Anda di halaman 1dari 25

Manajemen

Keuangan
Agribisnis
Our Team
Intan Nisa Fadhillah
Nadiyya Maghfiroh Butar Butar
Umi Salamah
Pertanian dalam arti modern tidak hanya berkutat pada
kegiatan usahatani saja tetapi juga dalam kegiatan
pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan serta pemasaran.
Dalam melakukan hal tersebut suatu perusahaan harus
memiliki manajer yang dapat memanage pembiayaan
pertanian dan membuat keputusan secara bijak terutama
dalam membuat keputusan keuangan agar dapat
mencapai tujuan perusahaan.

• Dilihat secara makro, manajemen


keuangan pertanian adalah suatu
kegiatan mengelola penyediaan,
pemakaian, dan pengontrolan
keuangan di sektor pertanian.

• Dilihat secara mikro, manajemen


keuangan pertanian adalah cara-cara
untuk mengatur atau mengelola,
penyediaan modal, pemakai modal,
dan pengontrolan modal tersebut
didalam suatu perusahaan agribisnis.
Nilai perusahaan dimaksudkan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh
investor saat ini jika seandainya perusahaan dijual. Disamping itu juga
memperhatikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat, memberikan
Pihak yang mempunyai hubungan erat dengan manajemen sumbangan berarti kepada lingkungan sosial, memperhatikan hukum,
keuangan secara umum yaitu manajer keuangan.Tanggung jawab dan perundang-undangan serta aspek sosial lain antisipatif terhadap
manajer keuangan akan menggambarkan kegiatan-kegiatan lingkungan. Dengan demikian manajemen keuangan ada untuk
dalam manajemen keuangan. Tanggung jawab yang paling mengelola perusahaan agar dapat memenuhi harapan pihak yang
utama bagi manajer keuangan yaitu merencanakan pengadaan berkepentingan terhadap perusahaan.
dan penggunaan dana guna memaksimumkan keuntungan
perusahaan (Weston and Brigham, 1990)

Menurut Siegel and Shim (1991) dan Brigham and


Houston (2007) ; Aktivitas keuangan juga telah
melibatkan banyak fungsi yang saling terkait satu sama
lain.
1. Mendapatkan dana
2. Menggunakan dana
3. Memantau kinerja
4. Memecahkan masalah yang terjadi, baik pada
masa sekarang maupun pada masa yang akan datang

Menurut Kadarsan (1995), keuangan berhubungan


dengan hal berikut :
1. Permintaan modal
2. Penawaran modal
3. Pengaturan dan Pemakaian modal
4. Pengontrolan modal

Intinya kedua konsep keuangan yang disampaikan mencakup mencari, menggunakan, dan mengawasi
dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan manajemen keuangan pertanian.
Peramalan dan perencanaan keuangan

1. Manajer keuangan harus berinteraksi dengan manajer


lainnya dalam memperkirakan masa depan perusahaan dan
menetapkan rencana bersama untuk menentukan posisi masa
depan perusahaan.

2. Pengambilan keputusan dalam investasi dan pembiayaan


sesuai dengan rencana jangka panjang, manajer keuangan
harus menyediakan modal guna mendukung pertumbuhan.

3. Pengkoordinasian dan pengendalian keuangan Manajer


keuangan harus bekerja sama dengan manajer bidang lainnya
agar perusahaan beroperasi seefisien mungkin.
KONSEP BIAYA, PENERIMAAN, DAN
KEUNTUNGAN
BIAYA
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya produksi yang digunakan untuk
membiayai faktor produksi yang sifatnya tetap, seperti :
sewa lahan dan pajak tanah yang dibayar

2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang digunakan untuk pengadaan
faktor produksi yang besarnya berubah ubah seperti biaya untuk
bibit, pupuk, pestisida dan biaya untuk tenaga kerja.

Semakin tinggi strata luas lahan yang dimiliki semakin besar pula
biaya variabel yang dikeluarkan

3. Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari semua jenis
biaya yang ada, yaitu penjumlahan seluruh biaya
yang dikeluarkan, baik untuk fixed cost maupun
variable cost.
Contoh
Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, maka biaya total memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya
variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif perubahan jumlah output yang dihasilkan. Namun, fixed cost
yang juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya tetap tidak berubah.

