Anda di halaman 1dari 17

SANKSI PIDANA ATAS PERMUFAKATAN JAHAT penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah,

UNTUK MELAKUKAN TINDAK PIDANA sumbangan, penitipan, penukaran, atau


PENCUCIAN UANG TERHADAP ORANG menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya
YANG BERADA DI DALAM ATAU DI LUAR atau patut diduganya merupakan hasil tindak
WILAYAH NEGARA KESATUAN pidana.
REPUBLIK INDONESIA 1 Kata Kunci : Sanksi Pidana, Permufakatan Jahat,
Oleh: Mohamad A.S. Manoppo2 Pidana Pencucian Uang, Di Dalam Atau Di Luar
Roy Ronny Lembong3 Wilayah NKRI.
Berlian Manoppo4
PENDAHULUAN
ABSTRAK A. LATAR BELAKANG
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk Pada umumnya pelaku tindak pidana
mengetahui bagaimanakah sanksi pidana atas berusaha menyembunyikan atau menyamarkan
permufakatan jahat untuk melakukan tindak asal usul Harta Kekayaan yang merupakan hasil
pidana pencucian uang terhadap orang yang dari tindak pidana dengan berbagai cara agar
berada di dalam atau di luar wilayah negara Harta Kekayaan hasil tindak pidananya susah
kesatuan Republik Indonesia dan bagaimanakah ditelusuri oleh aparat penegak hukum sehingga
jenis-jenis tindak pidana pencucian uang lain dengan leluasa memanfaatkan Harta Kekayaan
yang pemberlakuan sanksi pidananya sama tersebut baik untuk kegiatan yang sah maupun
dengan permufakatan jahat untuk melakukan tidak sah. Karena itu, tindak pidana Pencucian
tindak pidana pencucian uang terhadap orang Uang tidak hanya mengancam stabilitas dan
yang berada di dalam atau di luar wilayah negara integritas sistem perekonomian dan sistem
kesatuan Republik Indonesia. Dengan keuangan, tetapi juga dapat membahayakan
menggunakan metode penelitian yuridis sendi-sendi kehidupan bermasyarakat,
normatif, disimpulkan:1. Sanksi pidana atas berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila
permufakatan jahat untuk melakukan tindak dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
pidana pencucian Uang, disamakan dengan Pasal Indonesia Tahun 1945. 5
3, 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Dalam konsep anti pencucian uang,
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak pelaku dan hasil tindak pidana dapat diketahui
Pidana Pencucian Uang, apabila tindak pidana melalui penelusuran untuk selanjutnya hasil
tersebut telah terbukti secara sah menurut tindak pidana tersebut dirampas untuk negara
hukum dilakukan oleh pelaku tindak pidana. 2. atau dikembalikan kepada yang berhak. Apabila
Jenis-jenis tindak pidana sebagaimana diatur Harta Kekayaan hasil tindak pidana yang dikuasai
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 oleh pelaku atau organisasi kejahatan dapat
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak disita atau dirampas, dengan sendirinya dapat
Pidana Pencucian Uang. antara lain perbuatan menurunkan tingkat kriminalitas. Untuk itu upaya
menempatkan, menukarkan dengan mata uang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
atau surat berharga atau perbuatan lain atas Pencucian Uang memerlukan landasan hukum
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut yang kuat untuk menjamin kepastian hukum,
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan efektivitas penegakan hukum serta penelusuran
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan dan pengembalian Harta Kekayaan hasil tindak
asal usul Harta Kekayaan atau perbuatan pidana.
menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul, Penelusuran Harta Kekayaan hasil tindak
sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, pidana pada umumnya dilakukan oleh lembaga
atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta keuangan melalui mekanisme yang diatur dalam
Kekayaan yang diketahuinya atau patut peraturan perundang-undangan. Lembaga
diduganya merupakan hasil tindak pidana dan keuangan memiliki peranan penting khususnya
perbuatan menerima atau menguasai dalam menerapkan prinsip mengenali Pengguna
Jasa dan melaporkan Transaksi tertentu kepada
1
otoritas (financial intelligence unit) sebagai bahan
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa Pada Fakultas Hukum UNSRAT
NIM 17071101309 5Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang
3
Fakultas Hukum UNSRAT, Magister Ilmu Hukum Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
4
Fakultas Hukum UNSRAT, Magister Ilmu Hukum Uang.
analisis dan untuk selanjutnya disampaikan wilayah negara maupun melintasi batas wilayah
kepada penyidik.6 negara lain semakin meningkat. Kejahatan
Pelaku tindak pidana pencucian uang dimaksud tersebut berupa perdagangan
berusaha menyembunyikan atau menyamarkan minuman keras, judi, perdagangan gelap senjata,
asal usul harta kekayaan yang merupakan hasil korupsi, penyelundupan. Agar tidak mudah
dari tindak pidana dengan berbagai cara agar dilacak oleh penegak hukum mengenai asal-usul
harta kekayaan hasil tindak pidana sulit ditelu- dana kejahatan tersebut, maka pelakunya tidak
suri oleh aparat penegak hukum sehingga dengan langsung menggunakan dana dimaksud tapi
leluasa memanfaatkan harta kekayaan tersebut diupayakan untuk
baik untuk kegiatan yang sah maupun tidak sah. menyamarkan/menyembunyikan asal usul dana
Karena itu tindak pidana pencucian uang tidak tersebut dengan cara tradisional, misalnya
hanya mengancam stabilitas dan integritas sistem melalui kasino, pacuan kuda atau memasukkan
perekonomi-an dan sisitem keuangan, tetapi juga dana tersebut ke dalam sistem keuangan atau
dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan perbankan. Upaya untuk menyembunyikan atau
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menyamarkan asal-usul dana yang diperoleh dari
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tindak pidana dimaksud dikenal dengan money
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.7 laundering.10
Pencucian uang telah menjadi mata Menyembunyikan atau menyamarkan
rantai penting dalam kejahatan. Pelaku kejahatan asal usul harta kekayaan yang merupakan hasil
menyembunyikan hasil kejahatannya dalam dari tindak pidana dengan berbagai cara agar
sistem keuangan atau dalam berbagai bentuk harta kekayaan hasil kejahatannya sulit ditelusuri
upaya lainnya. Tindakan menyembunyikan hasil oleh aparat penegak hukum. Sehingga mereka
kejahatan atau dana-dana yang diperoleh dari dapat dengan leluasa memanfaatkan harta
tindak pidana dimaksudkan untuk untuk kekayaan tersebut baik untuk kegiatan yang sah
mengaburkan asal-usul harta kekayaan.8 Kegiatan maupun tidak sah. Oleh karena itu, Tindak Pidana
pencucian uang hampir selalu melibatkan Pencucian Uang (TPPU) tidak hanya mengancam
perbankan karena adanya globalisasi perbankan stabilitas dan integritas sistem perekonomian dan
sehingga melalui sistem pembayaran terutama sistem keuangan, melainkan juga dapat
yang bersifat elektronik (electronic funds membahayakan sendi-sendi kehidupan
transfer), dana hasil kejahatan yang pada bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
umumnya dalam jumlah besar akan mengalir berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
atau bahkan bergerak melampaui batas negara Negara Republik Indonesia Tahun 1945.11
dengan memanfaatkan faktor rahasia bank yang Begitu besamya kerugian yang
umumnya dijunjung tinggi oleh perbankan. ditimbulkan dari praktik pencucian uang, oleh
Demikian pula tidak hanya aspek hukum yang karena itu upaya untuk mencegah tindak pidana
terkait dari kejahatan ini, tetapi juga aspek non pencucian uang telah dilakukan oleh berbagai
hukum lainnya seperti ekonomi, politik, dan negara. Perang terhadap kegiatan pencucian
sosial budaya.9 uang oleh organisasi organisasi kejahatan dan
Berbagai kejahatan, baik yang dilakukan oleh individu-individu yang tidak tergabung
perseorangan maupun perusahaan dalam batas dalam organisasi-organisasi kejahatan telah
mencapai tingkat yang jauh lebih serius daripada
6Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang 15 tahun yang lampau. Badan kerjasama
Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian internasional pertama adalah The Finnacial
Uang. Action Task Force on Money Laundering (FATF)
7I Putu Kardhianto. Penyidikan Tindak Pidana

