Anda di halaman 1dari 9

RESEARCH METHOD IN BEHAVIOR ACCOUNTING

Laporan Tugas

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat perkuliahan
mata kuliah Akuntansi Keperilakuan

oleh :

KELOMPOK 2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
RESEARCH METHOD IN BEHAVIOR ACCOUNTING

KELOMPOK 2

Ade Junita Safrina (1601103010027)

Afdhalul Zikri

Andrean Alamandar (16011030100)

Ruri Erina Soeseny (1601103010072)

Wahyu Gustyari (1601103010045)

Winnie Amalia Putri (1601103010007)


RESEARCH METHOD IN BEHAVIOR ACCOUNTING

A. Definisi Riset

Setiap orang yang mencurahkan perhatiannya terhadap sesuatu dan mengamati fakta –
fakta yang terdapat padanya, sudah tentu didorong oleh suatu keinginan untuk mengetahui
dan memahami fakta – fakta yang diamati secara lebih mendalam. Sebagai konskuensinya,
kegiatan tersebut pada hakikatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan.

Pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab
masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. Oleh
karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan
menyelidiki masalah – masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait
dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.

Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi yang jelas
terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut sebagai suatu rencana
untuk menjawab pertanyaan. Riset aplikasi berkaitan dengan penyelesaian masalah –
masalah yang spesifik. Riset yang murni ataupun mendasar adalah riset yang berkenaan
dengan perbaikan terhadap pemahaman mengenai hal – hal yang khusus atau istimewa. Riset
menggunakan metode khusus sehingga tidak bias dan mempunyai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Riset yang dilakukan dapat juga berbeda degan kenyataan yang
ditemukan di lapangan untuk suatu fenomena yang sama di lingkungan dan waktu yang
berbeda, terutama pada riset – riset sosial. Riset itu sendiri memiliki 5 tujuan yang spesifik,
yakni :

1) Menggambarkan fenomena. 4) Memprediksi kejadian – kejadian


di masa yang akan datang.
2) Menemukan hubungan.
5) Melihat pengaruh satu atau lebih
3) Menjelaskan fenomena.\
faktor terhadap satu atau lebih
kejadian.
B. Pengembangan Desain

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan metode yang dipilih, data serta jenis
gambaran sampel pada dasarnya tergantung pada bagaimana sebenarnya masalah
dipersepsikan, kerangka, pertanyan riset, dan desain informasi studi yang dikumpulkan.
Dalam pengembangan desain riset, kita perlu memahami mengenai lingkup pengembangan
riset yang dilakukan dan sumber serta jenis data yang dibutuhkan.

1) Menentukan Lingkup Pengembangan

Lingkup pengembangan biasanya terbatas terhadap satu atau dua pertanyaan.


Pengembangan riset dapat merujuk kepada pengalaman dan hasil dari riset terhadap
latar belakang riset dan informasi lingkungan, arah riset sering kali mampu untuk
menentukan tingkat kepentingan relatif dari masalah – masalah yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti. Jika terdapat beberapa masalah yang telah
diidentifikasi, maka lingkup dari studi biasanya dibatasi sampai lingkup tertentu. Pada
banyak kasus, ada banyak masalah – masalah yang berhubungan dengan suatu
permasalahan yang tidak dapat secara tepat ditunjukkan dalam suatu studi tunggal
yang sederhana, karena adanya batasan terhadap jumlah pertanyaan yang dapat
ditanyakan kepada responden yang potensial. Apalagi terdapat suatu hubungan negatif
antara panjangnya perangkat riset dan tingkat kemungkinan responden berpartisipasi.
Faktor – faktor ini juga akan menyebabkan arus riset yang terbatas pada lingkup studi
terhadap masalah – masalah penting. Waktu juga merupakan faktor lain yang
memengaruhi keterbatasan lingkup studi. Studi terhadap kepastian proses
mengharuskan suatu kerangka waktu yang lebih lama sehingga berasalah untk
menunggu hasil.

Desain pengembangan lain juga harus sejalan dengan penentuan lingkungan riset.
Aspek lain dari suatu desain adalah menemukan populasi, menspesifikasikan
informasi yang dibutuhkan, memilih dan mengumpulkan data serta metode, serta
anggaran. Langkah selanjutnya dalam proses riset adalah mengidentifikasikan jenis
informasi yang harus dikumpulkan. Arah riset seharusnya mempertimbangkan manfaat
dan kerugian dari sumber data primer maupun sekunder.
2) Data Primer dan Data Sekunder

Sumber data riset terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan sumber data riset yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan riset. Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara
individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian,
atau kegiatan, dan hasil pengujian. Manfaat utama dari data primer adalah bahwa
unsur – unsur kebohongan tertutup terhadap sumber fenomena.

Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti,
catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan
dan yang tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah lebih meminimalkan
biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahan – permasalahan, menciptakan
tolok ukur untuk mengevaluasi data primer dan memenuhi kesenjangan – kesenjangan
informasi.

C. Validitas dan Keandalan

Terdapat 2 hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset perilaku, yang
pertama adalah yang diukur berkaitan dengan hal – hal yang salah (validitas) dan yang kedua
adalah yang diukur berkaitan dengan hal – hal yang tidak representatif (keandalan). Dua hal
tersebut dinilai dengan menggunakan validitas dan keandalan.