Contoh
Perusahaan agri A membangun usaha pertanian, dengan membeli lahan seharga 30.000 diikuti
dengan pupuk 5.000, pestisida 3.000, dan biaya tenaga kerja sebesar 5.000. Berapakah biaya total
perusahaan tersebut ?

Biaya Tetap
- lahan..................................30.000

Biaya Variabel
-pupuk....................................5.000
-pestisida............................... 3.000
-tenaga kerja..........................5.000
Biaya Total..........................43.000
Penerimaan
Pada umumnya penerimaan dalam usahatani
dipengaruhi oleh produktivitas dan harga pada saat
panen. Apabila harga jual hasil tani itu mengalamai
peningkatan harga otomatis penerimaan dari hasil tani
tersebut juga akan meningkat.

Contoh :
Diketahui bahwa rata-rata produksi hasil tani
masih tinggi sebesar 10.000/ha dengan harga
Rp. 10

Jumlah Penerimaan = 10.000 x Rp.10


= Rp. 100.000
Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Pengeluaran
= Rp. 100.000 – Rp. 43.000
= Rp. 57.000

Kelayakan
Berkaitan dengan penerimaan hasil produksi tani tersebut,
kita dapat menentukan layak atau tidaknya perusahaan itu
dijalankan berdasarkan perhitungan R/C ratio (ratio dari
biaya dan pendapatan)
H. Ratio Biaya dan Pendapatan (R/C)
R/C = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran
= Rp. 100.000 : Rp. 43.000
= 2,32
Artinya: dari Rp. 1 yang dikeluarkan dapat menghasilkan
keuntungan sebanyak Rp. 2,32

Break Event Point (BEP)


BEP (Rp) = Total biaya / total produksi
= Rp. 43.000/10.000
= Rp. 4,3
Dengan jumlah produksi sebanyak 10.000 dan total
biaya sebanyak Rp. 43.000 maka untuk mencapai
titik impas harga jual paling minimal adalah Rp. 4,3
Break even point adalah keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak
Break Even Point menderita rugi. Analisis break even point adalah suatu cara atau teknik untuk
mengetahui kaitan antara produksi, penjualan, harga jual, biaya, laba dan rugi.
(BEP) Analisis break even point adalah suatu alat atau teknik yang digunakan oleh
manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga tidak
mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian. Impas adalah suatu keadaan
perusahaan dimana total penghasilan sama dengan total biaya

Manfaat analisis break even point Cara Menghitung BEP


1. Sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan dengan terlebih Ada 2 cara menghitung BEP yaitu cara
dulu melihat berapakah titik break even- menghitung BEP unit dan cara menghitung BEP
nya. rupiah.
2. Mengetahui jumlah penjualan minimal
yang harus dipertahankan agar • Rumus cara menghitung BEP unit
perusahaan tidak mengalami kerugian. BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga Per
3. Mengetahui jumlah penjualan yang harus Unit – Biaya Variable Per Unit)
dicapai untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu. • Rumus cara menghitung BEP rupiah
4. Mengetahui seberapa jauh berkurangnya BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi
penjualan. Margin Per Unit / Harga Per Unit)
5. Mengetahui bagaimana efek perubahan
harga jual, biaya, dan volume penjualan
terhadap keuntungan.
Contoh
Contoh Soal Menghitung BEP
PT. Sejahtera Tani memiliki data-data dan rencana produksi pupuk, sebagai berikut:

Biaya tetap dalam bulan Desember adalah Biaya variabel per unit Rp 35.000 dengan rincian sbb:
Rp. 70.000.000 dengan rincian sbb:
• Biaya gaji karyawan Rp 35.000.000 • Biaya bahan baku Rp 17.000
• Biaya penyusutan mesin Rp 1.000.000 • Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000
• Biaya sewa gedung Rp 15.000.000 • Biaya lain-lain Rp 7.500
• Biaya sewa pabrik Rp 19.000.000 • Harga jual per unit Rp. 55.000

Lalu hitunglah bagaimana cara menghitung BEP Unit ?


