Di Susun Oleh:
Runtuhnya pasar saham Amerika Serikat mengakibatkan timbulnya seruan kuat untuk
disiplin akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat diandalkan oleh pihak
yang berkepentingan - informasi yang mengandung beberapa korespondensi dengan realitas
ekonomi dan keseragaman praktik oleh praktisi. Pertama, New York Stock Exchance
(NYSE) meminta profesi akuntansi untuk mengembangkan daftar standar akuntansi yang
berlaku. Kedua, adalah pembentukan Security and Exchange Comittee (SEC) pada tahun
1934. Penting bagi NYSE untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap investasi di
perusahaan dan, sebagai tanggapan atas seruannya, American Institute of Accountants
(sekarang AICPA) menghasilkan daftar lima prinsip:
1. Laba yang belum direalisasi seharusnya tidak dikreditkan ke laba bersih. Keuntungan
dilepaskan saat penjualan selesai.
2. Tambahan modal disetor tidak harus dibebankan pada barang-barang yang lebih banyak
diperhitungkan untuk laba bersih.
3. Saldo laba anak perusahaan tidak boleh ditambahkan ke laba konsolidasi.
4. Dalam keadaan langka, saham treasury dapat dianggap sebagai aset perusahaan, namun
dividen pada saham tersebut seharusnya tidak dianggap sebagai pendapatan.
5. Petugas, afiliasi, dan karyawan mencatat piutang harus diungkapkan secara terpisah.
Daftar prinsip-prinsip ini menandai dimulainya usaha profesi untuk mengatur praktik
akuntansi. Namun negara melakukan intervensi dalam menciptakan sekuritas dan komite
pertukaran, dan salah satu fungsinya adalah mengawasi informasi akuntansi yang
dipublikasikan dari perusahaan publik. setelah banyak perdebatan antara sekuritas dan komite
pertukaran dan profesinya, diputuskan bahwa komite sekuritas dan pertukaran akan
meninggalkan profesinya untuk mengembangkan prinsip-prinsip praktik akuntansi yang pada
akhirnya akan menjadi standar yang dapat diterima sebagai standar kinerja profesional.
Ada banyak perubahan dalam persepsi akuntansi di dekade 1970-an. Ada
ketidakpuasan yang signifikan dengan pengoperasian dewan prinsip akuntansi (APB) yang
telah dibentuk pada tahun 1959 untuk menggantikan komite mengenai prosedur akuntansi,
dan yang dianggap gagal mengembangkan teori apapun pada awal tahun 1970an.
Perkembangan yang paling radikal adalah penciptaan sebuah badan yang independen
terhadap AICPA, yang bertanggung jawab untuk mengatur praktik akuntansi: Financial
Accounting Standard Board (FASB).
FASB di USA, yang mengembangkan salah satu kerangka kerja konseptual
(conceptual framework) akuntansi pertama, mendefinisisikan kerangka kerja konseptual
sebagai ‘sebuah sistem koheren untuk tujuan yang saling terkait dan fundamental yang
diharapkan dapat mengarah pada standar yang konsisten (SFAC No. 1: Objectives of
Financial Rerporting by Business Enterprises, 1978).
Definisi teori menurut kamus besar Oxford adalah sebuah skema atau sistem gagasan
atau pernyataan yang dipegang sebagai penjelasan atau penjelasan tentang sekelompok fakta
atau fenomena. Melihat definisi teori dan definisi FASB terhadap ‘kerangka kerja
konseptualnya’, sangatlah beralasan untuk membuktikan bahwa aku kerangka konseptual
mencoba untuk menyediakan teori akuntansi dan yang muncul cukup terstrusktur.
Dikarenakan kerangka konspetual memberikan petunjuk/preskripsi (mereka menentukan
tindakan tertentu, seperti kapan harus mengenali aset untuk tujuan laporan keuangan) yang
dipertimbangkan memiliki karakteristik normative. Menurut FASB, kerangka konspetual
‘menetapkan sifat, fungsi dan batasan akuntansi dan pelaporan keuangan’ (seperti yang
tercantum dalam SFAC No. 1: Objectives of Financial Rerporting by Business Enterprises,
1978).
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa negara seperti USA, UK, Irlandia, Kanada, Australia dan Selandia Baru
melakukan berbagai kegiatan langsung untuk pengembangan kerangka kerja konseptual.
International Accounting Standard Committee (IASC) juga melakukan pekerjaan untuk
mengembangkan kerangka kerja konseptual. Ada banyak persamaan (dan juga perbedaan)
antara berbagai kerangka kerja konseptual yang dikembangkan atas alasan perbedaan wilayah
dan hukum yang berlaku di dalamnya.
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat mengembangkan teori preskriptif tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dilakukan, sementara riset yang lainnya lebih berhubung pada pengembangan
teori deskriptif tentang bagaimana akuntansi umumnya bekerja.
Moonitz (1961) dan Sprouse dan Moonitz (1962): Penelitian ini atas dorongan
Accounting Research Division (Divisi Riset Amerika) dari American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dengan hasil penelitiannya yaitu teori-teori memberikan
petunjuk bahwa praktik akuntansi harus berpindah ke sistem berdasarkan nilai sekarang
daripada biaya historis.
