Anda di halaman 1dari 32

PENANGANAN DAN PENEGAKAN

HUKUM TINDAK PIDANA


PENCUCIAN UANG DARI HASIL
TINDAK PIDANA KORUPSI
DI INDONESIA
Dosen Pengampu
Dr. Panca Sarjana Putra, S.H., M.H.
PRODI ILMU HUKUM
MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
T.A 2023/2024
KELOMPOK 2 TINDAK PIDANA KHUSUS
NAMA KELOMPOK 2 :

1. Ahmed Zidane 71210111066 6. Putri Azriliani 71210111018

2. Muhammad Rifqi 71710111036 7. Ali Sadikin B. 71210111101

3. Nabila Putri Mulya 71210111040 8. Desi Wira S. 71170111055

4. Nursafa 71210111006 9. Adi Riawan 71210111103

5. Christie Clarissa W.S 71210111050 10. Rahmat Mursyidan 71210111092


PEMBAHASAN MASALAH
Pengertian Tindak Pidana Korupsi Yang Dijelaskan Dalam
1 Undang-Undang

22 Unsur-Unsur Dalam Tindak Pidana Korupsi

3 Tindakan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi

Pencegahan Dan Serta Pemberantasan Tindak Pidana


4 Pencucian Uang Yang Berasal Dari Hasil Tindak Pidana
Korupsi.
Penerapan Sanksi Terhadap Pelaku Pencucian Uang Dari
5 Hasil Tindak Pidana Korupsi
PEMBAHASAN MASALAH
Faktor Penghambat Dalam Proses Penegakan Hukum Pidana Dalam
Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Berasal
1
6
Dari Tindak Pidana Korupsi

Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam Pemberantasan


72 Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

3
8 Prosedur Pengembalian Uang Negara Dari Hasil Tindak Pidana Korups

Dampak Dari Tindak Pidana Pencucian Uang Dari Hasil Tindak Pidana
4
9 Korupsi

Solusi Dalam Penegakan Hukum Pidana Dalam Upaya Pemberantasan


5
10 Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Berasal Dari Tindak Pidana
Korupsi
PENDAHULUAN
Tindak Pidana Pencucian uang sebagai suatu
kejahatan mempunyai ciri khas yaitu bahwa kejahatan
ini bukan merupakan kejahatan tunggal tetapi
kejahatan ganda. Tindak pidana pencucian uang tidak
berdiri sendiri karena harta kekayaan yang
ditempatkan, ditransfer, atau dialihkan dengan cara
intergrasi itu diperoleh dari tindak pidana, berarti
sudah ada tindak pidana lain yang mendahuluinya
(predicate crime).
01
Pengertian Tindak
Pidana Korupsi Yang
Dijelaskan Dalam
Undang-Undang
Apa itu Korupsi Dan Dimana Tindak Pidana Korupsi Diatur ?
• Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana
yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi yang
dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan, untuk
memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan
kekuasaan untuk keuntungan pribadi seseorang.

• Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi salah satu unsur Tindak Pidana Korupsi
adalah adanya tindakan yang merugikan negara.

• Korupsi sering juga menggunakan pasal 55 ayat 1 ke 1 dan pasal


56 KUHP dalam dakwaannya , karena korupsi sering dilakukan
secara bersama-sama Pasal 55 ayat 1 ke 1 berisikan 53. Jika
Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP mengatakan pelaku adalah mereka
yang melakukan, yang menyuruh melakukan, bersama-sama
atau turut serta melakukan dan penggerak penganjur atau
pembujuk barulah mereka merupakan pelaku yang harus
02
Unsur-Unsur Dalam
Tindak Pidana
Korupsi
Unsur-Unsur Dalam Tindak Pidana
Unsur melawan hukum dalam perkara korupsi
merupakan hal yang penting dan menentukan untuk
adanya suatu tindak pidana korupsi yang harus
dipertanggungjawabkan, baik tanggung jawab jabatan
maupun tanggung jawab pribadi.
Konsekuensi tanggung jawab peribadi berkaitan dengan
tanggung jawab pidana. Rumusan korupsi pada Pasal 3
UU No. 31 Tahun 1999, pertama kali termuat dalam Pasal
1 ayat (1) huruf b UU No. 3 Tahun 1971. Perbedaan
rumusan terletak pada masuknya kata ”dapat” sebelum
unsur ”merugikan keuangan/perekonomian negara” pada
UU No. 31 Tahun 1999. Sampai dengan saat ini, pasal ini
termasuk paling banyak digunakan untuk memidana
koruptor
Unsur-Unsur Dalam
Tindak Pidana
Korupsi
Dapat Merugikan Keuangan Negara

04 Atau Perekonomian Negara

Menyalahgunakan Kewenangan,
Kesempatan, Atau Sarana
03
Dengan Tujuan Menguntungkan Diri

