Anda di halaman 1dari 30

PERAN FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH) PAYMENT OVO

DALAM MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN PADA USAHA


MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI TEGAL

PROPOSAL TESIS
Disusulkan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Program Studi Magister Akuntansi

Disusun Oleh
Ilham Fajar Eko Saputro
12030120420053

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Daftar Isi

Cover.......................................................................................................................1

Daftar Isi.................................................................................................................2

Daftar Tabel............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar belakang masalah.............................................................................4

1.2 Rumusan masalah......................................................................................8

1.3 Tujuan penelitian.......................................................................................8

1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................8

1.4.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................8

1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................................9

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................10

2.1 KAJIAN PUSTAKA...............................................................................10

2.1.1 Financial Technology (Fintech).........................................................10

2.1.2 Literasi Keuangan................................................................................14

2.1.3 Pengertian UMKM...............................................................................17

2.1.4 Aplikasi Pembayaran OVO.................................................................18

2.2 KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU.................................................19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................22

3.1 RANCANGAN PENELITIAN...............................................................22

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN................................................22

3.2.1 Lokasi Penelitian..................................................................................22

3.2.2 Waktu Penelitian..................................................................................23

3.3 DATA DAN SUMBER DATA...............................................................23


3.3.1 Jenis Data..............................................................................................23

3.3.2 Sumber Data.........................................................................................24

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA.......................................................24

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................26

Daftar Pustaka......................................................................................................28
Daftar Tabel