Lalu hitunglah bagaimana cara menghitung BEP Rupiah ?
Jawab
BEP Unit = Biaya Tetap / (Harga Jual BEP Rupiah = Biaya Tetap / (Kontribusi
Per Unit – Biaya Variabel Per Unit) Margin Per Unit / Harga Jual Per Unit)

BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 /
– Rp 35.000) Rp 55.000)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000 BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636
BEP Unit = Rp 3.500 BEP Rupiah = Rp 192.519.252

Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalah
Rp. 3.500/unit. Rp 192.519.252

Untuk memperoleh titik impas dengan harga jual Rp 55.000 per unit, maka
perusahaan harus mampu menjual produk sebanyak 3.500 unit. Jika penjualan
tidak sampai 3.500 unit, maka perusahaan terindikasi merugi karena biaya
produksi tidak tertutupi.
Selain mencari tahu di mana titik impas, BEP juga bisa digunakan untuk menentukan
minimal penjualan agar target laba yang diinginkan tercapai.

Misalkan, perusahaan ingin mendapat laba Rp 30.000.000, maka lakukan perhitungan ini:

BEP = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP = (Rp 70.000.000 + Rp 30.000.000) / (Rp 55.000 – Rp 35.000)
BEP = Rp 100.000.000 / Rp 20.000
BEP = 5.000

Jadi, target laba sebesar Rp. 30.000.000 bisa dicapai perusahaan jika penjualan produk
menyentuh angka 5.000 unit
Konsep Efisiensi Usaha Agribisnis
Usahatani yang baik selalu dikatakan sebagai usahatani yang
produktif atau efisien

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari


bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi
pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya.
Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan
keluaran atau output yang melebihi masukan atau input.

Faktor – faktor Produksi yang Digunakan


• Faktor Produksi Lahan
• Faktor Modal (Sarana Produksi)
• Faktor Tenaga Kerja
• Faktor Manajemen
Analisis Rasio Keuangan
Usaha Agribisnis
Analisis rasio keuangan ialah suatu alat analisa yang digunakan
untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
keuangan pada suatu periode. Adapun data keuangan yang
digunakan meliputi tiga laporan keuangan perusahaan, yaitu
laporan keuangan laba-rugi, laporan arus kas, dan neraca.
Laporan keuangan ini digunakan untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk
mengambil keputusan.

Pengguna utama dari analisis rasio keuangan dibagi menjadi


dua pihak, yaitu pihak investor dan manajemen.

• Pihak investor memanfaatkan rasio


keuangan untuk mengukur nilai investasi
yang dilakukan sekaligus memprediksi
untung atau rugi apabila berinvestasi di
sebuah perusahaan
• Di sisi manajemen, pemanfaatan rasio
keuangan digunakan untuk memantau kinerja
perusahaan sekaligus sebagai tolak ukur
dalam evaluasi perkembangan bisnis.
Tujuan analisis rasio keuangan
1. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
sehingga membantu membuat keputusan
investasi.
2. Menggali informasi dibalik laporan
keuangan suatu perusahaan.
3. Mengetahui kesalahan yang ada pada
laporan keuangan.
4. Membandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau antar waktu.
5. Memprediksi potensi yang mungkin dialami
perusahaan di masa yang akan datang.
6. Memberikan informasi yang diinginkan
oleh para pengambil keputusan, dan
sebagainya.
7. Penelitian menggunakan empet al.at
analisis rasio keuangan yang meliputi rasio
likuiditas
Rasio Likuiditas
Rasio ini menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan dalam melunasi seluruh utang jangka pendeknya

Current Ratio Quick Ratio

Analisis ini memberi informasi tentang Analisis ini memberi informasi tentang
kemampuan aktiva dalam menutup utang lancar kemampuan perusahaan dalam memenuhi
sehingga menggunakan perbandingan aktiva lancar kewajiban jangka pendeknya dengan mengurani
dan utang lancar. Adapun yang termasuk sebagai aktiva lancar dengan persediaan. Adapun aktiva
aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, lancar yang digunakan lebih fokus pada komponen
persediaan, dan sebagainya; utang lancar meliputi yang lebih likuid.
utang gaji, utang bank, utang dagang, dan
sebagainya. Quick ratio = [(aktiva lancar – persediaan) :
Current ratio = (aktiva lancar : utang lancar) utang lancar]

Cash Ratio

Analisis ini memberi informasi posisi kas yang dapat menutupi utang lancar dengan
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang dapat segera menjadi uang kas
dengan utang lancarr.