02 Sendiri Atau Orang Lain Atau Suatu


Korporasi

Setiap Orang
01
03
Tindakan Melawan
Hukum Dalam Tindak
Pidana Korupsi
Tindakan Melawan Hukum Dalam
Tindak Pidana Korupsi
Melawan hukum dalam konteks Undang-
Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana yang
telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20
tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (UU PTPK), digolongkan sebagai
tindak pidana atau delik formil, di mana unsur-
unsur perbuatan harus telah dipenuhi, dan bukan
sebagai delik materiil, yang mensyaratkan akibat
perbuatan berupa kerugian yang timbul tersebut
harus telah terjadi
04
Pencegahan Dan
Serta
Pemberantasan
Tindak Pidana
Pencucian Uang Yang
Berasal Dari Tindak
Pidana Korupsi
Pencegahan Dan Serta Pemberantasan
P •
Tindak Pidana Pencucian Uang
Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan

P
tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat
melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa
permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi

A dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun


internasional

T
• Permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi
dalam pertukaran informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan atas inisiatif sendiri

K
atau atas permintaan pihak yang dapat meminta
informasi kepada PPATK
PPATK Melakukan Kerjasama
Melalui 5 Hal Pertukaran
Informasi

1 2 3 4 5

Instansi Lembaga yang Lembaga yang Lembaga lain yang Financial


Penegak berwenang bertugas terkait dengan intelligence unit
Hukum melakukan memeriksa pencegahan dan negara lain
pengawasan pengelolaan dan pemberantasan
terhadap penyedia tanggung jawab tindak pidana
jasa keuangan keuangan negara Pencucian Uang
Contoh Kasus
PT Jiwasraya merupakan salah satu perusahaan asuransi
yang dikelola oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Ada banyak nasabah yang memilih untuk mendaftar
ke PT Jiwa Saraya.
Namun ternyata, beberapa petinggi dari PT Jiwasraya ini
melakukan pelanggaran TPPU. Total kerugian Negara
ini mencapai 16 triliun rupiah. Selain itu, klaim
asuransi dari nasabah juga tidak dapat dipenuhi.
Akibatnya, PT Jiwasraya dianggap gagal bayar terhadap
klaim polis dari nasabah. Beberapa pejabat dari
asuransi Jiwasraya juga didakwa dengan undang-
undang pencucian uang. Sehingga, tersangka diancam
hukuman diatas 10 tahun penjara.
05
Penerapan Sanksi
Terhadap Pelaku
Pencucian Uang Dari
Hasil Tindak Pidana
Korupsi
Pola Tindak Placement
Pidana Merupakan upaya menempatkan dana yang
dihasilkan dari suatu aktifitas kejahatan ke
1
Pencucian Uang dalam sistem keuangan.

Layering
Diartikan sebagai memisahkan hasil kejahatan
2 dari sumbernya yaitu aktifitas kejahatan yang
terkait melalui beberapa tahapan transaksi
keuangan

Integration
Yaitu upaya untuk menetapkan suatu landasan
sebagai suatu ’legitimate explanation’ bagi hasil
3
kejahatan. Disini uang yang di ‘cuci’ melalui placement
maupun layering dialihkan kedalam kegiatan-kegiatan
resmi
P
E Penerapan Sanksi Terhadap Pelaku Pencucian Uang
N
E Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi
R
A • Sesuai dengan Pasal 1 UU No. 8 Tahun 2010,
P semua harta kekayaan yang diduga berasal
A dari hasil kejahatan yang disembunyikan atau
N disamarkan merupakan pidana pencucian
S uang. Di lain pihak, pidana pencucian uang
A merupakan tindak pidana yang beridiri sendiri
N (independent crime) karena delik pidana
K pencucian uang telah dirumuskan secara
S mandiri sesuai Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan
I
Pasal 6 UU No. 8 Tahun 2010.
P
E Penerapan Sanksi Terhadap Pelaku Pencucian Uang
N
E Dari Hasil Tindak Pidana Korupsi
R
A • Selain menerapkan sanksi pidana berdasarkan sistem
P absorbsi yang dipertajam, adanya norma sanksi
A tambahan berdasarkan Pasal 17 Jo Pasal 18 Undang-
N Undang Nomor : 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo
S Perubahannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001,
A juga menjadi salah satu faktor yang dapat difungsikan
N secara maksimal untuk membuat efek jerah kepada
K koruptor agar tidak mengulangi perbuatannya dan/atau
S memberikan pencegahan/preventif umum dilakukannya
I tindak pidana korupsi oleh penyelenggara Negara,
penyelenggara pemerintahan, individu, dan korporasi.
06
Faktor Penghambat
Dalam Proses
Penegakan Hukum
Pidana Dalam Upaya
Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
Yang Berasal Dari Tindak
Pidana Korupsi
F
A Faktor Penghambat Dalam Proses Penegakan Hukum Pidana
K Dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
T Yang Berasal Dari Tindak Pidana Korupsi
O
R • Upaya melakukan pemberantasan korupsi bukanlah hal yang
mudah. Meskipun sudah dilakukan berbagai upaya untuk
P memberantas korupsi, tetapi masih terdapat beberapa
E hambatan dalam pemberantasan korupsi. Operasi tangkap
N tangan (OTT) sering dilakukan oleh KPK, tuntutan dan putusan
G yang dijatuhkan oleh penegak hukum juga sudah cukup keras,
H namun korupsi masih tetap saja dilakukan. Bahkan ada
A
pendapat yang menyatakan bahwa yang kena OTT adalah
M
orang yang “sial atau apes”
B
A
T
4 Faktor
Penghambat Hambatan
Penegakan Hukum 04 Manajemen