Tabel 2.1..........................................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Pada era modern saat ini, perkembangan teknologi dan komunikasi
telah menyebabkan perubahan dalam kehidupan manusia baik di bidang
sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain.
Teknologi adalah alat untuk mempermudah masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya yang dibutuhkan. Pemanfaatan teknologi
terhadap sumber daya menjadi lebih mudah dan efesien. Menjadikan
teknologi semakin banyak dinikmati dan dimanfaatkan masyarakat. Salah
satu teknologi yang berkembang di masyarakat adalah penggunaan internet.
Perkembangan internet yang semakin pesat melahirkan berbagai inovasi,
termasuk teknologi finansial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. dalam
bertransaksi.
Teknologi Fintech terus mengalami perkembangan dan peningkatan
jumlah yang signifikan. Menurut data OJK sampai dengan Tanggal 11 Juni
2020, terdapat 160 Fintech lending berizin dan terdaftar di OJK.. Menurut
Staf Direktorat Perizinan OJK, Audy Ramzie (dikutip dari Repbulika),
peningkatan jumlah perusahaan Fintech yang signifikan tiap quarter-nya
terjadi karena permintaan dari masyarakat yang tergolong tinggi dan faktor
pertumbuhan digitalisasi yang meningkat.dalam menjelankan kegiatan
operasionalnya, Fintech kemudahan dalam pelayanan. Masyarakat dapat
mengakses Fintech tersebut hanya melalui smartphone maupun media PC.
Fintech memanfaatkan media aplikasi dan website dalam pelayanannya.
Perkembangan teknologi yang terkini di Indonesia adalah teknologi
keuangan atau Financial Technology (Fintech). Financial Technology
(Fintech), Menurut Pasal I angka 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor
19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, Teknologi
Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang
menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta
dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,
dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem
pembayaran.
Kemudian sebagaimana telah diatur oleh Bank Indonesia dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/40/PBI/2016 tentang
Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran, bahwa perkembangan
teknologi dan sistem informasi terus melahirkan berbagai inovasi,
khususnya yang berkaitan dengan Financial Technology (Fintech) dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dibidang jasa sistem
pembayaran, baik dari sisi instrumen, penyelenggara, mekanisme, maupun
infrastruktur penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran. fintech
akan menghadirkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman
serta modern. Layanan fintech yang ada di Indonesia contohnya adalah
personal finance and investment, payment, point of sale systems (POS),
lending, accounting, comparison, crowdfunding, dan cryptocurrency.
Selama 10 tahun terakhir perkembangan informasi financial
technology seperti penggunaan payment channel merupakan layanan fintech
yang sering digunakan oleh beberapa pelaku UMKM yang memberikan
layanan elektronik sebagai alat pembayaran, sistem ini juga secara otomatis
akan memberikan kemudahan dalam pengecekan pembayaran yang terjadi
pada transaksi-transaksi jual beli pada pelaku UMKM. Layanan perbankan
juga dimanfaatkan pelaku UMKM seperti ATM, internet banking, mobile
banking yang memudahkan kegiatan transaksi untuk pembeli. Selain itu
pelaku UMKM menggunakan layanan fintech sebagai sarana pembayaran
tagihan, dalam pembayaran kredit serta dalam melakukan pembayaran
upah/gaji karyawannya secara online, layanan keuangan seperti OVO,
DANA, GOPAY, dan sebagainya. Dengan hal ini dapat memberikan
kemudahan bagi pemilik bisnis dalam hal transfer ataupun penerimaan uang
dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.
Dalam pembangunan perekonomian, Fintech dapat membawa
peluang dan potensi besar dalam perkembangan UMKM di Indonesia.
UMKM yang pada umumnya, memiliki kesulitan dalam aspek keuangan
dan permodalan, melalui layanan Fintech, diharapkan dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
mempunyai peran besar sebagai upaya peningkatan dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja
baru. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia terus meningkat dan
berkembang dengan bermacam–macam sektor. Dengan peningkatan dan
perkembangan dari UMKM diharapkan bisa meningkatkan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih banyak tenaga kerja baru untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Karena banyaknya UMKM
yang bermunculan membuat persaingan menjadi lebih ketat. (Evy Nur
Sugiarti, Nur Diana, 2019).
Semakin berkembangnya penggunaan uang elektronik dan
