Kelompok 4
Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme
Judul Tugas : Mengapa AIAF Diperlukan Dibandingkan dengan Disiplin Forensik Lainnya.
Sedangkan menurut Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif (2014), pengertian akuntansi forensik adalah suatu bentuk penggunaan disiplin ilmu
akuntansi secara luas, termasuk juga ilmu auditing, yang diterapkan dalam permasalahan
hukum, baik di dalam pengadilan ataupun di luar pengadilan dan di sektor swasta ataupun
publik.1
Salah satu big four (Deloitte) telah melakukan kegiatan jasa forensik dan merincinya menjadi
sebagai berikut :
1. Fraud & Financial Investigations
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh auditor untuk melakukan pemeriksaan terhadap
kejadian fraud dan manipulasi keuangan.
2. Analytics & Forensic Technology: dikenal jasa computer forensic (data imaging, data
mining)
Jasa-jasa uang dikenal sebagai komputer forensik seperti mengembalikan dan memulihkan
data komputer yang hilang.
3. Fraud Risk Management
1
Theodorus M. Tuanakotta, Akuntansi Forensik & Audit Investigatif, edisi 2
Serupa seperti Fruad Oriented System Audit (FOSA) dan Corruption Oriented System Audit
(COSA)
4. FCPA Reviews and Investigations:
Undang - Undang di wilayah amerika (AS) yang memberikan sanksi hukum kepada
penyuap penyelenggara negara diluar wilayah AS.
5. Anti Money Laundering Services
Jasa yang diberikan untuk mendeteksi potensi pelanggaran terhadap undang-undang
pemberantasan pencucian uang.
6. Whistleblower Hotline
Jasa yang diberikan kepada sebuah organisasi untuk mengelola dan menindaklanjuti
whistleblower yang ditujukan kepada organisasi tersebut.
7. Litigation Support
Memberikan dukungan dalam proses litigasi.
8. Intellectual Property Protection
Jasa yang diberikan untuk menjaga dan pengawasan terhadap kekayaan intelektual
9. Client Training
Jasa yang diberikan untuk memberikan training forensik kepada suatu klein ataupun
organisasi.
10. Business Intelligence Services
Jasa yang diberikan kepada suatu klein ataupun organisasi untuk melakukan jasa
pengawasan dan memata-matai atau untuk mengetahui latar belakang suatu organsasi.
Akuntansi Forensik digunakan pada dua sektor, yaitu sektor swasta dan pemerintahan. Pada
sektor swasta, kerugian terjadi karena adanya pelanggaran perjanjian, sedangkan pada sektor
pemerintahan, kerugiannya menyangkut keuangan negara.
Selain untuk tujuan asset recovery, akuntan forensik juga dapat dihadapkan di pengadilan untuk
memberikan pendapatnya sebagai Ahli (expert witness), sebagai bagian dari tim penuntut
umum ataupun dari sisi tim pembela dalam perkara yang berhubungan dengan fraud.
II. ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR AUDIT
INVESTIGATIF
Atribut
Howward R. Davia memberi 5 nasihat kepada auditor pemula dalam melakukan Investigasi
terhadap fraud:
1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur.
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku melakukan kecurangan.
3. Be creative, be like the perpetrator, do not be predictable.
4. Banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan, kolusi dan konspirasi.
a. Ordinary conspiracy → berniat jahat
b. Pseudo conspiracy → dimanfaatkan karena lugu
5. Proactive fraud detection strategy.
Berdasarkan nasihat di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Menduga siapa pelaku.
2. Fokus pengumpulan bukti untuk pengadilan
3. Kreatif, think like a perpetrator.
4. Jika sistem pengendalian internal sudah baik, maka fraud terjadi karena adanya
persekongkolan.
5. Kenali pola fraud.
Disamping keahlian teknis, seorang pemeriksa fraud yang baik juga harus memiliki kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi secara adil, tidak memihak, sahih, dan akurat,
serta mampu melaporkan fakta-fakta secara akurat dan lengkap.
Selain kualitas akuntan forensik tersebut diatas, seorang akuntan forensik juga harus memiliki
sikap independen, objektif dan skeptis dalam setiap penugasan yang dilaksanakan.
Kode Etik
Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai
jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik berisi nilai-nilai luhur,
yang amat penting bagi eksistensi profesi. Profesi bisa eksis karena adanya integritas, rasa
hormat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya (trust) dari
pengguna dan stakeholders lainnya.
Summary standar umum dan khusus untuk praktik profesional akuntansi forensik:
1. Independence
Akuntan forensik harus independen dari kegiatan yang mereka lakukan.
2. Perilaku Profesional
Pemeriksaan akuntansi forensik harus dilakukan dengan cakap dan menerapkan prinsip
kehati-hatian.
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kerahasiaan
Tujuan Audit Investigasi, beberapa contohnya antara lain sebagai berikut (Picket and Picket):
1. Memberhentikan manajemen;
2. Untuk memeriksa, mengumpulkan dan menilai kecukupan serta relevansi bukti-bukti;
3. Memulihkan reputasi dari karyawan organisasi yang tidak bersalah;
4. Guna menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi;
5. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.
6. Memastikan bahwa pelaku tidak akan lolos dari perbuatannya;
7. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan;
8. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan;
9. Menentukan tindak lanjut dari investigasi, apakah akan diperdalam atau dibatasi ruang
lingkupnya.