Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

POSITIVE THEORY OF ACCOUNTING POLICY AND DISCLOSURE

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

 LUDIA DANIEL (A31116037)


 NUR AFNI JABIR (A31116329)
 KURNIATY SAMBARA (A31116522)
 ATALYA FIDELA SAMBENGA (A31116524)
 BONITA SEPTIANTI (A31116536)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat serta kebaikan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Positive Theory of Accounting
Policy and Disclosure” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini diharapkan mampu
memberikan pengetahuan serta memudahkan seluruh pembaca dalam memahami materi ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan
baik dari segi teknik penulisan maupun isi, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Terlepas
dari semua kekurangan yang ada, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca sekalian.

Makassar, 17 November 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Teori Kontraktual (Contracting Theory) ................................................................................. 3
2.2 Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................................................................... 4
2.3 Perlindungan Harga dan Masalah Pemegang Saham/Manajer Agensi ................................... 5
2.4 Masalah Agensi Pemegang Saham- Kreditor ......................................................................... 8
2.5 Kontrak Ex Post Oportunisme Versus Ex Ante Efisien .......................................................... 9
2.6 Teori Signalling (Signalling Theory) .................................................................................... 10
2.7 Proses Politik ........................................................................................................................ 11
2.8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Agensi ......................................................... 11
2.9 Tes Empiris Tambahan dari Teori ........................................................................................ 12
2.10 Mengevaluasi Teori .............................................................................................................. 21
2.11 Masalah untuk Auditor.......................................................................................................... 23
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 25
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif, antropologis, atau induktif, pokok
masalah mendasar adalah praktek akuntansi yang sudah ada, dan sikap manajemen
terhadap praktek tersebut. Para pendukung dari pandangan ini berpendapat bahwa teknik-
teknik dapat diperoleh dan dijustifikasi berdasarkan atas hasil penggunaan yang telah teruji
bahwa manajemen ikut memainkan peran yang penting dalam menentukan teknik-teknik
yang hendak diterapkan. Terkait dengan pendekatan positif dalam paradigma informasi
atau ekonomu, Feltham memberikan suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai suatu
perubahan dalam suatu sistem informasi dilihat dari sudut pandang individu yang membuat
suatu keputusan informasi (pengambilan keputusan). Tuntutan atas adanya suatu
pendekatan positif terhadap akuntansi memunculkan dua teori, yaitu contract theory dan
agency theory.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Contracting theory – mengapa perusahaan dapat digambarkan sebagai 'nexus of
contracts'?
2) Agency theory – bagaimana akuntansi digunakan dalam spesifikasi kontrak untuk
mengurangi biaya agensi ekuitas dan utang?
3) Bagaimana perlindungan harga dan masalah pemegang saham/manajer agensi –
membatasi pelaporan akuntansi oportunistik oleh manajer?
4) Masalah agensi pemegang saham-kreditor – bagaimana keputusan akuntansi ex post
manajer dapat mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke pemegang saham?
5) Apa perbedaan antara kontrak ex post oportunisme dan ex ante efisien – kontrak dan
perspektif informasi?
6) Signaling theory – bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk memberi sinyal
informasi tentang perusahaan?
7) Proses politik – bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk mengurangi biaya politik
yang dihadapi oleh perusahaan?

1
8) Bagaimana konservatisme, standar akuntansi, dan biaya agensi – standar akuntansi
sebagai kendala agensi?
9) Bagaimana tes empiris tambahan dari teori?
10) Mengevaluasi teori – apa kritik utama dari contacting theory pilihan akuntansi?
11) Apa masalah untuk auditor?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Dapat memahami contracting theory – mengapa perusahaan dapat digambarkan
sebagai 'nexus of contracts'.
2) Dapat memahami agency theory – bagaimana akuntansi digunakan dalam spesifikasi
kontrak untuk mengurangi biaya agensi ekuitas dan utang.
3) Dapat memahami perlindungan harga dan masalah pemegang saham/manajer agensi
– membatasi pelaporan akuntansi oportunistik oleh manajer.
4) Dapat memahami masalah agensi pemegang saham-kreditor – bagaimana keputusan
akuntansi ex post manajer dapat mentransfer kekayaan dari pemberi pinjaman ke
pemegang saham.
5) Dapat memahami perbedaan antara kontrak ex post oportunisme dan ex ante efisien –
kontrak dan perspektif informasi.
6) Dapat memahami signaling theory – bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk
memberi sinyal informasi tentang perusahaan.
7) Dapat memahami proses politik – bagaimana akuntansi dapat digunakan untuk
mengurangi biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan.
8) Dapat memahami konservatisme, standar akuntansi, dan biaya agensi – standar
akuntansi sebagai kendala agensi.
9) Dapat memahami tes empiris tambahan dari teori.
10) Dapat memahami mengevaluasi teori – apa kritik utama dari contacting theory pilihan
akuntansi.
11) Dapat memahami masalah untuk auditor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Kontraktual (Contracting Theory)


Teori Kontraktual menggambarkan perusahaan sebagai perantara legal / hubungan
hukum (legal nexus) dari hubungan kontraktual antara pemasok dan konsumen atas faktor-
faktor produksi. Teori ini menjawab mengapa perusahaan ada, yaitu karena karena biaya
transaksi (atau kontrak) yang dikeluarkan individual akan berkurang jika melalui suatu
organisasi yang akan mengelola kontrak-kontrak dengan supplier. Contohnya, jika kita
ingin makan es krim, kita punya dua pilihan, yang pertama membuat kontrak secara
terpisah dengan produsen susu, produsen gula, pemotong kayu untuk mendapat stik es
krim, perusahaan elektronik untuk membeli kulkas, dan lain-lain untuk dapat membuat es
krim. Pilihan kedua adalah pergi ke toko es krim dan membeli yang sudah jadi, toko ini
sudah mempunyai kontrak dengan pihak-pihak tadi.
Dalam arti yang lebih umum, daripada semua pemasok faktor-faktor produksi
(tanah, tenaga kerja dan modal) secara individual melakukan kontrak dengan konsumen
atas output mereka, lebih baik kontrak ini diambil oleh perusahaan untuk menghubungkan
antara beberapa kelas pemasok dan konsumennya. Perusahaan dianggap sebagai suatu
perjanjian kerja sama kontraktual yang legal antara supplier dengan customer. Adapaun
contoh dari kontrak, yaitu:
 Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja para manajer oleh pemegang saham.
 Mendokumentasikan syarat dan kondisi dimana pemberi pinjaman menyediakan
sumber daya keuangan.
 Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya.
 Untuk penyediaan barang.
 Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.

Coase berpendapat bahwa perusahaan akan ada karena perusahaan merupakan


bentuk yang paling efisien dari kontrak penghubung (nexus) dalam mengatur dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi serta mengurangi biaya kontrak. Teori kontraktual
mengorganisasikan aktivitas ekonomi untuk mengurangi biaya kontrakrual, yaitu
Management Contract dan Debt Contract. Kedua kontrak tersebut merupakan agency

3
contracts, yang mana dalam teori keagenan telah disediakan banyak sumber penjelasan
untuk praktik akuntansi yang sudah ada.