pembayaran digital saat ini, membuat UMKM harus menyesuaikan diri
dengan kemajuan teknologi (Dina, 2017). Pelaku UMKM yang menerapkan
pembayaran elektronik yang dikarenakan permintaan konsumen. Tingginya
pengguna payment gateway di masyarakat membuat pelaku usaha sadar
kalau mereka harus menerapkannya pada bisinis usaha. Jika tidak, bukan
tidak mungkin kalau mereka akan tertinggal. Selain itu, pelaku usaha juga
bisa mendapatkan konsumen lebih banyak tanpa perlu melakukan promosi,
mengurangi ongkos operasional, dan berpeluang untuk mendapatkan
pemasukan yang lebih tinggi.
Oleh karena inovasi teknologi di bidang keuangan yang semakin
berkembang, masyarakat termasuk pelaku UMKM wajib meningkatkan
literasi keuangan dengan mempelajari dan memahami setiap layanan,
produk, dan keputusan keuangan yang akan mereka terapkan. Hal ini
bertujuan agar manfaat akses keuangan termasuk fintech dapat dirasakan
dengan maksimal dan tidak merugikan pelaku UMKM. Literasi keuangan
itu sendiri adalah sebuah kecakapan dalam hal keuangan yang dimiliki
seseorang. Seseorang memiliki literasi keuangan yang baik (well literate)
akan mampu melihat uang dari sudut pandang yang berbeda dan mampu
mengendalikan kondisi keuangannya (Herdinata dan Pranatasari, 2019: 38).
Lebih lanjut lagi, literasi keuangan adalah pengetahuan mengenai bunga
majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai riil, pengetahuan dasar
mengenai diversifikasi risiko, nilai waktu dari uang dan lain-lain (Lusardi et
al., 2009). Berdasarkan penelitian tentang peran fintech terhadap UMKM
hasil penelitian dari Irma, Inayah, Bella (2018) menyatakan bahwa
kehadiran sejumlah fintech turut memberikan kontribusi dalam
pengembangan UMKM.
Berdasarkan hal tersebut, mulai muncul perusahaan startup yang
memakai jasa layanan Fintech dan berbasis teknologi digital salah satunya
yaitu OVO. OVO merupakan aplikasi fintech terpadu yang dikembangkan
oleh PT. Visionet Internasional (perusahaan digital payment milik Lippo
Group). PT. Visionet Internasional mempunyai platform dompet digital
bernama OVO. Dompet digital ini didirikan tahun 2017 tepatnya bulan
Maret dan telah disahkan oleh Bank Indonesia dengan nomor surat
19/661/DKSP/Srt/B tahun 2017. Aplikasi ini mencoba mengakomodasi
berbagai kebutuhan terkait dengan cashless/mobile payment. Dengan adanya
OVO akan memudahkan pengguna jasa khususnya masyarakat untuk
bertransaksi tanpa harus mengeluarkan uang secara tunai. Selain itu OVO
telah melakukan hubungan kerjasama dengan banyak perusahaan
seperti Grab, Shope, Tokopedia, dan sebagainya untuk memberikan
kemudahan dan promo menarik dalam setiap bertransaksi untuk pengguna
jasa.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu masih terdapat hasil
penelitian yang tidak konsisten, hal tersebut memotivasi untuk dilakukan
penelitian kembali. Penelitian ini menggunakan penelitian baru yang tidak
sama dengan penelitian terdahulu. Model penelitian ini mengacu dari
penelitian yang dilakukan oleh Wardani & Darmawan, (2020) yang berjudul
Peran Financial Technology pada UMKM: Peningkatan Literasi Keuangan
Berbasis Payment Gateway. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Wardani & Darmawan, (2020) adalah penelitian ini menggunakan fintech
Payment OVO karena penggunaan OVO banyak digunakan oleh
masyarakat, dan penelitian ini dilakukan di Kota Tegal.
Dari uraian latar belakang yang telah di jelaskan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran fintech dalam
meningkatkan literasi keuangan pada usaha mikro kecil menengah
(UMKM) di Kota Tegal”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah Peran fintech payment OVO dapat meningkatkan literasi
keuangan pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Tegal?
2. Apa ada kendala implementasi fintech payment OVO dalam
meningktakan literasi keuangan pada usaha mikro kecil menengah
(UMKM) di Kota Tegal?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan, maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat literasi keuangan pengguna
fintech payment OVO pada UMKM di Kota Tegal.
2. Untuk mengetahui apa saja kendala implementasi fintech dalam
meningkatkan literasi keuangan pada UMKM di Kota Tegal.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memberikan sumbangan berupa ilmu pengetahuan dan pemikiran yang
bermanfaat bagi perkembangan ekonomi, khususnya tentang Financial
Technology dalam meningkatkan literasi keuangan pada UMKM.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


a) Penelitian ini diharapkan dapat dipakai oleh stakeholder, pemerintah,
ataupun BPRS/Bank dalam perumusan kebijakan atau pengambilan
keputusan terkait financial technology terhadap perkembangan bisnis
UMKM.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Financial Technology (Fintech)


