Disusun Oleh:
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
BAB 1 ............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN MASALAH...................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.1 DEFINISI DAN KONSEP ............................................................................................... 5
2.2 Kewajiban Terhadap Klien Menurut COMMON LAW ................................................... 6
2.3 Kewajiban Terhadap Pihak Ketiga (Nonklien) Menurut Common Law .......................... 8
2.4 Kewajiban Kepada Pihak Ketiga Menurut Federal Securities Act ................................ 10
2.5 Kewajiban Kriminal ....................................................................................................... 14
2.6 Tanggung Jawab Untuk Menemukan Kecurangan ......................................................... 14
2.7 Tanggung Jawab Terhadap Tindakan Melawan Hukum (Ilegal) .................................... 17
2.8 Melindungi Akuntan Publik Individual Dari Kewajiban Hukum .................................. 18
Seorang auditor yang berpraktik juga dapat pula mengambil tindakan tertentu untuk
meminimalkan kewajibannya. Beberapa dari yang umum itu adalah sebagai berikut: ............ 18
BAB 3 ........................................................................................................................................... 19
PENUTUP..................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 19
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DAN KONSEP
ada beberapa hal konsep hukum yang merupakan hal yang penting dalam pembahasan
pada materi yang saya bawakan hari ini yaitu :
Dan dalam melakukan tuntutan kepada auditor, klien dapat mendasarkan tindakannya pada
pelanggaran kontrak, pada kesalahan (tort), atau keduanya. Suatu tuntutan yang berdasarkan
kontrak itu didasarkan atas kesepakatan antara auditor dengan klien (hubungan kontrak) dan
atas dugaan yang kuat bahwa auditor telah melanggar kesepakatan.
Klien tidak dibenarkan berharap agar CPA bebas dari berbuat salah/keliru, tetapi klien
dapat berharap agar CPA bertindak secara teliti dan kompeten. Dan klien yang membeli jasa
(misalnya audit, penelaahan, atau kompilasi) dari CPA, tidak terbebas dari segala risiko. CPA
bertanggung jawab untiik menggunakan kemampuan dan keahlian yang memadai seperti yang
dilakukan oleh CPA lainnya, terhadap fakta dan keadaan yang sama. Sebagai contoh, jika
penugasan audit menghendaki keahlian khusus dalam mengaudit transaksi keuangan yang
kompleks, maka auditor harus memiliki atau mengembangkan keahlian tersebut atau
berkonsultasi dengan spesialis yang memiliki keahlian yang dibutuhkan.
Jadi berikut ini harus ditetapkan oleh klien, sebagai pihak penuntut, untuk berhasil
dalam suatu gugatan hukum berdasarkan kesalahan (tort) atau kontrak, terhadap seorang CPA,
dengan dalih :
1. Auditor telah menerima penugasan (misalnya, tugas mengaudit laporan keuangan
tertentu).
2. Auditor telah melanggar penugasan (misalnya, gagal menyerahkan laporan audit pada
tanggal yang telah disepakati).
3. Klien menderita kerugian (misalnya, pembeli usaha klien batal melakukan pembelian
karena tidak adanya laporan keuangan yang telah diaudit).
4. Terjadi hubungan sebab akibat yang erat antara pelanggaran yang dilakukan oleh auditor
dengan kerugian yang diderita klien (sebagai contoh, klien terpaksa menjual usahanya
kepada pembeli lain dengan harga $100.000 lebih murah daripada yang disanggupi oleh
calon pembeli pertama).
1. Audit telah dilakukan dengan tingkat ketelitian dan keahlian yang memadai serta telah
dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum. (Akan tetapi, perhatikan
bahwa CPA yang melanggar standar auditing yang berlaku umum tidak bertanggung jawab
menurut common law. Sebagai contoh, klien mungkin bisa memberikan bukti pelanggaran
yang menyebabkan kerugian).
2. Kelalaian yang dilakukan oleh klien merupakan faktor yang memberikan andil terhadap
kerugian klien. Pembelaan atas kelalaian yang dilakukan oleh klien tidak dapat digunakan
sebagai pembelaan atas pelanggaran kontrak, tetapi hal itu mungkin ditimbulkan ole
kesalahan dalam beberapa keadaan. Kecenderungan terkini dalam sebagian besar keadaan
adalah pembelaan atas kelalaian komparatif atau proporsional di mana pengadilan
mengalokasikan total kerugian di antara klien dengan CPA berdasarkan kesalahan relatif
yang dilakukan masing-masing.