2.2 Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori keagenan adalah hubungan kerjasama 2 pihak, dimana agen melakukan
kegiatan prinsipalnya/ pihak yang berkepentingan. Jensen dan Meckling menggambarkan
suatu hubungan keagenan timbul ketika ada kontrak di mana satu pihak (prinsipal)
melibatkan pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama prinsipal.
Berdasarkan kontrak, prinsipal mendelegasikan beberapa otoritas pengambilan keputusan
kepada agen. Dalam situasi seperti ini, baik prinsipal dan agen merupakan pihak yang akan
memaksimalkan utilitasnya dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa agen akan selalu
bertindak demi kepentingan terbaik bagi prinsipal. Masalah keagenan yang timbul adalah
persoalan untuk mendorong agen agar bertindak seakan ia sedang memaksimalkan
kesejahteraan prinsipal. Masalah keagenan ini, pada akhirnya akan menimbulkan biaya
keagenan. Pada tingkat yang paling umum, biaya keagenan merupakan jumlah (uang) dari
penurunan kesejahteraan yang dialami oleh prinsipal karena perbedaan kepentingan antara
prinsipal dan agen. Jensen dan Meckling membagi biaya keagenan menjadi:
 Biaya Monitoring (Monitoring Costs). Biaya ini dikeluarkan oleh principal supaya
dapat memantau, mengukur dan mengontrol kinerja agen. Contohnya adalah audit
cost, rencana kompensasi, dan pembuatan SOP. Biaya ini sebenarnya secara tidak
langsung ditanggung oleh agen, contohnya ketika principal menerapkan pemberian
remunerasi terhadap manajer sesuai dengan kinerja manajer, maka manajer yang
kinerjanya buruk akan dibayar lebih sedikit daripada yang kinerjanya bagus. Cara
principal melindungi diri dari tanggungan biaya monitoring ini disebut dengan “price
protection”.
 Biaya Bonding (Bonding Costs). Biaya ini muncul, karena agen berusaha untuk
mengurangi biaya monitoring yang ditanggungnya karena principal melakukan price
protection, sehingga agen berusaha membangun hubungan yang baik dengan principal
dan mematuhi aturan yang ditetapkan principal. Bonding cost yang harus ditanggung
oleh agen antara lain:
- Waktu dan usaha untuk menerbitkan laporan keuangan yang lebih reguler
(quarterly)
- Batasan-batasan terhadap aktivitas manajer

4
- Keuntungan yang hilang karena agen dilarang untuk menjual rahasia perusahaan
ke saingan
Ketika marginal cost of monitoring cost = marginal cost of bonding cost, maka tidak
akan ada bonding cost.
 Hilangnya Nilai Residu (Residual Loss). Walaupun adanya monitoring dan bonding,
ada kemungkinan agen tidak mematuhi keinginan principal secara tepat. Contohnya,
manajer mungkin akan mengubah akun-akun untuk memaksimalkan bonusnya.
Dengan demikian, net value dari output agen akan kurang jika agen berlaku sesuai
kehendak principal. Kerugian atas net value ini disebut dengan residual loss.

Jika pasar informasi manajerial dan pemegang saham sangat efisien, maka pasar
akan memiliki informasi sehubungan dengan insentif dan kesempatan bagi agen untuk
bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan principal. Oleh karena itu,
semua informasi ini akan tergabung dalam harga remunerasi agen. Artinya, principal akan
menggaji agen sesuai dengan harapan principal tentang berapa banyak perilaku agen yang
kemungkinan akan bertentangan dengan kepentingan principal. Dalam keadaan ini
principal akan memperoleh perlindungan harga (price-protected). Oleh karena
perlindungan harga merupakan biaya yang ditanggung oleh agen (agen menerima
remunerasi kurang dari yang seharusnya), maka agen memiliki insentif untuk terikat
kepada kepentingan principal dan menanggung biaya pemantauan perilaku. Insentif ini
akan meningkat seiring dengan perlindungan harga, dan juga fakta bahwa principal dapat
'memberhentikan' agen untuk perilakunya yang disfungsional.
Ex post settling up terjadi ketika setelah kinerja agen diamati, principal merevisi
return yang akan dibayarkan kepada agen (misalnya gaji manajerial) untuk memastikan
bahwa tingkat remunerasi agen dan tingkat usaha agen telah selaras. Misalnya, pemegang
saham dapat memutuskan bahwa manajer telah bertindak lebih sedikit (atau lebih banyak)
sesuai dengan kepentingan pemegang saham dari yang telah diharapkan. Dalam situasi
seperti itu, para pemegang saham dapat memutuskan untuk membayar gaji manajer lebih
sedikit (atau lebih banyak). The ex post settling up pada akhir satu periode merupakan
perlindungan harga yang efektif untuk awal periode berikutnya.

2.3 Perlindungan Harga dan Masalah Pemegang Saham/Manajer Agensi


Pemisahan kepemilikan dan kontrol berarti bahwa manajer (sebagai agen dari
pemegang saham) dapat bertindak dalam kepentingan mereka sendiri. Tapi kepentingan
5
agen mungkin bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Masalah ini telah
diakui pada 1776, ketika Adam Smith mengacu kepada The Wealth of Nations.
Kepemilikan parsial atau non-ownership dari suatu perusahaan oleh manajemen
memberikan insentif bagi manajer untuk berperilaku dengan cara yang bertentangan
dengan kepentingan pemegang saham karena manajemen tidak menanggung biaya penuh
dari setiap perilaku disfungsional.
Proporsi biaya yang ditanggung manajer menurun selama kepemilikan manajer
dalam perusahaan menurun. Oleh karena itu, semakin kecil kepemilikan manajer dalam
perusahaan, maka semakin besar kemungkinan manajer untuk mengkonsumsi penghasilan
tambahan dan manfaat lainnya secara berlebihan.
Perlindungan harga dalam hal ini menjadi dua bentuk. Ketika owner-manager
menjual sebagian interest perusahaannya, investor membayar saham yang mereka pikir
layak. Harga menggabungkan diskon untuk mengembangkan harapan manajer untuk
mengkonsumsi lebih banyak manfaat pada pekerjaan daripada kepentingan investor.
Dengan demikian, harga owner-manager dibayar untuk penurunan saham selama
ekspektasi pasar atas perilaku yang bertentangan dengan kepentingan ini meningkat. Jika
pemilik baru melakukan memantau kinerja manajer secara lebih dalam, maka pemilik akan
menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap kemungkinan perilaku yang bertentangan
dengan kepentingan mereka. Apabila pasar bersifat efisien, pemegang saham baru akan
menerima normal rate of return pada tingkat rata-rata. Manajer akhirnya menanggung
biaya pemegang saham dalam memantau kinerja mereka dan perilaku mereka
diespektasikan akan mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka merupakan
pihak yang memiliki insentif terhadap kontrak agar tindakan mereka dimonitor, dan
membatasi tindakan mereka yang dapat mengurangi nilai perusahaan. Jika mereka
memberikan jaminan di muka yang cukup kredibel bahwa mereka akan bertindak sesuai
dengan kepentingan pemegang saham, maka pasar akan membayar harga yang lebih tinggi
untuk kepentingan kepemilikan ini, dan ada kemungkinan berkurangnya pemantauan.
Alasan adanya perbedaan insentif terkait kebijakan perusahaan antara pemegang
saham dan manajer merupakan masalah yang spesifik. Masalah-masalah ini termasuk
masalah risk-aversion, masalah dividend-retention dan horizon problem. Masalah risk-
aversion berarti bahwa manajer lebih memilih risiko yang lebih kecil daripada pemegang
saham. Pemegang saham memiliki kapasitas untuk diversifikasi portofolio investasi
mereka sehingga mereka tidak risk-adverse terhadap investasi mereka dalam perusahaan
tertentu. Dengan berinvestasi dalam berbagai perusahaan (misalnya blue chip,

