para anggotanya. Pada umumnya persyaratan bagi Akuntan Forensik tidak berbeda jauh atau hampir mirip dengan para auditor. Misalnya dalam menerapkan Professional Skepticism dan sifat pantang menyerah (persistent). • Namun walaupun memiliki persyaratan yang serupa dengan auditor, investigator atau akuntan forensik memiliki bentuknya sendiri yang menjadi ciri khas profesi ini. Dalam Bab IV ini ada 3 bentuk yang menjadi tuntutan dan persyaratan bagi investigator atau akuntan forensik yang akan dibahas, yakni atribut, standar dan kode etik.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 3
ATRIBUT
• Secara umum Atribut memiliki arti sebagai suatu
kelengkapan yang harus dimiliki oleh sebuah kelompok atau profesi.
• Kelengkapan ini membuat kelompok atau profesi
tersebut dapat dengan mudah menjalankan tugasnya dan mencapai tujuannya.
• Agar dapat menjalankan tugasnya dengan benar dan
mencapai tujuan yang diharapkan, seorang Akuntan Forensik dituntut untuk memiliki atribut – atribut yaitu sebagai berikut :
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 4
ATRIBUT
I. Hindari pengumpulan fakta dan data yang
berlebihan secara prematur. Pada saat penugasan seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus fokus terhadap kasus yang sedang dihadapinya. Fakta dan data yang perlu dilengkapi adalah yang benar – benar diperlukan saja dan relevan dengan kasus tersebut. Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus mampu memilih data mana yang urgent untuk disiapkan, mana yang tidak. Karena apabila fakta dan data yang disiapkan pada tahap awal terlalu berlebihan, dikhawatirkan kasus yang dihadapi justru tidak akan selesai dan menjadi tambah rumit, akibat yang paling fatal pelaku dari kasus tersebut tidak dapat teridentifikasi.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 5
ATRIBUT ..cont..
II. Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus
mampu membuktikan “niat pelaku melakukan kecurangan”. Merujuk kepada point pertama apabila seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif itu bisa fokus terhadap kasus yang sedang dihadapi, dan dapat mengumpulkan data dan fakta yang kuat serta relevan, maka tidak akan sulit baginya untuk membuktikan siapa pelaku fraud/ kecurangan tersebut, dan apa niat dari si pelaku dalam melakukan tindakan fraud tersebut. Membuktikan niat pelaku dalam melakukan kecurangan adalah sesuatu yang sangat penting, karena hal ini akan menjadi dasar dalam menuntut pelaku di persidangan.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 6
ATRIBUT ..cont..
III. Kreatif, berpikirlah seperti pelaku kejahatan dan
jangan mudah ditebak! Ketiga hal tersebut akan membawa seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif kepada bukti dan temuan – temuan baru yang relevan dalam penyelesaian kasusnya dan juga dapat mengungkapkan fakta dari apa yang sebenarnya terjadi. Banyak investigasi yang terbilang sukses, ketika seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif mengajukan pertanyaan sederhana : “Apa yang kira – kira akan dibuat oleh si pelaku jika berada dalam situasi atau kondisi seperti ini?”
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 7
ATRIBUT ..cont..
IV. Senantiasa ber-persepsi bahwa Fraud itu tidak
dilakukan oleh pelaku secara sendirian, tetapi dengan suatu persekongkolan. Jarang sekali terjadi bahwa pelaku kasus melakukan tindakannya sendiri, paling tidak ada pihak lain yang membantunya dalam melakukan aksi curang nya tersebut. Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus memiliki persepsi ini agar dapat mengungkap semua nama – nama pelaku yang telibat di dalam sebuah kasus yang sedang dikerjakannya. Hal ini dilakukan agar kasus tersebut tuntas tanpa adanya jejak – jejak yang dapat menciptakan kasus lain di kemudian hari. Persekongkolan menurut Davia terbagi menjadi dua, yaitu Ordinary Conspiracy dan Pseudo Conspiracy
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 8
ATRIBUT ..cont..
