Anda di halaman 1dari 19

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

DALAM PERDAGANGAN NARKOTIKA

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Fika Nurafni (020330041)


Windi Cantika (020330065)
Siti Martina (020330082)
Eneng Arsita Rahmawati (020330093)
Eva Latifah (020330118)
Desti Febrianti (020330123)
Cici Lisnawati (020330132)
PENGERTIAN PENCUCIAN UANG

Pengertian pencucian uang dalam UU No. 25 Tahun 2003 adalah perbuatan menempatkan,
menstranfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya atas harta Kekayaan yang
diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindakan pidana dengan maksud untuk
menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi
harta kekayaan yang sah (Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang).

Sedangkan dalam UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pembarantasan Tindak Pidana
Pencucian uang, pengertian pencucian uang mengalami perluasan menjadi segala perbuatan
yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Adapun tahapan-tahapan pencucian uang tersebut sebagai berikut:

01. 02. 03.


Penempatan Pemisahan/pelapisan Penggabungan

Merupakan upaya Merupakan upaya memisahkan hasil


tindak pidana dari sumbernya melalui Tahapan integrasi ini merupakan tahapan
menempatkan uang yang terakhir dari operasi pencucian uang yang
berasal dari tindak pidana ke beberapa tahap transaksi keuangan
untuk menyembunyikan atau lengkap karena memasukkan hasil tindak
dalam sistem keuangan pidana tersebut kembali ke dalam
(financial system) atau menyamarkan asal-usul dana. Dalam
kegiatan ini terdapat proses kegiatan ekonomi yang sah. Dengan
lembaga yang terkait dengan demikian pelaku tindak pidana dapat
keuangan. Tahap penempatan pemindahan dana dari beberapa
rekening atau lokasi tertentu ke tempat leluasa menggunakan harta kekayaan
merupakan tahap pertama hasil kejahatannya tanpa menimbulkan
dalam proses pemisahan harta lain melalui serangkaian transaksi
yang kompleks dan didesain untuk kecurigaan dari penegak hukum untuk
kekayaan hasil kejahatan dari melakukan pemeriksaan dan pengejaran.
sumber kejahatannya. menyamarkan dan menghilangkan
jejak sumber dana tersebut.
TIPOLOGI PENCUCIAN UANG

1 2 3
Pemanfaatan Sektor Pengembangan Pemanfaatan
Yang Tidak infrastruktur Korporasi (legal
Teregulasi Dengan transnasional untuk person) untuk
Baik pencucian uang menyembunyikan
hasil tindak pidana
LANJUTAN....!!!

4 5 6
Penggunaan Jasa Penggunaan Penggunaan Sektor
Profesi Teknologi Baru Non Keuangan rentan
digunakan untuk
mencuci hasil tindak
pidana
PERDAGANGAN NARKOTIKA DALAM TARAF INTERNASIONAL

Transnational Organized Crimes atau kejahatan lintas batas negara


adalah kejahatan yang terorganisir, yang wilayah operasinya meliputi
beberapa negara, yang berdampak pada kepentingan politik, sosial
budaya, dan ekonomi suatu negara dan bersifat global. Salah satu
bentuk kejahatan ini adalah perdagangan narkotika secara global atau
lintas negara.

Permasalahan perdagangan narkotika dapat mengancam kedaulatan


politik suatu negara karena kapasitas kegiatannya mampu melemahkan
otoritas dan legitimasi pemerintahan disuatu negara.
LANJUTAN...!!!

Menurut Laporan United Nations Office on Drugs and Crime tahun


2016, hasil laporan tersebut menyebutkan bahwa produksi dan
peredaran gelap narkotika paling dominan muncul di sekitar Kawasan
Laos, Myanmar dan Thailand yang memiliki julukan sebagai
”Segitiga Emas” bersama dengan Tiongkok.

Segitiga Emas menghasilkan 60 persen produksi opium dan heroin di


dunia . Dengan jumlah penduduk Asia Tenggara yang hampir 500 juta
jiwa, menjadikan wilayah ini bukan saja sebagai produksi terbesar
obat-obatan berbahaya, namun juga sebagai pasar yang cukup
potensial bagi para produsen dan pengedar narkoba.
Pencucian Uang Hasil Perdagangan Narkoba

Fase Layering Fase Integration


Fase Placement
KASUS POSISI

Polres Tanjung Priok Ungkap TPPU Kasus Sindikat Narkoba Internasional

Satuan Reserse Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengungkap tindak pidana
pencucian uang (TPPU) dari kasus perdagangan narkotika. Kasus penyelundupan narkoba
jenis sabu ini terungkap pada awal Maret 2021, saat polisi menangkap dua pelaku. Dari
kejadian itu polisi berhasil mengurai jaringannya, hingga diketahui bahwa penyelundupan
sabu ini dikendalikan sindikat lintas negara.

