Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF

(MENGAPA AIAF DIPERLUKAN DIBANDINGKAN DENGAN DISIPLIN FORENSIK


LAINNYA)

Kelompok 4

Angga Solissetiawan 2006500403

Arya Nurraga Kusumah 2006555081

Dedy Simanungkalit 2006500504

Hana Tarizkha Coganuli 2006500580

Imam Suprayogi 2006540514

Lina Apriliana 2006555560

Muhammad Rizki Ravin Rizal 2006619942

Regina Fitriafrishanti 2006500920

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
TAHUN 2021
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme

No Name NPM Tandatangan

Angga Solissetiawan 2006500403


1.

Arya Nurraga Kusumah 2006555081


2.

Dedy Simanungkalit 2006500504


3.

Hana Tarizkha Coganuli 2006500580


4.

Imam Suprayogi 2006540514


5.

Lina Apriliana 2006555560


6.

Muhammad Rizki Ravin Rizal 2006619942


7.

Regina Fitriafrishanti 2006500920


8.

Mata Kuliah : Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif

Judul Tugas : Mengapa AIAF Diperlukan Dibandingkan dengan Disiplin Forensik Lainnya.

Tanggal : 11 September 2021

Nama Dosen : Dr. Ludovicus Sensi W. S.E, M.M.


I. LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

Definisi Akuntansi Forensik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari kata “forensik” adalah:
1. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan fakta medis pada
masalah hukum;
2. Ilmu bedah yang berkaitan dengan penentuan identitas mayat seseorang yang ada
kaitannya dengan kehakiman dan peradilan.

Sedangkan menurut Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif (2014), pengertian akuntansi forensik adalah suatu bentuk penggunaan disiplin ilmu
akuntansi secara luas, termasuk juga ilmu auditing, yang diterapkan dalam permasalahan
hukum, baik di dalam pengadilan ataupun di luar pengadilan dan di sektor swasta ataupun
publik.1

Lingkup Akuntansi Forensik


G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist mengemukakan beberapa istilah perbendaharaan
akuntansi, yakni: fraud auditing, forensic accounting, investigative accounting, litigation support,
dan valuation analysis. Segala sesuatu yang dilakukan oleh akuntansi forensik, bersifat
dukungan untuk kegiatan litigasi.

Para akuntan tradisional memisahkan antara:


Fraud Auditing Forensic Accounting

- Proaktif mencari fraud - Dipanggil ketika bukti terkumpul atau


- Bukti adanya fraud digunakan di kecurigaan naik ke permukaan
Pengadilan melalui tuduhan, keluhan, temuan
atau tip-off dari whistleblower
- Dimulai sesudah ditemukan indikasi
awal adanya fraud

Salah satu big four (Deloitte) telah melakukan kegiatan jasa forensik dan merincinya menjadi
sebagai berikut :
1. Fraud & Financial Investigations
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh auditor untuk melakukan pemeriksaan terhadap
kejadian fraud dan manipulasi keuangan.
2. Analytics & Forensic Technology: dikenal jasa computer forensic (data imaging, data
mining)
Jasa-jasa uang dikenal sebagai komputer forensik seperti mengembalikan dan memulihkan
data komputer yang hilang.
3. Fraud Risk Management

1
Theodorus M. Tuanakotta, Akuntansi Forensik & Audit Investigatif, edisi 2
Serupa seperti Fruad Oriented System Audit (FOSA) dan Corruption Oriented System Audit
(COSA)
4. FCPA Reviews and Investigations:
Undang - Undang di wilayah amerika (AS) yang memberikan sanksi hukum kepada
penyuap penyelenggara negara diluar wilayah AS.
5. Anti Money Laundering Services
Jasa yang diberikan untuk mendeteksi potensi pelanggaran terhadap undang-undang
pemberantasan pencucian uang.
6. Whistleblower Hotline
Jasa yang diberikan kepada sebuah organisasi untuk mengelola dan menindaklanjuti
whistleblower yang ditujukan kepada organisasi tersebut.
7. Litigation Support
Memberikan dukungan dalam proses litigasi.
8. Intellectual Property Protection
Jasa yang diberikan untuk menjaga dan pengawasan terhadap kekayaan intelektual
9. Client Training
Jasa yang diberikan untuk memberikan training forensik kepada suatu klein ataupun
organisasi.
10. Business Intelligence Services
Jasa yang diberikan kepada suatu klein ataupun organisasi untuk melakukan jasa
pengawasan dan memata-matai atau untuk mengetahui latar belakang suatu organsasi.