6
pertambangan, industri) atau jenis investasi (misalnya saham, properti, komoditas),
pemegang saham dapat meminimalkan kemungkinan mereka atas risiko investasi dari
salah satu sumber.
Kontrak dapat digunakan untuk mengurangi dampak buruk dari masalah ini. Salah
satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengikat remunerasi manajer kepada harga
saham. Berdasarkan EMH, harga saham mencerminkan kepentingan dan espektasi pemilik
(prinsipal) tentang tingkat risiko investasi serta semua arus kas di masa yang akan datang
untuk kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, hal itu mencerminkan penilaian pasar
atas perkembangan efek kekayaan bagi pemegang saham dari adanya preferensi risk-
aversion dan dividend-retention manajemen.
Laba sering dianggap sebagai hal yang lebih langsung berhubungan dengan kinerja
manajerial daripada harga saham. Dengan demikian, laba akuntansi sering digunakan
untuk menentukan remunerasi manajer. Adapun kontrak spesifik berarti memotivasi
manajer untuk bertindak dalam kepentingan pemegang saham meliputi:
 Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio
pembayaran dividen perusahaan (untuk mengurangi masalah dividen-retention)
 Membayar manajer lebih berdasarkan pada pergerakan harga saham ketika manajer
telah mendekati masa pensiun (untuk mengurangi horizon problem)
 Membayar bonus pada tingkat progresif selama keuntungan dilaporkan meningkat
(untuk meminimalkan masalah risk-aversion)
 Pengupahan manajer lebih kecil dengan kompensasi berbasis saham selama
kepemilikan manajer dalam perusahaan meningkat (untuk mengurangi masalah risk-
aversion).
Pada titik ini penting untuk menekankan bahwa angka akuntansi lebih sering
digunakan dalam menentukan kontrak kompensasi manajemen. Alasan utama adalah
penerapan yang luas dari angka akuntansi untuk variasi konteks yang lebih luas:
• Hanya karena sebagian besar perusahaan tidak memiliki harga saham yang terdaftar
• Nilai pasar perusahaan bersifat non-observable berdasarkan pertukaran yang tipis atau
kepemilikan yang untraded (misalnya proprietary companies atau unincorporated
entities)
• Tingkat pembayaran manajemen lebih rendah dari chief executive officer, dan
division/area/section

7
• Upaya manajer lebih langsung terkait dengan earnings performance daripada share
price performance

2.4 Masalah Agensi Pemegang Saham- Kreditor


Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan atas utang dapat
menimbulkan empat metode utama dalam mentransfer kekayaan dari debtholders kepada
shareholders:
• Pembayaran dividen yang berlebihan (Excessive Dividend Payments)
Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika utang dipinjamkan
kepada perusahaan dengan asumsi tingkat pembayaran dividen tertentu. Utang
dihargai secara sesuai, namun perusahaan kemudian mengeluarkan tingkat dividen
yang lebih tinggi. Menerbitkan dividen yang lebih tinggi mengurangi basis aset dalam
membayar utang dan mengurangi nilai utang.
• Substitusi Aset (Asset Substitution)
Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman akan
menghindari risiko (risk-averse). Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan
dengan harapan bahwa pinjaman itu tidak akan diinvestasikan pada aset atau proyek
dengan risiko yang lebih tinggi dari yang dapat diterima oleh mereka. Mereka
menghargai utang dengan sesuai, melalui tingkat bunga yang dibebankan atau termin
pinjaman.
• Kurangnya Investasi (Underinvestment)
Underinvestment terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak
melaksanakan proyek-proyek NPV positif karena untuk melakukannya akan
meningkatkan dana yang tersedia untuk debtholders, tetapi tidak untuk pemilik.
• Pencairan Klaim (Claim Dilution)
Claim dilution terjadi ketika perusahaan menerbitkan utang yang lebih tinggi
daripada utang yang sudah diterbitkan. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk
meningkatkan nilai perusahaan dan nilai interes pemilik, tetapi menurunkan
keamanan relatif dan nilai hutang yang ada. Artinya, mendelusi nilai hutang yang ada
karena utang yang kini telah menjadi lebih berisiko dengan adanya utang dengan
prioritas yang lebih tinggi.

8
Seperti dalam kasus kontrak manajemen, jika pasar modal memiliki ekspektasi
rasional, maka pemegang saham akan menanggung biaya keagenan dari upaya untuk
mentransfer kekayaan dari debtholders. Pemberi pinjaman akan melindungi harga melalui
interest rates atau withholding of funds, dan ini memungkinkan manajer bertindak atas
nama pemegang saham dengan insentif untuk secara sukarela melakukan kontrak untuk
membatasi tindakan mereka. Kontrak utang ini sering mengandung pembatasan (atau
perjanjian) yang dirancang untuk melindungi kepentingan keuangan pemberi pinjaman.
Perjanjian sering ditulis dalam bentuk angka akuntansi. Perjanjian utang memiliki syarat
dan ketentuan yang tertulis dalam kontrak utang yang membatasi kegiatan manajemen atau
mensyaratkan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu. Kontrak utang umumnya
memuat salah satu atau lebih dari empat kategori berikut:
• Perjanjian yang membatasi peluang produksi-investasi perusahaan. Perjanjian ini
dirancang untuk mengurangi substitusi aset dan underinvestment.
• Perjanjian menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat pembayaran dividen
untuk fungsi keuntungan. Perjanjian ini menghalangi pembayaran dividen yang
berlebihan.
• Perjanjian menahan financing policy perusahaan. Hal ini ditujukan untuk claim
dillution problem dan biasanya membatasi penggunaan utang yang lebih tinggi (atau
leverage).
• Perjanjian bonding yang mensyaratkan perusahaan untuk memberikan informasi
tertentu kepada pemberi pinjaman, seperti laporan keuangan dan pengungkapan
kepada pihak berwenang. Hal ini membantu debtholders dalam menentukan apakah
perjanjian telah dilanggar atau hampir terjadi pelanggaran.

2.5 Kontrak Ex Post Oportunisme Versus Ex Ante Efisien


Agency Contract memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan cara yang
bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Namun, adanya perlindungan harga berarti
bahwa hal itu merupakan kepentingan agen untuk melakukan kontrak yang dapat
mengurangi agency cost. Seberapa kuat insentif ini tidak jelas. Satu pendekatan untuk
menyatakan bahwa agen bersifat oportunistik dan berusaha untuk mentransfer kekayaan
dari prinsipal karena agen menganggap bahwa perlindungan harga tidak lengkap dan
bahwa setiap ex post menetap, dan perilaku disfungsional juga tidak lengkap. Argumen ini
dinamakan 'oportunistic' perspective. Hal ini juga disebut pendekatan ex post karena hal
ini menempatkan kontrak dari perusahaan seperti yang diberikan dan berpendapat bahwa
9
ex post (yaitu setelah kontrak berada di tempat), agen memiliki insentif untuk mentransfer
kekayaan dari prinsipal karena persyaratan kontrak dan negosiasi ulang dari kontrak yang
sudah ada tidak mungkin untuk benar-benar 'menyelesaikan' atau menghilangkan manfaat
yang dapat diperoleh (yaitu kontrak agen tidak lengkap).
Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat bahwa agen mengakui bahwa jika
mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum karena
bahwa aktivitas di masa depan. Artinya, akan ada pengendapan yang akhirnya
menghilangkan manfaat dari perilaku oportunistik. Baris ini mengakui argumen bahwa
efek reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan
jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan
kontrak yang menyelaraskan kepentingan mereka dengan para pelaku di tingkat pertama.
Bahkan jika kontrak sudah terkendala,perspektive ini disebut ‘efisien’ karena biaya
keagenan minimesed dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari pelaku
klaim, dan nilai dan agen remunerasi semua lebih besar dan lebih merata dialokasikan dari
bawah perspektive oportunistik. Pendekatan ini juga disebut agen ex ante karena bertindak
seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka.

