Keuangan
Agribisnis
Our Team
Intan Nisa Fadhillah
Nadiyya Maghfiroh Butar Butar
Umi Salamah
Pertanian dalam arti modern tidak hanya berkutat pada
kegiatan usahatani saja tetapi juga dalam kegiatan
pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan serta pemasaran.
Dalam melakukan hal tersebut suatu perusahaan harus
memiliki manajer yang dapat memanage pembiayaan
pertanian dan membuat keputusan secara bijak terutama
dalam membuat keputusan keuangan agar dapat
mencapai tujuan perusahaan.
Intinya kedua konsep keuangan yang disampaikan mencakup mencari, menggunakan, dan mengawasi
dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan manajemen keuangan pertanian.
Peramalan dan perencanaan keuangan
2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang digunakan untuk pengadaan
faktor produksi yang besarnya berubah ubah seperti biaya untuk
bibit, pupuk, pestisida dan biaya untuk tenaga kerja.
Semakin tinggi strata luas lahan yang dimiliki semakin besar pula
biaya variabel yang dikeluarkan
3. Biaya Total
Biaya total merupakan penjumlahan dari semua jenis
biaya yang ada, yaitu penjumlahan seluruh biaya
yang dikeluarkan, baik untuk fixed cost maupun
variable cost.
Contoh
Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, maka biaya total memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya
variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif perubahan jumlah output yang dihasilkan. Namun, fixed cost
yang juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya tetap tidak berubah.
Contoh
Perusahaan agri A membangun usaha pertanian, dengan membeli lahan seharga 30.000 diikuti
dengan pupuk 5.000, pestisida 3.000, dan biaya tenaga kerja sebesar 5.000. Berapakah biaya total
perusahaan tersebut ?
Biaya Tetap
- lahan..................................30.000
Biaya Variabel
-pupuk....................................5.000
-pestisida............................... 3.000
-tenaga kerja..........................5.000
Biaya Total..........................43.000
Penerimaan
Pada umumnya penerimaan dalam usahatani
dipengaruhi oleh produktivitas dan harga pada saat
panen. Apabila harga jual hasil tani itu mengalamai
peningkatan harga otomatis penerimaan dari hasil tani
tersebut juga akan meningkat.
Contoh :
Diketahui bahwa rata-rata produksi hasil tani
masih tinggi sebesar 10.000/ha dengan harga
Rp. 10
Kelayakan
Berkaitan dengan penerimaan hasil produksi tani tersebut,
kita dapat menentukan layak atau tidaknya perusahaan itu
dijalankan berdasarkan perhitungan R/C ratio (ratio dari
biaya dan pendapatan)
H. Ratio Biaya dan Pendapatan (R/C)
R/C = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran
= Rp. 100.000 : Rp. 43.000
= 2,32
Artinya: dari Rp. 1 yang dikeluarkan dapat menghasilkan
keuntungan sebanyak Rp. 2,32
Biaya tetap dalam bulan Desember adalah Biaya variabel per unit Rp 35.000 dengan rincian sbb:
Rp. 70.000.000 dengan rincian sbb:
• Biaya gaji karyawan Rp 35.000.000 • Biaya bahan baku Rp 17.000
• Biaya penyusutan mesin Rp 1.000.000 • Biaya tenaga kerja langsung Rp 10.000
• Biaya sewa gedung Rp 15.000.000 • Biaya lain-lain Rp 7.500
• Biaya sewa pabrik Rp 19.000.000 • Harga jual per unit Rp. 55.000
BEP Unit = Rp 70.000.000 / (Rp 55.000 BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / (Rp 20.000 /
– Rp 35.000) Rp 55.000)
BEP Unit = Rp 70.000.000 / Rp 20.000 BEP Rupiah = Rp 70.000.000 / 0.3636
BEP Unit = Rp 3.500 BEP Rupiah = Rp 192.519.252
Jadi BEP per unit dari contoh di atas adalah Jadi, BEP rupiah dari contoh di atas adalah
Rp. 3.500/unit. Rp 192.519.252
Untuk memperoleh titik impas dengan harga jual Rp 55.000 per unit, maka
perusahaan harus mampu menjual produk sebanyak 3.500 unit. Jika penjualan
tidak sampai 3.500 unit, maka perusahaan terindikasi merugi karena biaya
produksi tidak tertutupi.
Selain mencari tahu di mana titik impas, BEP juga bisa digunakan untuk menentukan
minimal penjualan agar target laba yang diinginkan tercapai.
Misalkan, perusahaan ingin mendapat laba Rp 30.000.000, maka lakukan perhitungan ini:
BEP = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
BEP = (Rp 70.000.000 + Rp 30.000.000) / (Rp 55.000 – Rp 35.000)
BEP = Rp 100.000.000 / Rp 20.000
BEP = 5.000
Jadi, target laba sebesar Rp. 30.000.000 bisa dicapai perusahaan jika penjualan produk
menyentuh angka 5.000 unit
Konsep Efisiensi Usaha Agribisnis
Usahatani yang baik selalu dikatakan sebagai usahatani yang
produktif atau efisien
Analisis ini memberi informasi tentang Analisis ini memberi informasi tentang
kemampuan aktiva dalam menutup utang lancar kemampuan perusahaan dalam memenuhi
sehingga menggunakan perbandingan aktiva lancar kewajiban jangka pendeknya dengan mengurani
dan utang lancar. Adapun yang termasuk sebagai aktiva lancar dengan persediaan. Adapun aktiva
aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, lancar yang digunakan lebih fokus pada komponen
persediaan, dan sebagainya; utang lancar meliputi yang lebih likuid.
utang gaji, utang bank, utang dagang, dan
sebagainya. Quick ratio = [(aktiva lancar – persediaan) :
Current ratio = (aktiva lancar : utang lancar) utang lancar]
Cash Ratio
Analisis ini memberi informasi posisi kas yang dapat menutupi utang lancar dengan
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang dapat segera menjadi uang kas
dengan utang lancarr.
Return on Assets
Analisis ini memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang dipunyai.
Return on Assets = (laba sebelum bunga dan pajak : total aktiva)
Rasio Aktivitas
Rasio ini akan melihat tingkat aktivitas aktiva pada beberapa aset di tingkat kegiatan tertentu