DOSEN: PIPING
DISUSUN OLEH :
AGUSTINA (023P14301)
KAUSAR AZIMA (023P14318)
LAM MEILINA (023P14321)
LING LING (023P14324)
MELAN SINAGA (023P14325)
Kunci Keberhasilan
Kunci keberhasilan dari semua teknik audit investigatif adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Pemisahan dokumen atau bukti untuk tiap kejadian hasil observasi dan pengujian
fisik
9. Melakukan wawancara
Merencanakan wawancara
Karakteristik wawancara
Persiapan wawancara
Wawancara yang baik
Pihak-pihak terkait yang diwawancarai
10. Penandatanganan berita acara
Yang diwawancarai menandatangani Berita Acara Permintaan Keterangan
11. Pendokumentasian dan evaluasi kecukupan bukti
Gambaran kasus
Siapa yang dirugikan
Kapan, dimana dan apa tuntutannya
Kegiatan yang di investigasi
12. Menilai Kecukupan Bukti
Bukti yang diperoleh dari pihak independen
Semakin efektif SPI, semakin besar jaminan yang diberikan oleh bukti tersebut
Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung
13. Menetapkan jenis penyimpangan dan kerugian negara
Menentukan besarnya uang pengganti
Sebagai salah satu acuan bagi penegak hukum untuk melakukan penuntutan
Kasus perdata hanya diselesaikan secara perdata
14. Konsultasi Dengan Penegak Hukum
Hasil konsultasi dengan penegak hukum ditindaklanjuti menjadi laporan final
PENELUSURAN ASET
1.
Penelusuran Aset (Asset Tracing)
Menurut BPKP dalam modul Audit Forensik (2007) yang dimaksud dengan
penelusuran aset adalah merupakan suatu teknik yang digunakan oleh investigator/ auditor
forensik dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti transaksi keuangan dan non
keuangan yang berkaitan dengan aset hasil perbuatan tindak pidana korupsi dan atau tindak
pidana pencucian uang yang disembunyikan oleh pelaku untuk dapat diidentifikasikan,
dihitung jumlahnya, dan selanjutnya agar dapat dilakukan pemblokiran/ pembekuan dan
penyitaan untuk pemulihan kerugian akibat perbuatan pelalu tindak pidana korupsi dan
atau tindak pidana pencucian uang tersebut.
Contoh penelusuran aset oleh KPK :
a. Sindonews.com, tanggal 27
Januari
2014
menyatakan,
Komisi
(Jawa Barat), DKI Jakarta dan Banten, ujar Juru Bicara KPK Johan Budi SP di Kantor
KPK,JakartaSelatan. KPK mengaku terus melakukan penelusuran aset milik adik
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu. Penyidik KPK juga mengendus aset Wawan
lainnya berupa barang bergerak seperti kendaraan. KPK menjerat Wawan dengan
Pasal 3 dan atau 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU jo Pasal 55 Ayat (1) ke-(1) KUHP. TCW juga diduga melanggar
Pasal 3 Ayat 1 dan atau Pasal 6 Ayat 1 UU Nomor 15/2002 sebagaimana diubah
dengann UU Nomor 25/2003 tentang TPPU jo Pasal 55 Ayat (1) ke-(1) KUHP.
b. Kompas 29 Januari 2014, memberitakan: KPK serius memiskinkan Wawan,
yang diduga sebagai tersangka tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang
dengan menyita hartanya yang sudah berhasil ditelusuri berupa beberapa mobil mewah
dan sepeda motor besar. Sampai saat ini penyidik KPK masih terus menelusuri asetaset lainnya seperti bangunan, rumah dan tanah.
KONSEP DASAR PENELUSURAN ASET
1. Berkaitan dengan pengembalian aset yang dimiliki oleh suatu organisasi atau suatu
organisasi atau suatu entitas yang diambil oleh pihak lain dengan melawan hukum.
2. Dilakukan oleh penegak hukum dan dapat dibantu auditor forensik.
3. Diperolehnya aset yang ditelusuri tidak serta merta berarti bahwa kerugian dapat
dipulihkan.
TUJUAN PENELUSURAN ASET
Pemulihan
Untuk pemulihan kerugian keuangan negara atau pihak lain yang dirugikan oleh
perbuatan pelaku tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang.
Proses untuk mengubah aset yang sudah ditemukan lewat penelusuran aset, menjadi
aset untuk diserahkan kepada pihak yang dimenangkan dalam penyelesaian sengketa.
kejahatan tersebut.
Dapat menunjukan pada penemuan kembali aset yang dikorupsi ataupun yang
digelapkan/ dicuri.
