa, UNCAC atau Konvensi PBB
dan dapat diterapkan dalam perkara korupsi di Indonesia dengan alasan telah
101
Purwaning M. Yanuar, Op.cit, hal 80
52
telah memasuki lintas batas negara, dimana seperti yang disampaikan dalam
terkait. Indonesia sepertinya sangat serius dalam kasus korupsi ini sebab
sebut saja seperti pergeseran arah politik, hukum, ekonomi bahkan sampai
keranah pendidikan dan keagamaan. Keseriusan Indonesia ini dapat kita lihat
Korupsi ( KPK ).105 Dalam rangka pemberantasan korupsi ini Indonesia tidak
ini, sehingga Indonesia sangat memerlukan bantuan dari negara lain baik itu
korupsi ini dengan harapan agar negara benar-benar bersih dari tindakan
tindakan pidana korupsi telah melewati batas negara. Tindakan ini dapat
dilakukan UNCAC dalam melakukan proses pengamanan aset hasil korupsi ini
yaitu pertama dengan melakukan pelacakan, kedua aset yang sudah dilacak
akan dibekukan, kemudian aset yang telah dibekukan akan disita dengan
memanfaatkan pihak berwenang dimana aset itu berada, dan yang terakhir
105
Ibid, hal 70
106
Ibid, hal 76
107
Lola Yuristrisia, Loc. Cit, hal 85
54
telah menjadi musuh negara yang telah merampas hak-hak rakyat untuk
merasakan kesejahteraan.109
korupsi mampu melintasi dengan bebas batas yurisdiksi dan geografis negara.
telah melarikan aset negara melewati batas lintas negara. Dengan demikian
UNCAC, maka upaya pengambilan aset akan tercapai dengan maksimal. Tidak
ada satu pun negara di dunia ini yang tidak menginginkan kedamaian dan
yang mungkin Indonesia dapat dari kerjasama internasional ini adalah sebagai
berikut :
1. Paham bahwa korupsi itu tidak hanya permasalahan nasional negara tapi
korupsi yang sudah sejak lama menjadi penyakit bagi kehidupan berbangsa
dan bernegera.
negara telah masuk penjara mulai dari tingkat menteri sampai pejabat di
pengembalian aset-aset yang berada di luar negeri hasil dari kejahatan korupsi,
56
meskipun dalam praktik tidak mudah karena melibatkan sistim hukum dan
111
Lola Yuristrisia, Pengembalian Aset Hasil Tindak Pidana Korupsi Menurut Ketentuan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Pbb Anti Korupsi 2003 (UNCAC 2003), Fakultas Hukum Universitas Andalas,
Padang, 2010, hal 66