1. Pengertian Financial Technology
Dalam mewujudkan terciptanya layanan kepada masyarakat dengan
menggunakan komputer sudah tidak asing lagi. Komputer sudah memiliki
peranan yang penting di bidang keuangan (financial). Istilah Fintech atau
financial technology adalah penggabungan dari penggelolaan keuangan
menggunakan sistem technology. Fintech telah menjadi perhatian
masyarakat karena layanan ini menyediakan banyak fitur layanan dalam
mempermudah dari sisi finansial seperti digunakan dalam lembaga
keuangan koperasi, perbankan dan asuransi.
Financial technology atau teknologi keuangan atau yang biasa
disebut dengan fintech, didefinisikan sebagai inovasi teknologi dalam
layanan keuangan yang dapat menghasilkan model –model bisnis, aplikasi,
proses atau produk – produk dengan efek material yang terkait dengan
penyediaan layanan keuangan (Financial Stability Board, 2017).
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Financial
Technology (Financial Technology) adalah salah satu bentuk penerapan
sebuah inovasi didalam bidang jasa keuangan yang menggunakan sistem
teknologi yang bertujuan untuk bersaing dengan metode keuangan
tradisional dalam menyampaikan layanan keuangan.
Financial Technology atau layanan keuangan berbasis teknologi
yang bisa disebut dengan fintech didefinisikan sebagai inovasi layanan
berbasis teknologi di sektor keuangan yang bisa menghasilkan model-model
bisnis, produk, aplikasi, yang berkaitan dengan penyediaan layanan
keuangan. Ada beberapa macam klasifikasi fintech menurut Rumondang,
dkk (2019) antara lain:
1. Financing and Investment
Perusahaan Fintech Financing and Investment adalah perusahaan yang
memberikan layanan Peer to peer lending (P2P) dan Crowdfunding. Pada
umumnya perusahaan fintech bisa menjadi peer to peer lending sendiri atau
crowdfunding sendiri atau gabungan dari keduanya. Peer to peer lending
(P2P) adalah sebuah platform atau sistem dimana pemberi pinjaman
(kreditur) dan peminjam (debitur) dipertemukan secara online dalam sistem
tersebut. Tentu saja ada perjanjian tertulis antara kedua belah pihak bahwa
peminjam (debitur) mempunyai kewajiban kepada pemberi pinjaman
(kreditur). Pada bisnis ini P2P Lending menjalankan bisnisnya
menggunakan fasilitas internet sepenuhnya, sehingga pemberi pinjaman
mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena biaya operasional lebih
murah dibandingkan dengan perusahaan perbankan. Sedangkan
Crowdfunding atau bisa disebut dana sukarela adalah sistem yang
melibatkan tiga pihak yaitu pemberi dana, penyedia platform, dan pemilik
proyek dimana pemilik proyek akan mendapatkan sejumlah dana dalam
bentuk donasi. Crowdfunding dilakukan atas dasar kepercayaan dengan
inovasi, ide, serta model bisnis startup.
2. Information and Feeder Site
Information and Feeder Site adalah sebuah platform atau sistem yang
menghimpun informasi yang berhubungan dengan layanan keuangan
sehingga pengguna layanan dipermudah untuk membandingkan harga
produk yang ditawarkan perusahaan layanan jasa keuangan. Information
and Feeder Site bisa digunakan untuk membandingkan harga atau biaya
layanan keuangan seperti bunga KPR, premi asuransi, bunga dari penyedia
kartu kredit, serta beberapa produk lainnya.
3. Account Agregator
Account Agregator merupakan sebuah sistem atau platform pengelola akun
keuangan. Pengguna yang menggunakannya akan dibantu untuk mengelola
beberapa akun perbankan dalam satu aplikasi saja. Bagi pengguna yang
memerlukan dan menggunakan berbagai macam layanan perbankan Fintech
Account Agregator bisa menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan.
Pengguna akan dimudahkan dalam verifikasi transaksi digital karena proser
untuk verifikasi singkat dan cepat.
4. Personal Finance
Terbatasnya kemampuan masyarakat tentang perencanaan dan pengelolaan
keuangan menyebabkan bantuan untuk mengatasi hal tersebut. Oleh karena
itu perusahaan Fintech di Indonesia berusaha mengembangkan jenis layanan
tersebut yang bisa disebut dengan Fintech Personal Finance. Fintech
Personal Finance merupakan sebuah sistem atau platform perencana
keuangan. Pengguna yang menggunakannya akan dibantu untuk
merencanakan keuangannya dengan mengetahui kondisi keuangannya
terlebih dahulu. Pengguna dapat melakukan perencanaan keuangan secara
tepat dan cepat. Pengguna yang memiliki dana besar akan mendapatkan
nasehat bagaimana cara untuk menginvestasikan dana tersebut. Penasehat
keuangan menyarankan pembauran aset dalam investasi berdasarkan
prefensi dan karakteristik investasi pelanggan dengan menggunakan sebuah
algoritma.
5. Payment, Settlement and Clearing
Layanan fintech yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
pembayaran digital. Payment, settlement dan clearing adalah layanan dari
fintech merupakan gabungan dari transaksi pembayaran dengan teknologi
baik yang disediakan oleh bank maupun perusahaan startup. Pengguna bisa
melakukan transaksi pembayaran melalui aplikasi di smartphone secara
cardless dan juga cashless. Layanan fintech payment juga memiliki fitur
untuk transfer ke bank, membayar tagihan listrik, membeli pulsa, membayar
BPJS, dan lain-lain. Pengguna dimudahkan dengan layanan tersebut dan
tidak perlu meninggalkan rumah maupun pekerjaan untuk melakukan
beberapa transaksi sekaligus. Jenis pembayaran seperti ini bisa dilakukan
dengan Near Field Communication (NFC), pembacaan barcode atau QR
Code. Dompet virtual (e-wallet) mempunyai mekanisme dalam
penggunaannya yaitu harus diisi (deposit) terlebih dahulu oleh
penggunanya baik dari ATM maupun merchant yang sudah terdaftar sesuai
nominal yang dikehendaki. Selanjutnya jika pengguna sedang bertransaksi,
maka e-wallet miliknya akan otomatis terpotong dengan jumlah yang sama
dengan transaksi.
2. Peran Fintech
Fintech dengan layanan keuangan seperti crowdfunding, mobile payments,
dan jasa transfer uang menyebabkan revolusi dalam bisnis startup. Dengan
crowdfunding, bisa memperoleh dana dari seluruh dunia dengan mudah,
bahkan dari orang yang belum pernah ditemui sekalipun Fintech juga
memungkinkan transfer uang secara global atau internasional. Jasa
pembayaran seperti PayPal otomatis mengubah kurs mata uang, sehingga
yang berada di Amerika bisa membeli barang dari Indonesia dengan
mudahnya, Fintech juga memiliki peran penting dalam mengubah perilaku
dan ekspektasi konsumen diantaranya :
a. dapat mengakses data dan informasi kapan saja dan dimana saja
b. Menyamaratakan bisnis besar dan kecil sehingga cenderung untuk
memiliki ekspektasi tinggi meski terhadap bisnis kecil yang baru
dibangun.
Secara global, industri Fintech terus berkembang dengan pesat. Terbukti
dari bermunculannya perusahaan startup di bidang ini serta besarnya
investasi global di dalamnya.Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang
sangat pesat hingga menarik perhatian seluruh pebisnis di Indonesia.
3. Faktor Penyebab Perkembangan Fintech
1. Adanya perubahan pola pikir konsumen; Perubahan ini ditandai dengan
kebuhan yang semakin banyak dalam masyakat tetapi masyarakat ingin
mendapatkan dengan cara yang praktis dan mudah.
2. Kemajuan digital Digitalisasi merupakan perubahan dari sistem yang
lama yang belum modern. Di era sekarang ini digitalisasi sudah
digunakan di banyak produk untuk keperluan masyakat.
3. Perubahan tren Perkembangan dan inovasi yang dilakukan secara cepat
dan terus menerus mendorong perubahan dan percepatan dalam sebuah
trend di masyarakat.
4. Menurunnya loyalitas terhadap merk dan institusi.
5. Akses yang semakin mudah.
6. Produk yang ditawarkan dinilai menguntungkan.

