Anda di halaman 1dari 14

1.

Jelaskan rerangka konseptual (conceptual framework) menurut saudara, dan


sebutkan pula publikasi apa saja yang termasuk rerangka konseptual tersebut!

Jawaban :

Kerangka konseptual menurut saya adalah sebuah sistem yang koheren yang
tujuannya saling terkait dan fundamental yang diharapkan dapat mengarah pada standar
yang konsisten sebagai upaya untuk memberikan teori akuntansi yang terstruktur.
Kerangka kerja konseptual menyediakan resep sehingga mereka biasanya dianggap teori
akuntansi normatif karena menentukan sifat, fungsi dan batas-batas akuntansi keuangan
dan pelaporannya. Selain itu dapat pula Kerangka konseptual itu sendiri adalah sebuah
frame atau dasar agar nantinya dapat memuat standar akuntansi yang konsisten serta
sesuai dengan tujuan negara itu sendiri.

FASB mendefinisikan kerangka konseptual sebagai: (Gaffikin,2008) ....sistem


koheren dari tujuan yang saling berhubungan dan fundamental yang diperkirakan menjadi
petunjuk standar konsisten dan menentukan lingkungan, fungsi dan batas dari akuntansi
keuangan dan pelaporan (FASB 1978, SFAC1, p.1).

Publikasi yang termasuk rerangka konseptual:


a) A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dihasilkan oleh American
Accounting Association (AAA) pada tahun 1966.
b) Accounting Principles Board Statement No. 4, dihasilkan oleh Accounting Principles
Board (APB) pada tahun 1970.
c) Objective of Financial Statements yang dihasilkan oleh Trueblood Committee tahun
1973.
d) Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA), yang dihasilkan
oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1977.
e) Statement of Financial Accounting Concept (SFAC), yang dihasilkan Financial
Accounting Standard Board (FASB) :
(1) SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi (1978).
(2) SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat (1980).
(3) SFAC No. 3, Element of Financial Statement of Business Enterprises, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan (1980)

1
(4) SFAC No. 4, Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations
(1980)
(5) SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statement of Business
Enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam
laporan keuangan dan kapan waktunya (1984).
(6) SFAC No. 6, Element of Financial Statements, yang menggantikan SFAC No.3
dan memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi nirlaba
(1985)
(7) SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value of Accounting
Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
(2000)
(8) SFAC No. 8, Conceptual Framework for Financial Reporting, menggantikan
SFAC No. 1 dan No. 2 (2010).

2. Di dalam pendekatan teori akuntansi tradisional untuk merumuskan teori


akuntansi dikenal pendekatan nonteoretis. Jelaskan menurut pendapat saudara!

Jawaban :

Pendekatan nonteoretis adalah suatu pendekatan pragmatis dan pendekatan


kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh
kesamaan dengan praktik di dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi
yang sifatnya praktis. Sedangkan pendekatan kekuasaan untuk merumuskan suatu teori
akuntansi yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional terdiri atas
penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. Karena pendekatan
kekuasaan berusaha untuk memberikan solusi praktis, pendekatan ini dengan mudah
disamakan dengan pendekatan pragmatis. Kedua pendekatan berasumsi bahwa teori
akuntansi dan teknik akuntansi harus disebutkan dalam dasar penggunaan akhir laporan
keuangan, jika akuntansi memeiliki suatu fungsi yang berguna. Dengan kata lain, suatu
teori tanpa konsekuensi praktik adalah suatu teori yang buruk. Intinya, pendekatan
pragmatis untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansiyang telah diikuti oleh otoritas
akuntansi di masa lampau, dan berusaha untuk menurunkan konflik-konflik dari praktik
yang ada hingga saat ini masih bersifat sangat hati-hati dan sementara. Kita juga
berpendapat bahwa pendekatan pragmatis adalah bagian dari suatu teori akun. Pendekatan
ini, yang berdasar pada rasionalisasi dari pembukuan berganda, dimuat dalam Summa
Aritmatica, Geometria, Propotioni et Proponationalita dari Luca Pacioli, yang diterbitkan
oleh di Venesia tahun 1494.

Pendekatan teori akun merasionalisasikan pilihan dari teknik-teknik akuntansi


yang berdasarkan atas pemeliharaan persamaan akuntansi, yaitu persamaan neraca dan
persamaan laba akuntansi.

Pernyataan neraca biasanya dinyatakan sebagai :


AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai :


LABA AKUNTANSI = PENDAPATAN BEBAN

2
Dua persamaan dalam pendekatan teori akun ini mengarahkan kepada
berkembangnya dua posisiyang terdapat dalam badan penyusunan standar, yaitu, posisi
yang beorientasi pada neraca dan berorientasi pada laba. Dalam kasus manapun,
pendekata teori akun, seperti juga pendekatan pragmatis dan kekuasaan, tidak memiliki
fondas yang teoritis.
Pendekatan Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan
kekuasaan. Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan
penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran
solusi praktis. Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya
dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya
dengan proses pembuatan keputusan.

