Anda di halaman 1dari 3

Nama : Enda Pernanda Tumangger

Kelas : Manajemen A 2019

Nim : 7193510057

Matkul : Manajemen Resiko

UJIAN TENGAH SEMESTER

Soal

1. Seperti apakah penerapan manajemen risiko yang berhasil ?

Jawab :

Penerapan manajemen risiko yang berhasil ditunjukkan dengan adanya identifikasi dan analisis risiko
sesuai tingkat kepentingannya. Risiko dimitigasi, dilacak, dan dikendalikan secara efektif. Permasalahan
dicegah sebelum terjadi dan pegawai secara sadar fokus pada apa yang akan mempengaruhi pencapaian
tujuan. contohnya adalah bank harus melakukan pemeriksaan catatan transaksi pada individu sebelum
mengeluarkan permohonan kartu kredit. Karna jika tidak teliti dalam menjalani manajemen risiko dapat
meimbulkan konsekuensi berat bagi perusahaan, individu, bahkan ekonomi suatu negara.

Contoh :

Pengelolaan risiko di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) mengacu pada Peraturan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Dalam penerapan
Manajemen Risiko, PT Angkasa Pura I (Persero) menggunakan acuan International Organization for
Standardization (ISO) ISO 31000 : 2018 Risk Management – Guidelines yang telah mendapatkan
sertifikasi dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) tahun 2018 yang kemudian diadopsi menjadi Standar
Nasional Indonesia (SNI) ISO 31000 : 2018

SISTEM MANAJEMEN RISIKO

Sistem Manajemen Risiko di PT Angkasa Pura I (Persero) dilaksanakan untuk memberikan arah dan
batasan serta tanggung jawab yang jelas terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko sebagaimana
tercantum dalam Pedoman Manajemen Risiko PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor :
KEP.DU.212/OM.02.05/2020 yang mengacu kepada kerangka kerja SNI ISO 31000:2018. Kebijakan dan
strategi penerapan Manajemen Risiko di tingkat korporasi dipantau, dievaluasi dan direviu oleh Risk
Management Committee yang terdiri atas Board of Directors serta didukung oleh jajaran pejabat 1
(satu) tingkat dibawah Direksi sebagai anggota. Secara umum Fungsi Manajemen Risiko di lingkungan PT
Angkasa Pura I (Persero) bertanggung jawab untuk memastikan terimplementasinya proses Manajemen
Risiko oleh seluruh Pemilik Risiko (Risk Owner). Penerapan Manajemen Risiko PT Angkasa Pura I
(Persero) tingkat korporasi ditanggungjawabi oleh pejabat 1 (satu) tingkat di bawah Direksi, sedangkan
pengelolaan risiko yang ada di masingmasing kantor cabang dilakukan oleh suatu unit kerja khusus yang
membidangi Manajemen Risiko.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BERBASIS WEB

Dalam menjalankan penerapan manajemen risiko berdasarkan pada Peraturan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. PT Angkasa Pura I
(Persero) telah melakukan penerapan manajemen risiko mulai dari tahun 2010 sampai dengan saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi PT Angkasa Pura I (Persero) secara
resmi telah meluncurkan penggunaan aplikasi berbasis web (irisk.ap1.co.id) untuk melakukan penerapan
manajemen risiko dan melakukan pemantauan risiko secara berkala sejak tahun 2019. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan pemilik risiko (risk owner) dalam melakukan input risiko sampai dengan
memonitoring risiko yang mereka kelola secara berkala, memberikan informasi terbaru kepada
manajemen dalam hal pengambilan keputusan dan ditujukan untuk dapat meningkatkan budaya risiko
di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero).