Dari pengungkapan itu ditangkap 8 orang tersangka. Total aset yang disita nilainya
diperkirakan sekitar Rp 14 miliar dan terdiri dari uang tunai Rp 6,2 miliar, 3 unit mobil, 12
unit motor, 2 unit speedboat, logam mulia dan 14 sertifikat tanah yang ada di Sumatra
dengan nilai sekitar Rp 6,9 miliar.
LANJUTAN!

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana


mengatakan pengungkapan TPPU merupakan hasil pengembangan dari
penangkapan dua orang kurir (MI dan MRR) di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta, pada 12 Maret 2021. "Saat itu keduanya kepergok
membawa 2 kg sabu," kata Kholis saat konferensi pers di Jakarta, Selasa
(29/6). Menurut Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Putu Kholis Aryan,
sabu 2 kg ini berasal dari China yang kemudian diselundupkan ke
Indonesia melalui Malaysia.

Dari pengakuan dua kurir itu diketahui bahwa mereka direkrut dan
mendapat sabu dari N yang ditangkap di Pandeglang, Banten pada 20
April 2021. Hasil dari pemeriksaan N, diketahui dia disuplai barang
haram dari 3 orang, yakni MIS, OPH, dan YP yang ada di Semarang,
Jawa Tengah.
LANJUTAN!

Peran MIS sebagai bandar dan penghubung dengan bandar yang merupakan
warga negara asing asal Malaysia yang sudah masuk daftar pencarian orang
(DPO). Sementara OPH, dia juga bandar untuk wilayah Semarang. Lalu, YP
jadi pengendali dan bandar untuk wilayah Jakarta. MIS, OPH, dan YP sudah
ditetapkan sebagai tersangka pada 23 April 2021.

Lalu, ditangkap juga NH yang berperan sebagai pengawas dan memastikan


barang yang akan diedarkan. NH ditangkap pada 3 Juni 2021 di Pontianak,

Kalimantan Barat. Penangkapan NH merupakan tindak lanjut dari pengakuan


3 tersangka di Semarang.
LANJUTAN!

Setelah penangkapan di Pontianak, dibekuk juga tersangka bernisial J di Riau. Dia adalah bendahara atau
penyalur uang ke bandar asal Malaysia. J ditangkap pada 17 Juni. Saat penangkapan ditemukan dan disita uang
tunai Rp 6,2 miliar yang disembunyikan di lemari pakaian, mobil, dan sepeda motor. Dua tersangka terakhir
ialah MM dan H. Mereka juga berperan sebagai bendahara dan ditangkap di Surabaya, Jawa Timur pada 21 Juni
2021.

Terkait penanganan TPPU, Kholis mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan PPATK dan Jaksa Penuntut
Umum agar seluruh sindikat ini bisa diproses sampai pengadilan.

Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan pasal tindak pidana narkotika Pasal 114 ayat 2, 112 ayat 2 dan 130
ayat 1 UU 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman seumur hidup. Sementara untuk
pencucian uang dijerat pasal 3 juncto pasal 2 atau pasal 5 juncto pasal 2 UU No 8 Tahun 2010 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang dengan ancaman penjara mencapai 20 tahun.
Kaitan Perdagangan Narkotika dengan Tindak Pidana
Pencucian Uang

Kejahatan perdagangan gelap Narkoba memiliki kaitan erat dengan proses


pencucian uang (money laundering). Dalam Note of the Secretary –
General of the United Nations (1992) dijelaskan bahwa perdagangan
Narkoba merupakan bagian dari kejahatan terorganisir dan pencucian uang
adalah cara untuk memanipulasi hasilnya.

Perdagangan narkotika secara ilegal merupakan sumber keuangan yang


mendatangkan keuntungan sangat besar bagi para pelaku. Praktek-praktek
money laundering mula-mula hanya dilakukan terhadap uang yang
diperoleh dari lalu lintas perdagangan narkotika (illegal drug trafficking)
dan obat-obatan terlarang lainnya, yang jumlahnya besar, karena jika
jumlahnya kecil maka dapat diserap ke dalam peredaran secara tidak
kentara.
LANJUTAN!!!

Dalam perdagangan narkotika yang terjadi terhadap kasus sindikat


narkoba internasional, hasil dari tindak pidana tersebut total aset yang
disita nilainya diperkirakan sekitar Rp 14 miliar dan terdiri dari uang
tunai Rp 6,2 miliar, 3 unit mobil, 12 unit motor, 2 unit speedboat, logam
mulia dan 14 sertifikat tanah yang ada di Sumatra dengan nilai sekitar
Rp 6,9 miliar. Uang tunai Rp 6,2 miliar yang disembunyikan di lemari
pakaian, mobil, dan sepeda motor. Dua tersangka terakhir ialah MM dan
H. Mereka juga berperan sebagai bendahara dan ditangkap di Surabaya,
Jawa Timur pada 21 Juni 2021. Dalam kasus sindikat perdagangan
narkoba internasional dikatakan dalam tindak pidana pencucian uang
karena terdapat unsur-unsur tindak pidana pencucian uang hasil
penjualan dari narkoba tersebut disembunyikan atau disamarkan asal
usulnya, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau
kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana.
LANJUTAN!!!