2.1.2 Literasi Keuangan


1. Pengertian Literasi Keuangan
Keuangan merupakan salah satu faktor penting dan melekat bagi
masyarakat secara luas. Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan yang
baik akan memberikan manfaat positif bagi penggunanya dalam
pertimbangan pengambilan keputusan produk-produk keuangan. Literasi
keuangan adalah seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang
memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan yang efektif
dengan sumber daya keuangan mereka (Manurung & Rizky, 2009).
Cakupan dalam literasi keuangan adalah pengetahuan tentang konsep
keuangan, kemampuan memahami konsep keuangan, keandalan dalam
mengelola keuangan pribadi maupun perusahaan serta mempunyai
kemampuan untuk mengambil keputusan pada saat tertentu (Aribawa,
2016).
Menurut Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan bahwa
secara defenisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi
literasi keuangan adalah kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar
berkembang dan hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang.
Menurut Huston (2010), pengetahuan keuangan memiliki dimensi aplikasi
tambahan yang berarti bahwa seseorang harus memiliki kemampuan dan
kepercayaan diri untuk menggunakan pengetahuan keuangan untuk
membuat keputusan keuangan.
Dengan teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
financial literacy adalah kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam mengelola sumber keuangan mereka dengan membuat
keputusan keuangan yang tepat sehingga kondisi keuangan dimasa depan
lebih terjamin dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan.
Menurut Farah Margaretha dan Siti May Sari (2015), tingkat literasi
keuangan yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat melalui:
1. Sebijak apa orang tersebut mampu memberdayagunakan sumber daya
keuangan. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki literasi keuangan yang
baik akan mampu menggunakan sumber daya keuanganya dengan baik
dan maksimal pula.
2. Menentukan sumber pembelanjaan. Orang dengan literasi keuangan yang
baik dapat menentukan dari mana sumber pembelanjaan yang
dimilikinya.
3. Mengelola risiko jiwa. Sebaik apa seseorang dalam mengelola resiko
jiwanya dapat dilihat dari seberapa baik literasi keuangan yang
dimilikinya.
4. Mengelola aset yang dimilikinya. Aset merupakan hal yang sangat
penting yang tidak hanya harus dijaga, tetapi juga harus dikelola.
Pengelolaan aset yang baik akan menunjukkan sebaik apa pula tingkat
literasi keuangan yang dimiliki oleh seseorang.
5. Mempersiapkan keamanan dari sumber keuangan di masa yang akan
datang apabila sudah tidak memiliki pekerjaan. Seseorang yang memiliki
tingkat literasi yang baik, akan mempersiapkan masa pensiunnya dengan
baik, karena hal ini berkaitan dengan masa tuanya setelah tidak memiliki
perkerjaan lagi.
2. Tujuan Literasi Keuangan
Tujuan dari literasi keuangan yakni meniadakan semua bentuk
hambatan yang berupa harga maupun non-harga. Terhadap masyarakat
dalam menggunakan layanan jasa keuangan. OJK memiliki suatu program
yang dipergunakan dalam meningkatkan indeks literasi keuangan yang
berbentuk Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI).
Terdapat tiga komponen di dalam SNLKI adalah sebagai berikut dalam
Suryani (2017;15).
1. Meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya less literate atau not
literate menjadi well literate dengan cara edukasi serta kampanye
nasional literasi keuangan
2. Infrastruktur Literasi Keuangan
3. Pengembangan Produk serta Jasa Keuangan
3. Manfaat Literasi Keuangan
Masyarakat baru menyadari bahwa literasi keuangan memiliki
manfaat dan memiliki tingkat keuangan yang besar bagi masing-masing
individu, lebaga jasa keuangan dan bagi Negara dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, mengetaskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan
pendapatan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan Soetiono
(2018;24- 33).
4. Aspek Keuangan Dalam Literasi Keuangan
Aspek Keuangan Dalam Literasi Keuangan terdapat beberapa aspek
keuangan yaitu (Nababan dan Sadalia, 2012):
1. Basic Personal Financial
Dalam Basic Personal Financial mencakup berbagai pemahaman dasar
sesorang dalam suatu system keuangan seperti perhitungan bunga
sederhana, bunga majemuk, inflasi, opportunity cost, nilai waktu,
likuiditas asset, dan lain-lain.
2. Money Management (Pengelolaan Uang)
Money management mempelajari bagaimana seorang individu mengelola
uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman mengenai literasi
keuangan maka semakin baik pula individu tersebut mengelola uang
pribadi mereka.
3. Credit and Debt Management
Manajemen pengkreditan adalah suatu rangkaian kegiatan dan komponen
yang saling berhubungan satu dengan yang lain secara sistematis dalam
proses pengumpulan dan penyajian informasi perkreditan suatu bank.
2.1.3 Pengertian UMKM
Badan Pusat Statistik, 2019 usaha kecil adalah usaha yang mempunyai
sejumlah tenaga kerja mulai dari 5 orang sampai dengan 19 orang,
sedangkan usaha menengah adalah usaha yang mempunyai jumlah tenaga
kerja mulai dari 20 orang sampai 99 orang Wibowo (2015;64) UMKM atau
biasa di sebut usaha mikro kecil dan menengah yang berupa sebuah istilah
yang mengacu kepada sebuah usaha yang dapat didirikan perorangan atau
bahkan yang didirikan oleh dua orang atau lebih. Pengertian UMKM
melalui UU No.9 Tahun 1999 dan karena keadaan perkembangan yang
semakin dinamis dirubah ke Undang-Undang No.20 Pasal 1 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM adalah
sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro
adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang
ini. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah (Suci, 2017).

2.1.4 Aplikasi Pembayaran OVO


Pada tahun 2016, PT Visionet Internasional (perusahaan digital payment
milik Lippo Group) melakukan pengembangan dalam dunia financial
technology (fintech) dan meluncurkan sebuah aplikasi pintar yang
menawarkan fitur loyalty program, pembayaran yang cepat, aman, dan
fleksibel, dan layanan keuangan yang mengedepankan keuntungan bagi para
penggunaanya. OVO berkembang pesat di Indonesia, sampai saat ini OVO
menawarkan dua layanan produk yaitu OVO Cash, OVO Point, dan OVO
Merchant .
a. OVO Cash adalah uang elektronik yang dapat diakses melalui aplikasi
OVO. OVO Cash dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi
keuangan, seperti pembayaran di berbagai merchant rekanan, isi ulang
(top up) dan pengecekan saldo. Rasakan kemudahan melakukan transaksi
cepat dan mudah menggunakan OVO.
b. OVO Points adalah loyalty rewards yang diperoleh pengguna OVO
setiap melakukan transaksi di berbagai merchant rekanan OVO. OVO
Points dapat langsung Anda tukarkan dengan berbagai penawaran
menarik atau melakukan transaksi di merchant rekanan OVO.
c. OVO Merchant adalah sistem pembayaran yang memungkinkan
pengguna jasa menggunakan uang digital dan mengelola bisnisnya dalam
satu aplikasi.
Pada Tahun 2018 PT Visionet Internasional telah melebarkan sayap OVO
dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan multi nasional dan
merchant di berbagai bidang, seperti bidang transportasi online (GRAB),
bidang perdagangan (Hypermart, Tokopedia), bidang Pariwisata, dan
sebagainya. Sehingga OVO secara gencar melakukan promosi-promosi di
setiap daerah Indonesia, Termasuk Provinsi Jawa Tengah, Kota Tegal
Dihampir setiap sisi Kota Tegal menampilkan promosi atau spanduk yang
mengenalkan OVO di Kota Bandar Lampung. Animo masyarakat Kota
Tegal terhadap kehadiran OVO di Kota Tegal sangat antusias dapat dilihat
di setiap Mall , Swalayan¸Transportasi Online (Grab) di kota Tegal
pengguna OVO semakin bertambah dari hari ke hari. Berdasarkan fenomena
tersebut penulis tergerak untuk melakukan penelitian terhadap
perkembangan Fintech khususnya OVO yang memberikan warna baru
terhadap kegiatan keuangan di Masyarakat Kota Tegal.

2.2 KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU


Peneltian terdahulu dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
memperkaya bahan kajian yang berkaitan dengan topik peneltian ini.
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan acuan
bagi peneliti

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Judul Metode
No. penelitian Hasil Penelitian
Penelitian analisis
1. Uray Penerapan Pendekatan Hasil dari studi literatur jurnal
Pertiwi, Financial kualitatif penelitian terdahulu dan data-data
2020 Technology dan dari sumber lainnya menunjukan
Peningkatan bahwa Fintech dapat menopang
literasi keuangan kebutuhan UMKM yang terbatas
Untuk Strategi
hanya pada bank atau layanan
Penguatan Bisnis
UMKM di keuangan lainnya terutama dalam
Kalimantan Barat pendanaan. Literasi Keuangan
seiring dengan penggunaan Fintech
akan memperkuat bisnis UMKM di
masa adaptasi baru. Selain itu,
literasi keuangan juga dibutuhkan
UMKM untuk mengelola sumber
keuangan mereka.
2. Anisah,& Analisis Tingkat Pendekatan Berdasarkan hasil wawancara dapat
Crisnata, Literasi Keuangan kualitatif disimpulkan bahwa Paradoks Cafe
2021 Pengguna Fintech dan Roti John Like Kota Mojokerto
Payment OVO mempunyai tingkat literasi yaitu
well literate karena mempunyai
pengetahuan, keyakinan, fitur,
manfaat, resiko, hak dan kewajiban,
serta keterampilan dalam
menggunakan fintech payment
dalam mengelola transaksi
keuangan dan dalam pengambilan
keputusan untuk usahanya.
3. Budi, dkk, Pengaruh Pendekatan Hasil penelitian menunjukan bahwa
2019 financial kualitatif Fintech berperan penting dalam
technology meningkatkan kinerja UMKM yaitu
(fintech) berupa peningkatan efisiensi
terhadapperkemba operasional, dan efisiensi yang
ngan UMKM di dinikmati oleh anggotanya, namun
kota Magelang demikian penerapan Fintech dalam
UMKM juga memiliki tantangan
tersendiri.
4. Diah, 2020 Peran financial Pendekatan Fintech memberikan banyak
technology kualitatif solusi keuangan, khususnya bagi
(fintech) dalam bisnis kecill menengah yang
membantu ingin berkembang. Dalam
perkembangan
pembangunan dan
wirausaha umkm
pengembangan UMKM
berperan dalam pembiayaan
usaha, meningkatkan inklusi
keuangan, dan meningkatkan
literasi keuangan.
5. Evy, dkk, Peran fintech Pendekatan Peran fintech dalam meningkatkan
2019 dalam kualitatif literasi keuangan UMKM di
meningkatkan Malang
literasi keuangan sudah diterapkan pada beberapa
pada usaha mikro UMKM. fintech mempunyai
kecil menengah banyak peran dalam membantu
di malang meningkatkan jalannya usaha
UMKM dan dalam hal literasi
keuangan, seperti pembiayaan,
pengaturan keuangan dan lain-lain.
6. Ratnawaty, Financial Pendekatan Hasil penelitian menujukkan
2021 Technology kualitatif keberadaan Financial Technology
(Fintech) Dalam (Fintech) memiliki dampak positif
Inklusi Keuangan dimasa pandemi covid-19.
Nasional di Masa Kontribusi Fintech telah banyak
Pandemi Covid- membantu masyarakat yang masih
19 belum
terlayani lembaga keuangan formal
dalam melakukan transaksi
keuangan sesuai dengan
kebutuhannya.
Pemulihan ekonomi nasional dan
peningkatan penerimaan negara
dimasa pandemi dapat dilakukan
dengan dukungan penguatan
regulasi terhadap pertumbuhan
Fintech yang inklusif dan
berkesinambungan yang
memiliki potensi sebagai faktor
pemicu lompatan yang sangat besar
bagi industri pembayaran layanan
keuangan digital.
7. Irma, dkk Peran fintech Pendekatan Melalui teknologi finansial
2018 dalam kualitatif (fintech), segala bentuk transaksi
meningkatkan menjadi lebih cepat, lebih mudah,
keuangan inklusif sekaligus lebih efisien, tanpa perlu
pada umkm di melakukan tatap muka.
indonesia Kemunculan fintech tidak dapat
(pendekatan dilepaskan dari inovasi yang
keuangan berkembang untuk membiayai
syariah) konsep finansial ini diperlukan start
up (wirausaha baru) untuk
membangun bisnisnya
8. Ayu, & Peran Financial Pendekatan Hasil penelitian yang diperoleh
darmawan, Technology pada kualitatif adalah peran penerapan dari
2020 UMKM: financial technology dapat
Peningkatan meningkatkan literasi keuangan
Literasi dengan memberikan kemudahan
Keuangan bagi pelaku UMKM
Berbasis dalam mengelola serta memahami
Payment keuangan mereka karena teknologi
Gateway ini memberikan kemudahan dalam
pembayaran secara digital yang
secara otomatis memberikan
pencatatan dalam pemasukan
transaksi yang terjadi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN


Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, yang bertujuan untuk mencari, menganalisis dan
mengelola dari peristiwa langsung di lapangan dengan memahami interaksi
sosial dengan wawancara dan observasi.
Menurut Sugiyono (2018;213) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi ilmiah (eksperimen) dimana peneliti sebagai
instrumen, teknik pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif
lebih menekan pada makna. Metodelogi penelitian kualitatif bertujuan untuk
menganalisis dan mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui
aktivitas sosial, sikap dan persepsi orang secara individu atau kelompok.
Penelitian kualitatif ini peneliti harus memiliki kemampuan
komunikasi dalam wawancara yang baik dan wawasan yang luas dalam
lingkungan sosial yang terjadi dan berkembang. Jika peneliti kurang
menguasai metode kualitatif maka peneliti akan sulit dalam komunikasi
khususnya interaksi sosial. Pendekatan kualitatif ini peneliti harus
mengexplor dari kasus yang diteliti dari waktu wawancara, pengumpulan
data lainnya dalam menyelidiki kasus atau fenomena dari sumber-sumber
informan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana permasalahan ini
terjadi.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses study yang
digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.
Penelitian ini dilaksanakan di Foofcourt yang terlatak di Jl. Kartini Kota
Tegal, serta di tempat-tempat yang memungkinkan untuk wawancara
bersama informan, seperti di kediaman beliau ataupun tempat yang telah
ditetapkan oleh informan tersebut.

3.2.2 Waktu Penelitian


Menurut Sugiyono tidak ada cara yang mudah untuk menentukan
berapa lama penelitian dilaksanakan. Tetapi lamanya penelitian akan
tergantung pada keberadaan sumber data dan tujuan penelitian. Selain itu
juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana penelitian
mengatur waktu yang digunakan.
Adapun alokasi waktu yang digunakan untuk penelitian ini,
dilaksanakan dalam waktu 6 bulan dengan tahapan dua bulan pertama
observasi, diawali penyusunan proposal dan seminar proposal; dua bulan
kedua adalah melaksanakan tahapan penelitian yang meliputi penggalian
data dan analisis data; dua bulan ketiga tahapan laporan hasil penelitian dan
konsultasi tesis.

3.3 DATA DAN SUMBER DATA

3.3.1 Jenis Data


Menurut Sugiyono (2015), jenis data dibedakan menjadi 2, yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Pengertian data kualitatif menurut Sugiyono
(2015) adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Data kualitatif
penelitian ini berupa nama dan alamat obyek penelitian. Pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan
akan berfokus terhadap pengaruh dari penerapan fintech oleh UMKM untuk
meningkatkan literasi keuangan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif,
yang mana perolehan datanya didapat dari hasil pengamatan secara
langsung ke beberapa informan yang diwawancarai lalu dilakukan analisa
pada perolehan datanya kemudian ditarik kesimpulan dari hasil pengamatan
tersebut. Adapun tujuannya yaitu untuk mendapatkan pemahaman yang
sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.

3.3.2 Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder, menurut Sugiyono (2019:296) disebutkan bahwa:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, dan observasi.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu metode
wawancara dan observasi. Wawancara bisa dilakukan dengan para
pedagang UMKM yang berkaitan dengan Fintech dan model
berwirausaha di era digital, kegiatan observasi yang kemudian akan
diolah oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip. Misalkan struktur organisasi, laporan
pembelian, persediaan dan laporan penjualan.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik mengumpulkan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian ialah
mendapatkan data. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian
kualitatif yang harus membutuhkan data yang jelas dan spesifik. Menurut
sugiyono,( 2018:224) bahwa pengumpulan data diperoleh dari observasi,
wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Wawancara
Menurut Sugiyono, (2018;140) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewe) untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.
Objek penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur
yaitu dimana pewawancara memberikan pertanyaan yang tidak sesuai
dengan daftar pertanyaan yang sudah tertulis atau lebih fleksibel, selain
itu memberikan pertanyaan kepada informan seperti intograsi pertukaran
informasi dengan subjek yang diteliti dengan situasi dan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti secara mendalam.
2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2018: 145) berpendapat bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks yaitu suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi bertujuan untuk
memperoleh data serta informasi mengenai upaya yang akan dan telah
dilakukan. Dengan teknik observasi yang bersifat pasif dimana peneliti
tidak ikut serta dalam suatu aktivitas yang diteliti, peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas yaitu dengan mencatat apa yang menjadi
daya tarik, melakukan analisis serta membuat kesimpulan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono,
2018: 240).
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis interaktif. Menurut sugiyono (2016;335) analisis
interaktif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan dan dokumentasi dengan
mengorganisasikan data kedalam kategori dan menjabarkan dalam unit unit
serta menyusun, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
peneliti maupun orang lain.
Definisi tersebut dapat disimpulkan langkah pertama dalam
menganalisis data dengan mengumpulkan data kemudian menyusun secara
sistematis dan menarik kesimpulan dari hasil analisis, setelah itu
mempresentasikan hasil penelitian.
Penelitian kualitatif dalam menganalisis data difokuskan pada
pendeskripsian yang terperinci mengenai interaksi, perilaku dan peristiwa
selama proses di lapangan yang bersamaan dengan pengumpulan data dari
hasil wawancara pernyataan seseorang tentang pengalaman kemudian
melakukan analisis. menurut Sugiyono (2018;137) ada tiga model Metode
analisis data yang digunakan penelitian kualitatif, menurut Miles dan
Huberman yang mencangkup:
1) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah bentuk analisis data yang mengarahkan,
merangkum, menggolongkan tema dan membuang yang tidak perlu
sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
jelas sehingga dapat ditarik dan diverivikasi, dan mempermudah peneliti
dalam pengumpulan data selanjutnya yang akan diperlukan pada saat
menganalisis data.
Analisis data penelitian ini melalui wawancara dengan informan,
setelah melakukan wawancara kemudian menganalisis dengan membuat
transkip atau hasil wawancara dengan menuliskan kembali hasil dari
wawancara, kemudian dijadikan reduksi data yaitu mencatat dan
mengambil inti dari informasi yang sesuai dengan konteks penelitian.
Jadi dalam penelitian kualitatif dapat di sederhanakan dalam berbagai
cara diantaranya: ringkasan uraian, menggolongkan dan menyeleksi.
2) Penyajian data (Data Display)
Tahap penyajian data dengan menyusun data yang relevan dan
mendeskripsikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan
telah disusun secara sistematis, sehingga dapat disimpulkan atau makna
penelitian yang dapat dilakukan dengan membuat hubungkan fenomena
yang terjadi, dan perencanaan selanjutnya, tujuanya untuk mengetahui
permasalahan yang perlu ditindak lanjuti atau tidak dan menganalisis
kevalidan berdasarkan data yang diperoleh.
3) Kesimpulan/ Verivikasi (Conclusion drawing/ verification)
Kesimpulan adalah tinjauan ulang atau kesimpulan yang timbul
dari data setelah diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan data dan
verivikasi atau jawaban dari rumusan masalah dalam analisis kualitatif
yang bersifat sementara dan akan berkembang atau berubah apabila
ditemukan bukti yang kuat dan mendukung pada pengumpulan data.
Apabila kesimpulan didukung oleh bukti yang kuat atau konsisten pada
saat ditemukan kembali di lapangan maka kesimpulan diperoleh akurat
atau kredibel, kesimpulan dapat berupa teori deskripsi atau objek
gambaran yang tidak jelas menjadi jelas setelah diteliti.
Daftar Pustaka

Anisah, N., & Crisnata, H. F. (Januari-Juni 2021). Analisis Tingkat Literasi


Keuangan Pengguna Fintech Payment OVO. AD: Jurnal Riset Akuntansi
dan Keuangan Dewantara Vol. 4 No. 1, 47-60.

Dara, S. R., & Mariah. (2020). Peran Fintech Dalam Upaya Untuk Meningkatkan
Literasi Keuangan Pada Masyarakat di Jakarta. Akurasi: Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan Vol 2, pp. 127 - 138.

Darmika, A. P., & Usman, H. (2020). PENGARUH FINANCIAL


TECHNOLOGY TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM DI KOTA
PALOPO. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Palopo.

Hilmawati, M. R., & Kusumaningtias, R. ((2021)). INKLUSI KEUANGAN DAN


LITERASI KEUANGAN TERHADAP KINERJA DAN
KEBERLANGSUNGAN SEKTOR USAHA MIKRO KECIL
MENENGAH. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
Volume 10 No 1.

Hiyati, H., Nugroho, L., Sukmadilaga, C., & Fitrijani, T. (2019). Peluang dan
Tantangan Fintech (Financial Technology) Syariah di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 5(03), 326-333.

Marginingsih, R. (April 2021). Financial Technology (Fintech) Dalam Inklusi


Keuangan Nasional di Masa Pandemi Covid-19. Moneter: Jurnal
Akuntansi dan Keuangan P-ISSN 2355-2700.

Mustikasari, Y., & Noviardy, A. (2020). Pengaruh Financial Technology Dalam


Meningkatkan Literasi Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota
Palembang (Studi Kasus Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota
Palembang Tahun 2020). JIBM Vol. 03, No. 2.

Muzdalifa, I., Rahma, I. A., & Novalia, B. G. (2018). Peran FINTECH dalam
meningkatkan keuangan inklusif pada UMKM di Indonesia. Jurnal
Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah.

Ningsih, D. R. (2020). PERAN FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)


DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN WIRAUSAHA UMKM.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG .

Pertiwi, U. M. (2020). Penerapan Financial Technology dan Peningkatan literasi


keuangan Untuk Strategi Penguatan Bisnis UMKM di Kalimantan Barat.
Universitas Tanjungpura.

Rahardjo, B., Ikhwan, K., & Siharis, A. K. (2019). PENGARUH FINANCIAL


TECHNOLOGY (FINTECH) TERHADAP PERKEMBANGAN UMKM
DI KOTA MAGELANG. Fakultas Ekonomi Universitas Tidar.

Sari, M. D. (2019). ANALISIS PEGARUH LITERASI KEUANGAN PADA


PERILAKU PENGGUNA FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH) DI
KOTA BANDAR LAMPUNG. Skripsi, 1-6.

Sugiarti, E. N., Diana, N., & Mawardi, M. (E-JRA Vol. 08 No. 04). PERAN
FINTECH DALAM MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN
PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH DI MALANG. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang , Agustus 2019.

Wardani , A. P., & Darmawan, N. A. (Mei – Agustus 2020). Peran Financial


Technology pada UMKM: Peningkatan Literasi Keuangan Berbasis
Payment Gateway. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, Vol. 10 No. 2.

Winarto, W. W. (Januari 2020). Peran Fintech dalam Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah Vol 3 No 1.

Anda mungkin juga menyukai