Dosen: Prof. Dr.Sutrisno T., S.E., Ak, MSi., C.A. Sifat: takehome exam
1. Jelaskan definisi teori akuntansi yang paling sesuai menurut saudara, dan apa tujuan
mempelajarinya?
Menurut kami Teori akuntansi merupakan suatu konsep dahlil/ definisi yang memberikan
gambaran dari fenomena akuntansi secara sistematis yang dibagi dalam beberapa elemen, yaitu
asumsi dasar, definisi,tujuan akuntansi, prinsip akuntansi, dan metode atau prosedur akuntansi.
Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang berisi penalaran logis dalam bentuk
seperangkat prinsip luas termasuk postulat dan teori yang berkaitan sehingga dapat
menjadi sumber pedoman dalam menjelaskan dan memprediksi gejala - gejala atau
peristiwa dalam akuntansi serta menilai dan mengembangkan praktik akuntansi. Dengan
mempelajari teori akuntansi, maka terdapat pedoman dalam praktik penyusunan laporan
keuangan dimana akan dapat diketahui batas dalam melakukan judgment, memecahkan
masalah yang tidak terdapat pada standar resmi, dengan memahami teori akuntansi maka
akan meningkatkan pemahaman dapam membaca laporan keuangan ini juga akan
berhubungan dengan pengambilan keputusan jika saya akan menjadi investor suatu
perusahaan.
2. Jelaskan kerangka konseptual (conceptual framework) menurut saudara, dan sebutkan pula
publikasi apa saja yang termasuk kerangka konseptual tersebut!
Kerangka konseptual adalah suatu sistem yang menghubungkan antara tujuan dan fundamental
yang sesuai dengan standar akuntansi dengan menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan
akuntansi keuangan dan laporan keuangan berdasarkan proses penalaran yang logis digambarkan
dalam bentuk hirearki yang memiliki beberapa tingkatan .... (GAMBAR)....
Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah sebuah sistem yang koheren dari
hubungan tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri dan kaidah pokok yang mendasari
akuntansi sebagai landasan atau petunjuk bagi penetapan standar akuntansi yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Dengan adanya rerangka konseptual, akan dapat mengarahkan standar
akuntansi untuk tetap konsisten sesuai dengan tujuannya sendiri.
Publikasi yang termasuk rerangka konseptual:
a) A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dihasilkan oleh
American Accounting Association (AAA) pada tahun 1966.
b) Accounting Principles Board Statement No. 4, dihasilkan oleh Accounting
Principles Board (APB) pada tahun 1970.
c) Objective of Financial Statements yang dihasilkan oleh Trueblood Committee
tahun 1973.
d) Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA), yang dihasilkan
oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1977.
e) Statement of Financial Accounting Concept (SFAC), yang dihasilkan Financial
Accounting Standard Board (FASB) :
(1) SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,
yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi (1978).
(2) SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat
(1980).
(3) SFAC No. 3, Element of Financial Statement of Business Enterprises, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan
(1980)
(4) SFAC No. 4, Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness
Organizations (1980)
(5) SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statement of
Business Enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus
dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan waktunya (1984).
(6) SFAC No. 6, Element of Financial Statements, yang menggantikan SFAC
No.3 dan memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi
nirlaba (1985)
(7) SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value of
Accounting Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present
value) sebagai dasar pengukuran (2000)
(8) SFAC No. 8, Conceptual Framework for Financial
Reporting,menggantikan SFAC No. 1 dan No. 2 (2010).
Kemunculan teori akuntansi positif merupakan respons dari berbagai kritik terhadap
teori akuntansi normatif. Jensen (1976) menyatakan bahwa teori dalam akuntansi
tidak lebih dari sebuah proposisi normatif. Teks-teks teori akuntansi hampir seluruhnya
diarahkan untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang apa yang seharusnya
diiakukan oieh akuntan. . Bahkan, Jensen (1976) menganggap riset akuntansi pun
tidak ilmiah, karena fokus riset akuntansi terlampau normatif dan definisional.
