Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun oleh:

Annisa 46119006

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021/2022
BAB I

TEORI / PENDAHULUAN

A. Konsep Biaya
1) Pengertian Biaya

Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran


sumber daya keuangan atau lainnya yang dihitung dalam satuan moneter
yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga
kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk
keperluan bisnis atau memproduksi barang atau jasa.

Menurut Mulyadi (2007:8), biaya adalah pengorbanan sumber


ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

2) Tujuan Biaya

Ada beberapa tujuan dari akuntansi biaya, diantaranya sebagai


berikut:

a. Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya (harga) pokok suatu


produk
b. Memperinci biaya (harga) pokok produk pada segenap unsurnya
c. Memberikan informasi dasar untuk membuat perencanaan biaya
dan beban
d. Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran
e. Memberikan informasi biaya bagi manajemen guna dipakai di
dalam pengendalian manajemen
3) Manfaat biaya
Dapat memberikan manfaat sebagai pemberi informasi yang
diperlukan dalam perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran pada
perusahaan, seperti :

a. Menentukan jumlah biaya dengan tepat


b. Mengendalikan biaya dengan tepat
c. Mengambil keputusan jangka pendek
d. Menentukan harga jual
e. Menghitung laba dan rugi
B. Informasi untuk Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

1) Pengertian informasi manajemen


Informasi manajemen berkaitan erat dengan informasi, karena
akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi. Ada 3 macam
informasi akuntansi, yaitu informasi operasi, laporan keuangan dan akuntansi
manajemen.

a. Informasi operasi, mempunyai peran penyedia data untuk penyusunan


laporan keuangan dan akuntansi manajemen.
b. Laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi keuangan, berisi
posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh perusahaan.
c. Akuntansi manajemen memberikan informasi keuangan untuk
manajemen, akuntansi manajemen memerlukan informasi keuangan
yang lebih terinci dibandingkan dengan informasi akuntansi keuangan

2) Tujuan Informasi Manajemen


Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya yang ditentukan oleh
manajemen. Informasi ini juga bertujuan untuk perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, serta informasi untuk
pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi biaya harus terintegrasi
dan terkoordinasi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen,
serta mengkomunikasikan dengan segera dalam bentuk yang mudah dipahami
oleh setiap pengguna informasi.

3) Manfaat Informasi Manajemen

Sistem informasi akuntansi biaya akan menghasilkan informasi


biaya yang sistematis dan komparatif agar dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas data secara akurat dan realtime. Memudahkan
pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan, pengarahan
dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki hubungan
atau koordinasi. Sistem informasi akuntansi biaya akan menghasilkan
informasi biaya yang sistematis dan komparatif

C. Activity Based Costing

1) Pengertian Activity Based Costing (ABC)


Pengertian Activity Based Costing System (ABC system) menurut
Garisson dan Noreen (2006:342) adalah “metode costing yang dirancang
untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategik
dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga
biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity based management,
yaitu pendekatan menejemen yang fokus pada aktivitas”

2) Tujuan Activity Based Costing (ABC)

Sistem biaya konvensional kurang mampu memenuhi kebutuhan


manajemen dalam perhitungan harga pokok produk yang akurat, terlebih
apabila melibatkan biaya produksi tidak langsung yang cukup besar dan
keanekaragaman produk. Hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang
kurang tepat oleh pihak manajemen sehubungan dengan strategi yang
ditetapkan, sedangkan metode Activity-based costing system (ABC)
menggunakan berbagai tingkatan aktivitas dalam pembebanan biaya produksi
tidak langsung dengan menitikberatkan penentuan harga pokok produk di
semua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk
sampai dengan penyerahan produk kepada konsumen

3) Manfaat Activity Based Costing (ABC)


a. Dapat mengurangi ketidakstabilan ekonomi pasar yang disebabkan
pengalokasian biaya tradisional yang terdapat pada perusahaan
b. Menjabarkan biaya pengeluaran perusahaan secara informatif, jelas,
dan terperinci
c. Dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan dan mengatur
strategi perusahaan di masa yang akan datang
d. Bisa mendapatkan harga pokok penjualan yang tepat dan akurat
dengan menggunakan metode activity based costing dalam
menghitung biaya perusahaan
e. Bisa melakukan pemetaan biaya yang lebih terstruktur dan sistematis
terkait aktivitas dan sumber daya perusahaan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Menerapkan Konsep Biaya


Cost of Goods Manufactured (CGM)  adalah seluruh total biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang mulai dari proses
pembuatan sampai kepada pendistribusiannya atau kegiatan mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. CGM atau biasa disebut harga pokok produksi
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.