3. Apa yang saudara ketahui tentang hipotesis pasar efisien, dan tingkatan efisiensi
pasar menurut Fama (1970).

Jawaban :

Menurut Fama (1970) tentang konsep pasar efisien, pasar dikatakan efisien
bilamana harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang
ada. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu
maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal
return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan
yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada atau stock prices reflect all available information. Ekspresi yang
lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-harga aset atau sekuritas secara
cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang aset atau sekuritas tersebut.
Menurut Fama (1970), ada tiga bentuk tingkat efisiensi pasar berdasarkan pada tingkat
penyerapan informasinya, yaitu pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk semi
kuat, pasar efisien bentuk kuat. Teori efisiensi pasar telah menjadi acuan kajian yang
mendapat perhatian luas selama tiga dasawarsa terakhir dan menjadi topik paling menarik
dalam perkembangan teori keuangan perusahaan. Bukti empiris yang sejauh ini telah
dikemukakan cenderung mendukung hipotesis bahwa pasar modal di Amerika cenderung
berbentuk efisien dalam tingkat semi-kuat. Artinya, informasi yang membentuk harga di
pasar masih didominasi oleh informasi historis dan informasi publik, walaupun dalam
banyak hal masih belum dapat dikatakan pasti. Sisi menarik lain yang terkait dengan
hipotesis pasar efisien adalah ditemukannya anomali yang dalam banyak hal sepertinya
mementahkan konsep efisiensi pasar yang berkembang selama ini. Setidaknya ada empat
kelompok anomali yang dikenal sejauh ini, yaitu anomali perusahaan, anomali musiman,
anomali peristiwa atau kejadian, dan anomali akuntansi.

4. Jelaskan implikasi pasar sekuritas efisien terhadap pelaporan keuangan!

Jawaban :

Efisiensi pasar sekuritas memiliki implikasi yang penting di dalam akuntansi


keuangan. Salah satunya adalah bahwa efisiensi pasar sekuritas membawa implikasi
secara langsung terhadap konsep full disclosure. Efisiensi berimplikasi bahwa informasi
mengandung disclosure, bukan dalam bentuk disclosure itu sendiri, tetapi yang
bermanfaat bagi pasar. Sehingga, informasi dapat di sampaikan dengan mudah dalam

3
bentuk catatan kaki (footnotes) dan mengungkapkan tambahan (supplemantary
disclosure) seperti halnya yang terdapat di dalam laporan keuangan itu sendiri.

5. Perkembangan teori akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam teori akuntansi


tradisional dan teori akuntansi positif. Jelaskan dengan argumen yang mendukung!

Jawaban :

a. Teori akuntansi tradisional


Beberapa pendekatan untuk merumuskan suatu teori akuntansi dikenal sebagai
pendekatan tradisional, dikarenakan pendekatan-pendekatan tersebut diwarnai oleh
tidak adanya proses verifikasi yang sungguh-sungguh dilakukan dalam upaya
mengembangkan suatu teori akuntansi. Pendekatan-pendekatan tradisional lebih
merupakan penelitian konvensional daripada aliran baru dalam penelitian yang
bersandar pada penalaran tradisional dalam merumuskan kerangka akuntansi
konseptual. Pada awal mulanya para penulis hanya menjelaskan praktik yang telah
diamati, dan dengan menyajikan aturan pedagogik untuk mengklasifikasi praktik
tersebut.Kemudian setelah U.S. Securities Acts 1933 dan 1934 mengatur disclousure
para teoretisi akuntansi mengembangkan teori normative. Pada masa itu, validitas
empiris dari hipotesis sebagai tempat bersandarnya teori normative tidak mendapat
perhatian.

b. Teori akuntansi positif


Teori akuntansi positif bertawal dari penelitian yang dilakukan oleh Watts dan
Zimmerman. Watts dan Zimmerman tidak menggunakan teori normative, melainkan
teori positif yang dalilnya menjelaskan bagaimana bekerjanya dunia nyata. Teori
akuntansi positif ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Teori ini tidak akan dibuktikan kebenarannya, melainkan akan diuji apakah prediksinya
dapat ditolak oleh bukti empiris. Teori terdiri atas asumsi dan sehimpunan hipotesis
substantif. Garis besar metodologi positivist: pengembangan teori dimulai dengan
penjelasan fenomena yang dipikirkan oleh peneliti. Di samping itu juga harus ada
asumsi baik dinyatakan atau tidak. Setelah dipelajari saling hubungan antarfenomena
dengan asumsi tertentu, diderivasi hipotesis, kemudian dikumpulkan data yang
dibutuhkan. Prosedur berikutnya, menguji hipotesis. Jika terbukti tidak salah,
muncullah teori. Teori akan selalu berubah dan ber-evolusi jika ada usaha oleh peneliti
(lain) untuk mengembangkan metodologi peneliti sebelumnya.