3. Tidak terdapat hubungan sebab akibat antara kerugian klien dengan, tindakan CPA
Hak-hak Subrogess
Terdapat hal-hal yang dapat digali dalam common law bahwa hak klien dapat
dilimpahkan atau disubrogasikan (dialihkan) ke pihak ketiga, seperti perusahaan asuransi atau
perusahaan pengikat, pihak penerima yang mengambil alih usaha kien yang mengalami
kesulitan bisnis insolun, atau trustee kepailitan. Sebagai contoh, perusahaan asuransi yang
mengganti uang klien karena penggelapan yang dilakukan ole pegawai mempunyai hak
hukum yang sama sebagaimana ia berhak atas kompensasi. Oleh karena itu, jika laporan
keuangan klien telah diaudit dan CPA tidak menemukan penggelapan karena kelalaian atau
pelanggaran kontrak, sebagai subrogee (pihak penangguag/perusahaan asuransi) harus
mengganti kerugian yang telah dibayar CPA kepada klien.
Jadi beberapa bagian negara yang mengikuti kaidah Ultramares itu menimbulkan kesulitan
bagi pihak ketiga yg tidak terlibat kontrak untuk dapat ganti rugi akibat kelalaian auditor. Tapi
ketika dalam menginterpretasikan Utramares keputusan Credit Alliance (perusahaan kredit)
itu menetapkan bahwa jika auditor mengetahui pihak ketiga berdasarkan nama dan tindakan
eksplisit yang me-nunjukkan kepedulian pada pihak ketiga pengguna laporan kuangan untuk
tujuan tertentu, pihak ketiga meskipun tidak terlibat dalam kontrak dapat menuntut auditor
atas kelalaian yang dilakukannya.
Akhirnya, pada perkembangan terakhir beberapa negara bagian mengikuti doktrin Rosenblum
dan beipendapat bahwa auditor bertanggung jawab kepada pihak ketiga yang dapat diduga
yang menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit dalam pengambilan keputusan bisnis.
Di negara-negara bagian in, pihak ketiga dapat berasal davi angsota golongan yang diduga
atau dapat diduga yang lebih luas. Golongan pengsuna yang dapat diduga (foreseeable class
of users) bisa merupakan sejumlah orang yang sangat banyak, yang tidak tridentifikasi sebagai
orang atau golongan tertentu dalam suatu transaksi khusus.
Hingga keputusan Credit Alliance diambil, semakin jelas bahwa common law cenderung
menjauh dari Ultramares. Namun pada saat ini, kecenderungan tersebut telah berubah secara
terus-menerus karena Credit Alliance, dan sulitnya meramalkan hukum apa yang akan
diberlakukan pada suatu negara bagian, khususnya di negara hagian yang dak memiliki aturan
mengenai kasus yang melibatkan kelalaian auditor kepada pihak ketiga.
AICPA telah mengeluarkan peraturan inde-pendensi dan interpretasi yang ekstensif mengenai
independensi. Akan tetapi, SEC tidak menggunakan secara eksklusif peraturan-peraturan
tersebut karena telah meng-gunakan peraturan independensi dan interpretasinya sendiri.
Peraturan SEC secara substansial serupa dengan yang dimiliki oleh AICPA kecuali untuk
empat hal berikut. SEC
1. Melarang penyusun laporan keuangan dan jasa profesi sejenis untuk melakukan audit
kepada klien
2. Memiliki persyaratan yang lebih keras mengenai hubungan bisnis antara akuntan dan klien
3. Melarang hubungan bisnis dengan akuntan klien dan pimpinan, direktur, serta pemegang
saham utama.
4. Memiliki peraturan yang lebih keras berkaitan dengan kegiatan partner yang telah pensiun
Keunikan SEC lainnya berkaitan dengan jenis pendapat audit yang dapat diterima.
SEC biasanya tidak menerima pendapat auditor dengan pengecualian (misalnya, karena
pembatasan lingkup audit atau pengecualian yang disebutkan oleh pensimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum), pendapat tidak wajar, atau menolak memberikan pendapat.
Securities Act tahun 1933 itu mengatur tentang penawaran perdana dan penjualan sekuritas
melalui pos serta bentuk lain dari perdagangan antarnegara bagian. Tujuan utama dari UU
tahun 1933 adalah untuk mempromosikan pengungkapan penuh dan wajar serta untuk
mencegah salah saji akibat kecurangan. UU tahun. 1933 mengharuskan perusahaan
menyerahkan laporan pendaftaran, termasuk prospektus, kepada SEC sebelum penjualan
sekuritas utama, kecuali penjualan itu dikualifikasikan secara lain. Penjualan dilakukan
perusahaan penerbit. UU tahun 1933 tidak berlaku atas penjualan yang dilakukan oleh satu
pemegang saham kepada pemegang saham yang lain. Bagian 11 (a) dari UU 1933 menetapkan
bahwa akuntan bertanggung jawab atas pembelian sekuritas yang mengandung kesalahan
material dalam bagian laporan registrasi atau pendaftaran di mana CPA bertanggung jawab.
Setiap pembeli sekuritas dapat menuntut CPA menurut Bagian 11(a). tetapi, pembeli harus
membuktikan sekuritas tersebut merupakan bagian dari penawaran lembar saham yang
tercakup dalam laporan registrasi dan bahwa laporan registrasi itu salah atau menyesatkan
atau mengabaikan informasi material yang harus diikutsertakan. Penuntut atau pembeli tidak
memiliki tanggung jawab untuk membuktikan bahwa CPA telah lalai atau berlaku curang atau
bahwa laporan keuanganlah yang menyebabkan kerugian. Dengan kata lain, CPA harus
membuktikan bahwa ia tidak melakukan penipuan atau kecurangan, atau yang menyebabkan
pembeli menderita kerugian adalah sesuatu yang berada di luar lingkup laporan keuangan.
Bagian 11(a) adalah klausa kewajiban yang paling berat di Amerika Serikat berkaitan dengan
akuntan karena ini membebankan tanggung jawab kepada CPA, pihak tergugat untuk
memberikan pembuktian (selain pembuktian atas salah saji atau kelalaian yang material) dan
bukan pada penuntut. Akan tetapi, Bagian 11(a) menyatakan bahwa CPA dapat melakukan
pembelaan atas tuntutan yang diajukan dengan pembuktian due diligence.
Jika CPA mengajukan pembelaan due diligence, maka ia memiliki tanggung jawab untuk
membuktikannya diligence. Ini berlawanan dengan kasus dalam common law, di mana
penuntut harus membuktikan bahwa CPA telah lalai. Dengan kata lain, CPA harus
membuktikan bahwa ia tidak melakukan kelalaian.
Selain due diligence, terdapat pembelaan lain yang dapat digunakan oleh CPA menurut Bagian
11. CPA dapat membuktikan
Securities Exchange Act tahun 1934 terutama berhubungan dengan perdagangan sekuritas
yang telah diterbitkan sebelumnya. Bagian 10(b) dan Peraturan 10b-5 yang dikeluarkan
menurut UU tahun 1934 telah menjadi sumber yang paling banyak menjadi acuan. dalam
tuntutan hukum berkaitan dengan undang-undang, sekuritas federal.
Perhatikan bahwa Bagian 10(b) berlaku untuk pembelian atau penjualan sekuritas. Peraturan
10b-5 menielaskan secara lebih rinci jenis-jenis perilaku yang dilarang. Hal in tidak
membenarkan setiap orang untuk
Meskipun Bagian 10(b) maupun Peraturan 10b-5 dengan jelas menunjuk CPA untuk
bertanggung jawab atas penyimpangan akuntansi atau audit, namun undang-undang dan
peraturan dengan cukup jelas menciptakan kewajiban yang dinyatakan secara langsung
kepada akuntan.
Dalam mengajukan kasus menurut Bagian 10(b) atau Peraturan 10b-5, penuntut harus
membuktikan (1) materialitas kesalahan yang diduga, penyesatan, atau penghilangan laporan;
(2) pengetahuan CPA terhadap laporan; (3) keandalan laporan; dan (4) kerugian aktual akibat
mengandalkan laporan seperti itu.
Beberapa pengadilan telah mengizinkan menggunakan Peraturan 10b-5 untuk kasus kelalaian.
Sementara pengadilan lainnya meminta penuntut untuk membuktikan scienter (dilafalkan
"sigh enter"), yaitu sesuatu yang lebih dari sekadar kelalaian. Pengadilan mendefinisikan
scienter sebagai *keadaan mental yang meliputi niat untuk memperdaya, memanipulasi, atau
menggelapkan."
Pembelaan yang dapat dilakukan oleh CPA berdasarkan Peraturan 106-5 adalah sebagai
berikut:
Bagian 10(6) dari UU tahun 1934 tidak mencakup ketentuan yang berkaitan dengan batas
waktu pengajuan tuntutan. Akan tetapi baru-baru ini, Mahkamah Agung menetapkan bahwa
penuntut harus mengajukan tuntutannya satu tahun sejak tanggal ia mengetahui atau
mengetahui pelanggaran atas 10b-5 dan tidak lebih dari tiga tahun setelah pelanggaran.
2.5 Kewajiban Kriminal
Dalam tahun-tahun terakhir ini, banyak akuntan merasa terkejut karena menyadari mereka
dapat dituntut, didenda, dan bahkan dipenjarakan secara kriminal sebagai akibat yang timbul
dari penugasan profesional mereka. Kewajiban kriminal (crimi-nal liability) adalah sarana
yang berfungsi sebagai penghukum dan pencegah perilaku, yang melalui tuntutan hukum,
dianggap masyarakat tidak bisa diterima. Auditor adalah subjek dari sejumlah undang-undang
kriminal negara bagian dan federal. Hal yang paling penting dalam kasus in adalah undang-
undang penipuan sekuritas dan kesalahan mengarsip (securities fraud and false-filing statue)
menurut Securities Exchange Act tahun 1934. Bagian 32(a) dari UU tahun 1934 melarang
pelanggaran yang disengaja terhadap setiap ketentuan dari UU tahun 1934 atau peraturan SEC
yang terkait. Bagian itu juga melarang tindakan membuat laporan yang salah atau
menyesatkan secara sadar dan diketahui sepenuhnya terhadap fakta-fakta material dalam
dokumen yang diperlukan ole SEC atau bursa sekuritas menurut undang-undang.
Dalam tuntutan kriminal kepada auditor, Pihak penuntut tidak perlu membuktikan
kerugian yang ia derita; tetapi, pelanggaran atas undang-undang kriminal harus disebutkan.
Penuntut juga harus menetapkan dengan jelas bahwa auditor mengetahui bahwa ia terlibat
dalam tindak kriminal dan oleh karenanya a bertindak secara sengaja. Secara khusus, kasus-
kasus in melibatkan klien yang bersalah karena telah memalsukan laporan keuangan untuk
menyembunyikan tindakan yang melanggar hukum.
Pembelaan utama CPA dalam menghadapi tuntutan kriminal adalah keyakinan yang
memadai. Yaitu, CPA harus membuktikan bahwa ia telah menaati prinsip akuntansi yang
berlaku umm dan standar auditing, tidak bertindak secara sengaja atau dengan membuat
laporan yang salah atau penghilangan dalam laporan, dan, tidak sembrono dalam menaati
standar profesional yang dapat digunakan. Suatu putusan bersalah dalam kasus kriminal, di
samping berupa denda atau hukuman penjara, sebagian besar berupa pencabutan sertifikat dan
izin praktik bagi CPA.
Penggelapan Aktiva
• Kerentanan Aktiva terhadap Penggelapan Faktor-faktor risiko ini berkaitan dengan
sifat aktiva klien dan tingkat kemudahan aktiva tersebut untuk dicuri. Sebagai contoh,
klien mungkin merupakan perusahaan teknologi tinggi yang memiliki chip-chip
komputer yang mahal dan mudah dicuri.
• Pengendalian Faktor-faktor risiko in meliputi lemahnya pengendalian untuk mencegah
atau menemukan penggelapan aktiva. Sebagai contoh, sistem akuntansi klien mungkin
tidak bagus.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi materi ini membahas tentang kewajiban hukum auditor yang dimana setiap orang yang
menggeluti profesi akuntan publik pada saat ini harus menyadari kewajiban hukum yang
melekat pada auditing, yang dimana saat ini para auditor harus berhati-hati karena setiap
tindakannya terlepas itu benar ataupun salah itu dapat dipersoalkan secara hukum yang akan
menimmbulkan kerugian yang substansial. Lalu akuntan harus mem-pertimbangkan masalah
tuntutan hukum yang dihadapi oleh praktisi yang ceroboh.