A. Studi Kasus 1 (CV Zaza Sereal)


CV Zaza Sereal adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang perkebunan jagung, yang didirikan oleh Zaki dan Zakiya di
awal tahun. Lahan untuk penanaman jagung adalah milik perusahaan
seluas 1 hektar. Produk akhir dari usaha ini adalah jagung pipil, dan
dijual ke produsen tepung jagung. Untuk menentukan harga pokok
produksi perusahaan dilakukan perbandingan dengan menggunakan
tiga metode yaitu metode full costing, metode variable costing, dan
metode ABC. Dimana dari perbandingan tersebut di dapatkan hasil
bahwa ternyata apabila menggunakan metode variable costing maka
harga pokok per kg jagung pipil mendapatkan hasil terendah dengan
nilai Rp 1.945/kg. Adapun hasil dari ketiga perhitungan tersebut,
yaitu:

a) Metode Full Costing


Dilakukan dengan cara membagi antara anggaran total
BOP dengan taksiran jumlah jam kerja mesin pemipil
sehingga dari pembagian tersebut didapatkan tarif BOP
per-jam mesin pemipil. Setelah mendapatkan hasil dari
BOP maka dilakukan perhitungan harga pokok produksi
yang mendapatkan hasil perhitungan harga pokok per-kg
jagung pipil sebesar Rp 2.248/kg.
b) Metode variable costing

Dilakukan dengan cara membagikan antara anggaran


BOP variable dengan taksiran jumlah jam kerja mesin
pemipil pada tahun tersebut untuk mendaptkan tarif per-
jam mesin pemipil untuk menjadi tarif BOP per-jam. Dari
hasil perhitungan BOP tersebut maka dilakukan
perhitungan harga pokok produksi yang mendapatkan hasil
perhitungan harga pokok per kg jagung pipil sebesar Rp
1.945/kg.

c) Metode ABC

Dilakukan dengan cara mengklasifikasikan semua


aktivitas yang terjadi diluar biaya bahan baku langsung dan
biaya tenaga kerja langsung kemudian dikalikan dengan
tarif sumber daya. Setelah itu, dilakukan perhitungan harga
pokok per kg dengan cara membagi antara total BOP
dengan jumlah produksi aktual sehingga mendapatkan hasil
sebesar Rp 2.148/kg.

Untuk menghitung harga pokok penjualan maka total


penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (persediaan awal
ditambah dengan harga pokok produksi dikurangi dengan persediaan
akhir) sehingga menghasilkan laba kotor.

Untuk alokasi biaya bersama dilakukan untuk mengetahui dari


dua atau lebih jasa yang ditawarkan, yang mana yang memakan biaya
lebih besar. Dalam menentukan biaya bersama ini, terlebih dahulu
harus diketahui dasar alokasinya kemudian dari dasar alokasi tersebut
yang menjadi dasar pembebanan biaya setiap jenis usaha.

B. Kasus 2 (Home Stay Imary)


Didirikan di jalan moncongloe No.31 Makassar yang
disewakan kepada karyawan-karyawan kantor dan mahasiswa. Usaha
ini memiliki akte pendirian tanggal 18 juni 2014 dan mulai beroperasi
secara normal sejak bulan januari 2015. Kebijakan ini dilakukan oleh
bapak Yusuf yang merupakan pengelola sekaligus sebagai pemilik.
Bapak yusuf mengungkapkan beberapa kegalauan seperti: kewajaran
tarif kamarnya, kinerja keuangannya (dalam hal efisiensi biaya), dan
kemungkinan laba atau rugi sekarang dan di masa mendatang.
Pada kasus ini, yang menjadi perhatian utama yaitu
mengelompokkan biaya menurut perilaku biayanya seperti biaya listrik
termasuk ke dalam semi variabel, biaya upah termasuk kedalam biaya
variabel, biaya penyusutan masuk ke dalam biaya tetap, biaya
pemeliharaan perbaikan masuk ke dalam biaya semi variabel, dan
biaya gaji masuk ke dalam biaya tetap. Untuk itu digunakan rumus
secara kesuluruhan y=a+bx.
Setelah mengetahui berapa besaran biaya variabel dan biaya
tetap dari tiap biaya maka dibuatkan laporan laba rugi kontribusi yang
dimana memisahkan antara type kamar mawar dan tipe kamar
matahari. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa tingkat
kontribusi laba type kamar mawar sebesar 73% sedangkan tingkat
kontribusi laba type kamar matahari sebesar 27%

2. Menyiapkan Informasi Manajemen untuk Perencanaan dan


Pengambilan Keputusan
A. Memprediksi Biaya, Laba dan Titik Impas
Untuk memperoleh keuntungan, kita dapat menargetkan berapa
pendapatan yang harus dihasilkan dengan memprediksi biaya-biaya apa yang
akan dikeluarkan sesuai dengan target aktivitas yang direncanakan dan akan
dilakukan akan mempermudah kita menentukan berapa laba yang akan
diperoleh dan pada titik mana (pendapatan dan biaya).

