Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA KONSEPTUAL

TEORI AKUNTANSI

Disusun oleh :

Kelompok 4

 NUR HADIYATULLAH (A31116530)


 ATALYA FIDELA SAMBENGA (A31116524)
 KURNIATY SAMBARA (A31116522)
 LUDIA DANIEL (A31116037)
 NUR AFNI JABIR (A31116329)
 ANGRENI EFENDI (A31116535)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi .....................................................................................................................................i


Bab I: Pendahuluan .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
Bab II: Pembahasan ................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kerangka Kerja Konseptual .......................................................................... 3
B. Tujuan Kerangka Konseptual ......................................................................................... 4
C. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual ................................................................... 5
D. Keritik Terhadap Kerangka Konseptual ......................................................................... 7
E. Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing .............................................................. 8
Bab III: Penutup .......................................................................................................................
10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 11

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan dan menyusun makalah yang berjudul “Kerangka
Konseptual” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan serta memudahkan seluruh pembaca dalam memahami materi ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan
baik dari segi teknik penulisan maupun isi, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun. Terlepas
dari semua kekurangan yang ada, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca sekalian.

Makassar, 9 September 2018

Penulis,

i
BAB I

1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Prinsip-prinsip akuntansi maupun teknik-teknik akuntansi dibuat untuk menghasilkan


suatu informasi akuntansi yang relevan, akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menghasilkan informasi yang dapat membantu pengambilan keputusan yang tepat. Prinsip-
prinsip akuntansi tersebut disusun berdasarkan teori akuntansi yang ada dan mengacu pada
suatu kerangka konsep yang jelas sehingga teori tersebut cukup kuat sebagai dasar untuk
membentuk prinsip dan teknik akuntansi.

Dalam merumuskan suatu teori akuntansi harus ada suatu tujuan dan alasan kuat dan
dapat diterima umum yang mendasari penentuan kerangka konseptual yang menjadi pondasi
perumusan teori tersebut. Kerangka kerja konseptual memaparkan tujuan dari pelaporan
keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat
istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.

Dengan adanya suatu tujuan yang jelas dan diterima umum, maka dapat dihasilkan
prinsip dan teknik akuntansi yang komprehensif. Serta dengan adanya kerangka konseptual
yang cukup kuat untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, akan menjadi dasar yang kuat dan
meyakinkan bahwa informasi akuntansi yang disajikan dalam pelaporan keuangan telah
sesuai. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Kerangka Konseptual”.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari kerangka konseptual?
2. Apa tujuan dari kerangka konseptual?
3. Bagaimana perkembangan kerangka konseptual?
4. Apa saja kritik terhadap proyek kerangka konseptual?
5. Bagaimana kerangka konseptual untuk standar audit?

2
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa pengertian dari kerangka konseptual.
2. Mengetahui apa tujuan dari kerangka konseptual.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan kerangka konseptual.
4. Mengetahui apa saja kritik terhadap proyek kerangka konseptual.
5. Mengetahui bagaimana kerangka konseptual untuk standar audit.
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :


“ a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that presecribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting”

Definisi FASB, menyatakan bahwa kerangka konseptual akutansi adalah : suatu sistem yang
koheren; sub-sub sistemnya adalah (1) tujuan (objectives) dan (2) Konsep fundamental yang saling
terkait. Yang dimaksud tujuan adalah konsep-konsep yang mendasari akutansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan trasaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Institut Akuntan Indonesia pada
bulan September 1994 memutuskan mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh International
Accounting Standard Committee (IASC) sebagai dasar penyusunan dan informasi keuangan di
Indonesia. Sedangkan Negara-negara Amerika dan Australia sudah memiliki kerangka konseptual
sendiri. Kerangka konseptual yang akan dibahas dalam teori akutansi akan mengacu pada kerangka
konseptual yang dikembangkan di USA.

1. The role of A Conceptual Framework (Peran Kerangka Konseptual).


Peran kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan
struktur teori akuntansi. Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akutansi yang
terstruktur (Belkaoui, 1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori
akutansi yang didasarkan pada proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk
hierarki yang memiliki beberapa tingkatan yaitu :
a) Pada tingkat tertinggi yang teoritis : Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan
tujuan pelaporan keuangan.
b) Pada tingkatan selanjutnya : Kerangka konseptual mengidentifikasi dan mendefinisikan
karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan, komparatif, dan
dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya
pendapatan, dan keuntungan).
c) Pada tingkat operasional yang lebih rendah : Kerangka konseptual berkaitan dengan
prinsip-prinsip dan aturan-aturan (Rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen
laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.
2. Objectives of Conceptual Framework (Tujuan Kerangka Konseptual).
Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum (General purposes financial statements).
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan ini
terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:
 Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
 Berguna dalam menilai prospek arus kas
 Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB,
pada periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik
berikut:

 Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
 Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
 Unsur-unsur laporan keuangan
 Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
 Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang :

a) Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin
memahahi kegiatan ekonomik dan bisnis perusahaan.
b) Membantu kreditor dan investor yang ada atau yang potensial, serta pemakai lain
dalam menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas di masa yang akan
datang.
c) Mengenai sumber – sumber ekonomik, tuntutan terhadap sumber ekonomik, dan
perubahan di dalamnya.

B. TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL


Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan eksternal harus memberikan informasi yang
berguna kepada investor maupun calon investor dan kreditor dan pengguna lainnya dalam
membuat investasi yang rasional, kredit, dan keputusan serupa. IASB dan FASB
mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada pengguna. Informasi tersebut akan dipilih salah satu dasar
kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang didapatkan pihak
eksternal dalam laporan keuangan berguna untuk :

1. Pengambilan keputusan ekonomi

2. Menilai prospek arus kas

3. Memuat tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan
didalamnya.

Agar dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus


mempunyai ciri-ciri tertentu. Tujuan-tujuan kualitatif dengan ciri-ciri nya harus melekat pada
informasi akuntansi, dan merupakan dasar dalam pemilihan alternatif prinsip akuntansi. Berikut ini
digambarkan hierarki karakteristik kualitatif informasi akuntansi.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada
periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3. Unsur-unsur laporan keuangan
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

C. PERKEMBANGAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

1. Isu yang Mempengaruhi Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di
bahas berikut.

1) Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan berbasis


aturan (Rule-Based). Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang
dipengaruhi aturan dari lingkunganpengambilankeputusan.

Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based :

Principles-Based

 Standar berdasar prinsip – prinsip akuntansi


 Baku dan berlaku umum
 Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
 Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka rumahnya
akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )

Rule-Based
 Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci
 Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
 Konsisten
 Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )
 Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda
 Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )

Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara
(standarnya berlaku secara internasional)
Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika

2) Informasi untuk Pembuatan Keputusan dan Pendekatan Teori Keputusan


Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada
penggunaan current value. Jika memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi
actual tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan.
Namun demikian kita hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.
Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji akuntansi
apakah telah mencapai targetnya. Teori harus berperan sebagaimana standar dimana
praktik akuntansi akan diterapkan.

2. Enam Statement tentang Konsep Akuntansi Keuangan


Kerangka kerja konseptual yang baik berlandaskan dan berhubungan dengan
serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Hal ini akan memungkinkan FASB menerbitkan
standar-standar yang lebih baik dari waktu kewaktu. Sehingga masalah-masalah praktis yang
baru akan dapat di pecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah
ada.
Pada perkembangannya, FASB pada tahun 1976 telah mengembangkan kerangka kerja
konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi
pelaporan keuangan. Sejak saat itu FASB telah menerbitkan enam SFACs (Statement Of
Financial Accounting Concepts) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas, yaitu:
1) SFACs No.1, “Objectives Of financial Reporting by Bussines Enterprises” yang berisi
tentang tujuan dan sasaran akuntansi.
2) SFACs No.2 “Qualitative Characteristic of Accounting Information” yang menjelaskan
karakteristik, yang membuat informasi akuntansi ini bermanfaat.
3) SFACs No.3 “Element of Fnancial Statements of Business Enterprises” yang
memberikan definisi dan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti aktiva,
kewajiban, pendapatan dan beban.
4) SFACs No.5 “Recognition and Measurement in financial statements of Business
Enterprises” yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tetang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan
dan kapan waktunya.
5) SFACs No.6 “Element of Financial Statements” yang memperluas lingkup SFACs no.3
dengan memasukkan anggota-anggota nirlaba. Dalam SFACs ini di jelaskan terdpat sepuluh
macam element dalam laporan keuangan, yaitu:
a. Aset (assets)
b. Utang (liabitilies)
c. Ekuitas/Hak sisa (Equity/Residual Interest)
d. Investasi pemilik (Investment by Owner)
e. Distribusi pada Pemilik (Distibution to owner)
f. Laba komperhensif ( comprehensive Income)
g. Pendapatan (Revenue)
h. Biaya (Expenses)
i. Keuntungan (Gains)
j. Kerugian (Losses)
6) SFACs No. 7 ”Using Cash Flow Information and Present Value in Accountin
Measurement” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakai arus kas masa depan yang
diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.

D. KERITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL

Di Amerika Serikat, berbagai kritik banyak ditujukan pada proyek konseptual. Karena
banyak proyek ini yang gagal, meskipun tidak semua, tetapi sebagian dapat dikatakan berhasil
dalam proyek rerangka konseptual ini, namun keberhasilan proyek rerangka konseptual tersebut
berjalan agak lambat. Analisis terhadap kritik tersebut akan memungkinkan dalam membantu
memahami alasan mengapa rerangka konseptual tersebut berkembang lambat. Hal tersebut
hendaknya menjadi perhatian dan membantu pengembangannya di Indonesia atau memperbaiki
bagian-bagian yang masih memiliki kelemahan tersebut secara terencana dan kontinyu. Teori
Akuntansi; Jumirin Asyikin (STIE Indonesia Banjarmasin) 25 Ada dua pendekatan yang dapat
digunakan dalam analisis tersebut. Pertama adalah dengan menganggap bahwa rerangka
konseptual seharusnya merupakan Pendekatan “Ilmiah” (scientific), yang didasarkan pada
metoda-metoda yang umumnya digunakan dalam penelitian ilmiah dan kedua Pendekatan
Profesional (Godzali, 2001,147).

1. Kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang mampu membenarkan


observasi berdasarkan logika dan bukti empiris. Focus dalam kritik ilmiah terbagi dalam 3
bagian yaitu:
 Asumsi ontology dan epistimologi
 Kerancuan penalaran
 Disiplin yang tidak ilmiah
2. Pedekatan yang dipusatkan pada pemilihan tindakan yang dianggap paling baik berdasarkan
nilai-nilai professional riset positif. Focus nilai professional dibagi 3 bagian yaitu:
 Riset positif
 Kerangka konseptual sebgai dokumen kebijakan
 Self preservation

E. KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK STANDAR AUDITING

Menurut Mautz dan Sharaf Auditing bukanlah subdivisi dari akuntansi melainkan suatu
disiplin berdasarkan logika. Pemikiran ini menjadi dasar bahwa auditor tidak dibatasi secara
natural dalam memverifikasi informasi akuntansi. Oleh karena itu pada sekitar tahun 1970 Mautz
dan Sharaf mengembangkan ASOBAC (statement of basic auditing concepts) yang diterbitkan
oleh ikatan akuntan amerika. ASOBAC berfokus pada proses pengumpulan bukti , dan evaluasi
bukti. Seiring berjalannya waktu perkembangan jasa audit mulai mengalami perubahan seiring
berjalannya COSO, auditor semakin berhati hati dalam mengaudit perusahaan dan mulai
memperthatikan pengendalian internal. Klien dengan pengendalian internal yang baik
menyediakan kesempatan untuk mengefisienkan proses audit dan memperkecil biaya. Tidak
hanya rerangka konseptual yang diperhatikan tetapi juga memperhatikan risiko bisnis. Di sini
lebih mengutamakan bagaimana karakter bisnis dari organisasi klien dan bisa membantu jasa
konsultasi dalam standart akuntansi (menjadi audit internal) yang tugasnya meyakinkan bahwa
laporan keuangan sudah sah.

Dalam akuntansi juga hal yang perlu dilakukan auditor adalah memeriksa laporan keuangan
dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan
yang berlaku .Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu, karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat
dijadikan pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran
sehingga akuntan publik harus melakukan hal - hal berikut agar laporan audit masih dapat
digunakan:

1. Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap


2. Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
3. Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kerangka konseptual memiliki peran yaitu untuk memberikan dasar atau acuan bagi praktik
akuntansi sehari-hari dalam pembuatan pelaporan keuangan. Karena output dari proses akuntansi
adalah laporan keuangan yang tentunya akan digunakan oleh bermacam pihak yang membutuhkannya
salah satunya pihak eksternal yaitu investor, calon investor, kreditur dan lainnya maka akuntansi pun
harus memiliki kerangka konseptual yang mengatur pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat, dan
memberikan informasi yang dibutuhkan para pengguna dalam pengambilan keputusan.
Pengembangan kerangka kerja konseptual dipengaruhi oleh prinsip pendekatan berbasis aturan
untuk pengaturan standar dan informasi untuk pengambilan keputusan dan pendekatan pengambilan
teori.
Perkembangan kerangka konseptual tidak lepas dari kritik berbagai pihak. Kritik ini membuat
kerangka konseptual mengalami perkembangan yang lambat serta menjadi pemicu terselenggaranya
proyek IASB/FASB. Dalam melakukan analisis atas kritik yang terjadi, terdapat dua pendekatan yang
bisa digunakan yaitu pendekatan ilmiah dan pendekatan professional.

Kerangka konseptual ini juga membahas tentang standar audit. Meneorikan auditing berawal
pada 1961. Miller dan Sharaf berupaya membuat teori atas audit yang selama ini hanya praktik.
Mereka berpendapat bahwa audit bukanlah bagian dependen dari akuntansi, tetapi sebuah disiplin
logis, sehingga audit tidak dibatasi pada informasi akuntansi semata.
Pada tahun 1990-an audit terkendala oleh kekuatan lain yang berusaha menghalanginya, oleh
karena hal itu maka muncullah audit resiko bisnis. Audit risiko bisnis merupakan audit atas risiko
klien bagian dari proses audit yang menuntut auditor untuk menilai risiko inheren dan risiko lain yang
tidak terdeteksi sistem.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, kami dapat memberikan saran bahwa kerangka
konseptual yang nantinya menciptakan pedoman dalam pelaksanaan praktik akuntansi sudah
semetinya dijadikan acuan dalam pelaksanaan praktik akuntansi itu sendiri. Sehingga output dari
proses akuntansi yaitu laporan keuangan dan lainnya, dapat memberikan informasi yang seseuai
dengan karakeristik kualitatif yaitu andal, dapat dibandingkan, relevan, mudah dipahami oleh para
penggunanya. Juga untuk meminimalisir ketidak konsistenan dalam praktik akuntansi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition

JOBLIST. Teori Akuntansi “Kerangka Kerja Konseptual”

http://joblistmu.blogspot.com/2011/07/kerangka-kerja-konseptual.html (Diakses

tanggal 15 September 2013)

Anda mungkin juga menyukai