FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN..........................................................................................................................ii
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................ii
BAB II.............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
ii
PENUTUP......................................................................................................................................6
A. KESIMPULAN...................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ruang lingkup manajemen sumber daya manusia secara umum membahas hal-hal
berkaitan dengan manusia termasuk didalamnya adalah kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja
guru merupakan faktor yang dianggap penting karena dapat mempengaruhi jalannya organisasi
secara keseluruhan. Pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan pengembangan sumber
daya manusia, dan juga telah menjadi unsur yang sangat penting dalam meneruskan kehidupan
yang berkualitas. Salah satu faktor pendukung penting penunjang pendidikan adalah guru yang
profesional. Dewasa ini profesi guru semakin mendapat perhatian terutama setelah adanya
sertifikasi guru yang membuat penghargaan terhadap guru sudah semakin tinggi. Sertifikasi
menjadi pendorong peningkatan gaji yang diterima oleh guru saat ini. Oleh karena itu anggapan
bahwa menjadi guru adalah pilihan karir yang juga menjanjikan untuk menjamin kehidupan
semakin terbukti. Profesi guru saat ini semakin diminati namun kompetensi untuk profesi ini
harus memenuhi standard.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dari
berbagai pihak karena mempunyai pengaruh atau peran yang sangat besar terhadap tindakan
seseorang guru dalam bekerja. Hal inilah yang seharusnya menjadi focus utama dari kepala
sekolah karena berkaitan erat dengan tenaga kerja, produktivitas kerja dan kelangsungan hidup
sekolah yang bersangkutan. Kepuasan kerja yang rendah menimbulkan berbagai dampak
negative seperti tingginya tingkat kemangkiran (absenteeism), pindah kerja, malas bekerja atau
apatis terhadap pekerjaannya, dan berbagai hal negatif lainnya. Sebaliknya, kepuasan kerja yang
tinggi sangat mempengaruhi kondisi yang positif dan dinamis sehingga mampu memberikan
keuntungan bagi guru itu sendiri. Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya. Orang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang
positif terhadap pekerjaan tersebut, sedangkan orang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukkan sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
karena tujuan manajemen risiko yaitu untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan atau peluang. Selain itu, penetapan ruang lingkup risiko juga penting
dilakukan karena akan menjadi dasar untuk penetapan konteks dan kriteria. Ruang
lingkup manajemen risiko yang ditetapkan secara jelas.
Identitas risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Mengendalikan risiko
2
b) Pemberi kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten terhadap risiko yang ada di
proses bisnis dan fungsi dalam perusahaan.
c) Pendorong manajemen untuk berbuat proaktif mengurangi risiko kerugian, sehingga
pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaiang dan juga keuggulan kinerja
perusahaan.
d) Pendorong masing-masing perusahana untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi
risiko perusahaan, sebagai usaha untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
e) Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan
pentingnya mengelola risiko
f) Peningkatan kinerja perusahaan dengan cara menyediakan informasi tingkat risiko
yang digambarkan dalam peta risiko (risk map) yang bermanfaat untuk manajemen
dalam mengembangkan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus
menerus dan berkesinambungan
a) Risiko Reputasi
Reputasi adalah hal yang paling penting untuk sebuah perusahaan. Pada saat suatu
reputasi jatuh, maka kehancuran sebuah perusahan sudah ada didepan mata. Seperti misalnya,
terdapat suatu kasus penemuan di sebuah restoran A dimana ada indikasi pemakaian zat
tertentu yang dilarang. Apabila restoran A mempunyai cabang yang banyak, maka “kecacatan
di restoran A” seringkali digeneralisir oleh masyarakat. Hal tersebut akan merusak nama baik
semua restoran cabang A. Hal yang bisa dilakukan manajemen puncak untuk pemulihan
risiko reputasi adalah:
Mengakui bahaya
3
b) Risiko Pasar
Risiko pasar seringkali berhubungan dengan perubahan harga pasar yang dapat
merugikan sebuah perusahaan. Seperti adanya penurunan harga saham yang mengakibatkan
penurunan nilai pasar saham perusahaan tersebut. Hal ini menjadikan kerugian perusahaan
karena harga saham bergerak di arah yang tidak menguntungkan.
c) Risiko Kredit
Risiko kredit biasa terjadi di perusahaan yang melaksanakan skema penjualan dengan
cara kredit. Risiko ini juga dapat menimpa perusahaan yang bergerak di bidang lembaga
keuangan. Risiko ini adalah bahaya kuno yang disebabkan ketidakmampuan untuk
mengekstrak perjanjian (pinjam meminjam) dalam mitra bisnis. Perusahaan harus dapat
melakukan manajemen utang yang baik. Dan juga harus mengetahui tingkat kesehatan
perusahaan yang akan menjadi mitra bisnisnya, sehingga nantinya bisa diidentifikasi apakah
perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk membayar utangnya.
d) Risiko Operasional
Risiko yang terjadi karena kurang berfungsinya suatu proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem atau terdapat problem eksternal. Risiko ini akan menimbulkan kerugian
yang bisa berdampak akan hilangnya potensi keuntungan.
a) Penetapan Tujuan
Pertama yang harus dilakukan untuk menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan
ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.
b) Identifikasi Risiko
Jika sudah menetapkan tujuan, kemudian yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
risiko untuk analisis lebih lanjut.
c) Analisis Risiko
Analisis risiko ini dilaksanakan dengan cara melakukan penentuan tingkatan
probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi Kemudian menentukan tingkatan risiko yang
ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi).
4
d) Evaluasi Risiko
Melakukan perbandingan tingkat risiko yang ada dengan kriterian standar. Lalu,
tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya.
Apabila tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang
dapat diterima dan mungkin hanya membuthkan pemantauan saja, tidak harus melakukan
pengendalian.
e) Pengendalian Risiko
Melaksanakan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
memakai berbagai alternatif metode, dapat dengan transfer risiko dan lain sebagainya.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup adalah batasan banyaknya
subjek yang tercakup dalam sebuah masalah. Secara umum memiliki makna batasan. Dalam arti
luas batasan ini bisa dalam bentuk materi, variable yang diteliti, subjek, atau lokasi. Ruang
lingkup bisa diartikan secara lebih khusus pada materi atau hal tertentu.ruang lingkup adalah
semua pekerjaan yang termasuk dalam penciptaan produk. manajemen ruang lingkup terjadi atau
diperlukan pada tahap inisiasi, perencanaan dan pengendalian.