6. Jelaskan perkembangan teori akuntansi positif dan hubungannya dengan kemajuan


riset akuntansi keuangan dan pasar modal!

Jawaban :

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap


teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar
pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana
dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya
pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

4
1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji
keabsahannya secara empiris.
2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi
sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa
dalam system perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi
akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi
sumber daya ekonomi secara efisien.

Pada awal perkembangannya teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang


didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan nilai
(value judgement), (Wolk & Tearney, 1997). Teori normatif pada awalnya belum
menggunakan pendekatan investigasi formal, baru pada perkembangan berikutnya
mulai digunakannya pendekatan investigasi terstruktur formal, yaitu pendekatan
deduktif (dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dengan dihasilkan prinsip
akuntansi yang rasional sebagai dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi
(Anis dan Imam,2003). Selain itu perkembangan akuntansi juga mengarah pada teori
akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih terstruktur dengan
menggunakan pendekatan induktif (didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan
berdasarkan hasilobservasi dan pengukuran yang terinci (Anis dan Imam,2003).
Berbagai teori positif atau deskriptif berkembang dengan pesat dalam akuntansi.
Perkembangan teori mengarah pada teori positif (deskriptif) ini dibarengi dengan
perubahan fokus teori akuntansi yang digunakan oleh lembaga akuntansi, misalnya
FASB yang menekankan pada kegunaan dalam pengambilan keputusan dan tidak lagi
terfokus pada postulate seperti terlihat pada kerangka konseptual yang diterbitkan oleh
FASB mulai tahun 1979 yang dimulai dengan perumusan tujuan pelaporan keuangan
(SFAC 1).Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang
menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa
mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari
teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Ada dua jenis penelitian pasar modal yang penting dalam teori akuntansi positif yaitu :

1. Penelitian yang berusaha menentukan pengaruh dikeluarkannya informssi


keuangan terhadap share return, dan
2. Penelitian yang mempertimbangkan efek perubahan kebijakan akuntansi pada
harga saham. Kebanyakan riset pada wilayah ini telah dilakukan dengan menguji
bentuk semistrong dari hipotesis pasar efisien (EMH). EMH memiliki implikasi
yang signifikan untuk kedua aspek teori akuntansi positif dan pengaturan standar
akuntansi secara keseluruhan. Studi peristiwa, studi asosiasi, dan pendekatan
perilaku mekanistis adalah beberapa contoh penelitian yang diuji hubungannya
dalam pasar modal. Hipotesis pasar efisien mengacu pada teori harga
mikroekonomi, yang karateristiknya adalah menekankan pada penawaran dan
permintaan indformasi pada pasar. Pada pasar modal yang kompetitif, marginal cost
informasi sama dengan marginal revenuenya.

5
EMH mengacu pada teori harga ekonomi mikro, yang ditandai dengan emphasi
pada penawaran dan permintaan, analisis keseimbangan dan persaingan sempurna pasar
modal, dalam kesetimbangan biaya marjinal informasi sama dengan pendapatan
marjinal. Oleh karena itu, tidak mungkin, rata-rata, untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi murni dengan perdagangan pada informasi ini. Ball menunjukkan bahwa
pekerjaan empiris awal, seperti karya fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam kaitannya
dengan reaksi harga saham terhadap stock split.

Setelah periode ini, mulailah dikenal pengujian empiris dengan didukung oleh
penggunaan data base yang berasal dari CRSP (Center for Research in Security Prices).
Pengkombinasian data dengan menggunakan komputer banyak menghasilkan penelitian
mengenai perilaku harga saham dan pengaruh informasi terhadap harga saham (misal:
Fama, 1976). Hasil penelitian empiris ini membawa kepada pengembangan tentang EMH
(efficient markets hypothesis). Dalam teori akuntansi positif, tidak dijelaskan tentang
praktek akuntansi, tetapi dilakukan penelitian terhadap hubungan pengumuman laba
dengan reaksi harga saham. Untuk melakukan penelitian dalam tahap ini digunakan
Hipotesis Pasar Efisien (Efficiency Market Hyphothesis) (Scott,2000). Pasar modal
efisien adalah pasar modal dimana harga surat-surat berharga yang diperdagangkn setiap
waktu secara wajar dan merefleksikan semua informasi yang diketahui publik berkaitan
dengan surat berharga dan Capital Asset Pricing Model (CAPM).