Cash ratio = [(kas + setara kas) – utang lancar]


Rasio Solvabilitas
Rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utangnya baik
dalam jangka pendek maupun panjang jika perusahaan dilikuidasi

Total Debt to Total Assets Ratio

Analisis ini mengukur persentase besarnya dana


yang berasal dari utang, baik utang jangka
pendek maupun jangka panjang

Debt ratio = (total utang : total aktiva)


Debt to Equity Ratio

Analisis ini mengukur persentase antara utang


dan modal yang dimiliki perusahaan

Debt to equity ratio = (total utang : modal)


Rasio Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendapat keuntungan atau laba.
Rasio ini biasanya menjadi patokan terhadap keberlangsungan bisnis
Gross Profit Margin
Analisis ini memperlihatkan laba kotor yang dicapai setiap
Profit Margin penjualan.
Analisis ini menghitung sejauh mana perusahaan Gross profit margin = (laba kotor : penjualan bersih)
mampu menghasilkan keuntungan bersih pada
tingkat penjualan tertentu. Selain itu, profit margin
juga dapat menunjukan kemampuan perusahaan Net Profit Margin
dalam menekan biaya pada periode tertentu. Analisis ini mengukur laba bersih yang dihasilkan dalam
setiap penjualan (dalam rupiah atau mata uang yang
Profit margin = (laba bersih : penjualan) digunakan) dan efisiensi.
Net profit margin = (laba bersih setelah pajak : penjualan
bersih)

Return on Investment (ROI)


Analisis ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan digunakan untuk menutup sejumlah
investasi yang dikeluarkan.
ROI = (laba bersih setelah pajak : investasi)

Return on Assets
Analisis ini memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang dipunyai.
Return on Assets = (laba sebelum bunga dan pajak : total aktiva)
Rasio Aktivitas
Rasio ini akan melihat tingkat aktivitas aktiva pada beberapa aset di tingkat kegiatan tertentu

Perputaran Piutang Perputaran Persediaan


Analisis ini mengukur kualitas piutang Analisis ini menunjukkan efisiensi
dagang dan efisiensi perusahaan dalam perusahaan dalam mengelola dan menjual
mengumpulkan piutang dan kebijakan kredit persediaan yang dimiliki.
yang diberlakukan.
Perputaran persediaan = (harga pokok
Perputaran piutang = (penjualan bersih : penjualan : rata-rata persediaan)
rata-rata piutang dagang) DD

Perputaran Aktiva Tetap Perputaran Total Aktiva


Analisis ini menunjukkan sejauh mana Analisi ini mengukur efektivitas perusahaan
efektivitas perusahaan dalam menggunakan dalam menggunakan total aktiva yang
aktiva tetapnya. dimiliki.

Perputaran aktiva tetap = {penjualan : Perputaran total aktiva = (penjualan : total


aktiva tetap) aktiva)
Kesimpulan

Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor


yang cukup penting dalam menunjang
perekonomian. Setiap perusahaan maupun
lembaga membutuhkan suatu manajemen
keuangan. Manajemen keuangan membicarakan
mengapa suatu fenomenan dibidang keuangan
bisa terjadi, dan mengapa keputusan perlu
diambil dalam mengahadapi persoalan keuangan.

Manajemen keuangan agribisnis bukan hanya berkutat pada seputar


pencatatan akuntansi. Manajemen keuangan agribisnis merupaka
bagian penting dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas
tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Jadi
manajemen keuangan agribisnis adalah aktivitas pemilik dan
manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien dan
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
THANK YOU
............................................

Anda mungkin juga menyukai