Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran
sumber daya keuangan atau lainnya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau memproduksi barang atau jasa.
Menurut Mulyadi (2007:8), biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
2) Tujuan Biaya
Ada beberapa tujuan dari akuntansi biaya, diantaranya sebagai
berikut:
a. Melakukan perhitungan dan pelaporan biaya (harga) pokok suatu
produk b. Memperinci biaya (harga) pokok produk pada segenap unsurnya c. Memberikan informasi dasar untuk membuat perencanaan biaya dan beban d. Memberikan data bagi proses penyusunan anggaran e. Memberikan informasi biaya bagi manajemen guna dipakai di dalam pengendalian manajemen 3) Manfaat biaya Dapat memberikan manfaat sebagai pemberi informasi yang diperlukan dalam perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran pada perusahaan, seperti :
a. Menentukan jumlah biaya dengan tepat
b. Mengendalikan biaya dengan tepat c. Mengambil keputusan jangka pendek d. Menentukan harga jual e. Menghitung laba dan rugi B. Informasi untuk Perencanaan dan Pengendalian Manajemen
1) Pengertian informasi manajemen
Informasi manajemen berkaitan erat dengan informasi, karena akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi. Ada 3 macam informasi akuntansi, yaitu informasi operasi, laporan keuangan dan akuntansi manajemen.
a. Informasi operasi, mempunyai peran penyedia data untuk penyusunan
laporan keuangan dan akuntansi manajemen. b. Laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi keuangan, berisi posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh perusahaan. c. Akuntansi manajemen memberikan informasi keuangan untuk manajemen, akuntansi manajemen memerlukan informasi keuangan yang lebih terinci dibandingkan dengan informasi akuntansi keuangan
2) Tujuan Informasi Manajemen
Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya yang ditentukan oleh manajemen. Informasi ini juga bertujuan untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan, serta informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi biaya harus terintegrasi dan terkoordinasi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen, serta mengkomunikasikan dengan segera dalam bentuk yang mudah dipahami oleh setiap pengguna informasi.
3) Manfaat Informasi Manajemen
Sistem informasi akuntansi biaya akan menghasilkan informasi
biaya yang sistematis dan komparatif agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime. Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki hubungan atau koordinasi. Sistem informasi akuntansi biaya akan menghasilkan informasi biaya yang sistematis dan komparatif
C. Activity Based Costing
1) Pengertian Activity Based Costing (ABC)
Pengertian Activity Based Costing System (ABC system) menurut Garisson dan Noreen (2006:342) adalah “metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen activity based management, yaitu pendekatan menejemen yang fokus pada aktivitas”
2) Tujuan Activity Based Costing (ABC)
Sistem biaya konvensional kurang mampu memenuhi kebutuhan
manajemen dalam perhitungan harga pokok produk yang akurat, terlebih apabila melibatkan biaya produksi tidak langsung yang cukup besar dan keanekaragaman produk. Hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh pihak manajemen sehubungan dengan strategi yang ditetapkan, sedangkan metode Activity-based costing system (ABC) menggunakan berbagai tingkatan aktivitas dalam pembebanan biaya produksi tidak langsung dengan menitikberatkan penentuan harga pokok produk di semua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk kepada konsumen
3) Manfaat Activity Based Costing (ABC)
a. Dapat mengurangi ketidakstabilan ekonomi pasar yang disebabkan pengalokasian biaya tradisional yang terdapat pada perusahaan b. Menjabarkan biaya pengeluaran perusahaan secara informatif, jelas, dan terperinci c. Dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan dan mengatur strategi perusahaan di masa yang akan datang d. Bisa mendapatkan harga pokok penjualan yang tepat dan akurat dengan menggunakan metode activity based costing dalam menghitung biaya perusahaan e. Bisa melakukan pemetaan biaya yang lebih terstruktur dan sistematis terkait aktivitas dan sumber daya perusahaan BAB II
PEMBAHASAN
1. Menerapkan Konsep Biaya
Cost of Goods Manufactured (CGM) adalah seluruh total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang mulai dari proses pembuatan sampai kepada pendistribusiannya atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk jadi. CGM atau biasa disebut harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
A. Studi Kasus 1 (CV Zaza Sereal)
CV Zaza Sereal adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan jagung, yang didirikan oleh Zaki dan Zakiya di awal tahun. Lahan untuk penanaman jagung adalah milik perusahaan seluas 1 hektar. Produk akhir dari usaha ini adalah jagung pipil, dan dijual ke produsen tepung jagung. Untuk menentukan harga pokok produksi perusahaan dilakukan perbandingan dengan menggunakan tiga metode yaitu metode full costing, metode variable costing, dan metode ABC. Dimana dari perbandingan tersebut di dapatkan hasil bahwa ternyata apabila menggunakan metode variable costing maka harga pokok per kg jagung pipil mendapatkan hasil terendah dengan nilai Rp 1.945/kg. Adapun hasil dari ketiga perhitungan tersebut, yaitu:
a) Metode Full Costing
Dilakukan dengan cara membagi antara anggaran total BOP dengan taksiran jumlah jam kerja mesin pemipil sehingga dari pembagian tersebut didapatkan tarif BOP per-jam mesin pemipil. Setelah mendapatkan hasil dari BOP maka dilakukan perhitungan harga pokok produksi yang mendapatkan hasil perhitungan harga pokok per-kg jagung pipil sebesar Rp 2.248/kg. b) Metode variable costing
Dilakukan dengan cara membagikan antara anggaran
BOP variable dengan taksiran jumlah jam kerja mesin pemipil pada tahun tersebut untuk mendaptkan tarif per- jam mesin pemipil untuk menjadi tarif BOP per-jam. Dari hasil perhitungan BOP tersebut maka dilakukan perhitungan harga pokok produksi yang mendapatkan hasil perhitungan harga pokok per kg jagung pipil sebesar Rp 1.945/kg.