Kasus pencucian uang yang berasal dari transaksi perdagangan


narkotika turut diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika Pasal 101 ayat (3) dan pasal 136.

Pasal 101 ayat (3) (3) Seluruh harta kekayaan atau harta benda yang
merupakan hasil tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika dan
tindak pidana pencucian uang dari tindak pidana Narkotika dan
Prekursor Narkotika berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dirampas untuk negara dan
digunakan untuk kepentingan:

a. Pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan


peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
b. Upaya rehabilitasi medis dan sosial.
KESIMPULAN
Hubungan antara tindak pidana asal dan tindak pidana tindak pidana
pencucian uang, pada dasarnya TPPU merupakan Tindak Pidana
lanjutan dari tindak pidana asal/awal (perbuatan berlanjut
sebagaimana dianut dalam KUHP) dan hal ini dapat ditafsirkan dari
Pasal 2 ayat (1) tentang predicate crime atau tindak pidana asal. Hal
ini merupakan salah satu penyimpangan yang terjadi pada Undang-
undang ini, yang mana pada dasarnya antara perbuatan-perbuatan
yang sifatnya berlanjut (memiliki hubungan yang sedemikian rupa
antara perbuatan yang satu dengan berikutnya, dan setiap perbuatan
tersebut merupakan tindak pidana) berdasarkan KUHP merupakan
adalah bagian dari perbarengan tindak pidana (concursus) yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan dan penerapan
pidananya sesuai KUHP atau pada prinsipnya dilakukan sistem
absorbsi.
KESIMPULAN
Keterkaitan antara tindak pidana pencucian uang (Money Laundry)
dengan kejahatan narkotika berdasarkan Pasal 137 Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ini menunjukkan bahwa
ada kaitan erat antara narkotika dengan tindak pidana pencucian
uang. Pasal 137 itu juga menunjukkan bahwa uang hasil kejahatan
narkotika itu mempunyai kemungkinan besar nantinya akan
dilakukan pencucian uang terhadapnya.
Begitu pula dalam Pasal 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, menunjukkan bahwa
dalam penanganan tindak pidana pencucian uang ini dibutuhkan
pihak-pihak atau instansi lain dalam menanganinya. Terkait dalam
hal ini bisa saja pihak BNN yang TTPU tersebut berawal dari
kejahatan narkotika. Keterkaitan diantaranya sangat jelas baik dari
segi penanganannya maupun dari segi aturan yang mengaturnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku

Sudarsono dan Bambang Sugiri. 2017. Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Di Indonesia. Malang: Media Nusa Creative.

Irman, Tubagus. 2017. Money Laundering Hukum Pembuktian Tindak Pidana Pencucian Uang dalam Penetapan Tersangka. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sutedi, Adrian. 2008. Tindak Pidana Pencucian Uang. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Panjaitan, Basaria. 2017. Mengungkap Jaringan Kejahatan Transnasional. Bandung: PT Refika Aditama.

Mamoedin, A.S. 1997. Analisis Kejahatan Perbankan. Cetakan Pertama. Jakarta: Rafflesia. hal. 291-292.

Nasution, Nasution. 2007. Hukum Kegiatan Ekonomi I, Books Terrace & Library. Bandung. Hlm. 219.

Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2012. Pancasila, Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana dan ICCE UIN Jakarta. hal.121.

Ali, Akhmad. 2008. Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam Bidang Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 12.

Makarao, Moh. Taufik, Drs. Suharsil dan Moh.Zakky. 2003. Tindak pidana narkotika. Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm 6.

Robinson Jeffresy. 2004. The Laundryman, Dikutip dalam Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Pembiayaan Terorisme. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti. hal. 6.

Ibid
DAFTAR PUSTAKA
2. Undang-Undang

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 30 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062. Sekretariat Negara. Jakarta.

3. Jurnal

Nurhadiyanto, Lucky. (2010). Pola Pencucian Uang Hasil Perdagangan Narkoba Dan Pembalakan Liar. Jurnal Kriminologi Indonesia, Vol. 6 No.II, hlm. 159-181.

Rais, Ahmad. Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Perdagangan Narkoba. Academia.

Badan Narkotika Nasional. (2007, May). Kumpulan Hasil-hasil Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia Tahun 2003-2006. Jakarta:
BNN.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. (2003). Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Penyedia Jasa Keuangan. Jakarta: PPATK

4. Lain-lain

https://www.academia.edu/51159199/Tindak_Pidana_Pencucian_Uang_Hasil_Perdagangan_Narkoba

https://m.mediaindonesia.com/megapolitan/415252/polres-tanjung-priok-ungkap-tppu-kasussindikat-narkoba-internasional.

Anda mungkin juga menyukai