Pencucian Uang (Investigation In Money Laundry Criminal yang didirikan oleh G 7 Summit di Prancis pada
Act). Jurnal IUS. Vol III | Nomor 9 Desember 2015. 572-585. bulan Juli 1989 (Neni, 2018: 69), antara lain
hlm. 571. mengenai perluasan Pihak Pelapor (Reporting
8Ibid. hlm. 574 (Lihat Ivan Yustiavandana , Arman
Parties) yang mencakup pedagang permata dan
Nevi, Adi-warman, Tindak Pidana pencucian Uang di Pasar
Modal, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, Cetakan I, Oktober
2010, hlm. 3). 10 Ibid. hlm. 51-52.
9Sri Endah Wahyuningsih dan Rismanto. Kebijakan 11Ali Geno Berutu.Tindak Pidana Kejahatan
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Pencucian Uang (Money Laundering) dalam Pandangan
Money Laundering Dalam Rangka Pembaharuan Hukum KUHPdan Hukum Pidana Islam. Tawazun: Journal of Sharia
Pidana Di Indonesia. Jurnal Pembaharuan Hukum. Volume II Economic Law P-ISSN: 2655-9021, E-ISSN: 2502-8316.
No. 1 Januari-April 2015. hlm. 51. Volume 2, Nomor 1, Maret 2019. hlm. 2.
perhiasan/logam mulia dan pedagang kendaraan hukum, efektivitas penegakan hukum serta
bermotor.12 penelusuran dan pengembalian harta kekayaan
Indonesia sendiri dalam upaya hasil tindak pidana.
pencegahan tindak pidana pencucian uang telah Sanksi pidana atas permufakatan jahat
mengeluarkan beberapa peraturan perundang- untuk melakukan tindak pidana pencucian uang
undangan guna untuk menekan maraknya jumlah terhadap orang yang berada di dalam atau di luar
kejahan TPPU di Indonesia, diantara adalah wilayah negara kesatuan Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang dapat diberlakukan apabila pelakunya telah
Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang terbukti secara sah menurut peraturan
Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian B. Rumusan Masalah
Uang dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 1. Bagaimanakah sanksi pidana atas
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak permufakatan jahat untuk melakukan tindak
Pidana Pencucian Uang.13 pidana pencucian uang terhadap orang yang
Tindak Pidana Pencucian Uang (‘TPPU’) berada di dalam atau di luar wilayah negara
merupakan sebuah tindak pidana di mana pelaku kesatuan Republik Indonesia ?
berusaha menyembunyikan atau menyamarkan 2. Bagaimanakah jenis-jenis tindak pidana
asal usul harta kekayaan yang tidak sah (dirty pencucian uang lain yang pemberlakuan
money) untuk sulit ditelusuri oleh penegak sanksi pidananya sama dengan permufakatan
hukum yang nantinya uang tersebut jahat untuk melakukan tindak pidana
dimanfaatkan untuk kegiatan yang sah maupun pencucian uang terhadap orang yang berada
tidak. Pada umumnya TPPU dilakukan oleh di dalam atau di luar wilayah negara kesatuan
mayoritas mereka yang memiliki status yang Republik Indonesia ?
tinggi di masyarakat (white collar crime). Hal ini
tidak bisa dilepaskan dari adanya kenyataan C. Metode Penelitian
bahwa sifat tindak pidana pencucian yang yang Metode penelitian yang digunakan dalam
bersifat terorganisir dan transnasional. Urgensi kr melakukan penelitian ini, ialah metode penelitian
iminalisasi ini tidak lain adalah untuk menjaga hukum normatif. Bahan-bahan hukum yang
stabilitas dan integritas sistem ekonomi dan digunakan diperoleh dari studi kepustakaan.
keuangan di Indonesia. Di sisi lain, permasalahan Bahan-bahan hukum terdiri dari bahan hukum
yang dihadapi dalam melakukan kriminalisasi primer ialah peraturan perundang-undangan
pencucian uang adalah sulitnya tindak pidana ini yang mengatur mengenai pencegahan dan
dideteksi dengan timbulnya cara yang semakin pemberantasan tindak pidana pencucian uang
kompleks, sehingga dibutuhkan penegakan dan bahan hukum sekunder terdiri dari literatur-
hukum yang tegas untuk menanganinya.14 literatur, jurnal hukum dan artikel hukum serta
Penegakan hukum, khususnya bahan hukum tersier terdiri dari kamus umum
pemberlakuan sanksi pidana diperlukan untuk dan kamus hukum. Bahan-bahan hukum primer
memberikan kepastian hukum terhadap dan sekunder yang telah dikumpulkan
perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif normatif.
perorangan maupun kelompok yang telah
terbukti secara hukum merupakan tindak pidana PEMBAHASAN
pencucian uang dan sebagai bagian dari upaya A. Sanksi Pidana Atas Permufakatan Jahat
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Untuk Melakukan Tindak Pidana Pencucian
pencucian uang guna menjamin adanya kepastian Uang
Kejahatan pencucian uang adalah suatu
12Ibid. hlm. 3 (Lihat Imaniyati, Neni Sri. Pencucian
kejahatan yang berdimensi internasional
Uang (Money Laundering) Dalam Perspektif Hukum sehingga penaggulangannya harus dilakukan
Perbankan Dan Hukum Islam
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar
secara kerja sama internasional, prinsip dasar
/issue/view/28, pencucian uang adalah menyembunyikan
13 Ibid. hlm. 3. sumber dana tersebut dari segala pencucian uang
14Adryan Adisaputra, Frisca Yulita Marscia, Giraldin
dari aktivitas ilegal dengan melegalkan uang
Sarah Margaretha. Pertanggungjawaban Beneficial Owner tersebut. Untuk melaksanakan hal tersebut uang
Dalam Praktik Tindak Pidana Pencucian Uang Di Pasar
Modal. hlm. 1. Diakses 3/9/2020 6:38 Wita. diisyaratkan disalurkan melalui suatu penyesatan
(imaze) guna menghapus jejak peredarannya dan dikenal sanksi perdata, pidana dan administrasi.19
orang-orang yang mempunyai uang tersebut Salah satu aspek penting dari penerapan suatu
menyalurkan bisnis yang fiktif yang tampaknya kaidah hukum adalah penegakkan hukum (law
sebagai sumber penghasilan.15 enforcement). Suatu perangkat hukum baru
Sanksi, sanctie, yaitu: akibat hukum bagi dapat dikatakan efektif apabila hukum tersebut
pelanggar ketentuan undang undang. Ada sanksi dapat diimplementasikan dan penerapan
adminsitratif, ada sanksi perdata dan ada sanksi sanksinya dapat ditegakan apabila ada yang
pidana.16 melanggarnya. Untuk dapat ditegakkan maka di
KUHP Pidana. Pasal 10. Pidana terdiri dalam perangkat hukum itu perlu ada suatu
atas: mekanisme yang mengatur dan menetapkan
a. pidana pokok: bagaimana norma-norma itu ditegakan.
1. pidana mati Penegakan hukum pada intinya adalah
2. pidana penjara serangkaian kegiatan untuk menyerasikan
3. pidana kurungan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam
4. pidana denda kaidah-kaidah yang mantap dan
5. pidana tutupan. mengenjawatankannya dengan sikap dan tidak
b. pidana tambahan: sebagai rangkaian penjabaran nilai-nilai tahap
1. pencabutan hak-hak tertentu akhir, untuk menciptakan, memelihara dan
2. perampasan barang-barang tertentu mempertahankan kedamaian dalam pergaulan
3. pengumuman putusan hakim. hidup.20
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Dalam ketentuan Pasal 53 ayat (1) Kitab
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pidana Pencucian Uang. Pasal 10. Setiap Orang dinyatakan bahwa mencoba melakukan
yang berada di dalam atau di luar wilayah Negara kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah
Kesatuan Republik Indonesia yang turut serta ternyata dan adanya permulaan pelaksanaan,
melakukan percobaan, pembantuan, atau dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
Permufakatan Jahat untuk melakukan tindak semata-mata disebabkan karena kehendaknya
pidana Pencucian Uang dipidana dengan pidana sendiri.21
yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal Satu satunya penjelasan yang dapat
3, Pasal 4, dan Pasal 5. diperoleh mengenai definisi percobaan atau
Santie, sanksi: adalah alat pemaksa. poging, berasal dari Memorie van Toelichting
Memaksa menegakkan hukum ialah memaksa yaitu sebuah kalimat yang berbunyi ”poging tot
mengindahkan norma-norma hukum.17 Sanksi misdrijf is dan de bengonnen maar niet voltooide
harus dipandang sebagai salah satu unsur yang uitveoring van het misdrijf, of wel door een begin
paling esensial, bila melihat hukum sebagai van uitveoring geopenbaarde wil om een bepaald
kaidah.18Sanksi memegang peranan penting misdrijf te plegen” yang artinya: Dengan
dalam rangka penegakan hukum (law demikian, maka percobaan untuk melakukan
enforcement) terhadap ditatanya suatu peraturan kejahatan itu adalah pelaksanaan untuk
perundang-undangan. Secara umum sanksi melakukan suatu kejahatan yang telah dimulai
adalah hukum berupa nestapa akibat akan tetapi tidak selesai, ataupun suatu
pelanggaran kaidah hukum. Dalam ilmu hukum kehendak untuk melakukan suatu kejahatan
tertentu yang telah di wujudkan di dalam suatu
permulaan pelaksanaan.22
Penyertaan adalah pengertian yang
15N.H.T. Siahaan, Pencucian Uang dan Kejahatan meliputi semua bentuk Penyertaan atau
Perbankan., Mengurai UU No.15 Tahun 2002 Tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 19Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan

2002, hlm. 7. Industrial Melalui Pengadilan & Di Luar Pengadilan, Raja


16Andi Hamzah. Op.Cit. hlm. 138. Grafindo Persada, Jakarta, 2004. hlm. 122-123.
17C.S.T., Kansil, Christine S.T. Kansil, Engelien R. 20Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor Yang
Palandeng dan Godlieb N. Mamahit, Op.Cit, Kamus Istilah Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. RajaGrafindo
Aneka Hukum, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jala Permata Persada. Edisi 1. Cet.4. Jakarta. 2002. hlm. 8.
Aksara, Jakarta, 2010. hlm. 383. 21 Samuel Saut Martua Samosir. Op.Cit. hlm. 5.
18Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti, 22Ibid. hlm. 5 (Lihat P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar

Politik Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi, Hukum Pidana Indonesia. Sinar Baru, Bandung. 1984.
Cetakan Pertama, PT. Sofmedia, Jakarta. 2010.hlm. 90. hlm.510-511.
terlibatnya orang atau orang-orang baik secara Pasal 57 ayat: Dalam hal pembantuan,
psikis maupun fisik dengan melakukan masing- maksimum pidana pokok terhadap kejahatan,
masing perbuatan sehingga melahirkan suatu dikurangi sepertiga.
tindak pidana. Orang-orang yang terlibat dalam (1) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati
kerja sama yang mewujudkan tindak pidana, atau pidana penjara seumur hidup,
perbuatan masing-masing dari mereka berbeda dijatuhkan pidana penjara paling lama lima
satu dengan yang lain. Tetapi dari perbedaan belas tahun.
yang ada menjadi suatu hubungan yang (2) Pidana tambahan bagi pembantuan sama
sedemikian di mana perbuatan satu menunjang dengan kejahatannya sendiri.
perbuatan yang lainnya sehingga menjadikan (3) Dalam menentukan pidana bagi pembantu,
suatu perbuatan tindak pidana (Adami Chazawi, yang diperhitungkan hanya perbuatan yang
2005:75).23 sengaja dipermudah atau diperlancar
Kualifikasi masing-masing delik olehnya, beserta akibat-akibatnya.
penyertaan baik status dan kapasitas seseorang Pasal 88 Kitab Undang-undang Hukum
dalam suatu delik sebagai pembuat maupun Pidana, bahwa dikatakan ada permu fakatan
sebagai pembantu. Hal ini dijelaskan dalam Pasal jahat, apabila dua orang atau lebih telah sepakat
55 dan Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum akan melakukan kejahatan.
Pidana. Pembantuan adalah orang yang sengaja Permufakatan untuk melakukan tindak
memberi bantuan berupa sarana, informasi, atau pidana adalah kesepakatan dari beberapa orang
kesempatan kepada orang lain yang melakukan (lebih dari satu) untuk melakukan suatu tindak
tindak pidana, di mana pembantuan tersebut pidana sesuai dengan Pasal 88 KUHP.
diberikan baik pada saat atau sebelum tindak Permufakatan dalam KUHP untuk
pidana itu sendiri terjadi.24 pemidanaannya beragam, antara satu pasal
Pasal 55 KUHP ayat: dengan pasal yang lain tidak sama ada yang
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: dipidana sama tetapi ada juga yang menjadi
1. mereka yang melakukan, yang menyuruh faktor meringankan namun demikian
melakukan, dan yang turut serta formulasinya tidak sama. Namun demikian sesuai
melakukan perbuatan; dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
2. mereka yang dengan memberi atau pemidanaan permufakatan jahat sama dengan
menjanjikan sesuatu dengan pelaku tindak pidana pencucian uang atau delik
menyalahgunakan kekuasaan atau selesai.25
martabat, dengan kekerasan, ancaman Perjanjian untuk melakukan kejahatan di
atau penyesatan, atau dengan memberi sini bukanlah dalam arti perjanjian
kesempatan, sarana atau keterangan, (overeenkomst) menurut hukum perdata. Moch.
sengaja menganjurkan orang lain supaya Anwar menulis Untuk samenspanning perlu
melakukan perbuatan. adanya persetujuan (overeenkomst) antara 2
(2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang orang atau lebih untuk melakukan kejahatan.
sengaja dianjurkan sajalah yang Sudah barang tentu tidak perlu disyaratkan,
diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya. bahwa persetujuan tersebut diadakan
Pasal 56. Dipidana sebagai pembantu berdasarkan ketentuan pengertian
kejahatan: (begripsbepaling) dalam hukum perdata ataupun
1. mereka yang sengaja memberi bantuan pada persetujuan yang sah menurut hukum, karena ini
waktu kejahatan dilakukan; merupakan persetujuan yang tidak halal
2. mereka yang sengaja memberi kesempatan, (ongeoorloofd).26
sarana atau keterangan untuk melakukan Permufakatan jahat menurut Pasal 88
kejahatan. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
terjadi apabila dua orang atau lebih sepakat akan
23Aguita
melakukan kejahatan. Permufakatan jahat
Bintang Murtika Sari, Rofikah. Praktek
Perjudian Online Sebagai Tindak Pidana Asal Dari Tindak
Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan 25Aguita Bintang Murtika Sari, Rofikah. Op.Cit. hlm.

No.1132/PID.B/2014/PN.JKT UTR). Recidive Volume 7 No. 1, 49 (Lihat Yudi Kristiana. Pemberantasan Tindak Pidana
Januari-April 2018 (Lihat Adami Chazawi. Pelajaran Hukum Pencucian Uang (Perspektif Hukum Progresif). Penerbit
Pidana (Bagian 3). PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Thafa Media.Yogyakarta. 2015).
2008.hlm. 47. 26H.A.K. Moch.Anwar, Hukum Pidana Bagian
24 Ibid. hlm. 47. Khusus (KUHP Buku II), Alumni, Bandung, 1979, hlm. 229.
dianggap telah terjadi setelah dua orang atau yang menandakan persetujuan secara eksplisit
lebih mencapai suatu kesepakatan untuk akan tetapi cukup dengan bahasa tubuh dan
melakukan kejahatan, meskipun pada akhirnya kalimat-kalimat yang secara tidak langsung
tindak pidana tidak atau belum dilakukan. Jadi, menandakan adanya kesepakatan. Adapun dasar
baru pada tahapan niat untuk melakukan pemikiran yang digunakan adalah Pasal 55 KUHP.
perbuatan jahat saja dapat dikenakan delik.27 Selain itu. dalam teori hukum pidana dikenal
Tindak pidana permufakatan jahat ini dengan istilah sukzessive mittaterscraft yang
berbeda dengan tindak pidana percobaan berarti adanya keikutsertaan dalam suatu
(poging) yang diatur dalam Pasal 53 KUHP. Dalam kejahatan termasuk permufakatan jahat dapat
tindak pidana percobaan harus memenuhi tiga dilakukan secara diam-diam.31
unsur, yaitu niat, permulaan pelaksanaan dan Hukum Pidana sebagai terjemahan dari
perbuatan tersebut tidak jadi selesai di luar bahasa belanda strafrecht adalah semua aturan
kehendak pelaku. Namun demikian, tindak yang mempunyai perintah dan larangan yang
pidana permufakatan jahat cukup dengan niat memakai sanksi (ancaman) hukuman bagi
saja telah dapat dihukum.28 mereka yang melanggarnya.32
Berdasarkan Pasal 110 ayat (1) KUHP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
perbuatan jahat yang dapat dikaitkan dengan Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
permufakatan jahat hanya terkait dengan Pidana Pencucian Uang. Pasal 6 ayat:
kejahatan yang diatur dalam Pasal 104, 106, 107 (1) Dalam hal tindak pidana Pencucian Uang
dan 108 KUHP. Pasal-pasal tersebut terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal
kejahatan yang sangat berbahaya dan dapat 4, dan Pasal 5 dilakukan oleh Korporasi,
mengancam keselamatan negara pidana dijatuhkan terhadap Korporasi
(staatsgevaarlijke misdrijven), seperti upaya dan/atau Personil Pengendali Korporasi.
makar dan pemberontakan.29 (2) Pidana dijatuhkan terhadap Korporasi apabila
Dalam perkembangannya, permufakatan tindak pidana Pencucian Uang:
jahat tidak hanya berlaku bagi para pihak yang a. dilakukan atau diperintahkan oleh
berbuat makar maupun pemberontak akan tetapi Personil Pengendali Korporasi;
berlaku bagi penjahat narkotika, pelaku money b. dilakukan dalam rangka pemenuhan
laundering dan pelaku korupsi masing-masing maksud dan tujuan Korporasi;
melalui UU yang mengaturnya, yaitu UU No. 22 c. dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi
Tahun 1997 jo. UU No. 35 Tahun 2009 tentang pelaku atau pemberi perintah; dan
Narkotika (UU Narkotika), UU No. 8 Tahun 2010 d. dilakukan dengan maksud memberikan
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak manfaat bagi Korporasi.
Pidana Pencucian Uang, dan UU Korupsi bagi Penjelasan Pasal 6 ayat (1) Korporasi
permufakatan jahat dalam tindak pidana mencakup juga kelompok yang terorganisasi
korupsi.30 yaitu kelompok terstruktur yang terdiri dari 3
Menurut Eddy OS Hiariej, konsepsi (tiga) orang atau lebih, yang eksistensinya untuk
‘kesepakatan’ tersebut perlu dibuktikan dengan waktu tertentu, dan bertindak dengan tujuan
adanya meeting of mind yang tidak melakukan satu atau lebih tindak pidana yang
mengharuskan adanya kesepakatan antara yang diatur dalam Undang-Undang ini dengan tujuan
disuap dengan penyuap atau pemeras dengan memperoleh keuntungan finansial atau non-
yang diperas. Namun demikian, dengan adanya finansial baik secara langsung maupun tidak
kesepakatan 2 orang atau lebih untuk meminta langsung.
sesuatu tanpa harus ada persetujuan dari yang Pasal 7 ayat:
akan menyuap atau yang akan diperas kiranya (1) Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap
sudah cukup kuat. Ditegaskan pula bahwa Korporasi adalah pidana denda paling banyak
meeting of mind tidak perlu dengan kata-kata Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud
27Luthvi Febryka Nola.Permufakatan Jahatdalam
pada ayat (1), terhadap Korporasi juga dapat
Tindak Pidana Korupsi. Info Singkat Hukum. Kajian Singkat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
Terhadap Isu Aktual dan Startegis.Vol. VII, No.
24/II/P3DI/Desember/2015 hlm. 2.
28 Ibid. hlm. 2. 31 Ibid. hlm. 3.
29 Ibid. hlm. 2. 32 Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia,
30 Ibid. Alumni, Bandung, 1992. hlm 114.
a. pengumuman putusan hakim; memberikan badan atau membadankan. Dengan
b. pembekuan sebagian atau seluruh demikian, “corporation” adalah hasil dari
kegiatan usaha Korporasi; pekerjaan yang membadankan atau dengan kata
c. pencabutan izin usaha; lain, badan yang dijadikan orang, badan yang
d. pembubaran dan/atau pelarangan dieprolah dengan perbuatan manusia sebagai
Korporasi; lawan terhadap badan manusia yang terjadi
e. perampasan aset Korporasi untuk negara; menurut alam.34
dan/atau Korporasi juga termasuk badan hukum
f. pengambilalihan Korporasi oleh negara. (rechtpersoon) yaitu dengan menunjuk pada
Pasal 8. Dalam hal harta terpidana tidak adanya suatu badan yang diberi status sebagai
cukup untuk membayar pidana denda subjek hukum, disamping subjek hukum yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, berwujud manusia alamiah (natuurlijk persoon).
dan Pasal 5, pidana denda tersebut diganti Selanjutnya korporasi mulai memasuki lingkup
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) hukum pidana sebagai subjek hukum sejak
tahun 4 (empat) bulan. munculnya fenomena-fenomena kejahatan
35
Pasal 9 ayat: korporasi.
(1) Dalam hal Korporasi tidak mampu membayar Korporasi ialah kumpulan orang dan/atau
pidana denda sebagaimana dimaksud dalam kekayaan yang terorganisasi baik merupakan
Pasal 7 ayat (1), pidana denda tersebut badan hukum maupun bukan badan hukum.36
diganti dengan perampasan Harta Kekayaan Badan hukum hukum ialah suatu badan yang ada
milik Korporasi atau Personil Pengendali karena hukum dan memang diperlukan
Korporasi yang nilainya sama dengan putusan keberadaannya sehingga disebut legal entity.37
pidana denda yang dijatuhkan. Badan hukum ialah badan atau
(2) Dalam hal penjualan Harta Kekayaan milik perkumpulan yang dalam lalu lintas hukum diakui
Korporasi yangdirampas sebagaimana sebagai subjek hukum seperti perseroan,
dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, yayasan, lembaga dan sebagainya.38
pidana kurungan pengganti denda dijatuhkan Korporasi sebagai subjek hukum tidak
terhadap Personil Pengendali Korporasi hanya menjalankan kegiatannya sesuai dengan
dengan memperhitungkan denda yang telah prinsip ekonomi (mencari keuntungan yang
dibayar. sebesar-besarnya), tetapi juga mempunyai
Pada awalnya korporasi atau biasa kewajiban untuk mematuhi peraturan hukum di
disebut sebagai perseroan perdata hanya dikenal bidang ekonomi yang digunakan pemerintah
dalam hukum perdata. Dalam Pasal 1654 Kitab guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
Undang-Undang Hukum Perdata, disebutkan keadilan sosial.39
bahwa korporasi definisikan sebagai: “perseroan Korporasi merupakan istilah yang biasa
perdata adalah suatu persetujuan antara dua digunakan oleh para ahli hukum pidana dan
orang atau lebih, yang berjanji untuk kriminologi untuk menyebut apa yang dalam
memasukkan sesuatu ke dalam perseroan, itu bidang hukum lain khususnya hukum perdata,
dengan maksud supaya keuntungan yang sebagai badan hukum atau yang dalam bahasa
diperoleh dari perseroan itu dibagi di antara Inggris disebut legal entities atau corporation.
mereka.33 Arti badan hukum atau korporasi biasa diketahui
Korporasi juga disebut dalam bidang atas pertanyaan “apakah subjek hukum itu?”
hukum perdata sebagai badan hukum
(rechtspersoon). Secara etimologis kata korporasi 34Mahmud Mulyadi dan Feri Antoni Surbakti,
berasal dari kata “corporatie” dalam bahasa Op.Cit, hlm. 11.
latin. Seperti kata-kata lainnya yang berakhiran 35Muhammad Yamin, Op.Cit. hlm. 89.