B. Pengambilan Keputusan Taktis (Keputusan Jangka Pendek)


a) Keputusan Pesanan Khusus (Special Order)
Keputusan pesanan khusus ialah keputusan untuk menerima
atau menolak pesanan, jika terdapat pesanan yang ditawarkan di
bawah harga yang telah ditentukan. Manajer perlu mempertimbangkan
berapa keuntungan yang akan diperoleh jika menerima pesanan
tersebut dan berapa keuntungan yang diperoleh jika menolak pesanan
tersebut. Jika menerima pesanan tersebut memberikan keuntungan
yang lebih besar dan jika ada sumber daya yang memungkinkan untuk
menerima pesanan tersebut maka sebaiknya pesanan tersebut diterima
dari pada hanya membiarkan ada sumber daya yang menganggur.

b) Keputusan Pengembangan Usaha Baru


Keputusan ini ialah keputusan memilih untuk mengembangkan
usaha atau tetap pada usaha yang sekarang. Manajer perlu
mempertimbangkan, maka manajer perlu menghitung berapa laba
yang diperoleh jika melakukan pengembangan usaha dengan
memperhatikan pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan
untuk pengembangan tersebut. Dan melihat bagaimana potensi
penjualan atas pengembangan tersebut, apakah dalam pengembangan
tersebut berpotensi untuk dijual dan mendapatkan laba yang lebih
besar.
c) Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri
Keputusan yang dilakukan adalah membeli atau membuat
sendiri, maka manajer perlu mempertimbangkan beberapa hal
misalnya, sumber daya yang digunakan, biaya-biaya yang dikeluarkan
dan lain-lain. Sehingga perlu dilakukan perbandingkan untuk menilai
mana yang lebih banya mengeluarkan biaya dan untung yang mana
jika keputusan tersebut yang diambil.

d) Keputusan Bauran Produk dengan Satu Kendala


Pada keputusan ini, manajer harus memperitmbangkan yang
mana produk yang lebih diprioritaskan dengan melihat beberapa hal.
Misalnya ada Batasan tertentu berapa lama produk tersebut dapat
bertahan, kapan pembelian bahan baku yang tepat dan lain-lain.

e) Keputusan Bauran Produk dengan Lebih dari Satu Kendala


Keputusan ini sama dengan yang sebelumnya, bedanya dalam
keputusan ini manajer bukan hanya harus mempertimbangkan dari
satu sisi melainkan dari dua sisi atau lebih.

3. Mengendalikan Biaya dengan Sistem Manajemen Berbasis Aktivitas


(ABM)
1. Mengklasifikasikan Aktivitas
Mengklasifikasi aktivitas berdasrkan aktivitas tingkat unit, batch,
produk dan tingkat fasilitas. Pengklasifikasi tersebut untuk memisahkan
aktivitas yang terjadi pada masing-masing kegiatan yang terjadi pada
suatu usaha.
2. Menelusuri Aktivitas yang Tidak Bernilai Tambah
Aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu aktivitas yang tidak
diperlukan dan harus dihilangkan dari dalam proses bisnis karena
menghambat kinerja perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari
tahu apakah dalam aktivitas perusahaan terdapat aktivitas yang tidak
bernilai tambah maksudnya aktivitas yang jika dilakukan tidak
memberikan umpan balik kepada perusahaan sehingga hanya akan
memberikan tambahan biaya dan pemborosan waktu.

3. Menerapkan Target Costing


Biaya standar yang menjadi acuan untuk dicapai. Yang penetapan
harga pokok produk sebagai dasar penentuan harga sehingga target laba
yang diinginkan dapat tercapai.
BAB III

KESIMPULAN

Seorang Manajer adalah tempat pengambilan suatu keputusan agar


menghasilkan keuntungan bagi perusahaannya. Untuk kemajuan dari usaha yang
dijalankan, Manajer perlu mempertimbangkan sebelum memutuskan dengan melihat
biaya-biaya yang dikeluarkan apakah dapat mengalami keuntungan atau kerugian
bagi perusahaan dengan mengetahui laba yang akan diperoleh dan pada titik mana
laba yang diperoleh sama dengan nol.

Penentuan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan


aktivitasnya terdapat tiga metode yaitu Metode Full Costing, Variable Costing, dan
ABC. Dalam menentukan biaya-biaya apa yang dikeluarkan metode yang paling tepat
adalah metode ABC karena metode ini lebih berfokus pada klasifikasi biaya-biaya
berdasarkan aktivitas yang terjadi pada usaha tersebut. Untuk biaya bersama
diperlukan pengalokasian biaya agar dapat mengetahui berapa pembebanan biaya
bersama dibebankan pada produk yang satu dengan produk yang lainnya.

Manajer perlu mengendalikan biaya-biaya dengan mengklasifikasikan yang


mana aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi perusahaan, sehingga aktivitas
tersebut dapat dihapus untuk mengurangi aktivitas yang dapat menambah biaya-biaya
yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai