Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RIAMA ARDAFIANTI

NIM : 210501110070
ABSEN : 24

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GANJIL 2021/2022

1. Uraikan perdebatan Pancasila pasca Orde Baru dan Reformasi tentang falsafah Pancasila?
2. Sebutkan hal-hal krusial sehingga Pancasila menjadi solusinya?
3. Perdebatan Pancasila sebagai Dasar Negara meliputi apa saja? Uraikan secara detail!
4. Paparkan hal apa saja yang menjadi dasar pemikiran mengenai dibuangnya 7 kata yang
terkait syariah Islam dalam Pancasila sila pertama?
5. Uraikan pengertian sila keadilan dalam Pancasila terkait implementasi dalam perekonomian
nasional?

JAWAB :

1. Pemerintahan Order Baru


Pemerintahan Order Baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
sekaligus berhasil memberantas paham komunis di Indonesia. Akan tetapi, implementasi dan
aplikasinya sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian, kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Pancasila dijadikan sebagai
indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat untuk melanggengkan
kekuasaannya. berani untuk mengkritik pemerintah. Dalam sistem pemerintahannya, Presiden
Soeharto melakukan beberapa penyelewengan dalam penerapan Pancasila, yaitu dengan
diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah. Selain itu,
Presiden Soeharto juga memegang kendali terhadap lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif
sehingga peraturan yang dibuat harus sesuai dengan persetujuannya. Presiden Soeharto juga
melemahkan aspek-aspek demokrasi, terutama pers, karena dinilai dapat membahayakan
kekuasaannya. Maka, Presiden Soeharto membentuk Departemen Penerangan sebagai lembaga
sensor secara besar-besaran agar setiap berita yang dimuat di media tidak ada menjatuhkan
pemerintah.
Puncaknya adalah saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter di tahun 1997 yang menyebabkan
perekonomian Indonesia anjlok sehingga memicu gerakan besar-besaran untuk menggulingkan
rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Selama rezim Orde Baru berkuasa, terdapat beberapa tindakan penguasa yang melenceng dari
nilai-nilai luhur Pancasila, antara lain yaitu:
1) Melanggengkan Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun.
2) Terjadi penafsiran sepihak terhadap Pancasila melalui program P4.
3) Adanya penindasan ideologis sehingga orang-orang yang mempunyai
gagasan kreatif dan kritis menjadi takut bersuara.
4) Adanya penindasan secara fisik, seperti pembunuhan di Timor Timur, Aceh,
Irian Jaya, kasus di Tanjung Priok, kasus pengrusakan pada 27 Juli, dan lain
sebagainya.
5) Perlakuan diskriminasi oleh negara terhadap masyarakat non pribumi
(keturunan) dan golongan minoritas.
Reformasi tentang filsafah Pancasila

Kata ‘reformasi’ secara etimologis berasal dari kata reform, sedangkan secara harfiah reformasi
mempunyai pengertian suatu gerakan yang memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal
yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang dicita-citakan rakyat. Reformasi juga diartikan pembaruan dari paradigma pola lama ke paradigma
pola baru untuk menuju ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan. Untuk melakukan reformasi,
ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, antara lain yaitu:

A. Adanya suatu penyimpangan.

B. Gerakan reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem negara demokrasi.

C. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang lebih baik.

D. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang ber-Ketuhanan

Yang Maha Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Meskipun nama Pancasila itu sendiri sebenamya tidak terdapat baik dalam pembukaan UUD
1945 maupun di dalam Batang Tubuh UUD 1945 (kecuali setelah amandemen, di mana
Pancasila disebut dalam Pasal 36A yang menyatakan "Lambang Negara lalah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika", pen), namun telah cukup jelas bahwa Pancasila yang
kita maksud adalah lima Dasar Negara sebagaimana yang tercantum di dalam Pembukaan UUD
1945 alinea keempat, yang berbunyi sebagai berikut

1) . Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dan kebijaksaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh wilayah Indonesia
2. Politik Identitas
Hoax
Peran Media.
Intoleransi
Korupsi
3. 1. Perdebatan Soekarno-Natsir tahun 1930-an sampai 1942. Natsir berkeinginan
mendirikan Negara nasional berdasarkan Islam justru karena dia seorang democrat sejati.
Dalam pandangan Natsir, umat Islam ada 80% maka wajarlah kalau mereka
menginginkan Negara Islam. Hal ini dibantah Soekarno yang mengatakan bahwa agama
Islam pada bangsa Indonesia hanyalah lapisan tipis belaka dari keyakinan orang-orang
Islam Indonesia. Kalau lapisan itu dikelupas maka yang terlihat sebagian besarnya
adalah animisme dan dinamisme.
2. Perdebatan Soekarno vs Haji Agus Salim Soekarno jelas-jelas menginginkan
nasionalisme sekuler setelah Indonesia merdeka nanti. Sementara itu Agus Salim
menolak pendapat Soekarno karena ia khawatir itu sangat rentan terjatuh pada
chauvinism atau ultra nasionalisme. Agus Salim lebih menginginkan nasionalisme Islam,
karena lebih bersifat universal.
3. Perdebatan Soekarno dengan Ahmad Hassan Tema debat mereka adalah pernyataan,
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman.” Menurut Soekarno itu hadits dan sebagai
konsekwensinya umat Islam harus melaksanakan itu, sedangkan menurut Hassan itu
hadits palsu.
4. perdebatan antara SI Pusat dengan SI Semarang. SI Pusat mencita-citakan Negara
Islam Indonesia dengan ekonomi yang kuat ditandai dengan kuatnya Pengusaha pribumi.
Jiwa zaman saat itu pribumi adalah Islam. Hal ini sangat ditentang oleh SI Semarang
yang ingin Negara Indonesia dengan masyarakat tanpa kelas dan tidak ada kapitalisme.
Pengusaha termasuk pengusaha pribumi –menurut mereka adalah kapitalis, dan kapitalis
adalah jahat. Akhirnya dari tesis SI Pusat lalu ada antithesis SI Semarang dicapailah
sintesis dalam kongres CSI (Centraal Sarekat Islam) ke-2, yaitu Indonesia yang dicita-
citakan adalah Negara Islam Indonesia yang memerangi kapitalisme yang jahat ( berarti
dalam pandangan mereka ada juga kapitalisme yang baik).
5. Perdebatan di BPUPKI Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato yang terkenal
sebagai peristiwa lahirnya Pancasila. Setelah BPUPKI dibubarkan, lalu diganti PPKI,
lahirlah Piagam Jakarta yang rencananya akan jadi teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Piagam Jakarta atau Jakarta Charter lahir dari perdebatan yang keras, sengit,
panjang dan berlarut-larut.
4. Karena Indonesia merupakan sebuah gugusan kepulauan dari sabang sampai merauke
yang menyebabkan muncul usulan agar dasar negara tidak berdasarkan pada agama
tertentu (Islam). Oleh karena itu, dalam rapat Panitian Persepiapan Kemerdekaan
Indonesai pada 18 Agustus, diputuskan untuk melakukan perubahan pada sila pertama
dari yang tertulis dalam piagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” dirubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.
5. Ekonomi yang berkeadilan baik menurut pancasila maupun Islam sama-sama sepakat
bahwa hal tersebut sangat menekankan pada persamaan hak dan menghindari segala
bentuk kepincangan sosial yang dimulai dari kepincangan ekonomi. Keadilan ekonomi
bukan saja tentag kebebasan masyarakat untuk mengadakan produksi tapi bagaimana
dalam hal distribusi kompensasi tersebut bisa adil, maksudnya setiap manusia
mendapatkan imbalan berdasarkan apa yang dikerjakannya, dengan kata lain bagaimana
seseorang mendapatkan apa yang menjadi haknya dengan terlebih dahulu memenuhi
kewajiban yang menyertainya.

Anda mungkin juga menyukai