Anda di halaman 1dari 4

BAB IV PPH PASAL 21

BAB IV
PPh PASAL 21

Capaian Pembelajaran:
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
1. Mengetahui pengertian PPh ps 21
2. Mengetahui pemotong dan bukan pemotong PPh pasal 21
3. Mengetahui subyek dan non subyek PPh pasal 21.
4. Mengetahui hak dan kewajiban penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal
21.
5. Mengetahui hak dan kewajiban pemotong PPh pasal 21
6. Memahami obyek dan non obyek PPh ps 21
7. Memahami tata cara penghitungan dan pemotongan PPh pasal 21
8. Mengetahui tarif PPh pasal 21 dan mampu menerapkannya

4.1. CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21


Seperti halnya menghitung Pajak Penghasilan yang terutang yang telah dibahas
pada Bab 3, PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong Pajak secara umum
diformulasikan sebagai berikut :
PPh Pasal 21 = Tarif X Dasar Pengenaan Pajak
Tarif PPh Pasal 21
Beberapa tarif berikut ini digunakan sebagai dasar menghitung PPh Pasal 21 :
a. Tarif Pasal 17 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana
diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Rp0,00 s/d Rp 50.000.000,00 5%
Di atas Rp50.000.000,00 s/d Rp250.000.000,00 15%
Di atas Rp250.000.000,00 s/d Rp500.000.000,00 25%
Di atas Rp500.000.000,00 30%

b. Tarif 5 % (lima Persen)


c. Tarif 15 % (lima belas persen)
d. Tarip khusus
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang
tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi lebih tinggi 20 %
(dua puluh persen) daripada tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang
_____________________________________________________________________________________________________ 4
SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK-KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI
KEUANGAN LEMBAGA
BAB IV PPH PASAL 21

dapat menunjukkan NPWP. Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


dapat dibuktikan oleh Wajib Pajak antara lain, dengan cara menunjukkan kartu
NPWP.
Untuk tata cara perhitungan PPh pasal 21 dan atau pasal 26 secara lengkap bisa
dipelajari pada Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ/2009 tentang Pedoman
teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPH pasal 21 dan/atau
PPh pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.
TUGAS:
DOWNLOAD Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ/2009 tentang Pedoman
teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPH pasal 21 dan/atau
PPh pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.
LATIHAN SOAL:
PT Almas Bersaudara Smart (ABS) yang bergerak di bidang industry elektronik,
selama bulan April 2011 memiliki beberapa transaksi pembayaran gaji dan
imbalan lain baik yang diberikan kepada pegawai tetap maupun pegawai tidak
tetap, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tuan Rayhan, berusia 40 tahun berstatus menikah dan memiliki 2 anak,
adalah direktur Utama PT ABS memperoleh gaji sebesar Rp
30.000.000,00/ bulan serta menerima tunjangan jabatan, transport dan
makan dengan total keseluruhan Rp 20.000.000,00. Untuk pegawai
tetapnya PT ABS mengikutkan program JAMSOSTEK yaitu premi
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang dibayar oleh
perusahaan dengan jumlah masing-masing 0,40%, dan 0,20% dari gaji
pokok. Di samping itu PT ABS menanggung iuran jaminan hari tua setiap
bulan sebesar 2,5% dari gaji pokok. PT ABS juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya ke dana pensiun setiap bulan, untuk Tuan
Rayhan sebesar Rp 200.000,00/ bulan. Setiap bulan Tuan Rayhan
membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji pokok dan iuran pensiun
sebesar Rp 100.000,00.
2. Jika pada bulan April tersebut Tuan Rayhan menerima bonus sebesar Rp
10.000.000,00, berapa PPh ps 21 atas bonus yang diterima Tuan Rayhan!
3. Rasyiddien, yang berstatus belum menikah dan sebelumnya belum pernah
bekerja adalah fresh graduated dari Universitas Indonesia jurusan
akuntansi , diterima bekerja mulai 1 April 2011 dan langsung diangkat
sebagai pegawai tetap dengan gaji Rp 7.000.000,00/ bulan. Beliau belum
menerima tunjangan transport dan makan. Tuan Rasyiddien membayar
sendiri iuran pension sebesar Rp 50.000,00/bulan.

_____________________________________________________________________________________________________ 4
SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK-KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI
KEUANGAN LEMBAGA
BAB IV PPH PASAL 21

4. Dibayarkan fee sebesar US$3,000.00 kepada Mr. Ronald Duck dari Inggris
yang memberikan jasa konsultasi pemasaran produk selama 5 hari (Kurs
Menkeu 1US$=Rp 10.100,00)
5. Diserahkan kepada Saudara Syafik Abdullah, pemenang utama atas hadiah
undian berupa uang tunai Rp 10.000.000,00
6. Dr. Rashif, yang beralamat di Jl Sawit Jingga adalah seorang dokter yang
bekerja paruh waktu di klinik kesehatan milik PT ABS, pada bulan April
2011 menerima pembayaran uang konsultasi Rp 15.000.000,00.
7. Gunaris, pada bulan April 2011 mengundurkan diri karena sakit parah dan
diberi pesangon Rp 50.000.000,00.
8. Bandi, berstatus belum menikah adalah karyawan kontrak PT ABS dengan
dasar upah harian yang akan dibayarkan setiap tanggal 30 tiap bulannya,
dalam bulan April 2011bekerja selama 17 hari kerja dengan upah harian
Rp 85.000,00/hari.
9. Pembayaran jasa notaries kepada Bapak Falah Azmi, SH sebesar Rp
30.000.000,00

Hitunglah PPh ps 21 yang dipotong PT ABS bulan April 2011 atas transaksi di
atas, kapan disetor dan kapan dilaporkan, dan kepada siapa PT ABS memberikan
bukti potong PPh Ps 21 bulan April 2011!

_____________________________________________________________________________________________________ 4
SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK-KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI
KEUANGAN LEMBAGA
BAB IV PPH PASAL 21

_____________________________________________________________________________________________________ 4
SMK NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK-KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI
KEUANGAN LEMBAGA

Anda mungkin juga menyukai