Ordinary Conspiracy merupakan persekongkolan dimana
para pesertanya secara sukarela dan tanpa paksaan melakukan niat yang jahat. Pseudo Conspiracy merupakan persekongkolan dimana para pesertanya tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang dimanfaatkan oleh pihak lain untuk melakukan suatu tidakan kejahatan (terjebak).
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 9
ATRIBUT ..cont..
V. Kenali bagaimana pola dari fraud itu sendiri.
Seorang Akuntan Forensik atau Audit Investigatif harus dengan baik dan tepat dalam mengenali pola dan bentuk dari fraud yang sedang diperiksanya. Dalam hal ini mereka dituntut untuk cepat dan akurat dalam mengenali bentuk fraud, karena kalau tidak si pelaku fraud dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh si Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif tersebut dan bisa saja si pelaku fraud menghilangkan barang bukti sehingga pada akhirnya fakta menjadi tidak terungkap. Ketika pola atau bentuk fraud sudah teridentifikasi, perhatikan apakah fraud tersebut dilakukan di dalam pembukuan atau di luar pembukuan, hal ini akan menjadi pertimbangan selanjutnya bagi Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif dalam memilih proactive fraud detection strategy.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 10
ATRIBUT ..cont..
Contoh fraud yang dilakukan di dalam pembukuan
misalnya pembayaran berulang untuk satu tagihan/ invoice yang sama. Sedangkan contoh fraud yang dilakukan di luar pembukuan misalnya seperti pencurian uang hasil penagihan dari customer.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 11
ATRIBUT ..cont..
Dengan demikian, kesimpulannya seorang Akuntan Forensik
atau Auditor Investigatif itu harus memiliki 5 Atribut agar pelaksanaan tugasnya dapat mencapai tujuan yang dikehendaki, yaitu : 1.Fokus pada pengumpulan bukti yang mendukung fakta saja, serta relevan dengan fraud yang sedang ditangani dan untuk kepentingan proses di pengadilan. 2.Kreatif dalam menerapkan teknik investigasi, berpikir selayaknya penjahat dan jangan mudah ditebak. 3.Ingat fraud itu jarang sekali dilakukan sendiri oleh pelakunya, melainkan melalui suatu persekongkolan. 4.Kenali pola fraud itu secepatnya. 5.Upayakan “menduga” siapa si pelaku.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 12
STANDAR Secara sederhana, standar dapat disebut sebagai suatu ukuran mutu. Karena itu para professional Akuntan Forensik / Audit Investigatif harus menegaskan standar mereka dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan standar ini pihak yang diaudit (auditee) dapat mengukur mutu kerja si Akuntan Forensik / Auditor Investigatif. Berikut adalah beberapa standar yang dirumuskan oleh Spencer Pickett dan Jennifer Pickett : 1.Seluruh proses investigasi harus dilandasi pada praktek terbaik yang diakui (accepted best practices). Best practice disini berarti, pada saat seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif melakukan prakteknya ia harus mengacu kepada praktek terbaik yang sudah ada, dan praktek tersebut harus dilakukan berulang agar mendapatkan suatu bentuk yang lebih baik lagi. Saat ini Best Practice yang paling sering dipakai secara umum adalah Fraud Examiner Manual yang dikeluarkan oleh Association Certified Fraud Examiner (ACFE). AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 13 STANDAR ..cont..
2. Kumpulkan bukti – bukti dengan prinsip kehati-hatian (due
care) Bukti bukti yang dikumpulkan dalam rangka pengungkapan fakta harus benar – benar dikerjakan dengan hati – hati, dan pastikan bahwa pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur dan tidak bertentangan dengan undang – undang yang berlaku, karena bukti – bukti ini umumnya akan digunakan dalam proses hukum di kemudian hari. 3. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi disimpan dalam keadaan aman, terlindungi dan di indeks dengan rapih karena dokumentasi ini merupakan jejak audit. Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada penyelidikan di kemudian hari untuk memastikan bahwa investigasi sudah dilakukan dengan benar. Dan dokumentasi ini juga dapat dijadikan bahan untuk membantu memperbaiki cara-cara investigasi di kemudian hari sehingga best practice nya menjadi semakin baik. AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 14 STANDAR ..cont..