Hambatan
Instrumental 03
Hambatan
02 Kultural

Hambatan
Struktural 01
07
Kewenangan Komisi
Pemberantasan Korupsi
Dalam Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Di
Indonesia
Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi Dalam
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

• Tugas dan kewenangan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK)


sesuai ketentuan Pasal 6 Undang-Undang No.30 Tahun 2002
membagi tugas-tugas KPK dalam 5 jenis:
1. Tugas koordinasi dengan instansi berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Supervisi terhadap instansi berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap
tindak pidana korupsi.
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana
korupsi.
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan
negara
08
Prosedur Pengembalian
Uang Negara Dari Hasil
Tindak Pidana Korupsi
Prosedur Pengembalian Uang Negara Dari Hasil Tindak
Pidana Korupsi

• Kendati berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan


(BPK) ditemukan kerugian negara dalam penggunaan anggaran
negara atau daerah, namun Jaksa tak bisa langsung
mengusutnya. Diberikan waktu selama 60 hari untuk
mengembalikan kerugian negara/daerah tersebut. Jika tidak,
baru ditindaklanjuti dengan langkah hukum. “Jika ada laporan
pemeriksaan BPK yang mengindikasikan kerugian negara, maka
masih dimungkinkan untuk ditindaklanjuti selama 60 hari.
Kalau 60 hari untuk mengembalikan kerugian negara tersebut,
tidak bisa ditindaklanjuti maka akan masuk pada ranah
hukum,”
09
Dampak Dari Tindak
Pidana Pencucian Uang
Dari Hasil Tindak Pidana
Korupsi
Dampak Dari Tindak Pidana Pencucian Uang Dari Hasil
Tindak Pidana Korupsi

• Fakta empirik dari hasil penelitian di banyak negara dan


dukungan teoritik oleh para saintis sosial menunjukkan bahwa
korupsi berpengaruh negatif terhadap rasa keadilan sosial dan
kesetaraan sosial. Korupsi menyebabkan perbedaan yang tajam
di antara kelompok sosial dan individu baik dalam hal
pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain
• Oleh karena itu, tindak pidana Pencucian Uang tidak hanya
mengancam stabilitas dan integritas sistem perekonomian dan
sistem keuangan, tetapi juga dapat membahayakan sendi-sendi
kehidupan berbangsa, berbangsa, dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
10
Solusi Dalam Penegakan
Hukum Pidana Dalam
Upaya Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian
Uang Yang Berasal Dari
Tindak Pidana Korupsi
Solusi Dalam Penegakan Hukum Pidana Dalam Upaya
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang
Berasal Dari Tindak Pidana Korupsi

• Pemberantasan tindak pidana pencucian uang sebagai tindak


pidana lanjutan (underlying crime) dari tindak pidana korupsi
melalui secara preventif (pencegahan) adalah dengan membuat
hambatan atau hambatan agar tidak terjadi tindak pidana
korupsi dan tindak pidana pencucian uang.

• Pada dasarnya prinsip-prinsip anti korupsi merupakan upaya


antisipatif yang harus dilakukan untuk meminimalisir tindakan
yang mengarah pada suatu tindak korupsi. Dengan menerapkan
prinsipprinsip anti korupsi diharapkan perkembangan korupsi
dapat dikendalikan bahkan diberantas, agar laju pergerakan
korupsi dapat dibendung bahkan diberantas
Solusi Dalam Penegakan Hukum Pidana Dalam Upaya
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang
Berasal Dari Tindak Pidana Korupsi

• Strategi Preventif Upaya preventif adalah usaha pencegahan


korupsi yang diarahkan untuk meminimalisasi penyebab dan
peluang seseorang melakukan tindak korupsi. Upaya preventif
dapat dilakukan dengan: Memperkuat Dewan Perwakilan
Rakyat atau DPR. Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran
peradilan di bawahnya

• Upaya represif dalam mencegah tindak pidana korupsi


adalah: Penguatan kapasitas badan atau komisi anti
korupsi. Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman
koruptor besar dengan efek jera.

Anda mungkin juga menyukai