7. Jelaskan tujuan pelaporan keuangan bagi perusahaan bisnis sesuai dengan


SFAC#1!

Jawaban :

Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi calon


investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam membuat
investasi, kredit, dan keputusan keputusan lain yang serupa secara rasional. Informasi
tersebut sebaiknya dapat dimengerti oleh mereka yang memiliki cukup pemahaman akan
bisnis dan aktivitas ekonomi serta bersedia untuk mempelajari informasi tersebut dengan
ketekunan yang wajar. Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi untuk
membantu para calon investor dan kreditor serta para pengguna lain yang sudah ada dalam
menilai jumlah, waktu, dan krtidakpastian dari penerimaan kas prospektif untuk deviden
atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga
atau pinjaman. Prospek terjadinya penerimaan kas tersebut akan mempengaruhi oleh
kemampuan perusahaan untuk cukup kas guna memenuhi kewajibannya ketika jatuh
tempo dan kebutuhan kebutuhan kas operasional lainnya, untuk melakukan investasi
kembali dalam operasi, membayar deviden kas, dan dapat juga dipengaruhi oleh persepsi
secara umum dari para investor dan kreditor atas kemampuan tersebut, yang
mempengaruhi harga pasar dari saham perusahaan tersebut. Jadi, pelaporan keuangan
hendaknya memberikan informasi untuk membantu para investor, kreditor dan pihak lain
dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari prospektif arus kas masuk bersih
kepada perusahaan yang bersangkutan.

Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi mengenai sumber daya


ekonomi dari perusahaan, klaim untuk sumber daya tersebut (kewajiban dari perusahan
untuk mentransfer sumber daya ke entitas dan ekuitas pemilik lainnya), serta dampak dari
transaksi transaksi, peristiwa, dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim tas
sumber daya tersebut. Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi mengenai

6
kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut. Para investor dan para kreditor
sering kali menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menilai prospek dari
sebuah perusahaan. Jadi, meskipun keputusan investasi dan kredit mencerminkan
ekspektasi dari para investor dan kreditor mengenai kinerja perusahaan di masa depan,
ekspektasi ekspektasi tersebut umumnya didasarkan pada paling sedikit sebagian dari
evaluasi kinerja perusahaan di masa lalu.

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah mengenai kinerja perusahaan yang
diperoleh dari pengukuran hasil dan komponen komponennya. Pelaporan keuangan
hendaknya memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan kasnya, mengenai pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman tersebut,
mengenai transaksi transaksi modalnya, termasuk deviden kas dan distributor sumber
ekonomi lainnya kepada pemilik, dan mengenai faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi likuiditas maupun solvabilitas perusahaan tersebut. Pelaporan keuangan
hendaknya memberikan informasi mengenai bagaimana menejemendari sebuah
perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada pemilik (pemegang
saham) untuk penggunaan sumber daya perusahaan yang dipercayakan kepadanya.
Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi para menejer
dan direktur dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan keinginan dari pemilik.

Secara singkat, tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis :


1. Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi para
calon investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya
dalam membuat investasi, kredit dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara
rasional.
2. Memberikan informasi untuk membantu para calon investor dan kreditor serta para
pengguna lain yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
penerimaan kas prospektif untuk deviden atau bunga dan penerimaan dari
penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.
3. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim
untuk sumber daya tersebut, serta dampak dari transaksi, peristiwa, dan kejadian
yang mengubah sumber daya tersebut.
4. Memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan kasnya, mengenai pinjaman dan pembayaran pinjaman tersebut,
mengenai transaksi modalnya, dll.
5. Memberikan informasi yang berguna bagi para manajer dan direktur dalam
mengambil keputusan yang sesuai dengan keinginan dari pemilik.

8. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2 tentang karakteristik


kualitatif informasi akuntansi terkandung konsep relavance (relevan) dan reliable
(andal). Jelaskan menurut saudara! Jelaskan pula petimbangan cost-benefit
menurut saudara!

Jawaban :

a. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi terkandung konsep relevan dan andal

SFAC merupakan pedoman untuk tujuan, karakteristik kualitatif, dan


pedoman lain dari fenomena ekonomi untuk pengakuan dan pengukuran dalam

7
pelaporan keuangan dan penyajiannya. SFAC sendiri menjadi guide bagi FASB dalam
mengembangkan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat. Secara total, FASB
menerbitkan 8 (delapan) buah statements. Statements yang pertama terbit pada
November 1978, yaitu SFAC No. 1 tentang Objectives of Financial Reporting by
Business Enterprises pada November 1978, sampai terbit SFAC No. 8 pada
September 2010 tentang Conceptual Framework for Financial Reporting.