2.6 Teori Signalling (Signalling Theory)


Selain perspektif kontrak, Holthausen menggambarkan perspektif lebih lanjut pada
pilihan kebijakan akuntansi. Dalam perspektif ini, manajer secara sukarela memberikan
informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer
melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan
penyebaran informasi. Holthausen kemudian melanjutkan untuk membedakan perspektif
kontrak dan informasi sesuai dengan waktu dari arus kas dan informasi akuntansi.
Berdasarkan perspektif informasi, informasi akuntansi memprediksi arus kas dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Informasi akuntansi yang digunakan untuk menunjukkan
bagaimana nilai perusahaan dan klaim terhadap hal itu akan berubah. Di bawah perspektif
kontrak efisien, akuntansi mencerminkan arus kas yang berubah yang mempengaruhi
perusahaan: laporan akuntansi yang digunakan untuk memantau peristiwa dan transaksi
ekonomi yang terjadi.
Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset awal pasar modal. Dalam studi
pasar modal, manajer diasumsikan untuk memberikan informasi bagi pengambilan
keputusan oleh investor. Hipotesis informasi sejalan dengan signalling theory, dimana
manajer menggunakan akun untuk memberitahukan espektasi dan niat tentang masa

10
depan. Menurut signalling theory, jika manajer mengharapkan tingkat pertumbuhan yang
tinggi di masa depan, maka mereka akan mencoba untuk memberitahukannya kepada
investor melalui akun.

2.7 Proses Politik


Politik adalah pihak yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Teori akuntansi
positif juga merupakan model proses politik yang melibatkan hubungan antara perusahaan
dan pihak-pihak lain yang tertarik pada perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan
kelompok masyarakat. Seperti dalam konteks utang dan kontrak kompensasi manajemen,
akuntansi penting dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang
perusahaan.
Perbedaan utama antara pasar politik dan pasar modal pada umumnya adalah
kuragnya permintaan, dan karena itu maka insentif akan lebih kecil, untuk memproduksi
informasi dalam pasar politik. Analisis ekonomi berpendapat bahwa hasil dari keuntungan
marjin yang lebih rendah akan didapatkan individu dalam proses politik, karena lebih sulit
bagi individu atau kelompok untuk memperoleh manfaat dari infomasi itu. Ada biaya
informasi yang tinggi bagi individu, heterogenitas (keberagaman) kepentingan, dan biaya
organisasi.

2.8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Agensi


Dalam pembahasan di atas pada teori keagenan secara implisit mengasumsikan
bahwa kontrak lembaga yang dibuat hanya antara pelaku dan agen dalam perusahaan.
Kami pada dasarnya berbicara tentang tata kelola perusahaan internal dengan kontrak yang
efisien. Artinya, dalam sebuah pasar modal yang berfungsi dengan baik dengan pemegang
saham dan demokrasi korporasi, terdapat tingkatan kontrak yang sesuai yang
meminimalkan biaya keagenan. Hal ini mengasumsikan dominasi (atau kontrol) oleh
prinsipal (shareholders dan debtholders) dengan sedikit kerugian residual. Pendekatan lain
lebih condong ke arah model pengendalian agen dengan daya yang terbatas untuk
debtholders dan shareholders. Hal ini muncul karena manajer memiliki kepemilikan
terbatas dan liabilitas terbatas serta hal ini membuat bias dalam menentukan estimasi nilai.
Pada tahun 1931 dan 1933 Securities Acts di Amerika Serikat telah menyebutkan
sebelumnya bahwa salah satu outcome-nya adalah untuk mempengaruhi perkembangan
laporan akuntansi konservatif. Konservatisme tradisional (prudent) dalam akuntansi
berarti mempercepat pengeluaran dan menunda pengakuan pendapatan: '. .. anticipate no

11
profit but anticipate all losses.' Konservatisme muncul karena ada persyaratan verifikasi
asimetris yang membebankan tingkat verifikasi pendapatan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan beban dan pada umumnya berfungsi untuk mengurangi reported
earnings. Selanjutnya, sistem penilaian didasarkan pada biaya historis, dan revaluasi
(terutama dibawa pada pendapatan) tidak diijinkan di Amerika Serikat. Selain itu,
penggunaan biaya historis konservatif secara efektif berarti bahwa setiap peningkatan nilai
aset akan berpengaruh terhadap laba selama dihasilkan melalui transaksi, bukan melalui
pengenaan langsung pada nilai.
Baru-baru ini, International Accounting Board (IASB) berpendapat bahwa bias
konservatif dalam akuntansi tidak mengungkapkan gambaran keuangan 'real' perusahaan
dan mengurangi informasi yang tersedia bagi investor. Mereka mengusulkan bahwa
pengakuan tepat waktu baik untuk keuntungan maupun kerugian, sama-sama penting.
Sebagai tanggapan, teoris konservatisme kondisional berpendapat bahwa permintaan akan
pengakuan keuntungan secara tepat waktu lebih rendah. Ini berarti pasar menempatkan
nilai yang lebih tinggi pada pengakuan kerugian secara tepat waktu. Alasan untuk hal ini
adalah peran yang dimainkan oleh praktik pelaporan eksternal dalam menyediakan
eksternalitas tata kelola perusahaan oleh: (a) ex ante - mengecilkan trophy investments,
dan (b) ex post - menghentikan negative cash flow investments. Trophy investments terjadi
ketika manajemen berinvestasi pada proyek-proyek yang memperluas kontrol manajemen
atau menambah prestise. Hal itu bukan proyek yang selalu memiliki NPV positif. Jika
manajemen tahu bahwa mereka diwajibkan oleh standar akuntansi untuk menurunkan nilai
investasi ini dalam waktu dekat, maka mereka akan berhati-hati dalam melakukan
investasi.
Akhirnya, prinsip akuntansi dapat mengurangi pengungkapan pendapatan, sehingga
mengurangi kemampuan manajer untuk melaporkan peluang dari angka akuntansi. Oleh
karena itu, kemungkinan manajer dan auditor dikenakan sanksi akan naik (atau turun) yang
kurang dari (atau melebihi) percepatan dan/atau peningkatan pelaporan pendapatan.