1) Validitas

Mengacu pada lingkup apa yang diukur pada kenyataanya. Peneliti ingin
melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah
risetnya. Terdapat 2 jenis validitas yakni, validitas isi yang mengacu kepada
bagaimana peneliti sebaiknya menggambarkan dimensi – dimensi dan konsep atau
masalah – masalah yang ingin diukur, khususnya yang berkaitan dengan tingkat
ukuran yang diberikan untuk menutupi rentang terhadap arti maupun terhadap suatu
konsep. Selanjutnya, adalah validitas konstruksi validitas yang berdasarkan pada suatu
pertimbangan apakah hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan teori. Manfaat dari
validitas ini adalah mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal.

Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan


antara konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui
untuk mengukur konsep yang akan diteliti. Jenis kriteria validitas, yakni :

 Validitas Prediktif, berkaitan dengan apakah suatu pengujian


atau pengukuran dapat secara akurat memprediksi periaku.
Validitas ini mengharuskan adanya suatu kriteria atau
indikator eksternal terhadap apa yang harus diprediksi.

 Validitas Konkruen, berkaitan dengan hubungan antara alat


ukur dan kriteria atau masa lalu. Uji validitas ini membantu
peneliti untuk membedakan individu – individu berdasarkan
beberapa kriteria.

2) Reliabilitas

Berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus jika digunakan di lapangan dan
waktu yang berbeda akan menghasilkan suatu yang sama. Instrumen alat ukur yang
andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap waktu. Aspek dari reabilitas
adalah akurasi dari instrumen pengukuran.

D. Metode Pegumpulan Data

Pada saat melakukan riset, cara yang dilakukan untuk memperoleh data informasi yang
berkaitan adalah dengan melakukan observasi. Observasi berarti terlibat secara langsung atau
tidak langsung dengan perilaku orang – orang yang dijadikan studi. Ada 2 metode yang
melatarbelakangi hal ini yakni, para peneliti tidak memahami apa yang dikerjakan oleh orang –
orang tersebut dan mengapa mereka kelihatannya melibatkan perilaku dan karena ukuran sampel
kecil yang menyebabkan resiko menggeneralisasikan hasil terhadap populasi. Dalam metode
pengumpulan data terdapat 2 cara, yakni :

1) Survei

Metode ini dapat dilangsungkan dengan teknik wawancara dan penyebaran


kuesioner. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat
kompleks, sensitif atau kontroversional.

2) Observasi

Merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal, atau kejadian
yang sistematis tanpa adanya pertanyaan maupun komunikasi dengan individu –
individu yang diteliti. Kelebihan metode ini adalah data yang dikumpulkan umumnya
tidak terdistorsi, lebih akurat, dan lebih bebas dari bias pihak responden. Metode
observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci mengenai fenomena yang diteliti
(perilaku, subjek atau kejadian) dibandingkan dengan metode survei.

E. Memilih Responden

Langkah pertama dalam memilih responden adalah dengan cara menentukan populasi.
Setelah populasi sitentukan, peneliti menentukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah
kegiatan untuk mencari seluruh informasi ang dikumpulkan dari setiap elemen dalam populasi.
Sampel merupakan kumoulan informasi dan merupakan bagian dari populasi. Suatu sensus akan
tepat ketika :

1) Populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya pengambilan
sampel secara signifikan.

2) Penting untuk mengetahui setiap unsur dalam populasi.

3) Resiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.

Dalam mengumpulkan sampel, kita harus mengetahui jenis desain sampling yang terdiri
dari sampling probabilitas dan sampling nonprobabilitas. Dalam sampling probabilitas, setiap
elemen dalam populasiprobabilitasnya yang dipilih telah diketahui yang berefek pada sampling
error yang dapat ditaksir. Hal ini memberikan suatu pengukuran yang objektif dan representatif
kepada para peneliti. Sampling nonprobabilitas adalah ketika probabilitas yang dipilih tidak
diketahui.

F. Instrumen Riset

Pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting dalam proses riset untuk
meningkatkan tingkat respons, validitas dan keandalan data. Dalam proses pencarian instrumen
riset ini, ada beberapa langkah yang patut dipertimbangkan, diantaranya :

1) Menjain Kerjasama Responden

Ada baiknya jika responden tidak bersikap kooperatif terhadap para peneliti yag
menghendaki informasi. Rendahnya tingkat kerjasama atau tingkat respon
menciptakan kesulitan bagi para pneliti untuk mlakukan generalisasi sampel terhadap
populasi. Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat responden yang
tinggi, yakni peneliti seharusnya meminta izin terlebih dahulu untuk melakukan
penelitian dan menjelaskan tujuan umum mengenai penelitian, menjelaskan dasar dari
riset dan tepat waktu.

2) Menjamin Validitas dan Keandalan Jawaban

Hanya informasi – informasi yang esensial yang seharusnya diharapkan dari


responden. Para peneliti seharusnya menentukan dasar dari keinginan informasi dan
memilih suatu format pertanyaan yang akan menyediakan informasi dengan sedikit
pembatasan terhadap responden.

G. Analisis Data dan Persiapan Laporan

Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam riset. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan
proses analisis data. Sebagai tahap akhir dari suatu riset adalah penyusunan laporan riset.
Laporan riset secara umum berisi tentang hal – hal yang terkait dengan apa saja yang
dilakukan oleh peneliti, sejak tahap persiapan riset hingga interpretasi dan oenyimpulan hasil
analisis.

Anda mungkin juga menyukai