dengan “tio”, maka korporasi sebagai kata benda 36Rocky Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan

(substantium), berasal dari kata kerja “corporate” Nusya A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah Hukum
& Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
yang banyak dipakai orang pada abad Visimedia, Jakarta. 2012. hlm. 169.
pertengahan sesudah itu, “corporate” itu sendiri 37Ibid, hlm. 30.

berasal dari kata “corpus” yang berarti 38Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Keenam, PT.

Rineka Cipta, Jakarta, 2009.hlm. 41.


39Alvi Syahrin, Beberapa Isu Hukum Lingkungan
33Muhammad Yamin, Tindak Pidana Khusus, Cet. 1. Kepidanaan, Cetakan Revisi, PT. Sofmedia, Jakarta,
Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm. 89. 2009.hlm.59.
Pengertian subjek pada pokoknya adalah yang tegas. Peraturan yang timbul dari norma
manusia dan segala sesuatu yang berdasarkan hukum dibuat oleh penguasa negara. Isinya
tuntutan kebutuhan masyarakat yang oleh mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
hukum diakui sebagai pendukung hak dan dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-
kewajiban. Pengertian inilah yang dinamakan alat negara. Keistimewaan norma hukum itu
badan hukum.40 justeru terletak pada sifatnya yang memaksa
Sanksi pidana bersumber dari ide dasar, dengan sanksinya yang berupa ancaman
mengapa diadakan pemidanaan? Sedangkan hukuman. Alat kekuasaan negara yang berusaha
sanksi tindakan bertolak dari ide dasar, untuk apa agar peraturan hukum ditaati dan dilaksanakan.
diadakan pemidanaan? Sanksi pidana Setiap norma paling tidak mempunyai beberapa
sesungguhnya bersifat reaktif terhadap suau unsur, yaitu:45
perbuatan, sedangkan sanksi tindakan lebih 1. Sumber, yaitu dari mana asal norma itu;
bersifat antispatif terhadap pelaku perbuatan 2. Sifat, yaitu syarat-syarat kapan norma itu
tersebut.41 Penerapan sanksi dalam suatu berlaku;
perundang-undangan pidana bukanlah sekedar 3. Tujuan, yaitu untuk apakah norma itu dibuat;
masalah teknis perundang-undangan semata, 4. Sanksi, yaitu reaksi (alat pemaksa) apakah
melainkan bagian tak terpisahkan dari substansi yang akan dikenakan kepada orang yang
atau materi perundang-undangan itu sendiri. melanggar atau tidak mematuhi norma itu.
Artinya, dalam hal menyangkut masalah Menurut Kansil dalam pergaulan
penalisasi, kriminalisasi dan deskriminalisasi masyarakat terdapat aneka macam hubungan di
harus dipahami secara komprehensif baik segala antara anggota masyarakat, yakni hubungan yang
aspek persoalan substansi atau materi ditimbulkan oleh kepentingan-kepentingan
perundang-undangan pada tahap kebijakan anggota masyarakat itu, karena beraneka
legislasi.42 ragamnya hubungan itu, para anggota
Keberadaan sanksi tindakan menjadi masyarakat memerlukan aturan-aturan yang
urgen karena tujuannya adalah untuk mendidik dapat menjamin keseimbangan agar dalam
kembali pelaku agar mampu menyesuaikan diri hubungan-hubungan itu tidak terjadi kekacauan
dengan lingkungannya. Sanksi tindakan ini lebih di dalam masyarakat.46 Peraturan-peraturan
menekankan nilai-nilai kemanusiaan dalam hukum yang bersifat mengatur dan memaksa
reformasi dan pendidikan kembali pelaku anggota masyarakat untuk patuh dalam
kejahatan. Pendidikan kembali ini sangat penting menaatinya akan menciptakan keseimbangan
karena hanya dengan cara ini, pelaku dapat dalam setiap hubungan di dalam masyarakat.
menginsyafi bahwa apa yang dilakukan itu Setiap pelanggaran atas peraturan yang ada akan
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.43 dikenakan sanksi atau hukuman sebagai reaksi
Bahwa sanksi dalam hukum pidana terhadap perbuatan yang melanggar peraturan.47
adalah merupakan reaksi atas pelanggaran Untuk menjaga agar peraturan-peraturan itu
hukum yang telah ditentukan undang-undang, dapat berlangsung terus-menerus dan diterima
mulai dari penahanan, penuntutan sampai pada oleh seluruh anggota masyarakat, aturan hukum
penjatuhan hukuman oleh hakim. Simon yang ada harus sesuai dan tidak boleh
menyatakan, bahwa bagian terpenting dari setiap bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat.
undang-undang adalah menentukan sistem Dengan demikian, hukum bertujuan untuk
hukum yang dianutnya. Masalah kebijakan menjamin adanya kepastian hukum dalam
menetapkan jenis sanksi dalam hukum pidana, masyarakat dan harus bersendikan pada keadilan
tidak terlepas dari masalah penetapan tujuan yaitu rasa keadilan masyarakat.48
yang ingin dicapai dalam pemidanaan.44 Hukum sebagai norma mempunyai ciri
Norma hukum adalah peraturan hidup kekhususan, yaitu hendak melindungi, mengatur
yang bersifat memaksa dan mempunyai sanksi dan memberikan keseimbangan dalam menjaga

40Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung, 1991, 45Yulies Tiena Masriani. Pengantar Hukum
hlm. 18. Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar Grafika, Jakarta. 2009. hlm.
41Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti, 5-6.
Op.Cit, hlm. 91. 46Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas. Pokok-
42Ibid, hlm. 91. Pokok Hukum Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. 2011. hlm. 3.
43Ibid. 47 Ibid. hlm. 3
44Ibid, hlm. 92. 48 Ibid.
kepentingan umum. Pelanggaran ketentuan sepatutnya orang harus bertindak. Akan tetapi
hukum dalam arti merugikan, melalaikan atau hukum tidak sekedar merupakan pedoman
mengganggu keseimbangan kepentingan umum belaka, perhiasan atau dekorasi. Hukum harus
dapat menimbulkan reaksi dari masyarakat. diataati, dilaksanakan, dipertahankan dan
Reaksi yang diberikan berupa pengembalian ditegakkan, karena itu ada sebagian orang yang
ketidakseimbangan yang dilakukan dengan mengatakan bahwa hukum tidak dapat lagi
mengambil tindakan terhadap pelanggarnya. disebut hukum apabila tidak dilaksanakan.52
Pengembalian ketidakseimbangan bagi suatu Penegakan hukum (pidana) meliputi tiga
kelompok sosial yang teratur dilakukan oleh tahap.Tahap pertama, tahap formulasi yakni
petugas yang berwenang dengan memberikan tahap penegakan hukum in abtracto oleh badan
hukuman.49 pembuat undang-undang (tahap legislatif).Tahap
Hukum adalah menetapkan sesuatu yang kedua, tahap aplikasi yakni tahap penerapan
lain, yaitu menetapkan sesuatu yang boleh hukum pidana oleh para aparat penegak hukum
dikerjakan, harus dikerjakan dan terlarang mulai dari kepolisian, kejaksaan sampai
dikerjakan. Hukum merupakan ketentuan suatu pengadilan (tahap yudikatif).Tahap ketiga, tahap
perbuatan yang terlarang berikut berbagai eksekusi, yakni tahap pelaksanaan hukum pidana
aklibat/sanksi hukum di dalamnya. Hukum adalah secara konkret oleh aparat-aparat pelaksana
peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pidana (tahap eksekutif atau administrasi).53
pergaulan masyarakat. Peraturan itu diadakan Norma hukum tidak bertentangan
oleh badan-badan resmi yang berwajib, bersifat dengan rasa keadilan masyarakat dan martabat
memaksa yang terdapat sanksi bagi pelanggar manusia. Norma hukum justru memungkinkan
hukum itu. Hukum adalah peraturan dan manusia mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan,
ketentuan yang mengandung perintah, larangan seperti kerukunan atau kebersamaan, solidaritas,
dan kebolehan yang harus ditaati oleh setiap kebabasan, perdamaian dan kasih sayang.
orang.50 Dengan demikian hukum yang baik harus tepat
Terciptanya atau kepastian hukum, syarat (secara format) dan pasti serta adil (secara
utama yang harus dipenuhi adalah adanya hukum materiil) sehingga bisa meweujudkan rasa
atau peraturan perundangan yang mengaturnya keadilan, harmoni dan kebaikan umum yang
dengan jelas. Kadang-kadang, masih ada hal-hal menjadi tujuan hukum itu sendiri. Hukum yang
yang sangat penting, tetapi tidak dimuat di dalam baik adalah hukum yang benar dan adil sehingga
peraturan perundang-undangan. Hal tersebut memiliki keabsahan dalam mengikat mewajibkan
bisa disebabkan oleh dinamika kehidupan dan dapat dipaksakan untuk dijalankan.54
masyarakat yang lebih cepat dibandingkan Hukum yang baik mengondisikan
dengan saat penetapan peraturan perundangan pembuatan dan pelaksanaan aturan hukum
yang bersangkutan. Keadaan seperti ini sesuai dengan martabat manusia. Dengan
mengharuskan badan-badan peradilan (hakim) mematuhi hukum yang baik, kebebasan
untuk melakukan tindakan guna mencapai seseorang tidak hilang dan karenanya
keadilan. Untuk mencapai ke arah itu, hakim martabatnya sebagai manusia pun tidak
dapat melakukan pembentukan hukum, direndahkan, bahkan dengan menaati hukum
pengisian, kekosongan hukum, melakukan yang baik, ia justru mewujudkan keluhuran
konstruksi hukum atau harus menafsirkan martabatnya karena ia menyadari dan
hukum. Semua ini dilakukan hanya untuk memahami apa yang ditaatinya. Dalam
terciptanya suatu kepastian hukum dalam kepatuhan itu, ia bebas untuk memilih untuk
masyarakat.51 menaati hukum demi pengaktualisasian
Hukum pada hakikatnya adalah martabatnya sebagai manusia dalam interaksi
perlindungan kepentingan manusia, yang sosial dengan orang lain.55
merupakan pedoman tentang bagaimana

49Abdoel 52Jawahir Thontowi. Pengantar Ilmu Hukum.


Djamali. Pengantar Hukum Indonesia.
Rajawali Pers. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2009. hlm. Pustaka Fahima. Yogjakarta. 2007. hlm.179.
53 Aziz Syamsuddin. Tindak Pidana Khusus. Sinar
3.
50Ibid. hlm. 20. Grafika. Jakarta. 2011. hlm. 2-3.
51Wawan Muhwan Hariri. Pengantar Ilmu Hukum. 54 Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, CV

Cet. l. Pustaka Setia. Bandung. 2012. hlm. 199. Pustaka Setia, Bandung, 2011. hlm. 199.
55 Ibid.
Pembicaraan mengenai hukum, jelas atau konsep yang abstrak itu. Penegakan hukum
samar-samar, senantiasa merupakan adalah usaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut
pembicaraan mengenai keadilan pula. Kita tidak menjadi kenyataan.59
dapat membicarakan hukum hanya sampai Masalah penegakan hukum merupakan
kepada wujudnya sebagai suatu bangunan yang masalah universal. Tiap Negara mengalaminya
formal. Kita perlu melihatnya sebagai ekspresi masing-masing, dengan falsafah dan caranya
dari cita-cita keadilan masyarakatnya.56 Salah sendiri-sendiri, berusaha mewujudkan tegaknya
satu aspek penting dari penerapan suatu kaidah hukum di dalam masyarakat.Tindakan tegas
hukum adalah penegakkan hukum (law dengan kekerasan, ketatnya penjagaan, hukuman
enforcement). Suatu perangkat hukum baru berat, tidak selalu menjamin tegaknya hukum.
dapat dikatakan efektif apabila hukum tersebut Apabila masyarakat yang bersangkutan
dapat diimplementasikan dan penerapan tidakmemahami hakekat hukum yang menjadi
sanksinya dapat ditegakan apabila ada yang pedoman, maka hal itu akan menghambat hukum
melanggarnya. Untuk dapat ditegakkan maka di dan disiplin hukum.60
dalam perangkat hukum itu perlu ada suatu Secara konsepsional, maka inti dan arti
mekanisme yang mengatur dan menetapkan penegakan hukum terletak pada kegiatan
bagaimana norma-norma itu ditegakan. menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
Penegakan hukum pada intinya adalah terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap
serangkaian kegiatan untuk menyerasikan dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk
kaidah-kaidah yang mantap dan menciptakan, memelihara, dan mempertahankan
mengenjawatankannya dengan sikap dan tidak kedamaian pergaulan hidup. Konsepsi yang
sebagai rangkaian penjabaran nilai-nilai tahap mempunyai dasar filosofis tersebut, memerlukan
akhir, untuk menciptakan, memelihara dan penjelasan lebih lanjut, sehingga akan tampak
mempertahankan kedamaian dalam pergaulan lebih konkret.61
hidup.57 Kegiatan penegakan hukum pertama-
“Negara Indonesia adalah Negara tama ditujukan guna meningkatkan ketertiban
Hukum”. Hal ini di tegaskan dalam Pasal 1 ayat dan kepastian hukum dalam masyarakat. Dalam
(3) Undang-Undang Dasar 1945. Norma ini rangka usaha ini maka akan dimantapkan sistem
bermakna bahwa di dalam negara kesatuan koordinasi serta penyerasian tugas-tugas antara
Republik Indonesia, hukum merupakan urat nadi instansi penegak hukum. Usaha menegakan
seluruh aspek kehidupan. Hukum mempunyai hukum juga meliputi kegiatan meningkatkan
posisi strategis dan dominan dalam kehidupan kepercayaan masyarakat kepada hukum dan
masyarakat berbangsa dan bernegara. Hukum, penegak-penegaknya.62 Hukum adalah produk
sebagai suatu sistem, dapat berperan dengan pemerintah atau penyelenggara negara atau
baik dan benar di tengah masyarakat jika lembaga yang memiliki wewenang untuk itu yang
instrumen pelaksanaannya dilengkapi dengan kemudian menjadi hukum positif atau peraturan
kewenangan-kewenangan dalam bidang yang mengikat kehidupan masyarakat dalam
penegakan hukum.58 aktivitas sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Hukum adalah sarana yang di dalamnya Hukum mengendalikan dan bersifat mencegah
terkandung nilai-nilai atau konsep tentang terjadinya tindakan kriminal atau mengatur
keadilan, kebenaran dan kemanfaatan sosial dan hubungan antarindividu sehingga dengan adanya
sebagainya. Kandungan hukum itu bersifat hukum itu, gejolak sosial dan mobilitasnya dapat
abstrak. Menurut Satjipto Rahardjo sebagaimana dikendalikan.63
di kutip oleh Ridwan H.R, penegakan hukum pada
hakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau

56 59Ridwan HR. Hukum Administrasi Negara.


Satjipto Rahardjo. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya
Bakti. Bandung. 1991. hlm.159. Rajawali Pers. Jakarta. 2013. hlm.229.
60Soedjono. Penegakan Hukum dalam Sistem
57Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. RajaGrafindo Pertahanan Sipil, Karya Nusantara. Bandung. 1978, hlm.1.
61Soerjono Soekanto. Faktor-faktor Yang
Persada. Edisi 1. Cet.4. Jakarta. 2002. hlm. 8.
Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Raja Grafindo Persada.
58Marwan Efendi. Kejaksaan RI: Posisi dan Jakarta. 2007. hlm. 2.
Fungsinya dari Perspektif Hukum. PT Gramedia Pustaka 62 Ibid, hlm. 3.

Utama. Jakarta, 2005. hlm. 1. 63 Wawan Muhwan Hariri. Op. Cit. hlm. 19.
Hukum adalah menetapkan sesuatu yang Pencucian uang (money laundering),
lain, yaitu menetapkan sesuatu yang boleh yang merupakan suatu kejahatan di bidang
dikerjakan, harus dikerjakan dan terlarang pidana yang melibatkan harta kekayaan yang
dikerjakan. Hukum merupakan ketentuan suatu disamarkan atau disembunyikan asal usulnya
perbuatan yang terlarang berikut berbagai dengan metode menyembunyikan,
akibat/sanksi hukum di dalamnya. Hukum adalah memindahkan, dan menggunakan hasil dari
peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam suatu tindak pidana, sehingga dapat digunakan
pergaulan masyarakat. Peraturan itu diadakan tanpa terdeteksi bahwa harta kekayaan tersebut
oleh badan-badan resmi yang berwajib, bersifat berasal dari kegiatan illegal. Dalam konteks
memaksa yang terdapat sanksi bagi pelanggar penegakan hukum, istilah money laundering
hukum itu. Hukum adalah peraturan dan bukanlah suatu konsep yangsederhana,
ketentuan yang mengandung perintah, larangan melainkan sangat rumit karena masalahnya
dan kebolehan yang harus ditaati oleh setiap begitu kompleks sehingga cukupsulit untuk
orang.64 merumuskan delik-delik hukumnya (kriminalisasi)
Hukum melindungi kepentingan secara objektif dan efektif.67
seseorang dengan cara mengalokasikan suatu Hal ini tercermin dari batasan
kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam pengertiannya yang cukup banyak dan bervariasi.
rangka kepentingannya tersebut. Pengalokasian Batasan pengertian (definisi) yang relatif tidak
kekuasaan ini dilakukan secara teratur dalam arti sama (berbeda-beda) itu juga terdapat pada
ditentukan keluasaan dan kedalamannya. negara-negara yang sama-sama memiliki
Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut ketentuan (Undang-Undang) anti pencucian
sebagai “hak”. Dengan demikian tidak setiap uang.Demikian juga halnya di antara lembaga dan
kekuasaan dalam masyarakat itu bisa disebut organisasi internasional yang kompeten di bidang
sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
tertentu saja, yaitu yang diberikan oleh hukum pencucian uang. Begitupun, dalam bahasa yang
kepada seseorang.65 sederhana dapat dikatakan bahwa “pencucian
uang” adalah suatu perbuatan dengan cara-cara
B. Jenis-Jenis Tindak Pidana Pencucian Uang yang licik untuk mengaburkan asal-usul uang hasil
Lain Yang Pemberlakuan Sanksi Pidananya kejahatan supaya hasil-hasil kejahatan itu
Sama Dengan Permufakatan Jahat akhirnya kelihatan menjadi seolah-olah
Dewasa ini di Indonesia baru bersumber dari suatu kegiatan usaha yang legal.68
berkembang pendeteksian tindak pidana korupsi Tindak pidana; delik, delict; delikt;
dengan menggunakan pendekatan pencucian offence: perbuatan yang dilarang dan diancam
uang, sehingga auditor forensik ataupun penyidik dengan pidana oleh undang-undang.69 Perkara
tindak pidana korupsi selalu mencari hasil tindak pidana, strafzaak, yaitu delik yang merupakan
pidana/korupsi yang diubah menjadi aset lain. objek perkara pidana.70 Kata delik berasal dari
Pemahaman mencegah para pelaku tindak bahasa latin, yakni delictum. Dalam bahasa
pidana pencucian uang mengubah dana hasil Jerman disebut delict, dalam bahasa Perancis
tindak pidana dari ”kotor” menjadi ”bersih” dan disebut delit dan dalam bahasa Belanda disebut
menyita hasil tindak pidana berupa aset dalam delict. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti
segala bentuk, merupakan cara yang efektif delik diberi batasan sebagai berikut: “perbuatan
untuk memerangi pencucian uang (money yang dapat dikenakan hukuman karena
laundering). Sebagaimana halnya dengan merupakan pelanggaran terhadap undang-
negara-negara lain, Indonesia juga memberikan undang tindak pidana”.71
perhatian besar terhadap tindak pidana lintas
negara yang terorganisir (transnational
organized crime) seperti pencucian uang (money Hasil Tindak Pidana. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
laundering) dan terorisme.66 Pengawasan BPKP. Diakses 3/9/2020 6:53 Wita. hlm. 1-2.
67 Ibid. hlm. 2.
68 Ibid.
69Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana,
64Ibid, hlm.20. (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Grafika, Jakarta,
65TitikTriwulan Tutik. Pengantar Hukum Perdata di 2008.hlm.164.
Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta. 2006. hlm. 53-54. 70Ibid, hlm. 118.
66Muhammad Fuat Widyaiswara Utama. 71Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum

Mengenali Proses Pencucian Uang (Money Laundering) Dari Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua, Jakarta, 2005, hlm. 7.
Jenis-jenis tindak pidana pencucian uang terjadinya Transaksi yang diketahuinya yang
lain yang pemberlakuan sanksi pidananya sama mengisyaratkan adanya pelanggaran hukum.
dengan permufakatan jahat, sebagaimana diatur Menurut Ali Mahrus, perbuatan pidana
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 menunjuk pada perbuatan baik secara aktif
Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak maupun secara pasif, sedangkan apakah pelaku
Pidana Pencucian Uang akan diuraikan ketika melakukan perbuatan pidana patut dicela
selanjutnya. atau memiliki kesalahan, bukan merupakan
1. Pasal 3. Setiap Orang yang menempatkan, wilayah perbuatan pidana, tetapi sudah masuk
mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, pada pertanggungjawaban pidana.72
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, Perbuatan pidana adalah perbuatan yang
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan
menukarkan dengan mata uang atau surat mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
berharga atau perbuatan lain atas Harta pidana tertentu, bagi barang siapa yang
Kekayaan yang diketahuinya atau patut melanggar larangan tersebut.73 Dapat juga
diduganya merupakan hasil tindak pidana dikatakan bahwa perbuatan pidana ialah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang dan
dengan tujuan menyembunyikan atau diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat
menyamarkan asal usul Harta Kekayaan bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan
dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang (yaitu suatu keadaan atau kejadian yang
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan
puluh) tahun dan denda paling banyak ancaman pidanya ditujukan kepada orang yang
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). menimbulkan kejadian itu.74
2. Pasal 4. Setiap Orang yang menyembunyikan Antara larangan dan ancaman pidana ada
atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, hubungan yang erat, oleh karena di antara
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kejadian itu ada hubungan yang erat pula dan
kepemilikan yang sebenarnya atas Harta yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain.
Kekayaan yang diketahuinya atau patut Kejadian tidak dapat dilarang jika yang
diduganya merupakan hasil tindak pidana menimbulkan bukan orang dan orang tidak dapat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diancam pidana, jika tidak karena kejadian yang
dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang ditimbulkan olehnya dan justru untuk
dengan pidana penjara paling lama 20 (dua menyatakan hubungan yang erat itu, maka
puluh) tahun dan dendapaling banyak dipakailah perkataan perbuatan, yaitu suatu
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) pengertian abstrak yang menunjuk pada dua
3. Pasal 5 ayat: keadaan konkret: pertama, adanya kejadian yang
(1) Setiap Orang yang menerima atau menguasai tertentu dan kedua, adanya orang yang berbuat
penempatan, pentransferan, pembayaran, yang menimbulkan kejadian itu.75 Pidana pokok,
hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, hoofdstraf, yaitu pidana yang dapat dijatuhkan
atau menggunakan Harta Kekayaan yang tersendiri oleh hakim; misalnya, pidana mati,
diketahuinya atau patut diduganya pidana penjara, kurungan dan denda. 76
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana Pidana tambahan, bijkomende straf, yaitu
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana pidana yang hanya dapat dijatuhkan di samping
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) pidana pokok, misalnya, pencabutan hak-hak
tahun dan denda paling banyak tertentu; perampasan barang-barang tertentu;
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). dan pengumuman putusan hakim.77 Pidana (straf;
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat Belanda); 1) suatu penderitaan yang bersifat
(1) tidak berlaku bagi Pihak Pelapor yang khusus yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan
melaksanakan kewajiban pelaporan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 72Ali Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Cetakan
ini. Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2011. hlm. 97.
Penjelasan Pasal 5 ayat (1) Yang 73Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi,

dimaksud dengan “patut diduganya” adalah PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 59.
74Ibid.
suatu kondisi yang memenuhi setidak-tidaknya
75Ibid, hlm. 59-60.
pengetahuan, keinginan, atau tujuan pada saat 76Andi Hamzah, Op.Cit, hlm. 121.
77Ibid, hlm. 121.
yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas 1. Untuk menakut-nakuti setiap orang agar tidak
nama Negara sebagai penanggung jawab dari melakukan perbuatan pidana (fungsi
ketertiban hukum umum bagi seorang pelanggar, preventif/pencegahan);
yakni semata-mata karena orang tersebut telah 2. Untuk mendidik orang yang telah melakukan
melanggar suatu peraturan hukum yang harus perbuatan pidana agar menjadi orang yang
ditegakkan oleh Negara; 2) suatu penderitaan baik dan dapat diterima kembali dalam
(nestapa) yang sengaja dikenakan/dijatuhkan masyarakat (fungsi represif) kekerasan.
kepada seseorang yang telah terbukti bersalah Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan
melakukan suatu tindak pidana.78 hukum pidana adalah untuk melindungi
Beberapa sarjana hukum mengemukakan masyarakat. Apabila seseorang takut untuk
tentang tujuan hukum pidana, ialah: melakukan perbuatan tidak baik, karena takut
a. Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai dihukum, semua orang dalam masyarakat akan
melakukan kejahatan, baik dengan menakut- tenteram dan aman.81
nakuti orang banyak (generale preventie), Tujuan pemidanaan dapat dilihat melalui dasar
maupun secara menakut-nakuti orang pembenaran adanya hukum atau penjahan
tertentu yang sudah menjalankan kejahatan, pidana. Dasar pembenaran penjatuhan pidana
agar dikemudian hari tidak melakukan ada tiga teori yaitu sebagai berikut:82
kejahatan lagi (special prventie); 1. Teori Absolut
b. Untuk mendidik atau memperbaiki orang- Menurut teori absolut tujuan dari pemidanaan
orang yang suka melakukan kejahatan agar terletak pada hukum pidana itu sendiri,
menjadi orang yang baik tabiatnya, sehingga “…barang siapa yang dilakukan suatu
bermanfaat bagi masyarakat; perbuatan pidana, harus dijatuhkan hukum
c. Untuk mencegah dilakukannya tindak pidana pidana….” Teori ini disebut juga teori
demi pengayoman negara, masyarakat dan pembalasan, karena bersifat pembalasan
penduduk, yakni: (vergelding). Hukum dijatuhkan karena ada
1) Untuk membimbing agar terpidana insaf dosa.
dan menjadi anggota masyarakat yang 2. Teori relatif
berbudi baik dan berguna; Menurut teori relatif, tujuan pemidanaan
2) Untuk menghilangkan noda-noda yang adalah untuk :
diakibatkan oleh tindak pidana.79 a. Mencegah;
Hukum pidana adalah hukum yang b. Menakut-nakuti, sehingga orang lain tidak
mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan melakukan kejahatan;
terhadap kepentingan umum. Pelanggaran dan c. Memperbaiki orang yang melakukan tidak
kejahatan tersebut diancam dengan hukuman pidana;
yang merupakan penderitaan atau siksaan bagi d. Memberikan perlindungan kepada
yang bersangkutan. Kejahatan adalah perbuatan masyarakat terhadap kejahatan;
pidana yang berat. Ancaman hukumannya dapat Teori ini disebut juga teori tujuan, karena
berupa hukuman denda, hukuman penjara, menitikberatkan pada tujuan hukuman.
hukuman mati dan kadangkala masih ditambah Ancaman hukuman perlu supaya manusia
dengan hukuman penyitaan barang-barang tidak melanggar.
tertentu, pencabutan hak-hak tertentu serta
pengumuman keputusan hakim.80 3. Teori gabungan.
Tujuan hukum pidana ada dua macam, Menurut teori gabungan, yang merupakan
yaitu: kombinasi antara teori absolut dan teori
relatif, tujuan penjatuhan pidana karena orang
tersebut melakukan kejahatan dan agar ia
tidak melakukan kejahatan lagi.83
78Rocky
Penanganan tindak pidana Pencucian
Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan
Nusya A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah Hukum
Uang di Indonesia yang dimulai sejak disahkannya
& Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan Pertama, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang
Visimedia, Jakarta. 2012.hlm. 248.
79Siswantoro Sunarso, Hukum Pidana Lingkungan

Hidup Dan Strategi Penyelesaian Sengketa, Cetakan 81Ibid, hlm. 61.