2.9 Tes Empiris Tambahan dari Teori


Seperti yang telah disebutkan, salah satu keuntungan dari model yang dikembangkan
menggunakan teori positif adalah bahwa model dapat diuji secara empiris, sehingga
membantu untuk menguatkan atau menolak pemahaman yang dikembangkan oleh teori.
 Menguji Hipotesis Biaya Oportunistik dan Biaya Politik

12
Dengan model yang diterbitkan untuk melakukan kontrak di perusahaan dan
dalam proses politik, hipotesis umum telah dikembangkan untuk menjelaskan pilihan
akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari prinsipal. Salah satu dari penelitian
pertama dilakukan oleh Watts dan Zimmerman, yang meneliti posisi di mana manajer
perusahaan mengambil bagian dalam US FASB's 1974 Discussion Memorandum on
GPLA (general price level adjustment accounting). Pengaruh GPLA adalah untuk
menyajikan kembali rekening perusahaan menurut indeks inflasi umum, sehingga
meningkatkan nilai aset tetapi (secara umum) melaporkan penurunan laba karena
biaya penyusutan yang lebih tinggi.
Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa, karena faktor politik, para manajer
perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi laba yang
dilaporkan.
Ball dan Foster mengkritik penggunaan ukuran perusahaan sebagai ukuran
untuk biaya politik dan menyarankan langkah-langkah yang lebih langsung seperti
keanggotaan industri.
Sejumlah studi telah menemukan bahwa manajer membuat pilihan kebijakan
akuntansi individu yang meningkatkan reported profit selama mereka mendekati hal-
hal yang melanggar perjanjian utang mereka, dan juga bahwa mereka memanipulasi
keuntungan akuntansi secara umum pada tahun-tahun sebelum dan sesudah
melanggar perjanjian utang.
Sweeney menemukan bahwa manajer perusahaan mendekati pembatasan
perjanjian utang mereka lebih mampu mengadopsi strategi akuntansi peningkatan laba
daripada perusahaan yang tidak mendekati standar teknis dari perjanjian-perjanjian
tersebut. Dia juga menemukan bahwa perusahaan mendekati batasan perjanjian utang
mereka biasanya yang pertama untuk mengadopsi standar akuntansi yang
memungkinkan perusahaan untuk menggunakan metode peningkatan laba atau lambat
untuk mengadopsi standar akuntansi yang dipersyaratkan perusahaan untuk
menggunakan metode profit decreasing.
Demikian pula, DeFond dan Jiambalvo menyelidiki perilaku pelaporan manajer
perusahaan yang gagal pada perjanjian utang berbasis akuntansi mereka. Hasil
penelitian mereka mendukung perspektif ex post oportunistik dalam menentukan
pilihan kebijakan akuntansi. Mirip dengan Sweeney, mereka menemukan manajer
perusahaan yang melanggar perjanjian utang akan dimanipulasi keuntungan
akuntansinya pada tahun-tahun sebelumnya.

13
Sebuah tes yang lebih kuat untuk mempelajari hasil dari portofolio prosedur
akuntansi daripada fokus pada prosedur individu. Studi pertama yang mencoba ini
dilakukan oleh Zmijewski dan Hagerman. Hasil penelitian umumnya mendukung
hipotesis mereka bahwa manajer menggunakan beberapa teknik.
Salah satu topik paling populer dalam penelitian akuntansi positif awal adalah
pilihan prosedur akuntansi untuk biaya pra-produksi di industri minyak dan gas.
Pilihan yang tersedia adalah full costing (FC) dan successful efforts (SE). Sehubungan
dengan SE, FC memiliki efek menggeser keuntungan pada periode berjalan dan
menghasilkan varian keuntungan yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa FC
akan lebih disukai dalam hipotesis rencana bonus dan utang untuk ekuitas. Lilien dan
Pastena mempelajari sejauh mana perusahaan menggeser keuntungan dengan
menggunakan SE dan FC. Selanjutnya studi awal pilihan kebijakan akuntansi oleh
Dhaliwal (accounting for preproduction costs), Daley and Vigeland (accounting for
research and development expenditures), Dhaliwal, Salamon and Smith
(depreciation), and Bowen, Noreen and Lacey (accounting for interest) sangat
mendukung utang kepada ekuitas (debt to equity) dan size hipotesis, serta memberikan
dukungan campuran untuk hipotesis rencana bonus. Akan tetapi, Watts dan
Zimmerman menyarankan tiga perbaikan lebih lanjut, yakni:
1) Detail dari kontrak yang relevan dapat digunakan.
2) Ukuran hipotesis dapat disempurnakan karena ukuran perusahaan bisa mengukur
berbagai faktor.
3) Hipotesis dapat berasal dari kontrak lain yang sudah ada dalam suatu perusahaan.

Tes Menggunakan Detail Kontrak


Healy menggambarkan sifat skema bonus akuntansi dengan melibatkan transfer
sejumlah uang ke bonus pool sesuai dengan rumus berikut:
𝑃𝑡 {max|(𝐸𝑡 − 𝐿𝑡 ), 0|} atau 𝑃𝑡 (min{𝑈𝑡 , 𝑚𝑎𝑥|(𝐸𝑡 − 𝐿𝑡 ), 0|})
Keterangan:
𝑃𝑡 = persentase maksimum
𝐸𝑡 = varian pada angka keuntungan
𝐿𝑡 = batas bawah yang dinyatakan sebagai persentase investasi
𝑈𝑡 = batas atas yang dinyatakan sebagai persentase investasi, kadang-kadang terkait
dengan variabel yang menarik seperti pembayaran dividen tunai

14
Dengan kata lain, jumlah transfer perusahaan yang sama dengan keuntungan
maksimum lebih kecil dari batas bawah, atau nol. Dimana ada batas atas, jumlah yang
ditransfer akan terikat oleh batas ini. Di bawah threshold keuntungan, manajemen
tidak mendapatkan bonus. Antara threshold (batas bawah) dan ceiling level (batas
atas) keuntungan, manajemen mendapatkan bonus yang akan meningkat selama
keuntungan perusahaan meningkat. Di atas batas atas, manajemen akan mendapatkan
bonus dengan tingkat maksimum konstan yang tidak meningkat selama keuntungan
meningkat di atas batas. Hal ini ditunjukkan dalam diagram pada figure 11.1.

Dalam formula Healy, batas bawah adalah $1.000.000, batas atas adalah
$2.500.000 dan Pt adalah 2%, sehingga manajer akan mendapatkan bonus sampai
perusahaan memperoleh keuntungan sebesar $1.000.000. Kemudian manajer akan
mendapatkan 2% dari keuntungan perusahaan yang kurang dari $1.000.000, maksimal
$30.000 (2% x ($2.500.000 - $1.000.000)). Jika perusahaan memperoleh keuntungan
$2.000.000, manajer akan menerima bonus sebesar $20,000 (2% x ($2.000.000 -
$1.000.000)). Jika perusahaan memperoleh keuntungan sebesar $5.000.000, bonus
akan menjadi maksimal: 2% x ($2.500.000 - $1.000.000), yakni $30.000.
Batas bawah ditetapkan untuk mengurangi risk aversion dengan memotivasi
manajer untuk memperoleh keuntungan yang melibatkan beberapa pengambilan
risiko. Batas atas cenderung mencerminkan harapan pemegang saham dari tingkat
keuntungan yang berkelanjutan. Healy merumuskan aturan keputusan berdasarkan
parameter yang ditetapkan dari rencana. Ketika laba sebelum akrual diskresioner
secara signifikan berada di bawah batas bawah, manajer akan memiliki insentif untuk
'take a bath' - yaitu, untuk membuat akrual diskresioner 'negatif' dalam rangka
menghapus keuntungan sebanyak mungkin dengan harapan bahwa laba yang
dilaporkan periode berikutnya akan berada di atas batas bawah. Ketika keuntungan
berada di atas batas bawah, manajer akan berespektasi untuk membuat akrual

15
diskresioner 'positif' dalam rangka memaksimalkan bonusnya. Namun, jika rencana
bonus menggunakan batas atas dan laba sebelum akrual diskresioner secara
substansial berada di atas batas itu, setiap akrual diskresioner 'positif' akan hilang
karena keuntungan di atas batas atas tidak akan dikompensasi. Oleh karena itu,
manajer akan memiliki insentif untuk membuat 'akrual negatif' untuk batas atas
rencana tersebut. Akrual ini dapat dibalik untuk meningkatkan bonus di masa depan.
Figure 11.2 menunjukkan tingkat akrual yang akan diprediksi memberikan
tahapan rencana bonus. L adalah batas bawah, atau threshold keuntungan. Perusahaan
harus memperoleh keuntungan di atas batas bawah ini (L) jika ada distribusi ke bonus
pool. U adalah batas atas, atau ceiling, di mana keuntungan tambahan tidak akan
menarik bonus. K adalah akrual maksimum yang mungkin dan -K adalah akrual
minimum yang mungkin.

Dalam penelitian selanjutnya, Holthausen, Larcker dan Sloan memeriksa


perilaku manajerial menggunakan data privat mengenai rencana kompensasi
manajemen perusahaan. Mereka menemukan hasil yang mengkonfirmasi temuan
Healy, kecuali bahwa mereka tidak menemukan bukti bahwa manajer 'take a bath'
ketika keuntungan berada di bawah ambang batas (threshold).
Healy, Kang dan Palepu memperluas hipotesis penelitian terkait rencana bonus
dengan memeriksa efek dari perubahan dalam prosedur akuntansi pada gaji tunai dan
kompensasi bonus dari CEO. Mereka menguji apakah ada hubungan statistik antara
faktor-faktor ini dengan laba perusahaan setelah perubahan dari metode FIFO ke LIFO
dan dari accelerated ke straight-line. Perubahan dari metode FIFO ke LIFO
menurunkan reported profit dan perubahan dari metode accelerated ke straight-line
meningkatkan reported profit.
Healy, Kang dan Palepu menemukan bahwa setelah perubahan prosedur
akuntansi, pemberian gaji dan bonus didasarkan pada keuntungan yang dilaporkan

16
sebenarnya. Dengan kata lain, tidak ada penyesuaian untuk perubahan pada prosedur
akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa skema kompensasi manajemen tidak
menghilangkan manipulasi pilihan akuntansi manajerial.
Penelitian Healy, Kang dan Palepu menunjukkan bahwa meskipun manajer
memiliki kesempatan untuk mengubah prosedur akuntansi setelah kejadian, dan
dengan demikian kompensasi mereka dihargai, manfaatnya cenderung kecil. Hal ini
mungkin menjelaskan sikap yang diambil oleh komite kompensasi bila tidak
sepenuhnya menyesuaikan perubahan prosedur akuntansi.

Memperbaiki Spesifikasi Biaya Politik


Saran kedua Watts dan Zimmerman dibuat untuk meningkatkan kekuatan tes
teori positif adalah untuk meningkatkan spesifikasi variabel biaya politik.
Dengan menggunakan sampel dari perusahaan Australia, Godfrey dan Jones
menyelidiki insentif bagi perusahaan untuk melakukan smooth reporting laba operasi.
Mereka memperkirakan bahwa selama periode yang memungkinkan untuk
mengklasifikasikan item tidak biasa yang berulang sebagai extraordinary, manajer
akan mengklasifikasikan item ini dengan cara mengurangi ketidakstabilan laba
operasi (the focus of public attention) dalam rangka mengurangi biaya politik. Mereka
berpendapat bahwa dalam konteks multi-periode, manajer cenderung untuk
“smoothing” laba operasi daripada menurunkan profit agar kemungkinan puncak
keuntungan (profit peaks) masa depan dapat diturunkan. Konsisten dengan prediksi
mereka, mereka menemukan bahwa manajer perusahaan dengan tenaga kerja yang
sangat berserikat (dan oleh karena itu tunduk pada biaya politik yang berhubungan
dengan tenaga kerja) berusaha untuk mempengaruhi probabilitas transfer kekayaan
dengan melakukan “smoothing reported net operating profit” dengan
mengklasifikasikan keuntungan dan kerugian sebagai “extraorninary” atau
“operating”.
DeAngelo mengamati bahwa pemegang saham “dissident” biasanya lebih
menyukai pendapatan yang kecil daripada kinerja harga saham sebagai bukti politis
untuk pengendalian perusahaan.
DeAngelo kemudian memprediksi bahwa selama kampanye pemilihan (election
campaign), keuntungan tak terduga akan positif karena manajer akan melaporkan
keuntungan yang favorable dan mencoba untuk meningkatkan kesempatan mereka
untuk memenangi pemilu, dengan menggunakan kebijakan mereka untuk

17
memanipulasi laporan akuntansi. Ditemukan bahwa selama pemilu, manajer
melaporkan laba yang secara material melebihi yang telah dilaporkan tahun
sebelumnya. Pada saat yang sama, peningkatan laba tidak berhubungan dengan
peningkatan arus kas. Hasil ini kontras dengan bukti dari Liberty dan Zimmerman.
DeAngelo menunjukkan bahwa mereka mungkin konsisten dengan pembedaan
insentif untuk memantau manipulasi akuntansi manajemen.
DeAngelo juga menemukan bahwa “dissidents” berhasil di tahun pertama
mereka, tetapi pada tahun selanjutnya ada perubahan keuntungan yang sangat
signifikan. Hal ini kemudian dilihat oleh manajer baru sebagai bukti bahwa ketika
mereka telah menempatkan kontrol perusahaan itu dalam kesulitan, namun hal ini
dapat diatasi dengan keterampilan manajemen mereka.
Wong mempelajari pengaruh biaya politik dan kontrak utang pada pilihan
akuntansi untuk kredit pajak ekspor yang tersedia di New Zealand. Sampai dengn
tahun 1985, rezim pajak New Zealand memberikan insentif pajak untuk perusahaan
yang menghasilkan keuntungan ekspor. Antara tahun 1980 dan 1985, ada tekanan
yang signifikan untuk pencabutan aturan tersebut, yang didasarkan pada premis bahwa
'bisnis besar' tidak membayar pajaknya. Wong berpendapat bahwa cara di mana kredit
pajak dipertanggungjawabkan selama periode ini dipengaruhi oleh biaya politik. Dua
metode yang tersedia untuk memperhitungkan kredit itu adalah:
 Metode pengurangan pajak (the tax reduction method), di mana kredit
dikurangkan dari biaya perpajakan.
 metode kredit-ke-penjualan (the credit-to-sales method), di mana pajak
penghasilan ditampilkan sebagai angka kotor karena kredit pajak dibagikan
langsung ke penjualan.
Meskipun laba setelah pajak untuk setiap periode identik menurut metode
(sehingga pilihannya adalah intraperiod), TRM memiliki efek untuk menurunkan
tingkat pajak secara keseluruhan (beban pajak penghasilan dibagi dengan laba
sebelum pajak) dan interest coverage ratio relatif terhadap CSM. Wong menguji tiga
hipotesis:
 Perusahaan dengan tarif pajak yang dilaporkan rendah lebih cenderung
menggunakan CSM.
 Perusahaan dengan jumlah besar kredit pajak ekspor lebih cenderung
menggunakan CSM.

18
 Perusahaan besar lebih cenderung menggunakan CSM.
Dengan menggunakan ukuran yang secara eksplisit menghubungkan biaya
politik tertentu terhadap efeknya pada pilihan kebijakan akuntansi, Wong meneliti
sejauh mana biaya politik mempengaruhi perusahaan di New Zealand untuk secara
sukarela mengungkapkan data current cost sebagai pelengkap laporan keuangan biaya
historis. Current Cost Accounting (CCA) pada umumnya melaporkan laba yang lebih
rendah daripada historical cost accounting. Hasil Wong konsisten dengan pandangan
bahwa perusahaan tunduk transfer kekayaan dengan cara pajak dan peraturan
pemerintah yang berupaya untuk mempengaruhi probabilitas transfer tersebut melalui
pilihan akuntansi: voluntary disclosure of supplementary current cost financial
statements. Demikian pula dengan Lemke dan Page menemukan dukungan untuk
hipotesis biaya politik ketika mereka memeriksa tanggapan perusahaan UK terhadap
persyaratan wajib untuk menghasilkan akun CCA. Mereka menemukan bahwa
insentif biaya politik yang dipengaruhi pajak sudah cukup mampu menjelaskan.
Salah satu studi hubungan antara biaya politik dan kebijakan akuntansi yang
paling terkenal adalah paper Jones tahun 1991 yang menyelidiki apakah manajer
perusahaan tunduk pada pajak impor International Trade Commission. Antara tahun
1980 dan 1985, perusahaan di US memanipulasi akrual akuntansi mereka dalam
rangka menunjukkan kebutuhan mereka akan dukungan pemerintah. Jones
berpendapat bahwa kombinasi dari pilihan-pilihan kebijakan akuntansi dan estimasi
dapat digunakan untuk menurunkan keuntungan dalam rangka menunjukkan
kebutuhan mereka. Jones menemukan bahwa pada saat penyelidikan, perusahaan
sampel memiliki akrual diskresioner negatif yang dapat menurunkan keuntungan.
Namun ternyata mereka tidak memiliki akrual diskresioner negatif di tahun-tahun
sebelum atau setelah dilakukan investigasi.
Dengan menggunakan data 72 perusahaan yang terdaftar di Australian Stock
Exchange (sekarang Australian Securities Exchange), Panchapakesan dan McKinnon
menguji validitas menggunakan ukuran perusahaan sebagai ukuran paparan biaya
politik. Variabel yang mereka teliti adalah market share, industry membership, capital
intensity, number of employees, number of shareholders, social responsibility
disclosure, level of press coverage dan firm size. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa semua variabel yang diperiksa terlibat dalam visibilitas politik
dengan pengecualian dalam industry membership dan capital intensity. Dengan

19
demikian, pengujian mereka mendukung penggunaan ukuran perusahaan sebagai
ukuran paparan biaya politik.

 Menguji Hipotesis Kontrak yang Efisien


Sepanjang literatur penelitian menyelidiki pilihan akuntansi, telah ada beberapa
penelitian yang secara signifikan menyelidiki perspektif kontrak efisien. Literatur ini
berkonsentrasi terutama pada pemilihan prosedur akuntansi 'efisien', yaitu keputusan
akuntansi ex ante oleh manajemen dan claimholders pada perusahaan untuk
mengurangi biaya keagenan.

Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran
untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan
kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka
menambah nilai-nilai aset tersebut.
Zimmer memberikan teori yang menjelaskan mengapa perusahaan akan
mengkapitalisasi bunga daripada beban, adalah dalam rangka mengurangi biaya
kontrak. Teorinya berlawanan dengan penelitian sebelumnya pada kapitalisasi atau
expensing of interest for ex post (setelah adanya fakta) alasan oportunistik.
Zimmer berespektasi bahwa kontrak ex ante antara perusahaan dan pelanggan
yang 'cost plus' menyebabkan kapitalisasi bunga ditujukan untuk dua alasan. Pertama,
meskipun kapitalisasi biasanya meningkatkan bonus manajer, komite kompensasi
manajemen akan memperbolehkn kapitalisasi bunga dan menutup pendapatan melalui
kontrak cost plus. Kedua, penerapan yang konsisten dalam mengkapitalisasi bunga
pada proyek yang dibiayai secara khusus akan menghemat waktu dalam melakukan
negosiasi dengan auditor dan customer's cost investigators.
Zimmer juga menguji sebuah hipotesis oportunisme ex post yang menyatakan
bahwa kapitalisasi lebih memungkinkan pada saat perusahaan-perusahaan memiliki
leverage yang lebih tinggi, karena kapitalisasi menyebabkan peningkatan reported
profit dan pengurangan leverage.

Perubahan Kepala Eksekutif


Dechow dan Sloan menguji apakah horizon problem akan memotivasi chief
executive officer (CEO) di tahun terakhir mereka untuk meningkatkan reported short-
20
term profit performances dan juga bonus mereka, dengan melakukan “cut back” pada
beban R&D. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa CEO menghabiskan lebih
sedikit beban R&D di tahun terakhir mereka. Namun, efek dari kompensasi
manajemen diturunkan melalui kepemilikan saham CEO. Selanjutnya, tidak ada bukti
bahwa penurunan expenditures berhubungan dengan kinerja perusahaan yang buruk
ataupun pengurangan investasi dari waktu ke waktu. Bahkan, pada tahun pertama
CEO baru, beban R&D meningkat.
Studi Dechow dan Sloan menunjukkan bahwa kontrak manajemen dapat
menyeimbangkan insentif berbasis saham dan berbasis laba untuk memastikan bahwa
upaya untuk mentransfer kekayaan dari shareholders kepada manajer sebagian besar
tidak efektif. Dengan demikian, akuntansi dan persyaratan kontrak lainnya dapat
mengurangi biaya keagenan ketika insentif bagi oportunisme kuat.

Studi Lain
Untuk menanggapi Watts dan Zimmerman terkait penelitian tambahan untuk
menyelidiki motivasi pada pilihan akuntansi, Skinner menyelidiki apakah penjelasan
tradisional dari pilihan akuntansi (berdasarkan kontrak yang ada dan pengambilan
keputusan oportunistik) telah mengabaikan penjelasan lain yang mungkin, yakni:
bahwa akuntansi mencerminkan investasi, produksi dan peluang pembiayaan
perusahaan. Dengan menggunakan data dari US, Skinner menguji apakah keputusan
akuntansi berkorelasi dengan variabel kontrak atau dengan variabel yang mewakili
atribut ekonomi yang mendasari perusahaan (misalnya kesempatan untuk
pertumbuhan). Ia menemukan bukti bahwa atribut ekonomi perusahaan
mempengaruhi sifat utang dan kontrak kompensasi manajemen, serta bahwa variabel
kontrak tradisional oportunistik berkaitan dengan pilihan kebijakan akuntansi. Dia
hanya menemukan bukti yang terbatas pada hubungan langsung antara atribut
ekonomi yang mendasari dan keputusan akuntansi.

2.10Mengevaluasi Teori
Meskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh banyak
akademisi, hal ini adil untuk dikatakan bahwa teori akuntansi positif tidak diterima dengan
baik oleh semua. Dengan berkonsentrasi pada pertanyaan positif daripada pertanyaan
normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi saat ini mengabaikan risiko yang
berperan sangat penting dalam masyarakat. Sebaliknya, Schipper berpendapat bahwa

21
akademisi memberikan masukan yang sangat berharga untuk proses pengawasan dengan
memastikan bahwa regulator (1) dapat memahami dan memprediksi dampak ekonomi dan
sosial dari standar akuntansi alternatif, dan (2) menginformasikan mengapa manajer
membuat pilihan akuntansi tertentu dan apakah itu benar-benar berdasarkan adanya
oportunisme yang mendorong pilihan-pilihan atau sebelum adanya kontrak efisien.
Schipper menunjukkan bahwa akademisi harus fokus pada penelitian akuntansi positif
sebagai masukan untuk proses penetapan standar. Kritik utama lainnya dari teori akuntansi
positif terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu: kritik metodologis dan statistik, dan
kritik filosofis.
Kritik Metodologis dan Statistik
Sebuah kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris yang
berkaitan dengan penjelasan pilihan kebijakan akuntansi dan efek pada harga saham serta
kontrak perusahaan masih lemah dan tidak meyakinkan. Spesifiknya, kritik metodologi
dan statistik meliputi:
a. Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat
diprediksi
b. Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah
c. Ada kolinearitas antara variabel kontrak
d. Model Cross-sectional kurang spesifik
e. Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak
didefinisikan dengan baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan
dalam variabel).
Christie menguji hipotesis secara statistik bahwa teori akuntansi positif dapat
menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menggabungkan hasil tes oleh studi yang
sudah diterbitkan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam Variabel, dari penelitian akuntansi
positif yang secara konsisten menunjukkan signifikan secara statistik, yakni:
 Kompensasi manajerial
 Cakupan bunga
 Pengaruh
 Ukuran
 Batasan dividen
 Resiko

22
Kritik Filosofis
Sejak kemunculannya sebagai model alternatif teori normatif, teori akuntansi
positif telah mengalami kritik filosofis.
Tinker, Merino dan Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif
bertentangan dengan klaim value-laden, karena peneliti memilih topik yang akan diselidiki
dan metode serta asumsi yang akan diterapkan.
Christenson mencirikan teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi
sebagai sosiologi akuntansi karena berkonsentrasi pada perilaku manusia bukan pada
perilaku entitas akuntansi.
Sejumlah makalah telah memberi pandangan bahwa metodologi teori akuntansi
positif tidak dengan tujuannya yang dimaksudkan untuk melayani. Dalam berkonsentrasi
untuk mengkritisi paper asli Watts dan Zimmerman, kritikus telah mengabaikan
peningkatan bukti yang mendukung hipotesis dasar dari teori akuntansi positif.

2.11Masalah untuk Auditor


Watts dan Zimmerman memeriksa sejarah audit di Inggris dan Amerika Serikat
untuk menguji apakah audit dituntut untuk mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan
nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan hukum. Watts dan Zimmerman
menemukan bukti bahwa audit yang ada dalam sejarah awal korporasi (sejak 1200). Audit
ini berkembang secara bertahap ke dalam jenis audit yang dibutuhkan oleh the first English
companies act pada tahun 1844. Mereka juga menemukan bahwa perbedaan dalam
pengembangan audit profesional antara kedua negara itu mencerminkan perbedaan pada
waktu perkembangan pasar modal di kedua negara tersebut. Bukti mereka mendukung
kesimpulan bahwa legislasi memerlukan audit untuk mengkodifikasi best practice,
daripada mendorong permintaan untuk audit.
Sulit untuk menguji teori tentang permintaan audit menggunakan data kontemporer
karena negara-negara dengan pasar modal yang maju mensyaratkan perusahaan agar
terdaftar di public exchanges untuk mengungkapkan data keuangan yang sudah diaudit
setidaknya setiap tahun.
DeAngelo berpendapat bahwa auditor yang memiliki reputasi besar seperti 'Big 4',
memiliki kualitas yang lebih tinggi dari auditor lain karena memiliki 'lebih banyak
kehilangan' dengan kegagalan dalam melaporkan pelanggaran yang ditemukan dalam
catatan klien. Jika perusahaan audit besar mengkompromikan independensinya pada satu
pemeriksaan untuk menyenangkan klien, reputasinya akan turun dan perusahaan bisa

23
kehilangan semua klien lainnya. Insentif bagi auditor untuk mengkompromikan
independensinya bagi satu klien tergantung pada seberapa pentingnya klien. Pentingnya
klien ini diukur sebagai proporsi dari total nilai perusahaan audit yang tergantung pada
klien.
Datar, Feltham dan Hughes berpendapat bahwa pengguna laporan keuangan percaya
bahwa auditor besar memiliki kualitas yang lebih tinggi karena mereka memahami
argumen 'lebih kehilangan'. Mereka berpendapat bahwa perusahaan menerbitkan saham
pada initial public offering (IPO) dengan menggunakan kualitas audit untuk
menginformasikan kualitas perusahaan dan sahamnya. Salah satu metode signaling
kualitas perusahaan baru adalah untuk promotor dalam rangka mempertahankan sebagian
besar saham. Ini merupakan sinyal yang berharga karena biayanya mahal. Sinyal alternatif
untuk saham berkualitas adalah dengan mempekerjakan auditor yang mahal dan
berkualitas tinggi. kualitas untuk promotor untuk mempertahankan sebagian besar saham.
Akhirnya, para peneliti telah menyempurnakan konsep auditor berkualitas tinggi
untuk memasukkan auditor yang mengkhususkan diri dalam industri atau kontrak tertentu.
Craswell, Francis dan Taylor menemukan bahwa bahkan setelah mengendalikan efek dari
Big 4 auditor, auditor spesialis industri memberi beban biaya audit yang lebih tinggi.
Godfrey dan Hamilton menunjukkan bahwa perusahaan dengan beban research and
development (R & D) diskresioner yang tinggi memilih auditor yang khusus di bidang
audit R&D, terutama untuk klien kecil yang tidak harus menggunakan auditor besar.
Auditor memberikan jaminan bahwa expenditure untuk pertumbuhan R&D telah
dilaporkan dengan benar, dan karena itu risiko underinvestment dapat diturunkan.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori akuntansi positif telah menjadi kekuatan utama dalam penelitian akuntansi
akademik. Keberangkatan dari pendekatan teori akuntansi normatif sebelumnya terletak
pada pengembangan dari model teori pertukaran kontraktual antara orang-orang yang
menggunakan angka akuntansi untuk efek imbalan di antara mereka, dan dalam pengujian
empiris model ini. Peneliti merasakan kebutuhan untuk model pilihan kebijakan akuntansi
sebagai penjelasan mengapa akuntan rekening seperti yang mereka lakukan. Pada awal
positif penelitian teori akuntansi mengusulkan agar angka akuntansi akan memainkan
peran dalam kontrak yang digunakan untuk meminimalkan biaya hubungan agensi.
Setelah syarat-syarat kontrak yang ditentukan, diusulkan bahwa manajer akan memilih
kebijakan akuntansi untuk mentransfer kekayaan kepada manajer atau pemegang saham,
jauh dari prinsipal dengan siapa kontrak ditulis. Penelitian selanjutnya digunakan model
yang lebih spesifik dan bergeser penekanannya pada efficient ex ante selection dari
kebijakan akuntansi yang dirancang untuk mengurangi kontrak dan monitoring biaya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. Accounting
Theory, 7th Ed. John Wiley & Sons, Inc. 2010. (GOD)

26

Anda mungkin juga menyukai