Karakteristik kualitatif dalam statements yang diterbitkan FASB terletak pada


SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristic of Accounting Information yang
muncul pada Mei 1980. Namun, SFAC No. 2 ini digantikan oleh SFAC No. 8, dengan
adanya perubahan mendasar antara SFAC No. 2 dengan SFAC No. 8, yaitu kualitas
informasi dalam SFAC No. 8 dibagi menjadi kualitas informasi utama dalam SFAC
No. 8 terdiri dari Relevance dan Faithful Representation dan kualitas informasi
pendukung yang terdiri dari comparability, verifiability, timeliness dan
understandability, yang sebelumnya pada SFAC No. 2 kualitas informasi utama
adalah relevance dan reliability.

Conceptual Framework for Financial Reporting (Rerangka Kerja untuk


Pelaporan Keuangan) bulan September 2010 atau yang dikenal dengan SFAC No. 8
merupakan sebuah konsep pengganti SFAC No. 1 dan SFAC No. 2. SFAC No. 8
adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar (FASB) untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan. SFAC No. 8 ini mencakup 2 bab rerangka
konseptual baru yang menggantikan SFAC No. 1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh
Business Enterprises, dan SFAC No. 2 yaitu karakteristik Kualitatif Informasi
Akuntansi. SFAC No. 8 ini dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan
konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi
keuangan dan pedoman pelaporan. Dalam hal ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan
terus membuat kemajuan khususnya terkait pada rerangka konseptual dengan
mengeluarkan statement baru ini. Sebuah SFAC dapat diubah, diganti, maupun ditarik
melalui prosedur yang sesuai dibawah The Boards Ruler Procedure. SFAC No. 8
terdiri atas 3 bab. Bab 1 merupakan tujuan pelaporan keuangan, Bab 2 berisi entitas
pelaporan, dan Bab 3 berisi karakteristik kualitatif informasi keuangan.

SFAC No. 8 lebih menjelaskan mengenai tujuan dengan melakukan pelaporan


keuangan ke pihak-pihak atau pengguna informasi tersebut dan bagaimana tujuan dari
pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang dimaksud menjelaskan mengenai
bagaimana sumber dari ekonomi suatu entitas atau perusahaan, klaim sumber daya
ekonomi dan juga membuat mengenai perubahan sumber ekonomi tersebut. Selain itu
juga, di dalam SFAC No. 8 itu menjelaskan bahwa di dalam laporan keuangan harus
menjelaskan mengenai kinerja perusahaan yang direfleksikan melalui arus kas masa
lalu. Selain itu di dalam SFAC No. 8 juga menjelaskan mengenai karakteristik
kualitatif dalam informasi keuangan yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Jika dalam
informasi tersebut memiliki karakteristik kualitatif informasi yang baik maka laporan
keuangan tersebut harus memuat unsur relevan, materialitas, faith representation,
comparability, veriability, timeliness, serta understandability.

Melihat konsep ini, maka sejalan dengan konsep faithful representation dalam
SFAC No. 8, dimana SFAC No. 8 mengganti konsep keandalan dengan konsep
faithful representation. Kemudian karakteristik versi IFRS yang terakhir yaitu
comparability yang di dalamnya sudah termasuk concistency juga sejalan dengan

8
SFAC No. 8 yang memandang bahwa consistency berperan penting untuk
mewujudkan comparability.

SFAC No. 8 menjelaskan mengenai tujuan dari pelaporan keuangan yang


dimana merupakan pengembangan dari tujuan pelaporan keuangan dari SFAC No. 1
yaitu oleh perusahaan bisnis. Informasi yang dihasilkan memiliki manfaat (useful)
dalam hal menyediakan informasi dalam keputusan investasi dan kredit, penilaian
prospek arus kas, informasi tentang sumberdaya perusahaan (klaim dan perubahan
atasnya). Selain itu juga pada SFAC No. 8 terdapat perubahan mengenai isi dari SFAC
No. 2 yang menjelaskan karakter kualitatif informasi akuntansi. Ini merupakan
ingredients yang menjadikan informasi bermanfaat dan menjadi rujukan pada saat
membuat pilihan terhadap perlakuan akuntansi tertentu. Selain itu juga dalam SFAC
No. 8 dijelaskan mengenai informasi yang harus dikandung dalam laporan keuangan
yang dimana harus menjelaskan mengenai pelaporan entitas sebuah bisnis, klaim yang
dilakukan oleh sebuah entitas, dan dampak yang dihasilkan dari sebuah transaksi yang
dimana harus memuat mengenai perubahan dari sumber dan klaim yang dilakukan
oleh sebuah entitas.