4. Pastikan bahwa investigator mengerti hak – hak asasi dari
lawan bicaranya dan senantiasa menghormatinya. Bagaimanapun suspect atau orang yang diduga melakukan tindakan fraud juga memiliki hak asasi manusia, Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus menghormati itu, karena apabila hak asasi manusia ada yang dilanggar, maka ybs dapat saja menuntuk balik Akuntan Forensik/ Auditor Investigatifnya dan bisa saja bukti – bukti yang sudah dikumpulkan menjadi sia – sia. 5. Beban pembuktian ada pada perusahaan yang “menduga” pegawainya melakukan kecurangan, dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut. Akuntan forensik dan Auditor Investigatif di higher oleh suatu perusahaan/instansi atau lembaga/klien atau bisa disebut sebagai pemberi tugas. Akuntan forensik atau Auditor Investigatif bertugas mengumpulkan data dan bukti yang mengarah kepada fakta yang sebenarnya, namun bukti tersebut harus kembali di otentikasi oleh si pemberi tugas, untuk dinyatakan apakah bukti tersebut valid untuk mendakwa si pelaku kecurangan. AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 15 STANDAR ..cont..
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target
yang sangat kritis dengan waktu yang efektif. Dalam investigasi, kita menghadapi keterbatasan waktu, dan dalam menghormati azas praduga tak bersalah, hak dan kebebasan seseorang harus dihormati, oleh sebab itu apabila kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada secara efektif, dikhawatirkan si pelaku bisa saja menghancurkan, menghilangkan atau menyembunyikan barang bukti & menghapus jejak kejahatan (termasuk yang paling fatal adalah membunuh saksi pelapor atau orang yang mempunyai potensi menjadi saksi yang memberatkan pelaku) contoh yang pernah terjadi adalah pembunuhan terhadap Johannes Marliem dalam kasus E-KTP yang melibatkan Setya Novanto. Oleh sebab itu Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif harus menentukan dengan baik dan cermat mengenai hal – hal esensial dalam investigasinya, agar kasus yang ditanganinya dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 16
STANDAR ..cont..
7. Dokumentasi seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi,
termasuk perencanaan, pengumpulan data dan barang bukti, wawancara, kontak dengan pihak ketiga dan amankan hal – hal yang bersifat rahasia.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 17
KODE ETIK Kode etik merupakan bagian dari kehidupan berprofesi. Kode Etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik berisi nilai – nilai luhur yang amat penting bagi eksistensi profesi. Nilai – nilai luhur yang terkandung didalam kode etik ini adalah integritas (sikap jujur, walaupun tidak diketahui orang lain) serta rasa hormat dan kehormatan. Kode Etik yang dijalankan dengan baik dan konsisten akan menciptakan rasa percaya (trust) dari pengguna dan stakeholder lainnya. Akuntan Forensik dan Auditor Investigasi mutlak harus menjalankan kode etik tersebut baik di dalam penugasan maupun di luar penugasan.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 18
PENUTUP
Sebagai penutup, berikut ini adalah Kualitas yang harus dimiliki
oleh seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif : Kreatif – Kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak disadari oleh orang lain. Rasa ingin tahu – Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi. Pantang menyerah – sifat mau bekerja keras / pantang mundur walaupun fakta seolah – olah tidak mendukung atau ketika dokumen/informasi sulit diperoleh. Akal sehat – kemampuan untuk mempertahankan perspektif yang realistis yang berdasarkan data dan bukti bukan berdasarkan “omongan” orang lain. Business sense – kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimana transaksi dicatat. Percaya diri – Kemampuan untuk mempertahankan data dan bukti yang sudah ditemukan, yang mendukung fakta sebenarnya.
AUDIT FORENSIK - UAJ - YPPMB - 2018 19
PENUTUP ..cont..
Apabila seorang Akuntan Forensik atau Auditor Investigatif
dapat menunjukan kualitas tersebut dan dengan konsisten memakai atribut serta menjalankan standar dengan dilandasi kode etik yang baik maka profesional Akuntan Forensik akan senantiasa memberikan sumbangsih yang memiliki nilai bagi kebaikan orang lain.