c) Metode ABC
Dilakukan dengan cara mengklasifikasikan semua
aktivitas yang terjadi diluar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung kemudian dikalikan dengan tarif sumber daya. Setelah itu, dilakukan perhitungan harga pokok per kg dengan cara membagi antara total BOP dengan jumlah produksi aktual sehingga mendapatkan hasil sebesar Rp 2.148/kg.
Untuk menghitung harga pokok penjualan maka total
penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (persediaan awal ditambah dengan harga pokok produksi dikurangi dengan persediaan akhir) sehingga menghasilkan laba kotor.
Untuk alokasi biaya bersama dilakukan untuk mengetahui dari
dua atau lebih jasa yang ditawarkan, yang mana yang memakan biaya lebih besar. Dalam menentukan biaya bersama ini, terlebih dahulu harus diketahui dasar alokasinya kemudian dari dasar alokasi tersebut yang menjadi dasar pembebanan biaya setiap jenis usaha.
B. Kasus 2 (Home Stay Imary)
Didirikan di jalan moncongloe No.31 Makassar yang disewakan kepada karyawan-karyawan kantor dan mahasiswa. Usaha ini memiliki akte pendirian tanggal 18 juni 2014 dan mulai beroperasi secara normal sejak bulan januari 2015. Kebijakan ini dilakukan oleh bapak Yusuf yang merupakan pengelola sekaligus sebagai pemilik. Bapak yusuf mengungkapkan beberapa kegalauan seperti: kewajaran tarif kamarnya, kinerja keuangannya (dalam hal efisiensi biaya), dan kemungkinan laba atau rugi sekarang dan di masa mendatang. Pada kasus ini, yang menjadi perhatian utama yaitu mengelompokkan biaya menurut perilaku biayanya seperti biaya listrik termasuk ke dalam semi variabel, biaya upah termasuk kedalam biaya variabel, biaya penyusutan masuk ke dalam biaya tetap, biaya pemeliharaan perbaikan masuk ke dalam biaya semi variabel, dan biaya gaji masuk ke dalam biaya tetap. Untuk itu digunakan rumus secara kesuluruhan y=a+bx. Setelah mengetahui berapa besaran biaya variabel dan biaya tetap dari tiap biaya maka dibuatkan laporan laba rugi kontribusi yang dimana memisahkan antara type kamar mawar dan tipe kamar matahari. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan bahwa tingkat kontribusi laba type kamar mawar sebesar 73% sedangkan tingkat kontribusi laba type kamar matahari sebesar 27%
2. Menyiapkan Informasi Manajemen untuk Perencanaan dan
Pengambilan Keputusan A. Memprediksi Biaya, Laba dan Titik Impas Untuk memperoleh keuntungan, kita dapat menargetkan berapa pendapatan yang harus dihasilkan dengan memprediksi biaya-biaya apa yang akan dikeluarkan sesuai dengan target aktivitas yang direncanakan dan akan dilakukan akan mempermudah kita menentukan berapa laba yang akan diperoleh dan pada titik mana (pendapatan dan biaya).