Selain itu SFAC No. 8 memuat mengenai penggantian dari karakteristik


fundamental kualitatif laporan keuangan seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik
fundamental kualitatif laporan keuangan SFAC No. 2 berupa relevan dan keandalan.
Dimana relevan di sini dimaksudkan laporan keuangan yang seharusnya dibuat harus
menjadi relevan, informasi harus tepat waktu dan memiliki nilai prediktif dan/atau
umpan balik. Sedangkan keandalan menyebutkan bahwa laporan keuangan yang
dihasilkan harus menghasilkan menyajikan informasi dengan jujur dan apa adanya
(representational faithfulness) dan dapat diverifikasi serta netral. Sedangkan pada
SFAC No. 8 karakteristik fundamental kualitatif dari informasi akuntansi terdiri dari
relevan dan faithful representation. Dimana konsep relevan dalam SFAC No. 2 di sini
mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna. Informasi
dapat membuat perbedaan dalam keputusan bahkan jika beberapa pengguna memilih
untuk tidak mengambil keuntungan dari itu. Sedangkan pada konsep faithful
representation memuat mengenai laporan keuangan yang menggambarkan pandangan
wajar/menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi suatu
perusahaan. Meskipun demikian rerangka dasar ini tidak menangani secara langsung
konsep tersebut, penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi
keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan keuangan yang
menggambarkan apa yang pada umumnya dipahami sebagai suatu pandangan yang
wajar/menyajikan dengan wajar.

Tidak seperti pada SFAC No. 2, pada SFAC No. 8 hanya membedakan atas 2
karakteristik kualitatif yakni fundamental dan pendukung yang memperkuat kualitatif
informasi dalam laporan keuangan. Pada pendukung kualitatif laporan keuangan
memuat mengenai comparability, verifiability, timeliness, understandability. Dimana
pada SFAC No. 2 tidak memuat ke empat elemen tersebut. Dalam SFAC No. 2 hanya
ada dua pendukung kualitatif laporan keuangan yaitu comparability dan concistency.
Dalam hal ini tentunya ada harapan atas penggantian dari SFAC No. 1 & 2 ke SFAC
No. 8. Dengan diterapkannya SFAC No. 8 maka diharapkan: Dalam SFAC No. 2,
semua informasi diberikan dan nantinya akan tergantung bagaimana si pembuat
keputusan yang memilih informasi mana yang dibutuhkan. Sedangkan dalamn SFAC
No. 8, informasi yang diberikan hanya informasi yang benar-benar bermanfaat dan

9
dibutuhkan oleh si pembuat keputusan saja. Jadi, informasi yang diterima bisa saja
berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini terlihat juga dalam informasi laba.
SFAC No. 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja
manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang,
memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Untuk
menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai perusahaan dari segi
kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga diharapkan perusahaan dapat
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Untuk itu, perusahaan harus mampu
memaksimalkan laba. Sasaran pertama perusahaan yang sering dinyatakan adalah
memaksimumkan laba atau keuntungan (Budi, 2007).

Dalam SFAC No. 8, salah satu kualitas primer dari karakteristik kualitatif
informasi akuntansi adalah faithful representation yang menggantikan keandalan
yang menjadi kualitas primer SFAC No. 2. Keandalan di dalam SFAC No. 2 berarti
bahwa laporan keuangan tersebut dapat diverifikasi melalui konfirmasi kebenaran,
sehingga ada konsep conservatism dalam SFAC No. 2 ini. Menurut Bliss dalam Watts
(2003) konservatisme secara tradisional didefinisikan sebagai antisipasi terhadap
semua rugi tetapi tidak mengantisipasi laba. Hal ini nyata terlihat dalam konsep
keandalan dalam SFAC No. 2. Oleh sebab itu, di dalam SFAC No. 8 keandalan tidak
lagi menjadi kualitas utama yang bersanding dengan relevan, tetapi faithfulness
representation. dimana dalam faithfulness representation ini. Di dalam SFAC No. 8
ini konsep conservatism masih ada, hanya saja lebih kepada prinsip-prinsip kehati-
hatian (prudence). Prudence tidak seekstrim konservatisme, jadi dalam SFAC No. 8,
laba yang belum terealisasi bisa diakui asalkan jujur.

