Anda di halaman 1dari 18

L 1 7 , hal 34

Uraian

Modal Saham @
10.000

Pardi
(juta)

Data
(juta)

1,500

500

TMD

200

400

Laba

600

300

2,300

1,200

Metode Pembelian
Investasi pd PT.
Data
2,000

Metode P O I
Investasi pd PT.
Data
1,200

Modal Saham

1,000

Modal Saham

500

TMD
Investasi pd PT.
Data

1,000

TMD

400

15

Saldo Laba

300

10

TMD

L 1 - 12 , hal 36
Uraian

NB

NB

NW

PT. A

PT. C

PT. C

Kas

250

40

Persediaan

120

80

Akt. Lancar Lainnya


Akt Tetap (net)

30

20

40
100
20

260

180

240

660

320

400

Kewajiban Lancar

60

30

30

Kewajiban Lainnya

80

50

40

Total Aktiva

Modal Saham

420

200

Laba

100

40

Total Kwjbn & Modal

660

320

Metode Pembelian
Investasi pd PT.
C
430

Modal Saham
180
TMD

150
Kas

100
Investasi pd PT.
C
70

TMD
Kas

30

100

Nilai yg dibayar 500


Kas
40
Nilai wajar (net) 330
Persediaan
100
Goodwill
170
Akt. Lancar
Lainnya
20

Akt Tetap (net)

240

Goodwill
Kewajiban

170

S 1 - 5 , hal 39
Uraian
NB "F"
Kas
150
Piutang (net)
230
Persediaan
520
Tanah
400
Bangunan
1,000
Peralatan
500
Total Aktiva
2,800
Hutang Usaha
300
Wesel Bayar
600
Modal Saham
800
TMD
600
Laba
500
Total Kwjbn & Modal
2,800
Metode Pembelian
Investasi pd PT. C
420
Modal Saham

TMD

Investasi pd PT. C
100
TMD
40
Kas

Nilai yg dibayar
520
Nilai wajar (net)
650
Goodwill -/130

NB "D"
10
50
80
100
200
300
740
40
200
300
50
150
740

280
140

140

NW "D"
10
40
120
150
300
250
870
40
180

Mengalokasikan investasi
Kas
10
Piutang (net)
40
Persediaan
120
Tanah
150
Bangunan
300
Peralatan
250

Goodwill

150

40

1,020

1,020

Hutang Usaha
Wesel Bayar
Investasi pd PT. C

180
800

PT. "F" (Neraca Konsolidasi) Pembelian


Uraian
"F"
"D" Knslds

NB
NW

Kas

150

10

160

Piutang (net)

230

40

270

Persediaan

520

120

640

Tanah

400

150

550

Bangunan

1,000

300

1,300

Peralatan

500

250

750

Goodwill

150

2,800

870

3,820

600+420-40

Hutang Usaha

300

40

340

Wesel Bayar

600

180

780

hanya laba induk , krn


tdk ada
L/R Knslds

Total Aktiva

800+420

PT. "F" (Neraca Konsolidasi) - POI


Uraian
"F"
"D"
Knslds
Kas

150

10

20

Piutang (net)

230

50

280

Persediaan

520

80

600

Tanah

400

100

500

Bangunan

1,000

200

1,200

Peralatan

500

300

800

2,800

740

3,400

Hutang Usaha

300

40

340

Wesel Bayar

600

200

800

Modal Saham

800

300

1,100

TMD

600

50

650

Total Aktiva

150+10-140 by
investasi

150+10-140 by
investasi

S 1 - 11 , hal 43

Uraian

Kas
Piutang (net)
Persediaan
Akt Lancar Lainnya
Akt Tetap (net)

Hutang Usaha
Hutang Lainnya
Md. Saham @
10.000
Tambahan Mdl
Disetor
Laba

Abi

Bakri

Nilai Buku Nilai Buku


3,000
1,000
5,500
2,000
6,000
3,500
1,500
500
16,000
5,000
32,000
12,000
5,000
1,800
3,800
3,200

Nilai
Wajar
1,000
2,000
4,000
600
7,400
15,000
1,800
3,000

15,000

3,000

3,000
5,200

1,200
2,800

32,000

12,000

4,800

Nilai Wajar Netto

10,200

Nilai Beli

12,000

Goodwill

1,800

Investasi di Bakri

12,000

Modal Saham
TMD

6,000

6,000

NERACA GABUNGAN - METODE


PEMBELIAN
Uraian
NB A + NW B
Kas

4,000

Piutang (net)

7,500

Persediaan
Akt Lancar Lainnya
Akt Tetap (net)
Goodwill

Hutang Usaha

10,000
2,100
23,400
1,800
48,800
6,800

NERACA GABUNGAN - METODE


POI
Uraian
NB A + NB B
Kas

4,000

Piutang (net)

7,500

Persediaan

9,500

Akt Lancar Lainnya

2,000

Akt Tetap (net)

21,000

Goodwill

44,000

Hutang Usaha

6,800

Mengacu ke Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di


Indonesia, setidak-tidaknya ada 2 (dua) PSAK yang dapat
digunakan untuk acuan pencatatan goodwill dalam pembukuan
wajib pajak:
1. PSAK 22 (revisi 2010) tentang Kombinasi Bisnis[16]
2. PSAK 15 (revisi 2009) tentang Investasi pada Entitas Asosiasi
3. PSAK 12 (revisi 2009) tentang Bagian Partisipasi atas Ventura
Bersama, yaitu untuk penggunaan metode ekuitas dalam
mencatat bagian partisipasi venturer atas pengendalian
bersama entitas.
http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

GOODWILL
PSAK

22

(revisi

2010)

mendefinisikan

goodwill

(nature)-nya

dan

atau
dalam
bukan

IFRS

(2008)

konteks

sifat

berdasarkan

pengukurannya.
Goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan
manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset
lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang
tidak dapat diidentifikasi secara individual dan
diakui secara terpisah [PSAK 22 (revisi 2010) Bagian
Lampiran A: Istilah].

http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

Dari definisi di atas, tampak bahwa goodwill adalah:


(i) suatu aset,
Karena goodwill didefinisikan sebagai suatu aset, tentunya ia
memenuhi definisi aset dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan (Framework fo the
Preparation and Presentation of Financial Statements),
dimana aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan

http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

PSAK 22 (revisi 2010) Tentang Kombinasi Bisnis : Goodwill


Namun perlu diperhatikan bahwa hanya pada akuisisi bisnis saja
diperbolehkan oleh PSAK 22 (revisi 2010) untuk pengakuan
goodwill, sedangkan akuisisi di luar bisnis tidak dapat
menimbulkan goodwill.
Hal ini dipertegas dalam paragraf 02 tentang ruang lingkup PSAK
22 (revisi 2010) dimana suatu transaksi atau peristiwa akuisisi
aset atau kelompok aset yang bukan merupakan suatu
bisnis
tidak menimbulkan goodwill.

http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

Dalam PSAK 19 (revisi 2010) tentang Aset Tak Berwujud lebih


jauh mengatur bahwa:
1. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui
sebagai aset [paragraf 47].
2. Dalam beberapa kasus, entitas melakukan pengeluaran untuk
menghasilkan manfaat ekonomis masa depan, tetapi pengeluaran
tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tak berwujud yang
dapat diakui sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010) ini. Pengeluaran
seperti itu sering dianggap memberikan sumbangsih terhadap
timbulnya goodwill dalam entitas yang dihasilkan secara internal.

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui


sebagai aset karena goodwill tersebut bukan merupakan
suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan
dan
tidak timbul dari kontrak atau hak legal) yang dikendalikan
oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut biaya
perolehannya [paragraf 48].
3. Selisih antara nilai pasar entitas dan jumlah tercatat aset
bersih teridentifikasi dapat mencerminkan berbagai faktor
yang mempengaruhi nilai entitas tersebut. Namun, selisih
tersebut tidak bisa dianggap sebagai biaya perolehan aset
takberwujud yang dikendalikan oleh entitas [paragraf 49]

http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

Jadi PSAK 19 (revisi 2010) tidak memperbolehkan goodwill yang


dihasilkan secara internal diakui sebagai aset suatu entitas.
Dengan demikian, terkait dengan PSAK 22 (revisi 2010), dapat
disimpulkan bahwa pengakuan goodwill hanya dimungkinkan
timbul pada transaksi akuisisi, yaitu diperolehnya pengendalian
atas suatu bisnis, dimana pengendalian dianggap ada dalam 9
(sembilan) situasi sebagaimana ditentukan oleh PSAK 4 (revisi
2009) tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri paragraf 10 dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) Nomor 07 (revisi 2009) tentang
Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus paragraf 10.

http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/psak-22-revisi-2010-goodwill/

Anda mungkin juga menyukai