Akuntansi Forensik digunakan pada dua sektor, yaitu sektor swasta dan pemerintahan. Pada
sektor swasta, kerugian terjadi karena adanya pelanggaran perjanjian, sedangkan pada sektor
pemerintahan, kerugiannya menyangkut keuangan negara.

Dimensi Sektor Swasta Sektor Pemerintahan

Landasan Tertulis dan spesifik Amanat Undang-Undang

Imbalan Fee dan biaya Tanpa Imbalan

Hukum Perdata, arbitrase dan Pidum, Pidsus dan


administratif perusahaan Administrasi Negara

Ukuran Keberhasilan Memulihkan kerugian Memenangkan perkara


pidana dan memulihkan
kerugian

Pembuktian Bukti intern dan bukti ekstern Melibatkan instansi lain

Teknik Audit Investigatif Kreativitas dalam pendekatan Bervariasi karena


kewenangan yang besar

Akuntansi Penilaian bisnis Tekanan pada kerugian


negara dan keuangan negara
Asset recovery merupakan salah satu tujuan forensik yang pada umumnya disediakan oleh
penyedia jasa akuntansi forensik baik di sektor publik maupun swasta. Hal ini dikarenakan
diperlukan upaya pemulihan kerugian akibat dari suatu kejahatan (korupsi, pencucian uang,
terorisme, dan sebagainya) dengan menemukan dan menguasai kembali aset yang telah
dijarah oleh para pelaku kejahatan.

Selain untuk tujuan asset recovery, akuntan forensik juga dapat dihadapkan di pengadilan untuk
memberikan pendapatnya sebagai Ahli (expert witness), sebagai bagian dari tim penuntut
umum ataupun dari sisi tim pembela dalam perkara yang berhubungan dengan fraud.

Tahapan dalam proses Akuntansi Forensik

Secara umum terdapat 6 tahapan dalam proses akuntansi forensik, yaitu:


1. Identifikasi Masalah
Melakukan pemahaman awal atas kasus yang sedang diungkapkan guna mempertajam
analisa serta spesifikasi ruang lingkup.
2. Pembicaraan dengan klien
Dalam tahap ini akuntan akan melakukan wawancara dengan klien. Terkait kriteria,
lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi audit.
3. Pemeriksaan pendahuluan
Proses pengumpulan data awal serta melakukan analisa.
4. Pengembangan rencana pemeriksaan
Auditor melakukan beberapa hal seperti penyusunan dokumentasi kasus yang dihadapi,
prosedur pelaksanaan dan tujuan audit, serta apa saja tugas individu dalam tim.
5. Pemeriksaan lanjutan
Pada tahap ini auditor sudah mulai melakukan beragam teknik untuk mencari kebenaran
adanya fraud dan juga pengumpulan bukti
6. Penyusunan laporan
Pada tahap ini auditor mengeluarkan semacam laporan audit forensik, dimana
didalamnya mencakup mengenai kondisi, kriteria, dan simpulan.

II. ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR AUDIT
INVESTIGATIF

Atribut
Howward R. Davia memberi 5 nasihat kepada auditor pemula dalam melakukan Investigasi
terhadap fraud:
1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur.
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku melakukan kecurangan.
3. Be creative, be like the perpetrator, do not be predictable.
4. Banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan, kolusi dan konspirasi.
a. Ordinary conspiracy → berniat jahat
b. Pseudo conspiracy → dimanfaatkan karena lugu
5. Proactive fraud detection strategy.
Berdasarkan nasihat di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Menduga siapa pelaku.
2. Fokus pengumpulan bukti untuk pengadilan
3. Kreatif, think like a perpetrator.
4. Jika sistem pengendalian internal sudah baik, maka fraud terjadi karena adanya
persekongkolan.
5. Kenali pola fraud.