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO

Sebagai upaya memastikan keberlanjutan pelaksanaan manajemen risiko di lingkungan PT Angkasa Pura
I (Persero), maka secara berkala dilakukan evaluasi tahunan terhadap penerapan manajemen risiko
melalui pengukuran maturitas manajemen risiko. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui dan
memetakan sejauh mana efektifitas penerapan manajemen risiko yang digunakan sebagai bahan oleh
manajemen dalam menyusun strategi dan program-program pengembangan manajemen risiko di masa
mendatang di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero). Berdasarkan hasil pengukuran maturitas
manajemen risiko yang dilakukan pada Tahun 2020, Tingkat Maturitas Manajemen Risiko untuk PT
Angkasa Pura I (Persero) meraih nilai 3.58 (tiga koma lima delapan) dalam satuan skala likert (1-5). Hal
ini merepresentasikan bahwa di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) telah terdapat pemahaman
terhadap prinsip manajemen risiko, dan masing - masing individu pegawai memiliki pengalaman risiko
yang memadai. Lebih lanjut ditinjau dari atribut kepemimpinan dan budaya hasil tersebut
menggambarkan bahwa saat ini gaya kepemimpinan dari pemimpin telah dijadikan sebagai role model
dalam pengaplikasian manajemen risiko secara konsisten di setiap lini organisasi dan adanya dukungan
aktif yang berasal dari manajemen senior dalam penerapan manajemen risiko.

KAPABILITAS SDM
Dalam upaya peningkatan budaya manajemen risiko, perusahaan harus memastikan sumber daya
manusia yang ada memiliki kapabilitas yang memadai terkait pemahaman dan kemampuan terkait risk
based thinking dalam melakukan pengambilan keputusan atas suatu kegiatan yang tidak lepas dari
adanya peluang dan ancaman.

PT Angkasa Pura I (Persero) selalu berkomitmen untuk terus memperhatikan dan melakukan
pengembangan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), dengan memberikan pelatihan-pelatihan
terkait manajemen risiko untuk membantu manajemen dalam menghadapi ketidakpastian di masa yang
akan datang sehingga manajemen dapat terhindar dari risiko yang bersifat ancaman (downside risk) dan
sebaliknya dapat menangkap risiko yang bersifat peluang (upside risk). Kegiatan pengembangan
kapabilitas SDM tersebut dilaksanakan secara periodik kepada seluruh insan PT Angkasa Pura I (Persero)
baik secara tatap muka maupun menggunakan fasilitas e-learning. Selain memberikan pelatihan, secara
bertahap PT Angkasa Pura I (Persero) bekerjasama dengan lembaga sertifikasi yang berkompeten telah
melakukan sertifikasi profesi di bidang manajemen risiko kepada para pemilik risiko (risk owner) mulai
dari Direksi sampai dengan Staf.

PENGHARGAAN MANAJEMEN RISIKO

Pada tahun 2019, PT Angkasa Pura I (Persero) meraih penghargaan TOP GRC 2019 dengan kategori
bintang 3 (tiga) yang berarti bahwa sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan
(GCG), manajemen risiko, dan manajemen kepatuhan di PT Angkasa Pura I (Persero) berada di tingkat
BAIK sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan yang berkelanjutan.
Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh majalah Top Business yang bekerja sama dengan Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA),
Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center, dimana
penilaian tersebut diikuti lebih dari 500 perusahaan di Indonesia. Top GRC sendiri merupakan ajang
pembelajaran tentang governance-risk-compliance (GRC) dan pemberian apresiasi kepada perusahaan
yang dinilai telah menerapkan GRC dengan baik dalam pengelolaan bisnisnya.

2. Apa konsekuensi apabila tidak melaksanakan manajemen risiko ?

Jawab :

Jika perusahaan tidak memiliki strategi manajemen risiko maka perusahaan tersebut tidaklah cukup
aman dan dapat mengakibatkan kehancuran bisnis.Lebih banyak sumber daya yang dikeluarkan untuk
memperbaiki masalah yang seharusnya dapat dihindari, bencana akan terjadi tanpa peringatan,
keputusan dibuat tanpa informasi yang lengkap atau pengetahuan yang memadai, kemungkinan
pencapaian program berkurang, dan program yang ada selalu dalam kondisi kritis. Dengan demikian,
diperlukan aspek manajemen risiko dalam membangun kerangka strategis sehingga dapat mendukung
pencapaian visi dan misi suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai