TEORI AKUNTANSI
Disusun oleh :
Kelompok 4
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan dan menyusun makalah yang berjudul “Kerangka
Konseptual” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan serta memudahkan seluruh pembaca dalam memahami materi ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan
baik dari segi teknik penulisan maupun isi, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Terlepas
dari semua kekurangan yang ada, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca sekalian.
Penulis,
i
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam merumuskan suatu teori akuntansi harus ada suatu tujuan dan alasan kuat dan
dapat diterima umum yang mendasari penentuan kerangka konseptual yang menjadi pondasi
perumusan teori tersebut. Kerangka kerja konseptual memaparkan tujuan dari pelaporan
keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat
istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanya suatu tujuan yang jelas dan diterima umum, maka dapat dihasilkan
prinsip dan teknik akuntansi yang komprehensif. Serta dengan adanya kerangka konseptual
yang cukup kuat untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, akan menjadi dasar yang kuat dan
meyakinkan bahwa informasi akuntansi yang disajikan dalam pelaporan keuangan telah
sesuai. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Kerangka Konseptual”.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari kerangka konseptual?
2. Apa tujuan dari kerangka konseptual?
3. Bagaimana perkembangan kerangka konseptual?
4. Apa saja kritik terhadap proyek kerangka konseptual?
5. Bagaimana kerangka konseptual untuk standar audit?
2
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa pengertian dari kerangka konseptual.
2. Mengetahui apa tujuan dari kerangka konseptual.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan kerangka konseptual.
4. Mengetahui apa saja kritik terhadap proyek kerangka konseptual.
5. Mengetahui bagaimana kerangka konseptual untuk standar audit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Definisi FASB, menyatakan bahwa kerangka konseptual akutansi adalah : suatu sistem yang
koheren; sub-sub sistemnya adalah (1) tujuan (objectives) dan (2) Konsep fundamental yang saling
terkait. Yang dimaksud tujuan adalah konsep-konsep yang mendasari akutansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan trasaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Institut Akuntan Indonesia pada
bulan September 1994 memutuskan mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh International
Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar penyusunan dan informasi keuangan di
Indonesia. Sedangkan Negara-negara Amerika dan Australia sudah memiliki kerangka konseptual
sendiri. Kerangka konseptual yang akan dibahas dalam teori akutansi akan mengacu pada kerangka
konseptual yang dikembangkan di USA.
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB,
pada periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik
berikut:
Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
Unsur-unsur laporan keuangan
Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
a) Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin
memahahi kegiatan ekonomik dan bisnis perusahaan.
b) Membantu kreditor dan investor yang ada atau yang potensial, serta pemakai lain
dalam menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas di masa yang akan
datang.
c) Mengenai sumber – sumber ekonomik, tuntutan terhadap sumber ekonomik, dan
perubahan di dalamnya.
3. Memuat tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan
didalamnya.
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada
periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:
1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3. Unsur-unsur laporan keuangan
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di
bahas berikut.
Principles-Based
Rule-Based
Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci
Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
Konsisten
Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )
Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda
Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )
Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara
(standarnya berlaku secara internasional)
Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika
Di Amerika Serikat, berbagai kritik banyak ditujukan pada proyek konseptual. Karena
banyak proyek ini yang gagal, meskipun tidak semua, tetapi sebagian dapat dikatakan berhasil
dalam proyek rerangka konseptual ini, namun keberhasilan proyek rerangka konseptual tersebut
berjalan agak lambat. Analisis terhadap kritik tersebut akan memungkinkan dalam membantu
memahami alasan mengapa rerangka konseptual tersebut berkembang lambat. Hal tersebut
hendaknya menjadi perhatian dan membantu pengembangannya di Indonesia atau memperbaiki
bagian-bagian yang masih memiliki kelemahan tersebut secara terencana dan kontinyu. Teori
Akuntansi; Jumirin Asyikin (STIE Indonesia Banjarmasin) 25 Ada dua pendekatan yang dapat
digunakan dalam analisis tersebut. Pertama adalah dengan menganggap bahwa rerangka
konseptual seharusnya merupakan Pendekatan “Ilmiah” (scientific), yang didasarkan pada
metoda-metoda yang umumnya digunakan dalam penelitian ilmiah dan kedua Pendekatan
Profesional (Godzali, 2001,147).