Teori akuntansi positif pertama kali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun
1978 dan 1979 dalam artikelnya mengenai akuntansi positif, yaitu: (1) artikel 1978:
Towards A Positive Theory of the Determination of Accounting Standards; dan (2)
artikel1979: The Demand for and Supply of Accounting Theory : The Market fo Excuses.
Kedua artikel tersebut telah mendapat Awards dari ICPA karena dianggap memberi
kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan teori akuntansi. Watts dan
Zimmerman dalam bukunya PAT (Positive Accounting Theory) telah menunjukkan
dampak negatif pemilihan metode akuntansi yang berbeda, akan menguntungkan salah
satu fihak dan merugikan fihak yang lain. Mereka menjelaskan bagaimana bekerjanya
dunia nyata. Setelah muncul teori akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1978 dan
1979), RAPM mendapat fasilitas untuk maju semakin pesat. Watts (1977) juga
menyatakan hal yang sama, bahwa literatur akuntansi keuangan tradisional tidak
ilmiah karena literatur akuntansi tersebut terfokus pada preskripsi (norma) dan
memberikan perhatian yang sangat kecil dalam pengembangan teori, bahkan literatur
akuntansi tradisional tersebut tidak mampu menjelaskan mengapa laporan keuangan
memiliki bentuk seperti yang sekarang ini. Zimmerman (1980) menyatakan bahwa
riset akuntansi positif diperlukan dalam upaya untuk mengembangkan teori yang
dapat menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati. Sejak saat itulah, melalui
buku karya mereka, Watts dan Zimmerman (1986) memperkenalkan metodologi positif
yang mewarnai penelitian-penelitian akuntansi hingga saat ini. Muncul dan
berkembangnya hiptesis pasar modal efisien, CAPM, dan studi peristiwa (Fama et. al.,
1969) juga ikut mempercepat laju perkembangan riset tersebut.Teori akuntansi positif ini
dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena. Teori ini tidak akan
dibuktikan kebenarannya, melainkan akan diuji apakah prediksinya dapat ditolak oleh
bukti empiris. Teori terdiri atas asumsi dan sehimpunan hipotesis substantif. Garis besar
metodologi positivist: pengembangan teori dimulai dengan penjelasan fenomena yang
dipikirkan oleh peneliti. Di samping itu juga harus ada asumsi baik dinyatakan atau
tidak. Setelah dipelajari saling hubungan antarfenomena dengan asumsi tertentu,
diderivasi hipotesis, kemudian dikumpulkan data yang dibutuhkan. Prosedur berikutnya,
menguji hipotesis. Jika terbukti tidak salah, muncullah teori. Teori akan selalu berubah
dan ber-evolusi jika ada usaha oleh peneliti (lain) untuk mengembangkan metodologi
peneliti sebelumnya. Dengan pendekatan positif seperti ini, diharapkan teori akuntansi
menjadi steril dari nilai (value), karena teori akuntansi positif diasumsikan akan
mengajukan pernyataan-pernyataan (proposisi) yang netral atau bebas dari pertimbangan-
pertimbangan subyektif. Berbeda dengan teori akuntansi normatif, teori akuntansi
positif tidak bertujuan untuk menilai apakah standar akuntansi tertentu lebih baik atau
lebih bermanfaat dibandingkan dengan standar akuntansi yang lain. Tiga alasan
mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt &
Zimmerman,1986 ):
1) Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya
secara empiris.
2) Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
3) Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber
daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system
perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi
secara efisien.
8. Jelaskan perkembangan IFRS di Indonesia dari aspek harmonisasi dan konvergensi terkait
erat dengan factor budaya (culture) antar negara. Berikan penjelasan singkat tentang isu-
isu tersebut, dan dalam pelaksanaannya apakah semua perusahaan harus mengikuti IFRS?
Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan jaman turut membawa perubahan yang
cukup besar dalam dunia akuntansi, dimana diantaranya adalah wacana mengenai
implementasi IFRS dalam proses akuntansi secara global. Menurut penulis, hal ini
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dan uraian dibawah ini adalah
pandangan penulis mengenai hal tersebut diatas. Pada dasarnya International Financial
Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi
yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas
IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di
Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa otoritas
yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada
Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20.