Grady (1965): AICPA mendelegasi Grady untuk melakukan penelitian dikarenakan
studi dari Sprouse dan Moonitz dirasa ‘terlalu berbeda secara radikal dari prinsip umum yang
berlaku’ (AICPA, 1962) dan ditentang oleh profesi. Hasil penelitian Grady mendeskripsikan
praktik yang ada, sehingga menjadi sangat tidak kontroversial dan secara mudah
merefleksikan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Alhasil, karyanya dikeluarkan
oleh Accounting Principles Board (APB) Statement No.4, Prinsip Dasar dan Prinsip
Akuntansi yang mendasari Laporan Keuangan Usaha Bisnis pada tahun 1970.
The Trueblood report (1971): AICPA membentuk Komite Trueblood (diambil dari
nama ketuanya, Robert Trueblood) pada tahun 1971 untuk merespon kritik terhadap
pernyataan APB no. 4 karena tidak adanya kerangka kerja yang jelas. Prinsip akuntansi yang
berterima Umum pada saat itu mengizinkan banyaknya perbedaan perlakuan akuntansi dan
hal ini dilihat oleh sebagai masalah bagi banyak orang. The Trueblood Report (dirilis pada
tahun 1973 oleh AICPA), yang mana terdapat 12 tujuan akuntansi (pelaporan keuangan) dan
7 karakteristik kualitatif informasi keuangan yang harus dinilai (relevansi dan materialitas;
bentuk dan substansi; keandalan; bebas dari bias; komparabilitas, konsistensi; dimengerti).
Financial Accounting Standard Board (FASB) (1974): Pada tahun 1974, APB di
USA diganti menjadi FASB yang didirikan dengan tujuan yaitu menjadi badan yang
bertanggung jawab untuk mengatur praktik akuntansi. FASB menerbitkan Pernyataan Konsep
Akuntansi Keuangan No. 1, yang diikuiti dengan dirilisnya 5 SFAC lainnya, yang terakhir
yaitu SFAC No. 6, tahun 1985. KEtika SFAC No. 5 dirilis pada tahun 1984. Produk
pendekatan penilaian yang biasanya digunakan yang diterbitkan FASB adalah historical cost,
current cost (pengganti cost), current market value (exit value), net realizable value (jumlah
yang diperoleh dari penjualan, dikurangi biaya yang terkait dengan penjualan), dan nilai arus
kas masa depan (diskonto) Terdapat kelemahan dalam FASB yaitu kegagalan untuk
memimpin dan menetapkan pendekatan penilaian tertentu disebut 'cop-out' oleh Solomon
(1986).
2. Inggris
Accounting Standard Steering Committee of the Institute of Chartered Accountants in
English and Wales (ICAEW) pada tahun 1976 mengeluarkan sebuah pernyataan untuk
mengembangkan panduan dalam kaitannya dengan tujuan dan identifikasi pengguna laporan
keuangan, serta metode yang digunakan dalam pelaporan keuangan disediakan oleh laporan
perusahaan yaitu The Corporate Report. The Corporate Report sangat prihatin terkait hak-hak
masyarakat dalam hal akses mereka terhadap informasi keuangan entitas yang beroperasi di
komunitas mereka. Akan tetapi The Corporate Report tidak diterima oleh profesi akuntan.
Pada tahun 1991, FASB dan IASC gencar mengembangkan kerangka kerja konseptual dan
mengabaikan hak para pengguna yang dirumuskan oleh The Corporate Report.
3. Negara-negara lain
Selandia Baru (1990): Pada tahun 1990, Accounting Research and Standard Board
di Selandia Baru menghasilkan kerangka kerja konseptual yang memiliki banyak kesamaan
dengan kerangka kerja lain yang dikembangkan di negara lain.
4. Dapatkah laporan keuangan bersifat netral dan tidak memihak tentang kinerja dan
posisi entitas?
Tinjauan kerangka kerja konseptual yang ada, menunjukan bahwa laporan keuangan
dapat memberikan perspektif yang netral dan tidak memihak tentang kinerja dan entitas
pelapor. Hines (1991, p.314) menyatakan;
…it appears that the ontological assumption underpinning the conceptual
framework is that the relationship between financial accounting and economic
reality is a unidirectional, reflecting or faithfully reproducing relationship;
economic reality axist objectively, intersubjectively, concretely and
independently of financial accounting practices; financial accounting reflects,
mirrors, represents or measures the pre-existent reality.
Bahkan peran system akuntansi yang berfungsi dengan baik telah dibandingkan
dengan peran kartografi. Yaitu, seperti halnya sesuatu dapat dipetakan secara objektif,
beberapa orang berpendapat, bahwa demikian pula posisi keuangan dan kinerja suatu
organisasi (Solomon, 1978). Praktik akuntansi sangat didasarkan pada penilaian professional.
Secara eksplisit terkait dengan penilai probabilitas, jelas ada tingkat subjektivitas yang terkait
dengan penilai semacam itu.
A. Kesimpulan
Perkembangan kerangka konseptual sangat penting bagi proses pelaporan keuangan,
dari perspektif teknis atau fungsional telah dikemukakan oleh para pembuat standar akuntansi
bahwa pengembangan kerangka konseptual akan mengarah pada peningkatan dalam praktik
pelaporan akuntansi, yang akan mengarah pada laporan yang dianggap lebih berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Dengan adanya kerangka konseptual yang diformulasikan
dengan baik, ada harapan bahwa informasi yang dihasilkan lebih relevan bagi pengguna
laporan, serta lebih dapat diandalkan.