Menurut Mautz dan Sharaf Auditing bukanlah subdivisi dari akuntansi melainkan suatu
disiplin berdasarkan logika. Pemikiran ini menjadi dasar bahwa auditor tidak dibatasi secara
natural dalam memverifikasi informasi akuntansi. Oleh karena itu pada sekitar tahun 1970 Mautz
dan Sharaf mengembangkan ASOBAC (statement of basic auditing concepts) yang diterbitkan
oleh ikatan akuntan amerika. ASOBAC berfokus pada proses pengumpulan bukti , dan evaluasi
bukti. Seiring berjalannya waktu perkembangan jasa audit mulai mengalami perubahan seiring
berjalannya COSO, auditor semakin berhati hati dalam mengaudit perusahaan dan mulai
memperthatikan pengendalian internal. Klien dengan pengendalian internal yang baik
menyediakan kesempatan untuk mengefisienkan proses audit dan memperkecil biaya. Tidak
hanya rerangka konseptual yang diperhatikan tetapi juga memperhatikan risiko bisnis. Di sini
lebih mengutamakan bagaimana karakter bisnis dari organisasi klien dan bisa membantu jasa
konsultasi dalam standart akuntansi (menjadi audit internal) yang tugasnya meyakinkan bahwa
laporan keuangan sudah sah.
Dalam akuntansi juga hal yang perlu dilakukan auditor adalah memeriksa laporan keuangan
dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan
yang berlaku .Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu, karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat
dijadikan pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran
sehingga akuntan publik harus melakukan hal - hal berikut agar laporan audit masih dapat
digunakan:
Kerangka konseptual memiliki peran yaitu untuk memberikan dasar atau acuan bagi praktik
akuntansi sehari-hari dalam pembuatan pelaporan keuangan. Karena output dari proses akuntansi
adalah laporan keuangan yang tentunya akan digunakan oleh bermacam pihak yang membutuhkannya
salah satunya pihak eksternal yaitu investor, calon investor, kreditur dan lainnya maka akuntansi pun
harus memiliki kerangka konseptual yang mengatur pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat, dan
memberikan informasi yang dibutuhkan para pengguna dalam pengambilan keputusan.
Pengembangan kerangka kerja konseptual dipengaruhi oleh prinsip pendekatan berbasis aturan
untuk pengaturan standar dan informasi untuk pengambilan keputusan dan pendekatan pengambilan
teori.
Perkembangan kerangka konseptual tidak lepas dari kritik berbagai pihak. Kritik ini membuat
kerangka konseptual mengalami perkembangan yang lambat serta menjadi pemicu terselenggaranya
proyek IASB/FASB. Dalam melakukan analisis atas kritik yang terjadi, terdapat dua pendekatan yang
bisa digunakan yaitu pendekatan ilmiah dan pendekatan professional.
Kerangka konseptual ini juga membahas tentang standar audit. Meneorikan auditing berawal
pada 1961. Miller dan Sharaf berupaya membuat teori atas audit yang selama ini hanya praktik.
Mereka berpendapat bahwa audit bukanlah bagian dependen dari akuntansi, tetapi sebuah disiplin
logis, sehingga audit tidak dibatasi pada informasi akuntansi semata.
Pada tahun 1990-an audit terkendala oleh kekuatan lain yang berusaha menghalanginya, oleh
karena hal itu maka muncullah audit resiko bisnis. Audit risiko bisnis merupakan audit atas risiko
klien bagian dari proses audit yang menuntut auditor untuk menilai risiko inheren dan risiko lain yang
tidak terdeteksi sistem.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, kami dapat memberikan saran bahwa kerangka
konseptual yang nantinya menciptakan pedoman dalam pelaksanaan praktik akuntansi sudah
semetinya dijadikan acuan dalam pelaksanaan praktik akuntansi itu sendiri. Sehingga output dari
proses akuntansi yaitu laporan keuangan dan lainnya, dapat memberikan informasi yang seseuai
dengan karakeristik kualitatif yaitu andal, dapat dibandingkan, relevan, mudah dipahami oleh para
penggunanya. Juga untuk meminimalisir ketidak konsistenan dalam praktik akuntansi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://joblistmu.blogspot.com/2011/07/kerangka-kerja-konseptual.html (Diakses