Pertama, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 73. 82Ibid. hlm. 66.
80Yulies Tiena Masriani, Op.Cit. hlm. 60. 83Ibid, hlm. 66.
Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana 6. penetapan mengenai jenis pelaporan oleh
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 penyedia barang dan/atau jasa lainnya;
Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang- 7. penataan mengenai Pengawasan Kepatuhan;
Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak 8. pemberian kewenangan kepada Pihak
Pidana Pencucian Uang, telah menunjukkan arah Pelapor untuk menunda Transaksi;
yang positif. Hal itu, tercermin dari meningkatnya 9. perluasan kewenangan Direktorat Jenderal
kesadaran dari pelaksana Undang-Undang Bea dan Cukai terhadap pembawaan uang
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, seperti tunai dan instrumen pembayaran lain ke
penyedia jasa keuangan dalam melaksanakan dalam atau ke luar daerah pabean;
kewajiban pelaporan, Lembaga Pengawas dan 10. pemberian kewenangan kepada penyidik
Pengatur dalam pembuatan peraturan, Pusat tindak pidana asal untuk menyidik dugaan
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tindak pidana Pencucian Uang;
(PPATK) dalam kegiatan analisis, dan penegak 11. perluasan instansi yang berhak menerima
hukum dalam menindaklanjuti hasil analisis hasil analisis atau pemeriksaan PPATK;
hingga penjatuhan sanksi pidana dan/atau sanksi 12. penataan kembali kelembagaan PPATK;
administratif.84 13. penambahan kewenangan PPATK, termasuk
Upaya yang dilakukan tersebut dirasakan kewenangan untuk menghentikan sementara
belum optimal, antara lain karena peraturan Transaksi;
perundang-undangan yang ada ternyata masih 14. penataan kembali hukum acara pemeriksaan
memberikan ruang timbulnya penafsiran yang tindak pidana Pencucian Uang; dan
berbeda-beda, adanya celah hukum, kurang 15. pengaturan mengenai penyitaan Harta
tepatnya pemberian sanksi, belum Kekayaan yang berasal dari tindak pidana.85
dimanfaatkannya pergeseran beban pembuktian, Penegakan hukum dijalankan untuk
keterbatasan akses informasi, sempitnya cakupan menjaga, mengawal dan menghantar hukum agar
pelapor dan jenis laporannya, serta kurang tetap tegak searah dengan tujuan hukum dan
jelasnya tugas dan kewenangan dari para tidak dilanggar oleh siapapun. Kegiatan
pelaksana Undang-Undang ini. penegakan hukum merupakan tindakan
Memenuhi kepentingan nasional dan penerapan hukum terhadap setiap orang yang
menyesuaikan standar internasional, perlu perbuatannya menyimpang dan bertentangan
disusun Undang-Undang tentang Pencegahan dengan norma hukum, artinya hukum
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian diberlakukan bagi siapa saja dan
Uang sebagai pengganti Undang-Undang Nomor pemberlakuannya sesuai dengan mekanisme dan
15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian cara dalam sistem penegakan hukum yang telah
Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang- ada.86
Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Dengan kata lain penegakan hukum
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 sebagai suatu kegiatan untuk menjaga dan
Tahun2002 tentang Tindak Pidana Pencucian mengawal hukum agar tetap tegak sebagai suatu
Uang. norma yang mengatur kehidupan manusia demi
Materi muatan yang terdapat dalam terwujudnya ketertiban, kemanan dan
Undang-Undang ini, antara lain: ketentraman masyarakat dalam menjalankan
1. redefinisi pengertian hal yang terkait dengan kehidupannya.87 Di dalam proses penegakan
tindak pidana Pencucian Uang; hukum, negara menjadi pihak yang
2. penyempurnaan kriminalisasi tindak pidana bertanggungjawab terhadap komitmen bersama
Pencucian Uang; sebagai negara berdasar atas hukum, karena itu
3. pengaturan mengenai penjatuhan sanksi negara bertanggungjawab atas ketertiban,
pidana dan sanksi administratif; keamanan dan ketentraman warganegaranya
4. pengukuhan penerapan prinsip mengenali yang merupakan tugas dan wewenang awal dan
Pengguna Jasa;
5. perluasan Pihak Pelapor; 85Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.
86Sadjijono. Polri Dalam Perkembangan Hukum Di
84Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun Indonesia, (Editor) M. Khoidin, LaksBang PRESSindo,
2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Yogyakarta. 2008. hlm. 61.
Pidana Pencucian Uang. 87 Ibid. hlm. 62.
tradisional dari pemerintah atau negara yang A. Kesimpulan
kemudian didelegasikan kepada lembaga- 1. Sanksi pidana atas permufakatan jahat yang
lembaga hukum.88 merupakan perbuatan dua orang atau lebih
Pengaturan yang dibentuk oleh penguasa yang bersepakat untuk melakukan tindak
negara menimbulkan norma hukum. Kaidah pidana pencucian Uang, disamakan dengan
tersebut berupa peraturan-peraturan dalam Pasal 3, 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 8
segala bentuk dan jenisnya. Di dalam kehidupan Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
sehari-hari terbukti bahwa norma hukum Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
mengikat setiap orang. Pelaksanaan norma Uang, apabila tindak pidana tersebut telah
hukum mengikat setiap orang. Pelaksanaan terbukti secara sah menurut hukum
norma hukum dapat dipaksakan dan dilakukan oleh pelaku tindak pidana. Snaksi
dipertahankan oleh negara. Dipertahankan dan pidana yang dikenakan terdiri dari pidana
dipaksakannya norma hukum oleh negara penjara dan pidana denda.
merupakan salah satu keistimewaan norma 2. Jenis-jenis tindak pidana pencucian uang lain
hukum dengan ancaman pidana (bagi hukum yang pemberlakuan sanksi pidananya sama
pidana), hukuman (bagi hukum perdata dan atau dengan permufakatan jahat seperti
hukum dagang). Upaya mewujudkan pertahanan perbuatan menempatkan, mentransfer,
dan paksaan tersebut tidak mungkin dapat mengalihkan, membelanjakan,
berjalan dengan sendirinya akan tetapi hal itu membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
harus dilaksanakan oleh alat-alat kekuasaan membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
negara. Pelaksanaan tersebut bukan berarti menukarkan dengan mata uang atau surat
tindakan sewenang-wenang akan tetapi berharga atau perbuatan lain atas Harta
merupakan upaya agar peraturan tersebut ditaati Kekayaan yang diketahuinya atau patut
dan terlaksana dengan sebaik-baiknya.89 diduganya merupakan hasil tindak pidana
Permufakatan jahat untuk melakukan dengan tujuan menyembunyikan atau
tindak pidana pencucian uang oleh orang yang menyamarkan asal usul Harta Kekayaan atau
berada di dalam atau di luar wilayah negara perbuatan menyembunyikan, atau
kesatuan Republik Indonesia dapat mengancam menyamarkan asal usul, sumber, lokasi,
stabilitas perekonomian dan integritas sistem peruntukan, pengalihan hak-hak, atau
keuangan, tetapi juga dapat membahayakan kepemilikan yang sebenarnya atas Harta
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, Kekayaan yang diketahuinya atau patut
berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila diduganya merupakan hasil tindak pidana
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik dan perbuatan menerima atau menguasai
Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu diperlukan penempatan, pentransferan, pembayaran,
upaya pencegahan dan pemberantasan tindak hibah, sumbangan, penitipan, penukaran,
pidana pencucian uang untuk menjamin atau menggunakan Harta Kekayaan yang
kepastian hukum, efektivitas penegakan hukum, diketahuinya atau patut diduganya
serta penelusuran dan pengembalian harta merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
kekayaan hasil tindak pidana. diatur dalam Undang-Undang Nomor 8
Terhadap para pelaku permufakatan Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
jahat ketentuan pidana dapat diberlakukan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
apabila perbuatannya telah terbukti secara sah Uang.
menurut peraturan perundang-undangan yang B. Saran
berlaku. Pemberlakuan ketentuan pidana 1. Sanksi pidana atas permufakatan jahat untuk
dimaksudkan untuk memberikan efek jera bagi melakukan tindak pidana pencucian uang
pelaku dan merupakan suatu pembelajaran bagi yang telah terbukti secara hukum telah
pihak-pihak lain agar tidak melakukan perbuatan dilakukan perlu diterapkan sesuai dengan
permufakatan jahat. peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk memberikan efek jera terhadap
PENUTUP pelakunya dan bagi pihak lain merupakan
suatu pembelajaran untuk tidak meniru atau
melakukan perbuatan yang sama.
88 Ibid.
89
2. Mengingat permufakatan jahat
Sudarsono. Pengantar Ilmu Hukum. PT. Rineka
Cipta. Jakarta. 2007. hlm. 166. pemberlakuan sanksi pidananya sama
dengan jenis-jenis tindak pidana pencucian Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
uang lain, sebagaimana diatur dalam Pasal 3, Visimedia, Jakarta. 2012.
4 dan 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
2010 Tentang Pencegahan dan Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Jakarta, 2005.
Uang, maka diperlukan kewajiban terdakwa Masriani Tiena Yulies. Pengantar Hukum
untuk membuktikan bahwa harta Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar
kekayaannya bukan merupakan hasil tindak Grafika, Jakarta. 2009.
pidana dan hakim perlu dengan cermat dan Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi,
teliti melakukan pemeriksaan di pengadilan PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
agar putusan pengadilan bersalah atau tidak Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti, Politik
terdakwa dapat dipertanggungjawabkan Hukum Pidana Terhadap Kejahatan
secara hukum. Korporasi, Cetakan Pertama, PT.
Sofmedia, Jakarta. 2010.
DAFTAR PUSTAKA Nuh Muhammad, Etika Profesi Hukum, CV
Buku: Pustaka Setia, Bandung, 2011.
Ali Chidir, Badan Hukum, Alumni, Bandung, 1991. Rahardjo Satjipto. Ilmu Hukum. PT. Citra Aditya
Ali Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Cetakan Bakti. Bandung. 1991.
Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2011. Sadjijono. Polri Dalam Perkembangan Hukum Di
Anwar Moch. H.A.K., Hukum Pidana Bagian Indonesia, (Editor) M. Khoidin, LaksBang
Khusus (KUHP Buku II), Alumni, PRESSindo, Yogyakarta. 2008.
Bandung, 1979. Siahaan N.H.T., Pencucian Uang dan Kejahatan
Djamali Abdoel. Pengantar Hukum Indonesia. Perbankan., Mengurai UU No.15 Tahun
Rajawali Pers. PT. Raja Grafindo 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian
Persada. Jakarta. 2009. Uang, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Efendi Marwan. Kejaksaan RI: Posisi dan 2002.
Fungsinya dari Perspektif Hukum. PT Silondae Akbar Arus dan Wirawan B. Ilyas. Pokok-
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Pokok Hukum Bisnis. Salemba Empat.
2005. Jakarta. 2011.
Hadikusuma Hilman, Bahasa Hukum Indonesia, Soedjono. Penegakan Hukum dalam Sistem
Alumni, Bandung, 1992. Pertahanan Sipil, Karya Nusantara.
Hamzah Andi. Terminologi Hukum Pidana, Bandung. 1978.
(Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar Soekanto Soerjono. Faktor-Faktor Yang
Grafika, Jakarta, 2008. Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Hariri Muhwan Wawan. Pengantar Ilmu Hukum. Raja Grafindo Persada. Edisi 1. Cet.4.
Cet. l. Pustaka Setia. Bandung. 2012. Jakarta. 2002.
HR Ridwan. Hukum Administrasi Negara. Rajawali Soekanto Soerjono. Faktor-Faktor Yang
Pers. Jakarta. 2013. Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Husni Lalu, Penyelesaian Perselisihan Hubungan RajaGrafindo Persada. Edisi 1. Cet.4.
Industrial Melalui Pengadilan & Di Luar Jakarta. 2002.
Pengadilan, Raja Grafindo Persada, Soekanto Soerjono. Faktor-faktor Yang
Jakarta, 2004. Mempengaruhi Penegakkan Hukum.
Kansil C.S.T., Christine S.T. Kansil, Engelien R. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007.
Palandeng dan Godlieb N. Mamahit, Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Keenam, PT.
Op.Cit, Kamus Istilah Aneka Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jala Sunarso Siswantoro, Hukum Pidana Lingkungan
Permata Aksara, Jakarta, 2010. Hidup Dan Strategi Penyelesaian
Lamintang P.A.F., Delik-delik Khusus Kejahatan- Sengketa, Cetakan Pertama, Rineka
kejahatan Terhadap Kepentingan Cipta, Jakarta, 2005.
Hukum Negara, Sinar Baru, Bandung, Syahrin Alvi, Beberapa Isu Hukum Lingkungan
1986. Kepidanaan, Cetakan Revisi, PT.
Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan Sofmedia, Jakarta, 2009.
Nusya A., Kamus Hukum Lengkap Syamsuddin Aziz. Tindak Pidana Khusus. Sinar
(Mencakup Istilah Hukum & Perundang- Grafika. Jakarta. 2011.
Thontowi Jawahir. Pengantar Ilmu Hukum. Dalam Tindak Pidana Narkotika. Diakses
Pustaka Fahima. Yogjakarta. 2007. 3/29/2020 6: 10 Wita.
Tutik Triwulan Titik. Pengantar Hukum Perdata di Utama Fuat Widyaiswara Muhammad. Mengenali
Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta. Proses Pencucian Uang (Money
2006. Laundering) Dari Hasil Tindak Pidana.
Yamin Muhammad, Tindak Pidana Khusus, Cet. 1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pustaka Setia, Bandung, 2012. Pengawasan BPKP. Diakses 3/9/2020
6:53 Wita.
Jurnal:
Berutu Geno Ali.Tindak Pidana Kejahatan
Pencucian Uang (Money Laundering)
dalam Pandangan KUHPdan Hukum
Pidana Islam. Tawazun: Journal of
Sharia Economic Law P-ISSN: 2655-
9021, E-ISSN: 2502-8316. Volume 2,
Nomor 1, Maret 2019.
Eleanora Novita Fransiska.Tindak Pidana
Pencucian Uang. Jurnal Hukum Vol
XXVI, No. 2, Agustus 2011.
Kardhianto Putu I. Penyidikan Tindak Pidana
Pencucian Uang (Investigation In Money
Laundry Criminal Act). Jurnal IUS. Vol III
| Nomor 9 Desember 2015. 572-585.
Nola Febryka Luthvi. Permufakatan Jahatdalam
Tindak Pidana Korupsi. Info Singkat
Hukum. Kajian Singkat Terhadap Isu
Aktual dan Startegis.Vol. VII, No.
24/II/P3DI/Desember/2015.
Sari Bintang Murtika Aguita, Rofikah. Praktek
Perjudian Online Sebagai Tindak Pidana
Asal Dari Tindak Pidana Pencucian Uang
(Studi Putusan
No.1132/PID.B/2014/PN.JKT UTR).
Recidive Volume 7 No. 1, Januari-April
2018 (Lihat Adami Chazawi. Pelajaran
Hukum Pidana (Bagian 3). PT
RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2008.
Wahyuningsih Endah Sri dan Rismanto. Kebijakan
Penegakan Hukum Pidana Terhadap
Penanggulangan Money Laundering
Dalam Rangka Pembaharuan Hukum
Pidana Di Indonesia. Jurnal
Pembaharuan Hukum. Volume II No. 1
Januari-April 2015.

Internet:
Adisaputra Adryan, Frisca Yulita Marscia, Giraldin
Sarah Margaretha.
Pertanggungjawaban Beneficial Owner
Dalam Praktik Tindak Pidana Pencucian
Uang Di Pasar Modal. Diakses 3/9/2020
6:38 Wita.
Samosir Saut Martua Samuel. Keterkaitan
Percobaan atau Permufakatan Jahat

Anda mungkin juga menyukai