Hal yang dapat dijadikan kebijakan dalam penetapan sistem kompensasi menurut Mondy, Noe
dan Premeaux (8th ed: 315) ada empat faktor, yaitu : faktor organisasi (The Organization), faktor
pegawai (The Employee), faktor pasaran tenaga kerja (The Labor Market) dan jenis pekerjaan itu
sendiri (The Job).
• Dari faktor organisasi (the organization), penetapan kompensasi harus di lihat
dari sisi kebijakan manajemen, keadaan politik yang mempengaruhi organisasi dan
kemampuan organisasi dalam melakukan pembayaran.
• Dari faktor pegawai (the employee) , penetapan kompensasi ini harus
menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan kinerja pegawai itu, pembayaran berdasarkan
merit, variable gaji, pembayaran yang didasarkan pada keterampilan pegawai,
pembayaran berdasarkan pada kompetensi, Senioritas pegawai, pengalaman kerja,
hubungan keanggotaan dalam organisasi, potensinya, pengaruh politik dan yang terakhir
adalah keberuntungan.
• Dari faktor pasaran tenaga kerja (the labor market), penetapan kompensasi juga
harus melihat kompensasi yang berlaku secara umum di pasar tenaga keja, untuk itu
organisasi dalam menetapkan system kompensasi ini haruslah melakukan survey pada
organisasi lain, kelayakan, biaya hidup, organisasi buruh, tingkat social dan perundang-
undangan ekonomi yang berlaku.
• Sedangkan dari faktor pekerjaan (the job), maka penetapan sistem kompensasi
harus di dasari dengan, analisa jabatan (job analysis), uraian tugas pekerjaan (job
description), evaluasi jabatan (job evaluation) dan terakhir penawaran secara kolektip
(collective bargaining).
Mangkuprawira (2003) menyampaikan ada beberapa prinsip yang diterapkan dalam manajemen
kompensasi, antara lain :
• Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam organisasi.
• Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja atau performance.
• Mempertimbangkan keuangan organisasi.
• Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampubersaing dengan harga pasar tenagakerja
sejenis.
• Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang berprestasi baik dan yang
tidak dalam golongan yang sama.
• Sistem penggajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian kinerja pegawai.
Pada umumnya pegawai akan menerima perbedaan kompensasi yang berdasarkan
tanggungjawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas, “on – job” atau kegiatan kegiatan
manajerial. Sedangkan pembayaran yang berdasarkan ras, kelompok etnis, dan jenis kelamin,
dilarang oleh hukum dan kebijaksanaan umum.
F. MANAJEMEN KOMPENSASI BERORIENTASI PADA PENGHARGAAN
(REWARD)
Sistem manajemen yang berorientasi pada reward dirasakan lebih adil dan menantang.
1. Kriteria Kinerja Sebagai Dasar Pemberian Penghargaan
Beberapa kriteria kinerja itu antara lain :
a. kriteria keuangan
b. Kemampuan menyelamatkan atau menyehatkan organisasi
c. Kemampuan menjadkan organisasi pada prestasi terbaik di antara pesaing-
pesaingnya
7. GainsharingGainsharing
merupakan pendekatan suatu bentuk insentif kepada kelompok yangdidasarkan pada
formula. Insentif tersebut berasal dari kelebihan keuangan organisasiyang diakibatkan
oleh perbaikan kinerja.
H. PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KOMPENSASI PADA
ORGANISASISEKTOR PUBLIK DI INDONESIA