b. Pertimbangan cost benefit

Untuk pertimbangan cost-benefitnya: Dalam SFAC No. 8, konsep benefit>cost


bermakna bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan, dan ini tidak jauh berbeda dengan batasan yang ada di SFAC No. 2. Dua
karakteristik kualitatif utama informasi akuntansi dalam SFAC No. 8 adalah relevansi
dan faithful representation. Informasi yang relevan mampu membuat perbedaan dalam
keputusan pengguna. Informasi keuangan yang relevan jika memiliki nilai prediksi,
nilai konfirmatori, atau keduanya. Item adalah material jika menghilangkan atau
misstating bisa mempengaruhi keputusan pengguna. Oleh karena itu, ambang batas
materialitas berkaitan dengan karakteristik kualitatif relevansi. Informasi memiliki
kualitas faithful representation jika informasi tersebut menggambarkan apa yang
dimaksudkan untuk mewakili. Sebuah representasi setia harus lengkap, netral, dan
bebas dari kesalahan. Kelengkapan membutuhkan informasi yang disajikan atau
digambarkan dengan cara pengguna dapat memahami objek yang digambarkan.
Netralitas mengharuskan item digambarkan tanpa bias kepada pengguna. Bebas dari
kesalahan berarti bahwa tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam informasi yang
dilaporkan.

Untuk memperkuat karakteristik kualitatif informasi akuntansi, diperlukan


comparibility (including concistency), verifiability, timeliness, dan understandability.
Comparibility memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami
persamaan dan perbedaan antara item. Konsistensi mengacu pada penggunaan metode
akuntansi yang sama dalam periode yang berbeda. Oleh karena itu, concistency
membantu mencapai comparibility karena membantu pemakai informasi dalam

10
membuat perbandingan pada seluruh periode waktu yang berbeda. Verifiability terjadi
ketika sumber yang berbeda mencapai konsensus atau kesepakatan atas jumlah
keterwakilan item. Verifiability langsung terjadi melalui pengamatan langsung;
verifiability tidak langsung terjadi dengan menggunakan teknik seperti memeriksa
formula atau menghitung ulang jumlah. Meskipun ke depan informasi tidak dapat
diverifikasi, asumsi, metode, fakta, dan keadaan dapat diungkapkan untuk membantu
pengguna menentukan apakah informasi tersebut berguna. Timeliness membutuhkan
informasi yang tersedia bagi pembuat keputusan ketika hal ini berguna untuk
membuat keputusan. Understandability melibatkan klasifikasi, karakteristik, dan
penyajian informasi dengan jelas dan ringkas. Understandability mengasumsikan
bahwa pengguna memiliki pengetahuan yang cukup atas aktivitas bisnis dan ekonomi
untuk memahami laporan keuangan.

9. Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam pengungkapan


wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut pendapat saudara!

Jawaban :

Pengungkapan (disclosure) merupakan upaya transparansi perusahaan/entitas


dalam menyajikan informasi (baik itu keuangan ataupun non keuangan) kepada para user.
User dalam hal ini adalah para pengguna dari informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan. Untuk entitas swasta (private) tentu saja yang menjadi user adalah para
kreditor, investor, manajer, karyawan, dan bahkan pemerintah. Sedangkan user
untukpublic entity yang saat ini juga sudah menerapkan upaya transparansi sebagai
bentuk akuntanbilitas dari laporan keuangannya adalah pemerintah bersangkutan,
masyarakat, dan investor. Dan concern di tulisan ini pengungkapan laporan keuangan
untuk entitas swasta. Adapun pengelompokan jenis pengungkapan informasi antara lain
adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure),

a. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh


lembaga yang berwenang. Pengungkapan wajib di Indonesia telah diatur oleh
BAPEPAM, yaitu mengatur bentuk dan isi laporan tahunan yang wajib diungkapkan
melalui Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP 134/BL/2006
peraturan X.K.6 tanggal 07 Desember 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan
tahunan bagi emiten atau perusahaan perusahaan publik.

Setiap emiten atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib
menyampaikan laporan tahunan secara berkala dan informasi material lainnya kepada
Bapepam dan publik. Ketentuan mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan
Bagi Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam peraturan nomor X.K.6. Laporan
tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan
dewan direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola
perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan yang
telah diaudit. Ikhtisar data keuangan penting meliputi sekurang-kurangnya:

11
a. penjualan / pendapatan usaha; l. jumlah investasi;
b. laba (rugi) kotor m jumlah kewajiban;
c. laba (rugi) usaha; n. jumlah ekuitas;
d. laba (rugi) bersih; o. rasio laba (rugi) terhadap jumlah
aktiva;
e. jumlah saham yang beredar p. rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;
f. laba (rugi) bersih per saham; q. rasio lancar;
g. proforma penjualan / pend apatan r. rasio kewajiban terhadap ekuitas;
usaha (jika ada)
h. proforma laba (rugi) bersih (jika s. rasio kewajiban terhadap jumlah
ada) aktiva;
i. proforma laba (rugi) bersih per t. rasio kredit yang diberikan terhadap
saham (jika ada) jumlah simpanan (khusus untuk
perbankan);
j. modal kerja bersih u. rasio kecukupan modal (khusus untuk
perbankan); dan
k. jumlah aktiva v. informasi keuangan perbandingan
lainnya yang relevan dengan
perusahaan.

b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), adalah pengungkapan yang


dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh lembaga yang
berwenang. Pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan yang satu dengan yang
lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan mengenai luas
pengungkapan sukarela. Sehingga perusahaan bebas memilih jenis informasi yang akan
diungkapkan, yang dipandang manajemen relevan dalam membantu pengambilan
keputusan.
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela
dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan informasi
secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Manfaat
utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang
rendah (Elliot, Robert K. dan Jacobson, Peter D, 1994 dalam Sutomo, 1994).
Pengungkapan informasi oleh perusahaan diharapkan akan membantu investor dan
kreditor memahami risiko investasi.
Manajer menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut penting untuk
diungkap. Ada beberapa kelompok user yang masing-masing memiliki persepsi
berkenaan dengan item-item pengungkapan sukarela. Satu kelompok user mungkin
mempersepsikan item A lebih penting daripada item B. Sebaliknya mungkin kelompok
user lain mempersepsikan item B lebih penting daripada item A. Perbedaan persepsi ini
di antara group users mungkin disebabkan oleh perbedaan kebutuhan informasi untuk
memenuhi tujuan spesifik mereka. Situasi ini memunculkan penelitian yang bertujuan:

12
1. Mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela yang biasanya disajikan dalam
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
2. Menentukan item-item pengungkapan sukarela yang penting dari persepsi users dan
prepares (penyedia laporan keuangan).
3. Menentukan tingkat konsensus antara users dan prepares atas pengungkapan
sukarela yang penting.

10. Konsep historical cost sering mendapat kritik tajam karena dianggap sudah
ketinggalan jaman dan tidak relevan dalam menyajikan informasi akuntansi.
Jelaskan pendapat saudara baik setuju maupun yang tisak setuju!

Jawaban :

Historical cost sering mendapat kritik tajam karena dianggap sudah ketinggalan
jaman dan tidak relevan dalam menyajikan informasi akuntansi karena Historical Cost
Principle adalah prinsip akuntansi yang mengakui harta atau utang dicatat pada nilai
historisnya atau harga perolehan, historical cost (HC) selama ini menggunakan perspektif
informasi lama kelamaan akan ditinggalkan oleh pemakainya. Memang informasi yang
disajikan oleh historical cost merupakan informasi yang reliable karena didukung oleh
transaksi yang benar-benar real dan akurat pencatatannya. Hanya saja, investor ternyata
membutuhkan informasi yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan. Karena data
yang digunakan oleh historical cost adalah data lama yang sudah tidak sesuai dengan
kondisi saat ini dan tidak menggambarkan perusahaan yang sebenarnya, maka HC tidak
dapat memberikan informasi yang berdaya tambah kepada pihak yang membutuhkan
informasi. Jadi menurut saya konsep historical cost ini sudah ketinggalan jaman, Dalam
perkembangannya saya rasa historical cost akan beralih pada fair value accounting (FVA)
yang menggunakan perpektif pengukuran.

Historical cost (HC) yang selama ini menggunakan perspektif informasi lama
kelamaan akan ditinggalkan oleh pemakainya. Memang informasi yang disajikan oleh
historical cost merupakan informasi yang reliable karena didukung oleh transaksi yang
benar-benar real dan akurat pencatatannya. Hanya saja, investor ternyata membutuhkan
informasi yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan. Karena data yang digunakan
oleh historical cost adalah data lama yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini dan
tidak menggambarkan perusahaan yang sebenarnya, maka HC tidak dapat memberikan
informasi yang berdaya tambah kepada pihak yang membutuhkan informasi.

11. Apa arti pentingnya asimetri informasi, adverse selection dan moral hazard?

Jawaban :

a. Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau
lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau
transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse
selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak
dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu
perusahaan daripada para investor luar. Para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan

13
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
b. Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang
melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi
usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian
transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard
dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang
merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar. Kegiatan yang dilakukan
oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi
pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan
pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma
mungkin tidak layak dilakukan.

12. Dari beberapa publikasi American Accounting Association, ASOBAT dipandang


sebagai publikasi pertama yang bisa dijadikan acuan teori akuntansi. Jelaskan!

Jawaban :

Karena Statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT) Menjelaskan :


1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan
untuk menetapkan tujuan.
2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor
produksi lainya.
3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
4. Membantu Fungsi dan pengawasan social.

14

Anda mungkin juga menyukai