Menurut penulis, hal ini cukup baik dimana dunia akuntansi secara global mempunyai
satu pedoman inti mengenai prinsip-prinsip akuntansi sehingga terdapat keselarasan
diantara satu negara dengan negara lainnya. Namun hal ini tidak mudah diterapkan dalam
waktu yang singkat. Menurut kami, terdapat 2 hal pokok yang mendasari pernyataan
tersebut. Faktor pertama yang menjadi hambatan dalam penerapan standard ini (IFRS) di
negara Indonesia adalah faktor budaya (culture), karena kebiasaan menggunakan standard
akuntasi domestik yang sudah menjadi budaya akan sangat sulit mengubah cara/metode
itu untuk menerapkan standard international tersebut, kalaupun standard ini diterapkan
maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk penyesuaian dan kemungkinan adanya
sedikit perbedaan dalam implementasinya. Faktor kedua adalah proses terjemahan bahasa
akan menjadi faktor kendala dalam proses penerapannya, karena proses penafsiran
bahasa sedikitnya membawa arti yang berbeda dalam konteks pemahaman inti/isi
standard international tersebut. Faktor budaya menjadi salah satu isu yang cukup rentang
dari konvergensi PSAK ke IFRS karena adanya karesteristik dan tingkat yang berbeda
antara negra merupakan hambatan yang dihadapai dalam proses harmonisasi standar
akuntansi keuangan., kebutuhan dan keinginan antara negara maju dan yang belum maju
dan antara Negara yang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat tinggi dan Negara
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lebih rendah bahkan sangat rendah. Apa yang tepat
diterapkan di Amerika Serikat, belum tentu cocok diterapkan di Negara lain dengan
karakteristik lingkungan dan perkembangan ekonomi yang berbeda
9. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1 dan 2 telah digantikan dengan
SFAC # 8, namun tetap membahas tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi
terkandung konsep relavance(relevan) dan reliable (andal). Saudara jelaskan konsep
tersebut! Jelaskan pula petimbangan cost-benefit menurut saudara!
Financial Statement Accounting Board (FASB) bulan September 2010 mempublikasikan
konsep akuntansi keuangan yang baru. Konsep ini diberi label Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No. 8 tentang Conceptual Frameworks for Financial
Reporting. SFAC No. 8 ini dikeluarkan FASB untuk menggantikan SFAC No 1
Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises dan SFAC No. 2
Qualitative Characteristics of Accounting Information. Apabila dikaji, SFAC No. 8 ini
pada dasarnya diciptakan oleh FASB untuk mengakomodasi konvergensi standar
akuntansi dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
dikeluarkan International Accounting Standard Boards (IASB).
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna terdiri dari, mengidentifikasi
jenis informasi yang mungkin berguna bagi kreditur yang ada dan potensial investor dan
kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang entitas pelapor berdasarkan informasi
yang dimiliki dalam bentuk laporan keuangan. Informasi ini berhubungan dengan dalam
kerangka konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi. Ada perubahan
mendasar yang dilakukan pada SFAC No. 8. Misalnya kualitas informasi dibagi menjadi
kualitas informasi utama yang terdiri dari relevance dan faithful representation dan
kualitas informasi pendukung yang terdiri dari comparability, verifiability, timeliness dan
understandability. Pengelompokan Kualitas tersebut berbeda dengan versi sebelumnya
(SFAC No2). Misalnya, SFAC No 2 menentukan dua kualitas utama informasi akuntansi
yaitu relevance dan reliability. Dalam SFAC No 2 ada pembatas pervasif dimana benefit
laporan keuangan harus lebih besar daripada costnya (information economics). Benefit
laporan keuangan dapat dilihat dari utilitas informasi dalam pengambilan keputusan bagi
beberapa kelompok pengguna (terutama investor dan kreditur) serta seberapa berguna
informasi akuntansi terhadap tujuan predictive dan accountability. Informasi akuntansi
keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam laporan keuangan selama manfaat yang
diperoleh dari penyajian informasi tersebut melebihi biaya yang diperlukan untuk
menghasilkannya. Cost laporan keuangan dibagi menjadi dua yaitu direct cost dan
indirect cost. Direct cost informasi terdiri atas kos untuk mengumpulkan, menyiapkan
dan menyebarkan informasi. Indirect cost informasi adalah :
Terkait bahwa nantinya informasi tersebut dapat menimbulkan competitive disadvantage,
dan
Terkait understandability informasi tersebut (informasi tambahan tidak
dipahami, information overload).
10. Apa arti pentingnya asimetri informasi, adverse selection, dan moral hazard?
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan bahwa agen/ perusahaan memiliki
informasi yang lebih atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh prinsipal/investor.
Dalam hal ini, agen dan principal memiliki kepentingan yang kuat untuk memaksimalkan
utilitasnya. Sehingga, agen tidak selalu memberikan dan bertindak yang terbaik untuk
kepentingan prinsipal. Oleh karena itu, principal harus memonitor kegiatan agen untuk
mengurangi aktivitas agen yang menyimpang. Asimetri informasi ada dua tipe, yaitu:
a. Adverse selection
Adverse selection merupakan informasi yang dimiliki manajemen mengenai prospek
dan keadaan perusahaan lebih banyak daripada investor. Sehingga, manajemen dapat
tidak menyampaikan informasi yang dimiliki kepada investor yang mungkin dapat
memengaruhi keputusannya.
b. Moral hazard
Karena tidak seluruh kegiatan yang dilakukan manajer diketahui oleh pemegang
saham, hal tersebut dapat membuat manajer melakukan tindakan di luar pengetahuan
pemegang saham yang melanggar kontrak bahkan melanggar hukum, etika, dan
norma yang berlaku.
Asimetri informasi adalah keadaan dimana informasi yang disampaikan oleh manajer
pada shareholder yang terkadang informasi diterima tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan sebenarnya. Karena manajer ssebagai agent yang mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dengan mudah biasanya ia
melakukan manajemen laba untuk menyesatkan shareholder mengenai kinerja ekonomi
perusahaan dan dalam rangka memaksimumkan utilitynya. Menurut Scott (2000),
terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu fakta bahwa manajer dan orang dalam lainnya memiliki
informasi lebih luas tentang perusahaan dimana manajer sebagai pengelola maka akan
mempengaruhi keputusan investor. Ketidaksamaan antara informasi manajer dan
investor akan memberikan keuntungan atau manfaat dari informasi antara kedua
pihak.
2. Moral hazard, yaitu dari informasi yang lebih banyak dibanding investor, manajer
dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar
kontrak dan secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Ini akibat
ketimpangan informasi sehingga dengan mudah manajer melakukannya tanpa
diketahui investor.
Dari penjelasan diatas, pentingnya asimetri informasi khususnya pada pasar efisien yang
menjadi permasalahan asimetri informasi ini adalah dalam kondisi yang ideal, nilai pasar
perusahaan sepenuhnya mencerminkan semua informasi.yaitu, harga sama dengan nilai
fundamental. Ketika kondisi tidak ideal, nilai pasar sepenuhnya mencerminkan semua
informasi publik, jika pasar keamanan efisien. Contohnya dalam hal adverse selection
akan menciptakan risiko estimasi bagi investor, yang dapat meningkatkan biaya
perusahaan terhadap modal di atas nilai-nilai CAPM sehingga pengungkapan penuh dan
tepat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kerja pasar sekuritas.
SELAMAT BEKERJA
Notes: tulisnama, anggotadiskusi (maks. 4 orang), kerjakan di kertaskwarto, jarak 1 spasi, huruftimes new
roman, font 12, dansetiaphalamandiberinomorhalaman. Walaupunjawabanmerupakanhasildiskusi,
tetapibentukjawabandankalimatdalampekerjaantidakbolehsamapersis.