Mendapatkan data atau bukti mengenai penghasilan atau pengeluaran yang tidak bisa
2.000
400
1.600
Tahun 200x
Assets
Dikurangi Liabilities
Net Worth
Tahun 200x + 1
Assets
6.000
Dikurangi Liabilities
500
Net Worth
5.500
Net Worth tahun 200x
1.600
Kenaikan Net Worth
3.900
Ditambah Nondeductible Expense 2.000
Dikurangi Nontaxable income
5.100
Dikurangi (SPT PPh)
2.500
Unreported Taxable Income
2.600
Tahun 200x + 1
2.000
400
1.600
Assets
Dikurangi Liabilities
Net Worth
Net Worth tahun 200x
Kenaikan Net Worth
Ditambah Personal Expense
Correceted Legal Income
Dikurangi Legal Income
Illegal Income
6.000
500
5.500
1.600
3.900
2.000
5.900
2.500
3.400
dan gratifikasi juga menimbulkan masalah dalam masyarakat yang permisif seperti
masyarakat kita pada umumnya. Itulah sebabnya KPK mengeluarkan aturan
tentang gratifikasi, termasuk larangan untuk memberi dan menerima bingkisan hari
raya.
4) Pembalikan beban pembuktian.
Sebenarnya Net Worth Method membalikkan kewajiban membuktikan dari
pemerintah kepada bersangkutan. Rumusnya logis, dan kalau pelaku sudah
melaporkan semua unsure dalam rumus Net Worth Menthod itu maka tidak ada lagi
unreported taxable income atau illegal income. Atau kalaupun ada, jumlahnya tidak
boleh material atau siginifikan.
2. Expenditure Method
Merupakan deviasi atau turunan dari Net Worth Method, digunakan IRS (Internal
Revenue Service) sejak tahun 1940-an. Expenditure Method dimanfaatkan
sebagai petunjuk organized crime. Expenditure Method juga merupakan cara
pembuktian tidak langsung. Seperti Net Worth Method, Expenditure Method juga
dimaksudkan untuk menentukan unreported taxable income. Expenditure Method
lebih cocok untuk para wajib pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi
mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar.
PPATK juga mempunyai jaringan kerjasama dengan lembaga serupa di luar negeri
seperti Financial Inteligence Service (FIS) di Inggris, yang menjadi counterpart-nya
maupun pihak interpol. Informasi dari dalam dan luar negeri dapat digunakan untuk
maksud penelusuran aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan tindak pidana
pencucian uang, misalnya oleh Tim Pemburu Koruptor.
3. Hasil Penelitian Akademisi dan LSM
Informasi lain adalah dari hasil penelitian dari orang-orang yang mengkhususkan
diri dalam perburuan harta haram, seperti George Aditjondro (Kompas Cyber Media:154-2006) dan para NGO. Tulisan mereka berunjuk kepada sumber-sumber (referensi) lain
dan wawancara mereka dengan orang-orang yang sangat mengetahui, tetapi lebih suka
identitas diri mereka tidak diungkapkan. Dengan kondisi semacam ini, mereka lebih bebas
berbicara tanpa perlu khawatir dengan tuntutan pencemaran nama baik.
4. Persengketaan di Pengadilan
Informasi juga dapat diperoleh dari sangketa-sangketa yang sedang disidangkan di
pengadilan baik dalam negeri mapun luar negeri. Sangketa bisa terjadi antara keluarga
maupun antar perusahaan atau organisasi yang bisa diikuti, mungkin harta yang
dipersengketakan diduga berasal dari tindakan pidana.
Sebagai contoh dapat dikemukan dua kasus yang sudah berhasil dan yang sedang
berlangsung yaitu:
a. Kasus H. Ahmad Thahir di Bank Sumitomo Cabang Singapura
Terjadi sengketa antara beberapa istri dan turunan Almarhum Ahmad Thahir
(petinggi Pertamina) memperebutkan hasil korupsi berupa dana deposito yang
ditempatkan di Bank Sumitomo cabang Singapura. Terjadi perebutan antara Kartika,
janda Thahir dan anak-anaknya soal uang di Bank Sumitomo, Singapura. Ternyata
uangnya berasal dari komisi yang diterima Thahir dari beberapa perusahaan Jerman
ketika menjadi kontraktor Pertamina. Pada 6 Mei 1977, pemerintah melalui Pertamina
secara resmi menuntut pengadilan Singapura mengembalikan uang itu kepada
pemerintah Indonesia. Sebab komisi itu diberikan para kontraktor setelah nilai proyek
Pertamina dibengkakkan dua kali lipat. Hakim Lai Kwe Chai, pada 3 Desember 1992,
memenangkan Pertamina. Keputusannya antara lain, Pertamina berhak atas uang
deposito di Bank Sumitomo Singapura yang bernilai US$ 78 juta yang tersimpan dalam
17 rekening Deutsche Mark. Sedangkan rekening bernilai US$ 5,76 juta ditetapkan
sebagai milik Kartika karena Pertamina tak mampu membuktikan uang tersebut
termasuk uang komisi. (Tempo: 7-5-2006)
b. Kasus fulus Tommy Soeharto yang disimpan dalam tiga rekening di Banque
Nationale de Paris (BNP) Paribas, yang diduga berasal dari hasil KKN.
5. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
10
kaya tingkat dunia, kapal pesiar, intan berlian (jewelries), dan perusahaan. Pola
konsumsi mewah ini seharusnya merupakan tanda-tanda untuk indikasi fraud. Lebih
dari itu, sang pelaku bahkan memamerkan kekayaannya. Pada waktu kekayaan ini akan
disembunyikan, semua orang sudah mengetahuinya. Karena itu di negara maju,
lembaga-lembaga seperti PPATK kita membuat kaitan antara uang hasil kejahatan
dengan pembelian mobil, intan-berlian, tanah dan bangunan melalui teknik data mining.
c. Advertensi mengenai perusahaan-perusahaan dalam iklan kematian.
Dalam etnis ini, iklan tentang berita duka cita dan iklan turut berduka cita
diiringi dengan daftar perusahaan yang dimiliki almarhum (ah) beserta anggota
keluarga. Direksi dari perusahaan yang dimiliki almarhum juga mengucapkan
belasungkawa kepada Bapak Fulan pemilik PT.Megah TBK. Keterkaitan pemilikan di
berbagai perusahaan yang tidak terungkap dalam laporan keuangan, justru terungkap
dalam iklan kematian dan turut berbela sungkawa. (Kehadiran pejabat negara
dipemakaman sang konglomerat, dan kehadiran konglomerat dan karangan bunganya di
pemakaman pejabat juga merupakan bagian yang menarik).
d. Kalau birokrat menyembunyikan harta hasil korupsi, bentuk hartanya adalah
deposito (atau penanaman di bank balam bentuk lain) dan uang tunai dalam valuta
asing, khususnya US dollar. Karena itu penggrebekan di rumah dan di kantor pejabat
yang menjadi tersangka kasus korupsi seringkali membawa hasil. Kecurigaan penyidik
mengenai harta di negara-negara tertentu dipicu oleh cap kantor imigrasi (di paspor
yang bersangkutan). Cap ini dari negara yang dikunjungi,tetapi yang sesungguhnya
tidak behubungan dengan urusan jabatannya, apalagi jika negara-negara ini adalah tax
haven countries.
e. Kecapaian psikologis, usia lanjut, dan faktor-faktor lain dapat mendorong
seseorang untuk menyerah. Itu sebabnya negara sering menjanjikan keringanan tertentu
sebagai imbalan untuk mengungkapkan keberadaan dan penyerahan asetnya.
I.
SIMPULAN
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1.
Penelusuran aset pada umumnya berkaitan dengan pengembalian kembali
aset yang dimiliki oleh suatu negara/organisasi atau suatu entitas yang diambil oleh pihak
lain dengan cara melawan hukum seperti perbuatan tindak pidana korupsi dan atau tindak
pidana pencucian uang.
2.
Penyelidik/penyidik dalam menelusuri aset/harta dibantu auditor forensik
dengan cara mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti transaksi keuangan dan non
keuangan yang berkaitan dengan aset hasil perbuatan tindak pidana korupsi dan atau tindak
pidana pencucian uang
11
3.
Tujuan penelusuran aset adalah untuk mengetahui keberadaan dan jenis aset
yang disembunyikan dari hasil tindak pidana, yang akan digunakan untuk penggantian
kerugian negara.
4.
Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan
barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai.
5.
Sumber informasi dalam penelusuran aset adalah Penyedia Jasa Keuangan,
Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Hasil Penelitian Akademisi
dan LSM, Persengketaan di Pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kantor
Pelayanan Informasi Untuk Publik, Pembocoran informasi oleh orang dalam dll.
6.
Dasar hukum pemulihan kerugian negara dari hasil penelusuran aset antara
lain terdapat dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (PPTPPU)
dan Undang-undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No 20 Tahun 2001).
Teknik Penelusuran Aset dengan Networth method (metode kekayaan bersih) dapat
membuktikan penghasilan kena pajak yang tidak dilaporkan; penghasilan yang tidak
sah/melawan hukum, illegal income dari organized crime; dan penetapan net worth awal
tahun. Sedangkan metode Expenditure Method untuk menentukan unreported taxeable
income.
12
13