B. Pengambilan Keputusan Taktis (Keputusan Jangka Pendek)
a) Keputusan Pesanan Khusus (Special Order) Keputusan pesanan khusus ialah keputusan untuk menerima atau menolak pesanan, jika terdapat pesanan yang ditawarkan di bawah harga yang telah ditentukan. Manajer perlu mempertimbangkan berapa keuntungan yang akan diperoleh jika menerima pesanan tersebut dan berapa keuntungan yang diperoleh jika menolak pesanan tersebut. Jika menerima pesanan tersebut memberikan keuntungan yang lebih besar dan jika ada sumber daya yang memungkinkan untuk menerima pesanan tersebut maka sebaiknya pesanan tersebut diterima dari pada hanya membiarkan ada sumber daya yang menganggur.
b) Keputusan Pengembangan Usaha Baru
Keputusan ini ialah keputusan memilih untuk mengembangkan usaha atau tetap pada usaha yang sekarang. Manajer perlu mempertimbangkan, maka manajer perlu menghitung berapa laba yang diperoleh jika melakukan pengembangan usaha dengan memperhatikan pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan tersebut. Dan melihat bagaimana potensi penjualan atas pengembangan tersebut, apakah dalam pengembangan tersebut berpotensi untuk dijual dan mendapatkan laba yang lebih besar. c) Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Keputusan yang dilakukan adalah membeli atau membuat sendiri, maka manajer perlu mempertimbangkan beberapa hal misalnya, sumber daya yang digunakan, biaya-biaya yang dikeluarkan dan lain-lain. Sehingga perlu dilakukan perbandingkan untuk menilai mana yang lebih banya mengeluarkan biaya dan untung yang mana jika keputusan tersebut yang diambil.
d) Keputusan Bauran Produk dengan Satu Kendala
Pada keputusan ini, manajer harus memperitmbangkan yang mana produk yang lebih diprioritaskan dengan melihat beberapa hal. Misalnya ada Batasan tertentu berapa lama produk tersebut dapat bertahan, kapan pembelian bahan baku yang tepat dan lain-lain.
e) Keputusan Bauran Produk dengan Lebih dari Satu Kendala
Keputusan ini sama dengan yang sebelumnya, bedanya dalam keputusan ini manajer bukan hanya harus mempertimbangkan dari satu sisi melainkan dari dua sisi atau lebih.
3. Mengendalikan Biaya dengan Sistem Manajemen Berbasis Aktivitas
(ABM) 1. Mengklasifikasikan Aktivitas Mengklasifikasi aktivitas berdasrkan aktivitas tingkat unit, batch, produk dan tingkat fasilitas. Pengklasifikasi tersebut untuk memisahkan aktivitas yang terjadi pada masing-masing kegiatan yang terjadi pada suatu usaha. 2. Menelusuri Aktivitas yang Tidak Bernilai Tambah Aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu aktivitas yang tidak diperlukan dan harus dihilangkan dari dalam proses bisnis karena menghambat kinerja perusahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari tahu apakah dalam aktivitas perusahaan terdapat aktivitas yang tidak bernilai tambah maksudnya aktivitas yang jika dilakukan tidak memberikan umpan balik kepada perusahaan sehingga hanya akan memberikan tambahan biaya dan pemborosan waktu.
3. Menerapkan Target Costing
Biaya standar yang menjadi acuan untuk dicapai. Yang penetapan harga pokok produk sebagai dasar penentuan harga sehingga target laba yang diinginkan dapat tercapai. BAB III
KESIMPULAN
Seorang Manajer adalah tempat pengambilan suatu keputusan agar
menghasilkan keuntungan bagi perusahaannya. Untuk kemajuan dari usaha yang dijalankan, Manajer perlu mempertimbangkan sebelum memutuskan dengan melihat biaya-biaya yang dikeluarkan apakah dapat mengalami keuntungan atau kerugian bagi perusahaan dengan mengetahui laba yang akan diperoleh dan pada titik mana laba yang diperoleh sama dengan nol.
Penentuan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan
aktivitasnya terdapat tiga metode yaitu Metode Full Costing, Variable Costing, dan ABC. Dalam menentukan biaya-biaya apa yang dikeluarkan metode yang paling tepat adalah metode ABC karena metode ini lebih berfokus pada klasifikasi biaya-biaya berdasarkan aktivitas yang terjadi pada usaha tersebut. Untuk biaya bersama diperlukan pengalokasian biaya agar dapat mengetahui berapa pembebanan biaya bersama dibebankan pada produk yang satu dengan produk yang lainnya.
Manajer perlu mengendalikan biaya-biaya dengan mengklasifikasikan yang
mana aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi perusahaan, sehingga aktivitas tersebut dapat dihapus untuk mengurangi aktivitas yang dapat menambah biaya-biaya yang dikeluarkan.