Pajak merupakan suatu prioritas utama dalam pendapatan negara, dibanding kan dengan
pendapatan yang diperoleh dari sektor lainnya. Penerimaan negara yang diperoleh dari sektor pajak
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Pajak sendiri berfungsi sebagai alat penerimaan negara (budgetary) dan berfungsi sebagai
pengatur (regulatory). Pada fungsi penerimaan, pajak dijadikan sebagai alat pemerintah untuk
menghimpun dana dari masyarakat (pribadi atau badan) untuk membiayai keperluan Negara.
Sedangkan fungsi pengatur berarti pajak dijadikan sebagai alat pemerintah untuk mengatur
tercapainya keseimbangan perekonomian.
Wajib Pajak Orang Pribadi atau Wajib Pajak Badan, pajak dianggap sebagai biaya sehingga perlu
dilakukan usaha-usaha ataupun strategi-strategi tertentu untuk menguranginya. Keinginan Negara
mengoptimalkan pajak direspon dengan berbagai tindakan oleh wajib pajak. Tindakan Wajib Pajak
dalam usaha untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar dilakukan dengan cara,
penghindaran pajak (tax avoidance) yaitu usaha meringankan beban pajak dengan cara tanpa
melanggar Undang-undang perpajakan, dan penyelundupan pajak (tax evasion) yaitu usaha
meringankan beban pajak dengan cara melanggar Undang-undang perpajakan bagi wajib pajak cara
yang terbaik mengurangi, menghindarkan, meringankan atau meminimalkan jumlah pajak yang
dibayar adalah dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perpajakan (tax
avoidance) untuk melaksanakan tax avoidance secara baik dan tidak terjebak tax evasion, maka perlu
adanya suatu manajemen pajak (tax management). Manajemen pajak adalah usaha-usaha untuk
mengelola pajak yang menjadi kewajiban wajib pajak secara baik dalam rangka meminimalkan
jumlah pajak yang dibayar secara legal.
Untuk dapat menuyusun tax planning yang baik seseorang maupun badan usaha harus memahami
ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan, selain itu juga perlu senantiasa mengikuti
perkembangan dan perubahannya sehingga secara otomatis akan dapat menyusun manajemen pajak
yang efektif. Tax planning hanyalah usaha untuk mendapatkan celah-celah hukum secara legal
sehingga dapat meminimalkan beban pajak suatu perusahaan
Perencanaan pajak selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau
fenomena terkena pajak. Kalau terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan
atau dikurangin jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak yang dimaksud dapat
ditunda pembayaran dan lain sebagainya. Akhir dari prosedur perpajakan adalah pembayaran
pajak. Tentu lebih menguntungkan jika perusahaan membayar pajak pada saat terakhir dari
pada penyetoran dilakukan jauh sebelumnya.
c. Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal
maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran
pajak. Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar lebih awal. Pengendalian pajak
termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak
terutang.
Pengendalian Pajak (tax control). Memastikan bahwa peraturan perpajakan telah
dilaksanakan. Yang terpenting adalah pengecekan pembayaran pajak. Cara untuk mencapai
tujuan manajemen pajak, Memahami ketentuan peraturan perpajakan. Dengan mempelajari
undang-undang, keputusan dan edaran, kita dapat melihat celah-celah yang menguntungkan
untuk melakukan penghematan pajak. Menyelenggarakan Pembukuan yang memenuhi syarat
pembukuan sangat penting dalam perpajakan karena memberikan informasi tentang jumlah
pajak yang terutang.
Jenis-jenis Tax Planning
Tax planning dibagi menjadi dua:
1. Tax planning domestic nasional (national tax planning)
National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik, pemilihan atas
dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada transaksi
tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat memilih jenis transaksi
apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hokum pajak yang ada, misalnya akan terkena tarif
pajak khusus final atau tidak?.
2. International Tax Planning
International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus
memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang
terlibat.
Sebelum menerapkan tax planning pada suatu perusahaan harus dilakukan analisis keadaan
perusahaan, yaitu melakukan pengamatan dan penelitian terhadap kebijaksanaan perusahaan serta
mencari kelemehan sehingga dapat ditentukan strategi perencanaan perpajakan yang tepat
dilaksanakan.
Untuk dapat meminimalisasi kewajiban pajak, dapat dilakukan berbagai cara, baik yang
masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan
(unlawful), seperti tax avoidance dan tax evasion. Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan
meyakinkan apakah suatu transaksi atau kejadian mempunyai dampak perpajakan. Apabila kejadian
tersebut mempunyai dampak pajak, apakah dampak tersebut dapat diupayakan untuk dikecualikan
atau dikurangi jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah pembayaran pajak tersebut dapat ditunda.
Beban pajak langsung umumnya ditanggung oleh orang atau badan yang memperoleh
penghasilan, sedangkan beban pajak tidak langsung ditanggung oleh konsumen atau masyarakat. Bagi
perusahaan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan dianggap sebagai biaya/beban dalam
menjalankan atau melakukan kegiatan usaha. Pajak sebagai biaya akan mempengaruhi besarnya laba
yang diterima maupun yang akan dikembalikan kepada pemegang saham. Jadi pada dasarnya secara
ekonomis pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagikan atau diinvestasikan
kembali oleh perusahaan.
Dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing maka pengusaha wajib menekan biaya seoptimal
mungkin. Demikian juga dengan kewajiban membayar pajak, karena merupakan biaya yang
menurunkan laba sesudah pajak. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat
dilakukan melalui Manajemen Pajak.
Setidak-tidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan
pajak (tax planning):
a. Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak ingin
dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan buat WP merupakan resiko yang sangat
berbahaya dan mengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
b. Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perencanaan menyeluruh perusahaan, baik jangka panjang maupun jangka
pendek. Maka perencanaan pajak yang tidak masuk akan akan memperlemah perencanaan itu
sendiri.
c. Bukti-bukti pendukungnya yang memadai.
Tahapan pertama dari proses pembuatan tax planning adalah menganalisis komponen yang
berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak
yang harus ditanggung.
Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari pajak baik
secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan
pajak yang paling efisien. Adalah juga penting untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya
penghasilan suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk
itu seorang manajer perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal maupun
eksternal yaitu:
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari seluruh
perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh
mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak. Evaluasi tersebut meliputi :
Dengan demikian keputusan yang terbaik atas suatu perencanaan pajak harus sesuai dengan
bentuk transaksi dan tujuan operasi perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin
sesuai bentu perencanaan pajak yang diinginan. Kadang suatu rencana harus diubah mengingat
adanya perubahan peraturan perundang-undangan. Walaupun diperlukan penambahan biaya atau
kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak yang bisa
diperoleh, rencana tersebut harus tetap dijalankan. Karena begaimanapun juga kerugian yan
ditanggung merupakan kerugian minimal.