Karakteristik Pemeriksa Fraud


Karakteristik seorang pemeriksa fraud, harus mempunyai kemampuan teknis untuk mengerti
konsep-konsep keuangan dan menarik kesimpulan. Sering kali kasus fraud terlihat rumit,
namun dalam kenyataannya fraud sangat sederhana, metode-metode penyembunyiannya yang
membuatnya terlihat rumit. Oleh karena itu, pemeriksa fraud harus mempunyai teknik untuk
menggali informasi yang disesuaikan dengan latar belakang terperiksa.

Disamping keahlian teknis, seorang pemeriksa fraud yang baik juga harus memiliki kemampuan
mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi secara adil, tidak memihak, sahih, dan akurat,
serta mampu melaporkan fakta-fakta secara akurat dan lengkap.

Kualitas akuntan forensik adalah sebagai berikut :


1. Kreatif - mampu untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap itu normal dan
mempertimbangkan interpretasi lain
2. Rasa ingin tahu - rasa yang dimiliki untuk menemukan sesuatu yang terjadi secara
sesungguhnya pada suatu peristiwa.
3. Tak menyerah - perilaku untuk melakukan penugasan secara terus - menerus walaupun
kondisi (fakta dan dokumen) tidak mendukung.
4. Akal sehat - kemampuan untuk mendukung perspektif yang baik.
5. Business sense - kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis sesungguhnya berjalan
dan bukan sekedar memahami bagaimana suatu kegiatan dicatat.
6. Percaya diri - kemampuan untuk memiliki kepercayaan diri atas temuan yang dimiliki.

Selain kualitas akuntan forensik tersebut diatas, seorang akuntan forensik juga harus memiliki
sikap independen, objektif dan skeptis dalam setiap penugasan yang dilaksanakan.

Definisi Audit Investigatif


Menurut informasi yang diperoleh secara online dari situs resmi BPKP, audit investigasi memiliki
pengertian proses mencari, menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis serta
mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang kompeten dan independen untuk
mengungkapkan fakta atau kejadian yang sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi
dan/atau tujuan spesifik lainnya sesuai peraturan yang berlaku.

Standar Audit Investigatif


Standar adalah ukuran mutu. Melalui standar tersebut pihak yang diaudit, pihak yang memakai
laporan audit, dan pihak-pihak lain dapat mengukur mutu kerja auditor.
Standar dalam melakukan investigasi fraud oleh K.H. Spencer Pickett & Jennifer Pickett,yaitu:
1. Investigasi dilandasi praktek-praktek terbaik yang diakui (accepted best practice)
a. Benchmarking
b. Diskusi dengan investigator lain
2. Kumpulkan bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga bukti tersebut dapat diterima di
Pengadilan.
3. Dokumentasi dalam keadaan aman.
4. Mengerti hak asasi pegawai dan menghormatinya.
5. Beban pembuktian ada pada perusahaan yang menduga pegawainya melakukan fraud
atau Jaksa Penuntut Umum dalam kasus administratif maupun pidana.
6. Pada saat awal melakukan investigasi, seorang investigator harus menentukan cakupan
mengenai hal-hal yang esensial.
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan,
pengumpulan barang bukti, wawancara kontak dengan pihak ketiga, dan lainnya.

Kode Etik
Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai
jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik berisi nilai-nilai luhur,
yang amat penting bagi eksistensi profesi. Profesi bisa eksis karena adanya integritas, rasa
hormat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya (trust) dari
pengguna dan stakeholders lainnya.

Summary standar umum dan khusus untuk praktik profesional akuntansi forensik:
1. Independence
Akuntan forensik harus independen dari kegiatan yang mereka lakukan.
2. Perilaku Profesional
Pemeriksaan akuntansi forensik harus dilakukan dengan cakap dan menerapkan prinsip
kehati-hatian.
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kerahasiaan

Tujuan Audit Investigasi, beberapa contohnya antara lain sebagai berikut (Picket and Picket):
1. Memberhentikan manajemen;
2. Untuk memeriksa, mengumpulkan dan menilai kecukupan serta relevansi bukti-bukti;
3. Memulihkan reputasi dari karyawan organisasi yang tidak bersalah;
4. Guna menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi;
5. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari kerugian yang
terjadi.
6. Memastikan bahwa pelaku tidak akan lolos dari perbuatannya;
7. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan;
8. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan;
9. Menentukan tindak lanjut dari investigasi, apakah akan diperdalam atau dibatasi ruang
lingkupnya.

Anda mungkin juga menyukai